Sikap yang terpuji yang dijunjung tinggi oleh masyarakat ilmiah adalah

Dalam melakukan langkah-langkah metode ilmiah, seorang peneliti harus menerapkan sikap ilmiah. Sikap-sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh peneliti, antara lain sebagai berikut.

  1. Peka dan kritis terhadap fenomena atau kejadian di alam.
  2. Tidak percaya pada takhayul yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan.
  3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
  4. Memiliki minat yang besar untuk dapat menghasilkan suatu produk sains.
  5. Berpikir logis, terbuka, serta mau menerima kritik dan saran.
  6. Jujur dan objektif terhadap hasil penelitian yang dilakukan.
  7. Teliti, tekun, dan tidak mudah putus asa ketika melakukan penelitian.
  8. Optimis terhadap keberhasilan penelitian.
  9. Bersikap hormat terhadap peneliti lain atau pun orang lain.
  10. Menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lain. 

Halo adik-adik, kali ini kakak akan menjelaskan sepuluh [10] sikap ilmiah yang wajib dimiliki oleh seorang ilmuwan. Kalian tahu tidak apa itu ilmuwan? Yah benar, ilmuwan adalah orang yang ahli atau memiliki banyak pengetahuan mengenai suatu ilmu.


Dalam arti yang lain, ilmuwan adalah orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan. Wah, artinya seorang ilmuwan itu pintar-pintar yah adik-adik. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang bidang ilmu.

Tetapi, untuk menjadi seorang ilmuwan ada syarat-syaratnya lho. Selain berpengetahuan, seorang ilmuwan juga harus memiliki sikap ilmiah. Bagi kalian yang memiliki cita-cita menjadi seorang ilmuwan harus tahu ini. 

Apa saja sikap-sikap ilmiah itu? Yuk, berikut ini kakak terangkan...

Pengertian sikap ilmiah adalah sikap terpuji, dijunjung tinggi, dan dijadikan pedoman dalam melakukan kerja ilmiah. Ada sepuluh [10] sikap ilmiah yang wajib dimiliki oleh ilmuwan adalah sebagai berikut:

Seorang ilmuwan harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tanpa rasa ingin tahu, tidak akan ada upaya pencarian penjelasan tentang segala sesuatu. Rasa ingin tahu sangat dibutuhkan dalam mengembangkan pengetahuan ilmiah. 

Semua pencarian ilmiah berawal dari pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari tahu jawabannya. Rasa ingin tahu ditunjukkan dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan. 

Orang yang memiliki rasa ingin tahu adalah orang yang selalu mengajukan pertanyaan, baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri. 

Skeptis artinya meragukan sesuatu. Seorang ilmuwan yang sedang mencari jawaban tidak boleh langsung percaya terhadap jawaban-jawaban yang muncul. Dia harus bersikap skeptis terlebih dahulu. 

Tetapi, bukan skeptis tenggelam dalam keraguan. Dia meragukan sesuatu sebelum terbukti kebenarannya. Ketika dia telah mendapat bukti yang jelas dan akurat dia pun menjadi yakin, tidak ragu lagi. 

Oleh karena itu, sikap skeptis bisa diartikan sebagai sikap meragukan segala sesuatu sebelum terbukti kebenarannya.

Jujur artinya sesuai dengan keadaan sebenarnya. Seorang ilmuwan juga harus memiliki sikap jujur terhadap fakta. Mengukur, menulis, dan menganalisa fakta secara apa adanya.

Pada saat bereksperimen, seorang ilmuwan tidak boleh merekayasa data. Jujur dalam membaca alat ukur dan jujur dalam mencatat data sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah.

Dari kejujuran akan diperoleh data yang akurat sehingga menghasilkan eksperimen yang tepat. Eksperimen terkadang tidak sesuai dengan prediksi, namun tetap harus disampaikan secara apa adanya. 

Selanjutnya, sikap jujur akan menghasilkan sikap objektif. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, tanpa dikurangi maupun dilebihkan. 

Jika seorang ilmuwan menyampaikan hasil penelitiannya lebih banyak berdasarkan pendapat pribadi [subjektif] dengan cara menambah atau mengurangi fakta tentang objek atau peristiwa, maka pengetahuan yang dihasilkan ilmuwan tersebut tidak dapat diterima sebagai pengetahuan ilmiah. 

Fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta merupakan hasil pengamatan yang telah diuji kebenarannya secara empiris. Sementara itu, opini adalah pendapat atau pendirian. 

Pada umumnya, opini berkembang pada sebagian besar masyarakat. Seorang ilmuwan harus dapat membedakan antara fakta yang didukung oleh data dengan fakta karena kesepakatan umum.

Sikap kritis adalah sikap peka terhadap sesuatu dimana tidak langsung menerima begitu saja informasi atau pernyataan, kalau belum memeriksa kebenarannya. 

Seseorang yang bersikap kritis tidak langsung percaya terhadap sesuatu, tetapi memeriksa sesuatu tersebut sebelum menerima dan meyakininya. 

Jika suatu informasi atau pernyataan bersumber dari sumber yang dapat dipercaya dan didukung oleh bukti yang kuat, barulah informasi atau pernyataan itu diterima dan diyakini.

Teliti artinya ketiadaan kesalahan sekecil apapun. Semakin teliti seorang ilmuwan, semakin detail dan tepat hasil yang diperolehnya. 

Semakin tepat dan detail hasilnya, berarti semakin objektif hasil tersebut. Kebenarannya pun semakin meyakinkan sehingga benar-benar dapat dipercaya sebagai pengetahuan ilmiah.

Namun, seteliti apa pun seorang ilmuwan dalam mengungkapkan dan menemukan sesuatu, dia tetap saja memiliki kekurangan. Oleh karena itu, ilmuwan juga harus bersikap terbuka dan rendah hati. 

Sikap terbuka dan rendah hati ini mendorong seorang ilmuwan untuk mengakui jika hasil yang ditemukannya belum sempurna sehingga tetap mengandung kelemahan, kekurangan, dan ketidaklengkapan. 

Sikap terbuka dan rendah hati inilah yang akan mendorong dia melakukan pemeriksaan berulang-ulang untuk mencari jawaban yang lebih akurat dan lebih lengkap. Keterbukaan ini juga yang dapat mendorong orang lain membantu melengkapi atau meluruskan jika ada hasil yang kurang tepat. 

Keterbukaan ini membuka ruang koreksi terhadap temuan-temuan yang dihasilkan oleh ilmuwan sehingga dapat meluruskan kekeliruan yang muncul serta meningkatkan derajat kebenaran temuan ilmiah tersebut.

Seorang ilmuwan juga harus memiliki sikap disiplin dan tekun. Disiplin artinya sikap taat dan patuh terhadap segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Ilmuwan yang memiliki sikap disiplin akan menghasilkan pengetahuan yang benar karena sesuai dengan metode ilmiah.

Sementara itu, tekun artinya rajin dan bersungguh-sungguh. Seorang ilmuwan akan melahirkan pengetahuan yang mendalam dari objek atau peristiwa yang sedang ditelitinya.

Sikap disiplin akan melahirkan sikap tanggung jawab. Tanggung jawab artinya kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibat dari seluruh implikasi dari pendapat, keputusan, atau hasil penelitian ilmiah yang telah dibuatnya.

Tanggung jawab seorang ilmuwan bukan hanya terletak pada penemuan dari segala penelitian, tetapi juga bagaimana temuan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seorang ilmuwan tidak boleh mengabaikan keadaan lingkungan alam, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 

Artinya, masalah yang dipilih yang berkaitan dengan lingkungan alam tidak bertentangan dengan adat istiadat, hukum, ataupun kebiasaan-kebiasaan masyarakat di lingkungan tersebut. 

Dengan demikian, seorang ilmuwan harus mengenali bentuk aturan masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya sehingga tidak menimbulkan kesulitan dan pertentangan, baik secara individu maupun kelompok.

