Semua jenis perhiasan yang dipakai seorang penari seperti subeng anting kalung gelang merupakan

menggunakan kain jarik putihan. Dapat dilihat di bawah ini adalah kain jarik putihan. Foto 4.29 Kain Jarik Putihan Sumber: Gemmylang Anjie Rahayu, 6 Januari 2016 Foto 4.29 adalah kain jarik putihan. Dasar dari kain jarik ini berwarna putih dengan motif bunga-bunga besar dan daunnya. Kain jarik ini digunakan menyambung lilitan setelah menggunakan kain jarik bor kantor terlebih dahulu.

3. Slepe atau Sabuk

Slepe atau sabuk sebagai pelengkap busana tari Retno Tanjung digunakan sebagai ikat pada pinggang. Warna sabuk berwana hitam dengan garis emas ditengahnya dan dengan ukuran panjang sekitar satu meter. Cara penggunaan slepe ini digunakan setelah stagen dan sampur kemudian dipakai di pinggang dengan menggunakan peniti atau jarum pentulwawancara:Endang Supadmi, 6 Januari 2016. Berikut dapat dilihat sabuk yang digunakan untuk melengkapi penggunaan kostum tari Retno Tanjung. Foto 4.30 Sabuk sumber: Gemmylang Anjie Rahayu, 6 Januari 2016 Foto 4.30 adalah sabuk berwarna hitam dengan garis emas. Ukuran panjang sabuk satu meter. Sabuk ini digunakan di pinggang yang sebelumnya dikaitkan kain sapur lalu pasang sabuk.

4. Assesoris Gelang dan Anting

Gelang dan anting yang digunakan pada Tari Retno Tanjung sama seperti yang digunakan pada tari umumnya. Kegunaan gelang dan anting ini sebagai pelengkap dan pemanis pada busana yang digunakan oleh penari dengan menggunakan gelang dipergelangan tangan kanan dan kiri, dan menggunakan anting di telingan kanan dan kiri sehingga terlihat lebih menarik sumber: Endang Supadmi, Januari 2016. Berikut dapat dilihat gelang dan anting yang digunakan juga untuk melengkapi keseluruhan kostum tari Retno Tanjung. 1 2 Foto 4.31 1 Gelang, 2 Anting Foto: Gemmylang Anjie Rahayu, 6 Januari 2016 Foto 4.31 adalah gelang dan anting. Gelang dan anting ini berwarna emas dengan butir-butir mutiara. Gelang digunakan di pergelangan tangan kanan dan kiri dan anting juga digunakan di telinga kanan dan kiri. Adapun cara pemakaian tata busana Tari Retno Tanjung sebagai berikut : 1. Memakai kemben yang dililitkan di badan dan diberi peniti agar kencang 2. Memakai jarik kain bor kantor dahulu dibuat model dodotan namun tanpa bokongan dari dada kemudian dipakaikan memutar, kemudian dilanjut sambung kain putihan diluarnya dipakaikan memutar hingga lembaran kain sampai ujung, lalu dililitkan stagen hitam dengan rapih dan diberi peniti 3. Memakai bolero brukat yang telah disesuaikan dan diberi peniti 4. Memakai dua sampur, pertama di pinggang yang dikaitkan dengan sabuk atau slepe, kemudian menggunakan sampur yang dikalungkan dileher dan dirapihkan bagian kanan dan kirinya di bagian dada dengan menggunakan peniti 5. Terakhir sebagai pelengkap menggunakan gelang di tangan kanan dan kiri, kemudian menggunakan anting-anting di telinga kanan dan kiri dan kalung di leher. Berikut adalah tata busana komplit yang digunakan oleh penari tari Retno Tanjung. Dapat dilihat terdapat dua macam kostum yang digunakan penari. Pada saat peneliti melakukan penelitian penggunaan kain jarit yang digunakan dengan model rok dengan lipatan di belakang, tidak dengan model dodotan alit seperti kostum yang sesungguhnya. Penggunaan kostum yang sesungguhnya dapat dilihat model kain jarik dodotan seperti foto 4.33 dengan model dodotan alit tanpa bokong. Kemudian balero brukat yang sesungguhnya seperti foto 4.32 kemudian yang lainnya seperti rias rambut, perhiasan, asesoris dan sampur sama saja. Dijelaskan oleh Ibu Endang Supadmi bahwa itu semua dapat dikreasikan dengan segala perkembangan tetapi tidak jauh dari model kostum aslinya Wawancara, Endang Supadmi 19 Mei 2016. Foto 4.32 Tata Busana Tari Retno Tanjung I sumber: Gemmylang Anjie Rahayu, 19 Mei 2016 Foto 4.32 menunjukkan tata busana tari Retno Tanjung yang digunakan saat pertunjukan pada tanggal 19 Mei 2016 di acara perpisahan sekolah SMA Negeri 1 Kota Tegal pada saat peneliti melakukan penelitian. Busana yang digunakan oleh penari diakui oleh Ibu Endang memang tidak sesuai dengan kostum asli yang sesungguhnya, hanya saja untuk mencoba berkreasi dengan model lainnya. Namun lebih baiknya, menurut Ibu Endang untuk selanjutnya akan menggunakan kostum asli tari Retno Tanjung Wawancara, Endang Supadmi 19 Mei 2016. Kemudian pada foto 4.33 berikut ini dapat dilihat dokumentasi foto busana tari Retno Tanjung pada acara berbeda dengan konsep kostum yang sama. Foto 4.33 Tata Busana TariRetno Tanjung II sumber: Endang Supadmi, 2 Juli 2016 Foto 4.34 menunjukkan tata busana dengan model jarik dodotan alit tanpa bokongan, lengkap yang digunakan dari atas kepala hingga keseluruhannya. Dari keseluruhan bagian-bagian tata busana dan tata cara penggunaan busana pada tari Retno Tanjung, dapat dilihat nilai keindahan yang ada pada tata busana tari Retno Tanjung yaitu mulai dari busana yang dikenakan dibagian atas berupa balero brukat sebagai penggambaran seorang putri dengan busana sederhana. Lalu penggunaan kain jarik putihan dan jarik bor kantor yang dibuat dengan model dodotan alit, dengan penggambarnnya sebagai seorang rakyat. Kemudian dilengkapi dengan assesoris berupa anting, kalung dan gelang sebagai pemanis dan penggunaan dua buah kain sampur yang menunjukan ciri khas tari pesisiran. Dengan keseluruhan bagian tata busana yang digunakan menjadikan penampilan pertunjukan taru Retno Tanjung menjadi lebih menarik di atas panggung.

