Sebutkan penyebab umum penyakit diare



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada banyak penyebab diare yang Anda alami. Jika terus dibiarkan dan tak segera diatasi, kondisinya akan semakin parah sehingga kesehatan Anda terganggu. Beberapa makanan penyebab diare sering dikonsumsi tanpa disadari. Dengan mengetahui penyebab munculnya diare berikut, pengobatan akan semakin mudah Anda lakukan.

Jenis makanan penyebab diare

Beberapa jenis makanan, seperti laktosa, dapat menyebabkan masalah pencernaan sehingga diare tak bisa Anda hindari. Biasanya, laktosa ditemukan dalam makanan yang terbuat dari susu. Bagi orang yang tak tahan dengan laktosa, mengonsumsi susu akan menyebabkan diare. Mengutip dari Medical News Today, makanan penyebab diare lainnya adalah alkohol, makanan pedas, dan kopi.

Infeksi

Diare juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Infeksi tersebut memicu peradangan dalam saluran pencernaan. Selain diare, gejala lain yang ditimbulkan oleh infeksi adalah muntah, mual, dan sakit perut. Baca Juga: Ini penyebab sakit perut bagian bawah pada wanita

Radang Usus Besar

Penyebab diare lainnya yang disebutkan Medical News Today adalah radang usus besar. Selain menyebabkan diare, munculnya radang usus besar juga ditandai dengan sakit perut, nafsu makan menurun, iritasi mata dan kulit, serta kelelahan.

Pankreatitis

Sebutkan penyebab umum penyakit diare
Selain usus besar, pankreas juga bisa mengalami peradangan yang menyebabkan diare. Hal itu merusak proses pemecahan lemak, zat tepung, dan protein. Sama seperti infeksi, diare yang disebabkan oleh pankreatitis juga memunculkan gejala lain, seperti mual, muntah, dan sakit perut.

Dumping Syndrome

Melansir dari Medical News Today, dumping syndrome adalah penyebab diare lain yang perlu Anda perhatikan. Dumping syndrome adalah kondisi di mana makanan bergerak terlalu cepat dalam sistem pencernaan. Kondisi ini biasanya terjadi setelah seseorang menjalani operasi penurunan berat badan. Gejala lain yang dapat muncul, yaitu sakit perut, mual, muntah, dan detak jantuk tak beraturan. Baca Juga: Penyebab BAB berdarah dan gejala yang muncul

Fibrosis Kistik

Fibrosis kistik merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan penumpukan lendir dalam paru-paru dan sistem pencernaan sehingga memunculkan diare. Selain menyebabkan diare, fibrosis kistik juga dapat menyebabkan kesulitan bernapas, infeksi paru-paru berulang, batuk terus-menerus, dan sulit menaikkan berat badan.

Hipertiroidisme

Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau terlalu banyak menghasilkan hormon bisa menimbulkan masalah. Selain jadi penyebab diare, hipertiroidisme juga dapat membuat mood tidak stabil, waktu tidur terganggu, berat badan turun, leher bengkak, dan mudah marah.

Selanjutnya: 4 Obat sakit perut alami yang perlu Anda coba

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sebutkan penyebab umum penyakit diare

Diare yang disebabkan oleh infeksi parasit umum terjadi terutama di tempat-tempat yang sanitasi airnya buruk, lingkungannya tidak steril, dan orang-orangnya tidak menjaga kebersihan.

Bahan makanan atau air dapat terkontaminasi oleh parasit sewaktu masa pengolahan, produksi, persiapan, pengiriman, atau penyimpanan.

Infeksi parasit tidak hanya menjadi penyebab diare, tapi juga memicu kram perut, kembung, mual, dan feses berbau busuk dalamsatu hingga dua minggu setelah terpapar.

4. Berwisata ke tempat tertentu

Bepergian alias traveling adalah salah satu cara untuk melepas stres. Namun jika tidak hati-hati, destinasi favorit Anda bisa jadi penyebab mencret saat liburan.

Dalam dunia kedokteran, diare yang hanya terjadi saat liburan disebut dengan diare wisatawan. Saat liburan, diare dapat disebabkan oleh kecenderungan mencicipi makanan di area wisata yang belum tentu terjamin kebersihannya.