Jadi, ada sepuluh [10] sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan, yaitu:

  1. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
  2. Skeptis Terhadap Sesuatu
  3. Jujur Mengungkapkan Fakta
  4. Objektif Melakukan Penilaian
  5. Dapat Membedakan Fakta dan Opini
  6. Berpikir secara Kritis dan Teliti
  7. Terbuka dan Rendah Hati
  8. Disiplin dan Tekun
  9. Bertanggung Jawab
  10. Peduli terhadap Lingkungan, Alam, Sosial, dan Budaya
Gimana adik-adik, udah tahu kan sikap ilmiah yang dimiliki oleh ilmuwan? Jadi, kalian yang bercita-cita menjadi seorang ilmuwan harus memiliki sikap ini yah.

Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Referensi:

  • Noperman, Feri. 2020. Pendidikan Sains & Teknologi: Transformasi sepanjang masa untuk kemajuan peradaban. Bengkulu: Universitas Bengkulu Press.

10+ Sikap Ilmiah yang Wajib Dimiliki oleh Ilmuwan 2020-07-31T21:44:00-07:00 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Afdan Fisika

KARYA TULIS

Karya Tulis Dan Arti Definisi Pengertian Karya Tulis 

Menurut penjelasan pengertian dari karya tulis seperti tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa definisi dari "karya tulis" adalah semua bentuk yang merupakan hasil olah pikir setiap manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Karya tulis dibagi menjadi 3 bagian:

2. Karya Tulis Semi Ilmiah

3. Karya Tulis Non-Ilmiah.

Karya tulis ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti yang tujuannya agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca. Fungsi karya ilmiah adalah sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hakikat karya tulis ilmiah mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan konsisten. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian [faktual objektif]. Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.

Syarat menulis karya ilmiah:

      1.      Motivasi dan displin yang tinggi

      2.      Kemampuan mengolah data

      3.      Kemampuan berfikir logis [urut] dan terpadu [sistematis]

Sifat karya ilmiah formal harus memenuhi syarat:

     1.     Lugas dan tidak emosional, mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri [interprestasi yang lain].

     2.      Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten

     3.      Efektif satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.

     4.      Efisien, hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.

     5.      Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Menurut Arifin [2003], Jenis-jenis karya ilmiah umum karya ilmiah di perguruan tinggi, dibedakan menjadi:

    1.      Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

    2.    Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.

    3.     Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung [obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium], juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.

   4.  Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

     5.    Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih [valid] dengan analisis yang terinci]. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor [S3].

Karya tulis semi ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangan semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.

1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.

2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.

3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.

4. Kritik tanpa dukungan bukti.

Manga, merupakan sebutan untuk komik di Jepang. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan komik masuk pertama kali ke Jepang, tetapi pada mulanya komik Jepang adalah peniruan dari film animasi Walt Disney oleh Ozamu Tezuka [1928-1989] dan merupakan cikal bakal dari komik Jepang modern. Beliau mengekspresikan gerakan film-film animasi Walt Disney ke dalam komik Jepang. Karya-karya beliau setelah akhir perang dunia II membuka era baru untuk komik Jepang.

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Karya Tulis non-ilmiah bervariasi bahan topiknya, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal atau teknis, formal atau populer.

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah:

     1.       Ditulis berdasarkan fakta pribadi,

     2.       Fakta yang disimpulkan subyektif,

     3.       Gaya bahasa konotatif dan populer,

     4.       Tidak memuat hipotesis,

     5.       Penyajian dibarengi dengan sejarah,

     1.       Emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah perasaan yang terkadang melampui kebenaran,

     2.       Persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran pembaca,

     3.       Deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan fakta, dan

    4.       Terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah ini terutama dapat dilihat dalam bentuk karya-karya seni, seperti  cerpen, novel, puisi, komik dan lain-lain yang semisalnya.

Macam-Macam Karya Non Ilmiah:

     1.       Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.

   2.      Dongeng. Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.

    3.       Roman. Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

     4.       Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.

     5.       Drama. Suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.

Sikap menurut Gagne adalah suatu kondisi yang internal. Sikap mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan untuk memilih obyek terdapat pada diri pembelajar, bukan kinerja yang spesifik. Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan yang dilakukannya.

Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu. Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajar [positif atau negatif]. Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang memotivasi belajar. Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan belajar siswa, karena sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada prilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap juga membantu seseorang merasa aman di suatu lingkungannya yang pada mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang untuk mereaksikan secara lebih otomatis. Sikap akan membuat kehidupan lebih sederhana dan membebaskan seseorang dalam mengatasi unsurunsur kepada kehidupannya sehari-hari yang bersifat unik.

Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran [guru-murid, orang tua-anak]. Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodivikasi dan diubah. Pengalaman baru secara konstan mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun sebaliknya. Sikap merupakan proses yang dinamik, sehingga media, dan kehidupan seseorang akan mempengaruhinya. Sikap dapat membantu personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat juga merusak personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada disetiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap memepengaruhi perilaku dan belajar.

Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti.

Penjelasan sikap ilmiah tersebut sebagai berikut:

  1. Mengenali fakta dan opiniFakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi .fakta merupakan hasil pengamatan yang telah di uji kebenarannya secara empiris. Sementara opini adalah pendapat/pendirian pada umumnya , opini berkembang pada sebagian besar masyarakat .seorang ilmuan harus membedakan fakta yang didukung dan fakta karena kesepakatan umum.
  2. Menggunakan fakta sebagai argumentasiArgumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat ,pendirian,atau gagasanAlasan seorang ilmuan harus di dukung oleh data .selain itu ,seorang ilmuwan harus mampu mengolah data menjadi informasi yang berguna ,memiliki sifat /menerima saran orang lain.
  3. Berani dan santun dalam bertanya dan berargumentasiMengapa berani dan santun merupakan sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh ilmuwan? Pertanyaan ini berdasarkan dalam fakta dan data .selain memiliki sikap santun dan berani dalam bertanya ,seorang ilmuwan harus memiliki sikap adil ,objektiv ,jujur ,bejerja keras ,dan cerdas, serta mau bekerja sama secara adil dan terbuka dengan orang lain.
  4. Melakukan evaluasi diriSeorang ilmuwan harus tau ,bahwa setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan. Kelabihan dan kekurangan tersebut dapat di identivikasikan sebanyak mungkin .kelemehan-kelemahan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi penyempurna’an penelitian selanjutnya.
  5. Mengembangkan keingin tahuanMahluk hidup pasti sudah dibekali dengan hasrat keingin tahuanDari kita masih kecil keingin tahuan sudah dapat dilihat dari kehidupan sehari –hariYang memperlihatkan adanya masalahmenimbulkan rasa keingin tahuan manusia untuk memperoleh jawaban dan pemecahannya.
  6. Peduli terhadap lingkungan alam,sosial,dan budayaPada umumnya ilmuwan menemukan masalah penelitian dari lingkungan alam sekitarnya,ahli astronomi banyak menemukan masalahnya ketika ia cakrawala ,bahkan seorang mungkin saja menemukan masalah yang diteliti ketika ia tersandung batu saat berolah raga pagi karena batu tersebut menarik perhatiannya. Seorang ilmuwan bebas memilih masalah yang ditelitinya .walau demikian tidak boleh mengabaikan keadaan lingkungan alam dan sekitarnya.
  7. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusanKeputusan seorang ilmuwan harus dapat di pertanggung jawabkan.

Sikap ilmiah dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

  1. Seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sains  sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa datang.
  2. Seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah.

Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan benar, peneliti harus memiliki sifat – sifat berikut ini:

    a]      Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya.

    b]      Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.

     c]      Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

     d]    Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

     e]      Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

     f]       Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.

     g]      Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

Kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap ilmiah harus Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap menonjolkan diri dan tidak menghargai pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah putus asa, sikap skeptis dan tak acuh terhadap masalah yang dihadapi.

Prof harsojo menyebutkan enam macam sikap ilmiah yaitu:

  1. Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya.
  2. Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak, ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Teori-teori dalam ilmu sering untuk mematahkan teori yang lain.
  3. Sikap skeptis adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataanpernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
  4. Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang ilmuwan.
  5. Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan.
  6. Sikap tidak memihak pada etik.

Sumber:

//beritaartikelterbaru.blogspot.com/2011/06/karya-tulis-dan-arti-definisi.html

//berbagireferensi.blogspot.com/2010/06/lebih-jauh-tentang-pengertian-sikap.html

//wonkurep.blogspot.com/2011/11/makalah-laporan-ilmiah-sikap-ilmiah.html

Page 2

Video yang berhubungan