4.3.2.3.4 Tata Pentas

Nama                           : Hidayatul Asra, S.Sn, M.A.

Mata Pelajran              : SBDK

Kelas                           : XI IPA 3

Kode KD                     : 3.6 Mengevaluasi gerak Tari  berdasrkan Teknik Pementasan 

Materi                          Tata Busana, Tata Rias, Tata Rambut, Aksesoris / properti,  tata lampu, tata suara

Tujuan Pembelajaran   : Menganalisis teknik tata pentas tari kreasi baru 

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

   Assalamualaikum Wr. Wb.

Tata Rias

Di dalam seni tari, keberadaan tata rias mampu memperbaiki penampilan, menyamarkan kekurangan, dan memperkuat karakter sesuai dengan peran yang dibawakan.

Fungsi tata rias adalah sebagai berikut:

1) Mengubah yang alamiah (nature) menjadi yang budaya (culture) dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat

2) Mengatasi efek tata lampu yang kuat.

3) Membuat tampilan wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkanuntuk tata rias pentas tari adalah sebagai berikut.

a Lighting, harus diperhitungkan agar rias tetap jelas terlihat. Lighting dengan menggunakan lampu general tidak masalah, tetapi harus diantisipasi jika sewaktu-waktu lampunya redup

b. Jarak antara pemain dan penari. Jika jaraknya dekat dengan penonton, riasan tidak harus tebal dan warna tidak harus menyolok. Riasan dapat dibuat sedikit lebih tebal dibanding riasan sehari-hari.

Tata Busana

Busana tari atau kostum adalah semua yang dipakai penari di atas pentas, dari ujung kaki sampai kepala. Kostum yang bagus tidak identik dengan mahal, yang penting efeknya diatas pentas. Jadi kostum yang bagus bisa jadi dibuat dari bahan yang murah, tetapi desainnya bagus, harmonis atau selaras.

Fungsi Dari kostum sebagai berikut:

a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku Fungsi utama kostum adalah untuk menghidupkan

perwatakan pelaku. Melalui kostum akan terlihat tokoh tersebut dari golongan bangsawan atau rakyat jelata, orang kaya atau miskin, petani atau pegawai kantor.

b. Memperlihatkan individualisasi peranan Gaya dan warna kostum dapat membedakan latar dan

watak penari. Contohnya, baju prajurit tentu berbeda dengan baju petani di rumah atau rakyat jelata, baju pesta berbeda dengan baju saat berada di pasar.

C. Memberi fasilitas dan membantu gerak pemain Kostum atau busana yang ideal adalah yang nyaman dilihat dan digunakan. Nyaman dilihat berarti mode baju dan  kombinasi warnanya sesuai. Nyaman digunakan berarti terbuat dari bahan kain yang jatuhnya' kain di badan penari terlihat bagus, tidak kebesaran atau kekecilan, serta tidak mengganggu gerak penari. Penari tetap dapatleluasa bergerak tanpa gangguan.

