Sebutkan tiga macam bentuk perilaku sabar

Humas IAIN Parepare — Kasubag AKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Abdul Hamid membawakan tausyiah Ramadhan dengan judul Sabar dalam menghadapi berbagai cobaan, ujian dan musibah, Selasa, 19/5/2020. Kali ini, Hj. Mauridah menjadi pengarah acara tausyiah.

Menurut ustas Hamid, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. “Sabar itu penting dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Kata sabar itu sendiri lebih dari 90 kali diulang dalam al- Quran,” kata Hamid yang juga ahli IT ini.

“Kita diminta untuk bersabar kapan dan dimana saja. Karena hanya dengan sabar itulah, kita mampu menjalani keadaan apa pun yang sedang dihadapi, termasuk dalam menghadapi masa pandemik Covid- 19 sekarang ini,” paparnya.

“Ada beberapa hal yang perlu direspon dengan sikap sabar, yaitu pertama jika kita ditimpa musibah, maka kita harus bersabar dan mengucapkan kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”, kata ustas Hamid. “Narekko engka tau napolei abala’ na de’ naullei mewai abalae natopporini dua abala'” maka pada saat itu hendaklah dia mengembalikannya kepada Allah Swt yang mengetahui segala sesuatu dari hambanya” tambahnya dalam bahasa Bugis.

Kedua, bersabar menghadapi rutinitas ibadah sehari-hari. Dalam menjalankan ketaatan dan perintah Allah SWT akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti contoh sabar dalam menahan diri dari sifat malas agar tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat tepat pada waktunya, menjalankan sholat selalu berjamaah, sabar menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikiran, sabar dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.

Sabar yang ketiga adalah menjauhi maksiat. Segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT hendaknya dijauhi. Segala bentuk maksiat itu menyenangkan, tetapi Allah melarangnya sehingga orang-orang beriman diharuskan untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Diakhir tausyiahnya, ustas Hamid mengingatkan jamaah agar bersabar dalam menjalani rutinitasnya sehari-hari, baik di rumah, di kantor atau dalam masyarakat. “Seorang atasan harus bersabar menghadapi bawahannya dan sebaliknya bawahan harus bersabar melaksanakan perintah atasannya,” kuncinya.

tirto.id - Di antara akhlak-akhlak mulia yang dianjurkan dalam Islam adalah bersikap ikhlas, sabar, dan pemaaf.

Segala tindakan yang dilakukan dengan sikap-sikap mulia tersebut akan mendatangkan berkah dan menuai pahala di sisi Allah SWT.

Dinamika kehidupan kadang kala menempatkan seorang muslim dalam kondisi pelik. Karena itu, ia dituntut untuk ikhlas dan tabah dalam keadaan sulit.

Jika berhubungan dengan kesalahan orang lain, ia dianjurkan untuk memaafkan, serta tidak memendam dendam dalam lubuk hatinya.

Bagaimanapun juga, seorang muslim tidak berharap balasan dan ucapan terima kasih dari orang lain. Namun, harapan tertingginya adalah rida dan ganjaran dari Allah SWT.

Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

"Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian," (H.R. Muslim).

Berikut ini penjelasan mengenai ikhlas, sabar, dan memaafkan, serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dikutip dari uraian "Inspirasi Alquran untuk Kebaikan Hidup" yang diterbitkan Kementerian Agama RI:

Ikhlas dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam KBBI, ikhlas diartikan sebagai hati yang jujur dan tulus. Secara istilah, ikhlas berarti kejujuran hamba dalam keyakinan dan perbuatannya hanya mengharapkan rida Allah SWT.

Dalil sikap ikhlas ini dirujuk dari Alquran surah An-Nisa ayat 146:

"Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada [agama] Allah dan dengan tulus ikhlas [menjalankan] agama mereka karena Allah. Maka, mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman," (QS. An-Nisa [4]: 146).

Berdasarkan ayat di atas, terdapat beberapa contoh perilaku ikhlas yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

    • Seorang muslim mesti berhati-hati dalam berbuat atau berperilaku.
    • Dalam beribadah, niatnya hanya ditujukan kepada karena Allah SWT, bukan untuk pamer, riya, atau mencari pengakuan orang lain.
    • Hendaknya mendahulukan sikap saling tolong-menolong sesama muslim karena Allah SWT.
    • Seorang muslim juga dianjurkan untuk gemar melakukan perbuatan terpuji.

Sabar dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam bahasa Arab, sabar artinya menahan diri dari keluh kesah. Maksudnya, jika seseorang bersabar, ia menahan diri atau membatasi emosinya dari hal-hal tertentu untuk mencapai tujuan yang luhur.

Sebagai misal, jika seorang muslim tertimpa musibah, maka secara naluriah, terdapat keinginan untuk berkeluh kesah.

