Senyawa biner yang mengandung unsur logam dan nonlogam adalah

  • Li2O : litium oksida
  • KBr : kalium bromida
  • CaS : kalsium sulifida
  • MgS : magnesium sulfida
  • AlF3 : aluminium fluorida
  • CrI2 : kromium(II) iodida
  • CrCl3 : kromium(III) klorida
  • FeS : besi(II) sulfida
  • FeF3 : besi(III) florida

Di samping itu, penamaan unsur-unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu jenis dapat juga dituliskan sebagai berikut:

  • Jika unsur logam memiliki bilangan oksidasi kecil, diberi akhiran ”o”
  • Jika unsur logam memiliki bilangan oksidasi besar, diberi akhiran ”i”.

Baca Juga:  Sumber dan Proses Ekstraksi Silikon

Seperti contoh pada senyawa berikut:

  • CrS : kromosulfida,
  • CrI = kromiodida.

Tata nama senyawa biner nonlogam dan nonlogam

Senyawa biner nonlogam dan nonlogam terbentuk dari ikatan kovalen antar atom-atom penyusunnya, sehingga disebut juga senyawa kovalen. Jika dua unsur nonlogam membentuk senyawa biner, penulisan rumus senyawa dan penamaan senyawanya secara umum mirip dengan senyawa biner dari logam dan nonlogam. Adapun aturan tata nama senyawa biner nonlogam dan nonlogam adalah sebagai berikut:

  • Menuliskan terlebih dahulu unsur dengan bilangan oksidasi positif baru kemudian diikuti dengan unsur bilangan oksidasi negatif, Misalnya HCl adalah hidrogen klorida tidak dituliskan sebagai ClH
  • Beberapa unsur-unsur nonlogam dapat membentuk lebih dari satu senyawa biner, seperti unsur S pada senyawa SO2, SO3; N pada senyawa NO, NO2; maupun O pada senyawa CO, CO2. Oleh karena itu, diperlukan awalan seperti: 1 = mono, 2 = di, 3 = tri, dan seterusnya pada unsur yang memiliki bilangan oksidasi negatif
  • Jika awalan memiliki huruf terakhir “a” atau ”o” dan unsur memiliki huruf awal ”a” atau ”o” maka kita menghilangkan huruf terakhir awalan yang digunakan. Misalnya karbon monoksida bukan karbon monooksida. Contoh : NO = nitrogen monoksida, N2O = dinitrogen monoksida

Contoh tata nama senyawa biner nonlogam dan nonlogam

  • HCl : asam klorida
  • SO2 : sulfur dioksida
  • SO3 : sulfur trioksida
  • CO : karbon monoksida
  • CO2 : karbon dioksida
  • NO : nitrogen monoksida
  • NO2 : nitrogen dioksida
  • N2O3 : dinitrogen trioksida

Demikian penjelasan singkat tentang Tata Nama Senyawa Biner, semoga dapat memberi pemahaman terkait dengan materi tata nama senyawa.

Thumbnail: Background vector created by freepik – www.freepik.com

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com – Senyawa yang merupakan senyawa biner hasil gabungan unsur logam dan non logam adalah CaCl2. Karena terbuat dari kalsium yang merupakan logam dan klorin yang merupakan non logam.

Namun, apa yang dimaksud dengan senyawa biner? Senyawa biner adalah senyawa yang merupakan gabungan dua unsur kimia. Senyawa biner terbentuk ketika dua unsur yang berbeda berikatan satu sama lain.

Jenis senyawa biner

Berdasarkan jenis unsur yang menyusunnya, senyawa biner terbagi menjadi tiga yaitu senyawa asam biner, senyawa biner ionik, dan senyawa biner kovalen.

Baca juga: Tatanama Senyawa Kimia

Senyawa biner ionik

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, senyawa biner ionik adalah senyawa yang terdiri dari kation berupa unsur logam monoatomik dan anion berupa unsur non logam monoatomik.

Artinya, kalsium klorida (CaCl2) termasuk ke dalam senyawa biner ionik karena merupakan gabungan unsur logam dan non logam.

Penamaan senyawa biner ionik dimulai dengan nama unsur logamnya. Lalu diikuti dengan nama unsur non logam dan ditambah akhiran –ida.

