Sebutkan hal hal yang mendorong padatnya penduduk bali

Sebutkan hal hal yang mendorong padatnya penduduk bali

Sebutkan hal hal yang mendorong padatnya penduduk bali
Lihat Foto

FREEPIK

Ilustrasi.

KOMPAS.com - Sadarkah kamu bahwa di kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, dan atau Medan sangat banyak penduduk meskipun kota-kota tersebut berukuran kecil jika dibanding daerah lainnya?

Kondisi ini tentu berbeda dengan kota atau kabupaten seperti Boyolali, Pandeglang, atau bahkan Kabupaten Asmat di Papua yang penduduknya sedikit hingga rumahnya saling berjauhan atau tidak menempel.

Di beberapa daerah di Pulau Jawa, penduduknya terlampau banyak hingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal di banyak daerah lainnya, penduduknya sangat sedikit. 

Fenomena ini disebut dengan persebaran penduduk.

Apa itu persebaran penduduk?

Mengutip Kemdikbud RI, distribusi atau persebaran penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebar merata atau tidak.

Persebaran penduduk dapat diketahui dari kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa banyak jiwa atau penduduk yang tinggal dalam satu kilometer persegi wilayah.

Kepadatan penduduk menjadi indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah.

Wilayah yang memiliki sumber daya yang lebih baik, baik sumber daya fisik maupun sumber daya manusia, akan cenderung dipadati penduduk.

Kepadatan penduduk juga memberikan informasi kepada pemerintah tentang pemerataan pembangunan. Wilayah yang penduduknya jarang menunjukkan pembangunan belum merata ke berbagai wilayah.

Baca juga: Pengertian Persebaran Penduduk dan Jenisnya

Persebaran penduduk Indonesia

Beberapa wilayah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population).

Berdasaran Hasil Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Indonesia (2011), 57,5 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Kondisi ini sudah terjadi sejak lama. Meski pemerintah selalu melakukan upaya penyebaran penduduk ke luar Jawa dan Bali, melalui program transmigrasi sejak zaman pemerintahan Belanda hingga Indonesia merdeka.

Pada 2010, provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk 18,1 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

Provinsi dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Provinsi papua Barat dengan jumlah penduduk 760.000 jiwa atau 0,3 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

Pada 2010, kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan penduduk sangat bervariasi antar provinsi di Indonesia.

Provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta mencapai 14.469 jiwa per kilometer persegi. Provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Papua Barat, hanya 8 jiwa per kilometer persegi.

Baca juga: Mengapa Sebaran Penduduk Indonesia Tidak Merata?

Pemerataan penduduk

Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata menjadi permasalahan bagi pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Diperlukan cara memeratakan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan secara optimal.

Salah satu cara pemerataan penduduk di Indonesia adalah melalui perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah jarang penduduk. Perpindahan penduduk dapat dilakukan dengan keinginan warga sendiri maupun melalui program pemerintah.

Persebaran penduduk terpusat di Pulau Jawa

Mengapa persebaran penduduk terpusat di pulau Jawa? Mengapa pulau Jawa menjadi daerah terpadat di Indonesia?

Pulau Jawa adalah daerah sangat subur dan telah lama berkembang dengan pertanian tradisional. Pada masa lalu, masyarakat mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian.

Faktor yang menyebabkan Pulau Jawa padat penduduknya adalah:

  • Karena sebagian besar lokasi di wilayah Pulau Jawa mudah terjangkau;
  • Pulau Jawa menjadi pusat perkembangan politik pada masa Hindu, Buddha, Islam dan masa penjajahan;
  • Pusat pemerintahan Indonesia yaitu Jakarta berada di Pulau Jawa;
  • Kota-kota besar sebagian besar berada di Pulau Jawa;
  • Sarana dan prasarana di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah lain di Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta -

Dinamika penduduk membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan jumlah penduduk. Seperti yang kita tahu, jumlah penduduk dalam suatu wilayah selalu berubah setiap waktu. Apa sebabnya?

Penduduk adalah sejumlah manusia baik individu maupun kelompok yang mendiami suatu wilayah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Penduduk di suatu wilayah terus mengalami perubahan. Perubahan jumlah penduduk itulah yang disebut dengan dinamika penduduk. Dijelaskan dalam buku IPS Terpadu SMP/MTs Kelas VII B oleh Agung Wijaya, dinamika penduduk adalah keadaan perubahan jumlah atau kepadatan populasi penduduk. Perubahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor.

Faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk antara lain, kelahiran, kematian, dan perpindahan. Ketiga hal tersebut juga sering disebut sebagai unsur dinamika penduduk. Berikut penjelasan dari masing-masing faktor:

1. Kelahiran (Natalitas)

Natalitas adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang lahir per 1.000 penduduk per tahun. Dikutip dari buku Geografi oleh Bambang Utoyo, secara umum, angka kelahiran atau fertilitas terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya angka kelahiran kasar, kelahiran umum, dan kelahiran menurut kelompok usia.

Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi lahir hidup dari setiap 1.000 penduduk dalam periode tahun tertentu, angka kelahiran umum menunjukkan jumlah komposisi bayi lahir hidup dari 1.000 penduduk wanita usia reproduksi dalam periode tertentu.

Sedangkan angka kelahiran menurut kelompok usia adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi lahir hidup dari setiap 1.000 penduduk wanita berdasarkan kelompok umur pada usia reproduksi salam periode tahun tertentu.

2. Kematian (Mortalitas)

Faktor kedua yang mempengaruhi dinamika penduduk adalah mortalitas. Mortalitas adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk per tahun. Angka kematian penduduk dalam suatu wilayah disebabkan oleh banyak faktor.

Faktor pendorong kematian di antaranya tingkat kesehatan yang rendah, fasilitas kesehatan yang kurang mewadahi, bencana alam, wabah, hingga konflik antar bangsa. Sementara itu, mortalitas dapat dihambat dengan adanya kualitas kesehatan yang baik, fasilitas kesehatan yang memadai, hingga kesadaran penduduk tentang pentingnya kesehatan.

3. Migrasi (Perpindahan)

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi dapat berupa emigrasi yakni perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri, imigrasi yakni perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri, transmigrasi yakni perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya, dan urbanisasi yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Nah, itulah penjelasan tentang dinamika penduduk. Jumlah penduduk akan mengalami peningkatan jika natalitas lebih besar dari mortalitas atau imigrasi lebih besar dari emigrasi.

Simak Video "Angkatan Laut Sri Lanka Gagalkan 78 Orang yang Kabur Naik Perahu"



(kri/lus)

Jakarta -

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk, baik pertambahan maupun penurunannya. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh besarnya kelahiran (birth), kematian (death), migrasi masuk (in migration), dan migrasi keluar (out migration).

Penduduk akan bertambah jumlahnya apabila terdapat bayi yang lahir dan penduduk yang datang. Penduduk akan berkurang jumlahnya apabila terdapat penduduk yang mati dan penduduk yang keluar wilayah tersebut, seperti dikutip dari buku Teori Kependudukan oleh Agustina Bidarti.

Pertumbuhan penduduk di beberapa kota besar di Indonesia disebabkan oleh faktor pertumbuhan alami, dan faktor migrasi masuk ke wilayah kota dari pedesaan, seperti dikutip dari penelitian "Fenomena Urbanisasi dan Kebijakan Penyediaan Perumahan dan Pemukiman di Perkotaan di Indonesia" oleh Mita Noveria dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pertumbuhan alami dihitung dari selisih kelahiran dan kematian.

Penelitian tersebut mendapati, di tingkat dunia, sepanjang kurun waktu 2005-2010, faktor meningkatnya pertumbuhan penduduk kota adalah pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhanini terlihat dari laju pertumbuhan penduduk kota dunia, yaitu sebesar 2 persen per tahun. Kecenderungan yang sama ditemu di negara maju dengan laju pertumbuhan penduduk kota sebesar 0,5 persen per tahun.

Sementara itu, di negara berkembang dan negara paling kurang berkembang, penyebab utama pertumbuhan penduduk kota adalah faktor migrasi masuk wilayah perkotaan, termasuk perpindahan dari desa ke kota. Laju pertumbuhan penduduk di kota-kota di negara berkembang secara keseluruhan adalah 2,5 persen, sementara pertumbuhan penduduk di negara paling kurang berkembang sebesar 4 persen per tahun.

Pertumbuhan penduduk di kota-kota besar di Indonesia juga disebabkan oleh faktor migrasi ke kota besar dari daerah perkotaan yang lain. Contohnya, migran yang tinggal di Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya berasal dari kota-kota lebih kecil yang berlokasi di sekitarnya. Selain di keempat kota tersebut, perpindahan penduduk dari desa ke kota masih menjadi penyebab dominan pertumbuhan penduduk di kota-kota di Indonesia.

Perpindahan penduduk ke kota besar dipengaruhi faktor ekonomi. Perbedaan tingkat pendapatan di wilayah kota besar dengan daerah lainnya menyebabkan penduduk pindah ke kota besar. Pekerjaan kasar pun dianggap dapat memberikan penghasilan yang lebih baik dibandingkan dengan penghasilan di desa. Kesempatan kerja terutama di sektor informal yang terbuka luas menjadi penyebab arus migrasi dari desa ke kota.

Di samping faktor ekonomi, faktor perpindahan penduduk yang memengaruhi pertumbuhan penduduk di kota besar yaitu faktor sarana dan fasilitas sosial yang lebih berkualitas. Sarana dan fasilitas sosial ini termasuk pendukung pendidikan, seperti instansi pendidikan, akses internet, perpustakaan, hunian penunjang pendidikan, dan lain-lain. Karena itu, penduduk usia muda yang pindah ke kota untuk menempuh pendidikan lebih tinggi menjadi salah satu kelompok penyumbang pertumbuhan penduduk di kota besar di Indonesia.

Gimana detikers, sudah tahu ya faktor pertumbuhan penduduk di kota besar di Indonesia?

Simak Video "Keren! Siswa SMK Korpri Ciptakan Tricycle Tenaga Surya"



(lus/lus)