Seorang sahabat yang mencoba membocorkan persiapan kaum muslimin menaklukkan kota mekah adalah

Rasulullah SAW menaklukkan makkah tanpa peperangan.

al-ishlah-center.com

Rasulullah SAW menaklukkan makkah tanpa peperangan. Kota Makkah zaman dulu (ilustrasi)

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Derap 10 ribu pasukan Muslim bergegas meninggalkan Madinah menuju Makkah. Muhammad, sang Nabi, memimpin pasukan terbesar yang pernah meninggalkan Madinah itu. Hampir seluruh suku bergabung dalam pasukan itu yang bertolak pada 10 Ramadhan 8 Hijriyah atau Januari 630 M. 

Baca Juga

Karen Armstrong dalam bukunya, Muhammad Sang Nabi, menyatakan semula seorang pun tak tahu kemana tujuan pasukan itu. Bisa saja, pasukan itu, diarahkan ke Makkah atau menyerang suku-suku di selatan Madinah atau Thaif yang selama ini masih berlaku keras terhadap Muslim.

Pada akhirnya, kabar gerak pasukan besar ini pun terdengar. Tak hanya oleh kelompok-kelompok suku di selatan, tapi juga terdengar hingga oleh Quraiys di Makkah. Suku Hawazin, yang berada di selatan bersiap diri menyambut serangan Muhammad dan pasukannya.

Sementara di Makkah, Quraiys memiliki serangkaian bayangan yang mungkin terjadi atas kedatangan pasukan Muhammad ini. Pasukan memang kemudian diarahkan menuju Makkah. Malam sebelum pasukan menuju Makkah, salah satu petinggi Quraisy, Abu Sufyan, juga Abbas bertemu Muhammad.

Dalam kesempatan itu, Muhammad sempat bertanya kepada Abu Sufyan apakah ia siap menerima Islam. Abu Sufyan menjawab ia sepakat akan proklamasi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Namun, ia pun mengungkapkan masih meragukan kenabian Muhammad SAW. 

Abu Sufyan sempat mengamati pasukan besar Muhammad. Saat menunaikan Shalat Subuh, seluruh pasukan menghadap ke arah Makkah. Ia pun kemudian bergumam bahwa Quraisy Makkah tampaknya harus menyerah karena ia melihat pasukan besar ini, juga terdiri dari gabungan dari berbagai suku. 

Maka tak lama kemudian Abu Sufyan pun bergegas ke Makkah. Ia mengingatkan agat Quraisy menyerah saja kepada Muhammad. Namun istri Abu Sufyan, Hindun, meradang marah mendengar pernyataan suaminya itu. Ia menganggap suaminya sebagai pelindung busuk. 

Menurut Ensiklopedi Islam, sebelum mencapai Makkah, Muhammad membagi pasukan menjadi empat bagian. Satu pasukan dipimpin Zubair bin Awwam yang masuk Makkah dari utara. Khalid bin Walid memimpin pasukan yang datang dari selatan. 

Sedangkan Sa'd bin Ubadah diberi kepercayaan untuk memimpin pasukan yang masuk dari barat. Dan pasukan keempat dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah yang masuk dari arah pegunungan Hindi. 

Saat masuk pasukan Muslim memasuki Makkah, tak ada perlawanan berarti. Meski memang ada perlawanan kecil yang dilakukan oleh pasukan Ikirimah, Shafwan dan Shuhail. Pasukan pimpinan Khalid bin Walid menghadapi perlawanan mereka. Dan akhirnya perlawanan pun bisa diredam. 

Muhammad dan para sahabatnya kemudian melangkahkan kakinya ke Ka'bah untuk melakukan thawaf sebanyak tujuh kali. Usai Thawaf, Muhammad bersama para sahabatnya menghancurkan berhala dan gambar-gambar yang ada di dalam dan sekeliling Ka'bah. 

Seiring dengan penghancuran berhala di dalam dan sekitar lingkungan Ka'bah itu, Lalu Muhammad menyitir surat Al-Isra ayat 81 (17:8), ''Dan katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.''