Kostum yang dikenakan saat pementasan dapat diperoleh dengan cara membuat baru, memadu-padarikan busana yang sudah ada, atau menyewa. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika membuat baru, biaya dan waktu yang dibutuhkan tentu akan lebih besar dan lebih lama. Akan tetapi, terdapat kepuasan tersendiri ketika busana sudah jadi dan sesuai dengan keinginan hati. Menyewa atau memadu- padankan dari bahan yang sudah ada tentunya akan lebih menghemat waktu dan biaya, tetapi pilihannya terbatas pada bahan dan model yang sudah ada saja.

Hal yang perlu diingat adalah pemakaian kostum tari harus rapi dan kuat. Jangan sampai di panggung ada kain yang melorot atau ada aksesori yang lepas. Selain itu, hindari pemakaian kostum yang terlalu besar agar penari tidak terlihat “tenggelam". Oleh karena itu, penting dilakukan proses fitting jauh-jauh hari sebelum pementasan sehingga masih ada waktu jika kostum perlu dibesarkan atau dikecilkan lagi.

Tata Rambut

Secara garis besar, tata rambut dibagi menjadi dua, yaitu dibiarkan lepas/ diurai atau dikuncir dan dibuat sanggul.Penataan rambut termasuk dalam pakaian kepala Corak pakaian kepala tergantung pada corak kostum. Tata rambut juga dapat dimasukkan ke dalam make-up. Kostum dan make up memperkuat karakter atau peranan yang dibawakan Tata rambut disesuaikan dengan wajah dan bentuk tubuh penari.

Jenis tata rambut Indonesia sangat banyak. Selain sanggul modern, di Jawa terdapat sanggul (gelung/konde) beraneka bentuk, seperti gelung tekuk, kadal menek, unthuk cacing, bentuk angka 8 berdiri atau melintang, gelung Bali, dan gelung Sunda. Pemakaian model tata rambut tersebut selain disesuaikan dengan karakter atau peran yang dibawakan dalam tari, juga disesuaikan dengan sejarah. Jika membawakan tokoh masa lalu, tata rambut akan disesuaikan dengan masa itu. Contohnya, tata rambut zaman Majapahit tidak sama dengan tata rambut zaman Mataram.

Aksesori dan Properti

Aksesori adalah semua jenis perhiasan, seperti subang, anting, kalung, gelang, kembang goyang, cunduk mentul, suren, jungkat, centhung, penetep, karset, bros, cincin, sabuk, selendang, dan kipas. Sebagian dari benda-benda tersebut dapat juga berfungsi sebagai properti tari.

Properti adalah semua jenis peralatan yang dibutuhkan untuk digunakan dalam pagelaran tari, baik itu dipegang maupun dipakai oleh penari. Properti dapat juga merupakan bagian kostum yang bukan pakaian-pakaian dasar, melainkan ditambahkan demi efek dekoratif, atau mempertegas karakter. Properti tari berbeda dengan properti teater. Properti tari meliputi kaus tangan, perhiasan, dompet, atau ikat pinggang.Kebutuhan properti disesuaikan dengan tema tari yang dibawakan. Terkadang agak sulit membedakan properti dengan aksesori pakaian pentas. Karena perbedaannya tidak selalu jelas Sebuah benda dapat sekaligus menjadi aksesori dan properti.

Tata Lampu untuk Setting Panggung

Keberadaan tata lampu merupakan unsur pendukung yang penting dalam tata pentas tari. Tata lampu berfungsi memberikan penerangan pada penari yang sedang menari di atas panggung. Selain itu, keberadaan tata lampu juga berfungsi menghidupkan suasana dari seni tari yang dibawakan sehingga penonton dapat lebih menikmati dan menghayati tarian yang dipentaskan

Tata Suara dalam pementasan

Pengaturan tata suara terkait dengan bunyi atau volume dalam sebuah pertunjukan. Tata suara diatur sedemikian rupa agar seluruh penari dan penonton dapat mendengar dengan jelas lagu yang digunakan sebagai pengiring tari. Tata suara yang bagus akan mendukung keberhasilan pementasan tari karena penari dapat lebih menjiwai tarian yang sedang dibawakannya.

Perintah Tugas : Catatlah Materi di atas Materi di atas merupakan cakupan  hal-hal yang akan muncul pada UTS 

sekian penjabaran bapak hari ini lebih kurangnya bapak mohon maaf bapak tutup wasallamualikum.wr.wb