Contoh senyawa biner ionik adalah:

  • Kalium klorida (KCl)
  • Litium florida (LiF)
  • Kalium fluoride (KF)
  • Boron oksida (B2O3)
  • Natrium klorida (NaCl)
  • Natrium nitride (Na3N)
  • Kalsium fosfida (Ca3P2)
  • Besi (III) oksida (Fe2O3)
  • Magnesium klorida (MgCl)

Baca juga: Jenis-Jenis Ikatan Kimia

Senyawa kovalen biner

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, senyawa kovalen biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur non logam. Penamaan senyawa biner kovalen sedikit berbeda dengan senyawa biner ionik.

Nama senyawa diawali dengan usnur yang lebih elektronegatif dan diberikan awalan sesuai dengan jumlah karbon unsur tersebut. Misalnya, unsur nitrogen (N) dan karbon (C) selalu berada di awal karena keelektronegatifannya tinggi.

Lalu, nama senyawa diikuti dengan nama unsur non logam satunya lagi dan diberikan akhiran –ida.

Contoh senyawa kovalen biner adalah:

  • Karbon dioksida (CO2)
  • Karbon monoksida (CO)
  • Nitrogen monoksida (NO)
  • Sulfur dioksida (SO2)
  • Silikon tetraklorida (SiCl4)
  • Oksigen difluorida (OF2)
  • Sulfur heksafluorida (SF6)
  • Arsenik pentaklorida (AsCl5)
  • Dihidrogen monoksida atau air (H2O)
  • Nitrogen trihidrida atau amonia (NH3)

Baca juga: Daftar Nama Asam-Basa Kuat dan Asam-Basa Lemah

Senyawa asam biner

Dilansir dari Lumen Learning, senyawa asam biner adalah senyawa yang terdiri dari hirdrogen dan unsur non logam.

Penamaan senyawa asam biner dimulai dengan kata hidro yang menggambarkan unsur hidrogen. Lalu, dianjutkan dengan nama unsur non logam dan diberi akhiran –ida.

Contoh senyawa asam biner adalah:

  • Hidrogen klorida (HCl)
  • Hidrogen fluorida (HF)
  • Hidrogen bromida (HBr)
  • Hidrogen iodida (HI)
  • Hidrogen sulfide (H2S)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya

Pengertian Tata Nama Senyawa Kimia. Penamaan senyawa diatur oleh Komisi Tata Nama IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry), suatu badan di bawah UNESCO yang menyusun suatu aturan berdasarkan hasil kesepakatan para ilmuwan sedunia, hal ini dilakukan dangan tujuan agar nama senyawa di seluruh negara sama.

Tata nama senyawa yang digunakan secara seragam di seluruh dunia Terdapat dua kelompok besar senyawa, yaitu senyawa anorganik dan senyawa organik.

Tata Nama Senyawa Anorganik

Senyawa anorganik adalah golongan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur yang tidak mengandung atom karbon organik. Umumnya senyawa anorganik relatif sederhana dan dikelompokkan ke dalam senyawa biner dan senyawa poliatom.

Senyawa anorganik terdiri dari senyawa biner dari logam dan non logam, senyawa biner dari non logam dan non logam, senyawa yang mengandung poliatom senyawa asam, basa dan garam.

Tata Nama Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda.  Senyawa biner dibagi menjadi dua macam, yaitu senyawa logam dengan non-logam dan senyawa yang terdiri dari non-logam dengan non-logam.


Senyawa Biner dari Logam dan Non-logam

Senyawa biner dari logam dan non-logam umumnya merupakan senyawa ion sehingga biasa disebut dengan senyawa ionic. Unsur Logamnya membentuk ion positif (kation) sedangkan unsur non-logam membentuk ion negatif (anion).

Penamaan senyawa ini didasarkan pada nama unsur pembentuknya yang ditulis secara berurutan sesuai penulisan rumus kimia (lambang senyawa).

Unsur yang berada di depan disebut (ditulis dan dinyatakan) sesuai dengan nama unsur tersebut. Unsur yang berada di belakang disebut (ditulis dan dinyatakan) sesuai dengan nama unsur tersebut dengan menambahkan akhiran -ida. Jumlah atom unsur disebut (ditulis dan dinyatakan) dengan menggunakan angka Latin (jika diperlukan).

Contoh Nama Rumus Kimia Senyawa Biner Logam dan Non-logam

NO = nitrogen monoksida

NO2 = nitrogen dioksida


AlCl = aluminium klorida

FeCl3 = besi(III) klorida

SnO = timah(II) oksida

Pada senyawa biner tersebut, unsur logam menjadi kation (atau ion positif) sedangkan unsur nonlogamnya berlaku sebagai anion (atau ion negatif).