  • makkah
  • sejarah penaklukkan makkah

sumber : Harian Republika

kebijakan sistem tanam paksa membuat angka kematian rakyat indonesia sangat tinggi contohnya di grobogan jawa tengah, 9/10 penduduknya meninggal. ting … ginya angka kematian di grobogan lebih besar disebabkan oleh faktor

kesultanan ini terletak di pantai utara sumatera diperkirakan berdiri sekitar abad

pada tahun 1811 daendels dicopot dari jabatan gubernur jenderal di hindia belanda karena

perlawanan rakyat surabaya terhadap sekutu dipimpin oleh

bagaimana ciri-ciri motif batik Betawi? tolong jwb kak pengen dikumpulin hari ini :>

Berikut ini merupakan motif batik yang berasal dari Betawi adalah.... a. Motif Mega mendung b. Motif parang rusak c. Motif burung Hong d. Motif grudo … plis jawab kumpulin hari ini

IV. Benerna tembug-tembung ing njero kurung supaya mathuk! 1. Ningsih (tulis) crita upacara adat. Wangsulan: 2.Menawa (gawa) buku aja kongsi tiba! W … angsulan: 3. Bima (sapu) latar sing reget. Wangsulan: 4. Dhuwit sangu wis (gawa). Wangsulan: 5. Anoman (lumpat) sampun. Wangsulan:​

Salah satu hikmah dari peristiwa hijrah antara lain.... A. Madinah semakin ramai B. Terjadi perdamaian di Makkah C. Islam semakin berkembang D. Nab … i semakin terkenal

suku sula bacan dan galela merupakan suku yang berasal dari daerah

Tuliskan perbedaan tindakan menurut roh dan tindakan menurut keinginan (katolik)​

TAK ada yang istimewa di hari-hari menjelang penaklukan kota Mekah (fathu Mekkah). Masyarakat Madinah saat itu melalui hidup mereka seperti biasa. Kecuali, Ali bin Abi Thalib dan seorang sahabat Rasul shalallahu alaihi wasallam yang menunggangi kuda mereka melesat seperti angin. Mereka seperti mengejar sesuatu.

Benar saja. Ali sedang menunaikan tugas Rasululullah shalallahu alaihi wasallam untuk menangkap seorang wanita pembawa surat. Wanita itu hampir di perbatasan Mekah dan Madinah. Dan, surat yang ia bawa berisi rahasia penaklukan Mekah. Kalau bukan informasi dari Malaikat Jibril, mungkin Rasul pun tidak pernah tahu kalau ada sahabat dekatnya di Madinah yang tega membocorkan rencana penyerbuan ke Mekah.

BACA JUGA: Hukum Mengambil Tanah atau Kerikil dari Mekah

Di tengah padang pasir yang senyap itu, Ali mendapati seorang wanita berkendaraan unta. Setelah dicegat, Ali langsung menanyakan perihal surat. Wanita itu mengelak. Dan Ali pun menggertak, “Saya tidak sungkan menelanjangi kamu hingga saya temukan surat rahasia itu. Karena Rasulullah tidak pernah salah!”

Karena takut, wanita itu menyerahkan surat terbungkus rapi itu ke Ali r.a. Ia mengaku cuma orang suruhan. Dan yang menyuruh itu tak lain seseorang yang bernama Hathib bin Abi Balta’ah.

BACA JUGA: Inilah Sejarah Peringatan Maulid Nabi di Kota Mekah

Hathib bin Abi Balta’ah sama sekali bukan orang munafik. Dia juga bukan agen Quraisy yang sengaja disusupi di tubuh warga Madinah.