Namun, jika ia menahan diri dari sikap tersebut, maka ia dapat dikategorikan telah bersikap sabar.

Sikap sabar ini dijanjikan pahala besar oleh Allah SWT berdasarkan firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 153:

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Berdasarkan ayat di atas, terdapat beberapa contoh perilaku sabar yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

    • Seorang muslim mesti sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT, misalnya, ia menyegerakan diri berangkat ke masjid ketika mendengar azan dikumandangkan.
    • Sabar dalam untuk menghindari perilaku maksiat, misalnya tidak mencontek ketika ujian atau menolak perintah dari orang tua.
    • Sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, misalnya berikhtiar untuk berobat ketika sakit, serta tidak berkeluh-kesah.

Memaafkan dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam bahasa Arab, maaf artinya menghapus atau menghilangkan. Maksudnya, dengan memaafkan, seseorang berusaha menghapus, menghilangkan, serta memberi ampun atas kesalahan orang lain.

Sikap pemaaf ini merupakan akhlak mulia yang dianjurkan dalam Islam. Dampak positif dari sikap memaafkan adalah lapang dada dan terlepas dari beban emosional negatif, baik bagi pemberi maaf atau yang dimaafkan.

Berkah dari sikap memaafkan ini tergambar dalam Alquran surah Ali Imran ayat 134:

"[yaitu] orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan [kesalahan] orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan," (QS. Ali Imran [3]: 134).

Berdasarkan ayat di atas, terdapat beberapa contoh perilaku memaafkan yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

    • Seorang muslim hendaknya menghindari perilaku sombong.
    • Dianjurkan untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat.
    • Memaafkan kesalahan orang lain, serta tidak memendam rasa dendam dan benci dalam lubuk hatinya.

Baca juga:

  • Perilaku Jujur, Amanah, Istiqomah: Arti dan Hikmahnya dalam Islam
  • Apa Maksud Beriman kepada Allah Melalui Alam Semesta Menurut Islam?
  • Macam-Macam Takdir dalam Islam: Pengertian dan Perbedaannya

Baca juga artikel terkait CONTOH PERILAKU SABAR atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/tha)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Sabar (al shabru) menurut bahasa berarti menahan dan mengekang. Menurut M. Quraish Shihab, sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik.

Ada pun macam-macam sabar antara lain:

1. Sabar dalam menaati Allah.

Sabar dalam ketaatan dibuktikan dengan kesungguhan untuk menjalankan segala perintah Allah SWT, baik perintah secara tegas maupun yang sifatnya anjuran. Misalnya, ketika kita sedang dalam keadaan tidur nyenyak, bersabarlah untuk bangun di sepertiga malam terakhir untuk melaksanakan salat tahajud.

Sebagaimana firman Allah SWT: “Dan pada sebahagian malam salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Q.S. Al-Isra: 79).

2. Sabar dalam beribadah.

Sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah, tidak tergesa-gesa. Menurut Iman Ghozali, dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan tiga hal, yaitu:

- Sebelum melakukan ibadah harus dipersiapkan dengan niat suci/ikhlas semata-mata beribadah karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain).

- Pada saat melakukan ibadah harus memenuhi syarat-syarat dan tata tertibnya.

- Sesudah selesai beribadah yaitu jangan bersikap riya.

3. Sabar dalam menjauhi maksiat.

Sabar dalam hal ini terwujud dengan upaya meninggalkan maksiat secara total tidak sekemampuan. Rasulullah SAW memberi penekanan: "...dan jika aku melarang kamu untuk melakukan sesuatu, maka tinggalkan."

4. Sabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah.

Menurut bentuknya, takdir ada dua macam, yaitu takdir yang baik dan takdir yang buruk. Kehidupan manusia di dunia ini tidak terlepas dari ketentuan takdir. Setiap manusia di alam dunia ini akan menghadapi banyak persoalan, berbagai macam rintangan, dan bermacam masalah dalam kehidupan.

5. Sabar dalam menghadapi musibah.

Dalam menjalani kehidupan, manusia pasti akan menghadapi berbagai cobaan. Baik yang menimpa jiwa, harta, maupun keluarga. Allah menjadikan jalan keluar bagi orang muslim berupa kesabaran. Berani menatap masa depannya dengan rasa optimis.

Itulah macam-macam kesabaran menurut Islam yang harus kamu ketahui.

Sebutkan tiga macam bentuk perilaku sabar

Gak perlu khawatir, tulisan kamu bisa tetap
TERBACA DAN TRENDING di Brilio.net

Learn More Sign In

Subscribe ke akun YouTube Brilio untuk tetap ter-update dengan konten kegemaran Milenial lainnya