Jika ion positif dan ion negatif bergabung membentuk suatu senyawa, maka jumlah muatannya harus nol. Sebagai contoh:

Ion Fe3+ jika bergabung dengan ion S2– akan membentuk senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2 memerlukan 2 buah ion Fe3+ yangbermuatan +3.

Ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl– akan membentuk senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida, sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.


Senyawa Biner Non-logam dan Non-logam

Senyawa biner yang dibentuk oleh unsur non-logam dan non logam merupakan senyawa yang tersusun atas molekul- molekul, bukan ion- ion.

Jika senyawa biner terdiri atas atom unsur nonlogam dan nonlogam, maka penamaan dimulai dari nonlogam pertama diikuti nonlogam kedua dengan diberi akhiran -ida.

HCl = Hidrogen klorida

ClF = Klorin fluorida

HBr = Hidrogen bromida

IBr = Iodin bromida


Apabila dua jenis unsur non-logam dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka penamaannya digunakan awalan Yunani.

Awalan Angka Yunani

Mono = 1, Di = 2, Tri = 3, Tetra = 4,  Penta = 5, Heksa = 6, Hepta = 7, Okta = 8, Nona = 9, Deka = 10.

Contoh Senyawa Biner Non-logam dan Non-logam


CO = Karbon monoksida

CO2 = Karbon dioksida

N2O5 = Dinitrogen pentaoksida

PCl5 = Fosfor pentaklorida

SO3 = Belerang trioksida


Tata Nama Senyawa Anorganik Poliatomik

Senyawa anorganik poliatomik pada umumnya merupakan senyawa ion yang terbentuk dari kation monoatomic dengan anion poliatomik atau kation poliatomik dengan anion monoatomik/poliatomik. Penamaan dimulai dengan menyebut kation diikuti anionnya.

Untuk senyawa yang terdiri atas kation logam dan anion poliatom, maka penamaan dimulai dari nama kation logam diikuti nama anion poliatom.

Contoh Nama Senyawa Anorganik Poliatomik

NaOH dari Na+ dan OH– nama senyawanya Natrium hidroksida;


KMnO4 dari K+ dan MnO4– nama senyawanya Kalium permanganat;

PbSO4 dari Pb2+ dan SO42- nama senyawanya Timbal (II) sulfat.

Untuk senyawa yang terdiri atas kation poliatom dan anion monoatom atau poliatom, penamaan dimulai dari nama kation poliatom diikuti nama anion monoatom atau poliatom.

Contoh:

NH4Cl = ammonium klorida


NH4CN = ammonium sianida

(NH4)2SO4 = ammonium sulfat

Tata nama senyawa poliatom yang mengandung oksigen didasarkan pada jumlah atom oksigen yang dikandungnya. Senyawa yang mengandung jumlah oksigen paling banyak diberi akhiran -at, sedangkan yang paling sedikit diberi akhiran -it.

Contoh:


Na2SO4 (natrium sulfat), Na2SO3 (natrium sulfit)

KClO3 (kalium klorat), KClO2 (kalium klorit).

Tata nama senyawa tersebut tidak memadai setelah ditemukan senyawa yang memiliki kandungan atom oksigen lebih banyak atau lebih sedikit dari senyawa senyawa tersebut. Untuk itu, senyawa yang mengandung atom oksigen lebih banyak lagi diberi awalan per-, sedangkan senyawa yang lebih sedikit dari contoh senyawa di atas diberi awalan hipo-.

Contoh:

KClO4 dinamakan kalium perklorat

KClO3 dinamakan kalium klorat

KClO2 dinamakan kalium klorit

KClO dinamakan kalium hipoklorit

Daftar Pustaka

Pengertian Tata Nama Senyawa Kimia dengan Komisi Tata Nama IUPAC. IUPAC International Union for Pure and Applied Chemistry untuk Tata Nama Senyawa Anorganik sebagai Tata Nama Senyawa Anorganik dengan Senyawa anorganik dan Tata Nama Senyawa Biner. Senyawa biner dan senyawa poliatom atau senyawa logam dan non logam.

Senyawa non logam dan non logam dengan Unsur Logam membentuk ion positif kation dan unsur non-logam membentuk ion negatif (anion).  Senyawa biner ionic sebagai Contoh Nama Rumus Kimia Senyawa Biner Logam dan Non-logam dengan jumlah muatan senyawa harus nol.

Senyawa Biner Non-logam dan Non-logam dengan Contoh Senyawa Biner Non-logam dan Non-logam. Tata Nama Senyawa Anorganik Poliatomik dengan Contoh Nama Senyawa Anorganik Poliatomik.