Alasan sahabat Rasul yang pernah ikut berjihad di perang Badar ini mengirim surat rahasia ternyata sangat sederhana. Ia khawatir kalau orang tua angkatnya yang sejak kecil mengurus, mendidik, dan merawatnya menjadi korban huru-hara yang mungkin terjadi di Mekah. Karena itulah, surat itu ia kirimkan. Agar, orang-orang yang ia cintai di Mekah bisa mengungsi sementara. []

AKURAT.CO, Rasulullah saw memiliki banyak sahabat yang berbeda latar belakang, keadaan sosial, watak, dan lain sebagainya. Sahabat bernama Hatib bin Balta'ah adalah seseorang yang dekat dengan Nabi, yang pengalamannya bisa kita ambil hikmah.

Hatib bin Balta'ah merupakan sahabat Nabi yang ikut hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia juga menjadi mujahid dalam beberapa peperangan melawan kaum kafir salah satunya Perang Badar.

Sama seperti sahabat yang lain, Hatib meninggalkan sejumlah harta dan keluarga yang ada di Makkah saat peristiwa hijrah.

Kemudian, ketika kota Makkah dikuasai oleh kaum Quraisy, Rasulullah berencana untuk menaklukan kembali kota suci tersebut. Penaklukan kembali kota Makkah ini dikenal dengan peristiwa fathu Makkah.

Rasulullah yang kala itu berada di Madinah sudah bersiap untuk menyerang kota Makkah karena kaum kafir telah melanggar perjanjian Hudaibiyah.

Hatib yang mengetahui rencana Rasulullah tersebut kemudian memiliki niat buruk. Ia menulis sepucuk surat yang ditujukan kepada orang-orang Makkah, yang dimaksudkan untuk membocorkan strategi penyerangan Rasulullah saw.

Hatib ketika itu mengutus seorang perempuan untuk membawa surat yang ditulisnya ke Makkah.

Akan tetapi, Rasulullah saw mengetahui apa yang dilakukan Hatib berkat malaikat Jibril. Sahabat Ali bin Abi Thalib, Umar bin al-Khattab, Ammar bin Yassir, Thalhah dan yang lainnya kemudian diutus Rasulullah untuk mencegat perempuan pembawa surat itu.

Para sahabat pun langsung bergegas dan mengejar perempuan yang dimaksud. Ketika mereka berhasil menyusul perempuan itu di tengah jalan menuju Makkah, Ali bin Abi Thalib meminta surat yang dibawanya.

Meski semula menolak, perempuan itu akhirnya menyerahkan surat yang ditulis Hatib.

Betapa terkejutnya Ali dan sahabat lainnya ketika membaca surat Hatib yang berisi tentang bocoran penyerangan kota Makkah oleh Rasulullah saw. Para sahabat yang marah menilai bahwa Hatib telah berkhianat dan melaporkannya kepada Nabi Muhammad saw.

Saat sampai di hadapan Rasulullah, Hatib langsung disidang atas apa yang ia perbuat. Dengan nada sedikit marah, Rasulullah menanyakan maksud Hatib menulis surat tersebut.

Hatib berkata, Wahai Rasul, kaum muhajirin yang ada di Makkah memiliki orang-orang yang melindungi keluarganya, sementara aku tidak. Aku bermaksud meminta tolong kepada mereka supaya tidak mengganggu keluargaku!”

Mendengar penjelasan Hatib, Rasulullah dapat menerimanya, tetapi para sahabat masih keberatan. Para sahabat tetap menganggap Hatib seorang pengkhianat yang berusaha menggembosi rencana Rasulullah saw.

Dengan bijaknya, Rasulullah menjelaskan bahwa Hatib termasuk sahabat yang ikut perang Badar dan sudah dipastikan memperoleh keistimewaan. Rasulullah mengutip ayat dalam Al-Qur'an tentang para syuhada yang berjuang ketika perang Badar, Lakukanlah apa yang kamu suka. Aku telah mengampunimu.

Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya, kisah Hatib ini memberi pelajaran kepada kita bahwa sedekat apa pun seseorang dengan Rasulullah, ia tetap manusia biasa yang bisa terjerumus ke dalam suatu kesalahan.

Selain itu, kisah ini juga memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam memutuskan suatu masalah harus dengan bijak, tidak dengan emosi sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw.

Wallahu a'lam. []