Selain melalui makanan, kuman penyebab diare juga bisa tersebar dalam air minum maupun di perairan atau kolam renang di tempat wisata yang Anda kunjungi.

Berdasarkan laporan CDC, berenang di perairan yang terkontaminasi dapat menjadi penyebab diare. Jenis kuman yang biasanya ada di dalam kolam adalah Cryptosporidium dan Giardia.

5. Efek samping obat tertentu

Bagi beberapa orang, efek samping antibiotik yang diresepkan dokter dapat menjadi penyebab mencret. Pasalnya, meski bertugas untuk membunuh bakteri, obat ini tidak bisa membedakan mana bakteri jahat penyebab infeksi dan mana bakteri baik yang hidup alami dalam tubuh.

Maka itu, mengonsumsi antibiotik dapat ikut membunuh bakteri baik yang melindungi usus. Ketidakseimbangan koloni bakteri baik dalam usus akibat konsumsi antibiotik dapat menyebabkan diare.

Selain antibiotik, diare juga dapat disebabkan oleh efek samping obat tekanan darah, obat kanker, dan obat antasida.

6. Intoleransi makanan

Penyebab Anda diare mungkin karena Anda memiliki intoleransi makanan tertentu. Pada kondisi ini, tubuh tidak bisa mencerna nutrisi atau zat tertentu dalam suatu akanan karena tidak memiliki enzim khusus.

Seseorang yang memiliki intoleransi makanan akan mengalami gejala seperti diare, mual, perut kram, dan kembung yang biasanya muncul dalam kurun waktu 30 menit hingga dua jam setelah makan.

7. Kondisi medis tertentu yang jadi penyebab diare

Terkadang, diare juga bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Bila gejalanya masih Anda rasakan sampai lebih dari dua minggu, maka diare termasuk dalam jenis kronis.

Bila diare akut sering ditimbulkan dari konsumsi makanan yang tidak higienis, diare kronis disebabkan oleh adanya penyakit peradangan pada saluran pencernaan Anda. Berikut beberapa penyakitnya.

Irritable Bowel Syndrome (IBS)

IBS menandakan adanya gangguan pada usus besar Anda, yang umumnya dipicu oleh stress. Usus teriritasi tidak dapat bekerja maksimal untuk menyerap nutrisi sekaligus cairan, sehingga memicu gejala diare.

Selain diare, IBS biasanya disertai dengan gejala lainnya seperti perut kembung, bergas, sembelit, kram perut, dan feses berlendir.

Inflammatory Bowel Disease (IBD)

IBD digunakan untuk menggambarkan beberapa penyakit gangguan usus kronis seperti Crohn disease dan kolitis ulseratif.

Kedua kondisi ini ditandai dengan adanya peradangan pada saluran pencernaan. Peradangan biasanya menyebar dari saluran pencernaan ke jaringan di sekitarnya dan menyebabkan luka di sepanjang lapisan usus besar.

Itu sebabnya, diare yang disebabkan oleh penyakit ini bisa disertai dengan darah.

Jika buah hati Anda mengalami kondisi ini, segera kunjungi dokter agar ia bisa menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Faktor-faktor risiko diare

Berikut adalah berbagai hal yang membuat Anda lebih rentan mengalami buang-buang air.

  • Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.
  • Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.
  • Jarang membersihkan dapur dan toilet.
  • Sumber air yang tidak bersih.
  • Makan makanan sisa yang sudah basi.

Selain faktor risiko di atas, perubahan pola makan selama beberapa hari terakhir juga dapat menyebabkan diare akut. Ini termasuk peningkatan asupan minuman kopi, teh, minuman bersoda, atau permen karet yang mengandung gula yang sulit diserap.

Mencret juga lebih umum dialami oleh pelancong, wisatawan, atau traveler. Biasanya, kondisi ini terjadi saat mereka bepergian ke negara-negara berkembang yang banyak mengalami kasus infeksi bakteri E. coli.

Mereka mungkin mengonsumsi makanan yang terkontaminasi atau makanan mentah yang tidak higienis saat bepergian. Akhirnya, terjadilah infeksi bakteri atau virus yang ditandai dengan buang-buang air.

Diagnosis diare

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan melihat riwayat medis Anda untuk mencari tahu penyebab mencret. Dokter biasanya akan menanyakan beberapa hal, seperti:

  • gejala yang Anda rasakan,
  • seberapa sering Anda buang air besar,
  • makanan sebelum buang-buang air yang Anda konsumsi,
  • obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan
  • ada atau tidaknya gejala selain sakit perut yang dialami.

Pada beberapa kasus, dokter akan meminta Anda untuk melakukan tes kesehatan tambahan. Berikut adalah beberapa pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan.

1. Tes darah untuk cek diare

Hasil pemeriksaan darah dapat menunjukkan kelainan dalam jumlah sel darah, mineral tertentu, dan lain-lain.

Hal tersebut akan membantu dokter dalam menentukan penyebab mencret serta gangguan kesehatan lain yang mungkin Anda miliki.

2. Tes feses

Pemeriksaan feses dilakukan untuk melihat apakah ada bakteri atau parasit yang menyebabkan mencret. Dokter akan mengambil sampel feses Anda, kemudian mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.

3. Sigmoidoskopi fleksibel atau kolonoskopi

Untuk memastikan diagnosis diare, dokter juga kerap melakukan sigmoidoskopi dan kolonoskopi.

Tes ini menggunakan tabung tipis dan lentur yang dimasukkan ke dalam rektum. Tabung ini memiliki kamera yang menampilkan gambar usus besar Anda.

Obat & pengobatan diare

Sebenarnya, mencret bisa disembuhkan dengan melakukan pengobatan diare di rumah. Salah satu tujuan perawatan adalah mengembalikan cairan tubuh yang telah hilang akibat frekuensi buang air besar yang berlebih.

Untuk itu, Anda harus minum air yang banyak agar terhindar dari dehidrasi. Anda juga bisa meminum cairan elektrolit atau larutan oralit yang dapat dibeli di apotek. Cairan ini umum digunakan sebagai pertolongan pertama masalah buang-buang air.

Cairan elektrolit dapat memberikan tubuh asupan glukosa, garam dan mineral penting lainnya yang hilang selama mengalami dehidrasi. Cairan rehidrasi ini aman diberikan untuk anak-anak dan orang tua.

Anak-anak yang sedang mencret juga harus diawasi oleh orangtuanya karena mereka lebih rentan mengalami dehidrasi berat. Berikan pertolongan pertama untuk diare anak dengan meminumkan oralit, lalu awasi keluhan yang ia alami.

Selain itu, tersedia juga beberapa obat yang akan membantu mengurangi frekuensi BAB. Beberapa pilihannya adalah loperamide dan attapulgite.

Loperamide merupakan obat untuk memperlambat pergerakan pada sistem pencernaan. Obat ini memungkinkan lebih banyak cairan untuk diserap oleh tubuh dan membuat feses kembali padat. Biasanya, obat diminum setelah Anda buang air besar.

Sementara itu, attapulgite bekerja dengan menyerap sejumlah besar bakteri atau racun yang ada di dalam pencernaan. Obat ini juga berguna untuk memadatkan feses dan mengurangi kram perut. Attapulgite diminum setelah makan.

Hal yang harus diperhatikan sebelum minum obat diare

Saat minum atau menggunakan obat diare, Anda harus mematuhi aturan pakainya. Minumlah obat mencret sesuai petunjuk yang direkomendasikan pada kemasan obat.

Jangan berasumsi bahwa lebih banyak obat akan bekerja lebih baik atau lebih cepat. Minum obat yang dengan jumlah berlebih dapat menimbulkan efek samping tertentu.

Jika Anda meminum obat resep, tanyakan pada dokter apakah Anda boleh meminum lebih dari satu merek atau jenis obat pereda buang air besar. Kemungkinan keduanya memiliki bahan aktif serupa sehingga bisa menyebabkan overdosis obat.

Komplikasi diare

Mencret bisa segera sembuh dengan perawatan yang tepat. Namun, jika dibiarkan, gangguan pencernaan ini juga bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Berikut berbagai komplikasinya.

1. Malnutrisi akibat diare

Mencret yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan malnutrisi. Pasalnya, buang air berlebih dalam waktu lebih dari sebulan bisa membuat tubuh kehilangan terlalu banyak vitamin, mineral, protein, dan lemak.