Sebutkan dan jelaskan 5 organisasi Jepang di Indonesia

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi 0rganisasi Bentukan Jepang? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: 7 macam organisasi bentukan jepang di indonesia.

Sebutkan dan jelaskan 5 organisasi Jepang di Indonesia

Pada awalnya militer Jepang mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari sikap tokoh-tokoh nasionalisme seperti Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang bersedia melakukan kerja sama dengan pihak Jepang, padahal sebelumnya pada masa pemerintahan kolonial Belanda mereka bersikap nonkooperatif. Jepang membentuk beberapa organisasi untuk merangkul rakyat Indonesia. Namun sebelumnya hal itu bertujuan untuk kepentingan Jepang semata yang saat itu menghadapi perang dunia II.

8 Macam Organisasi Bentukan Jepang

Berikut ini terdapat 7 macam organisasi bentukan Jepang, yaitu sebagai berikut:

1. Gerakan Tiga A

Jepang mencoba untuk membentuk gerakan tiga A, dengan memulai kampanye propaganda.

Gerakan tiga A dapat diartikan dengan sebuah Jepang akan melindungi seluruh asia dan menjadi pimpinan di asia.

2. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Pada tanggal 9 Maret 1943, Jepang membuat organisasi Putera, sebuah sayap organisasi politik. Ir. Soekarno menjadi ketuanya dan Moh. Hatta dan Ki Hadjar Dewantara sebagai anggotanya.

Gerakan ini didasari agar prakarsa pemerintahan Jepang untuk bertujuan untuk membujuk kaum nasionalisme sekuler dan kaum intelektual agar dapat mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk usaha Jepang di perang dunia II.

3. Himpunan Kebangkitan Jawa (Jawa Hokokai)

Organisasi ini dipernyatakan sebagai organisasi resmi pemerintahan Indonesia. Berarti, gerakan organisasi tersebut dapat diintegrasikan ke dalam sebuah pemerintah Indonesia.

Berita Terkait  Perlawanan Rakyat Maluku terhadap VOC

4. Seinendan

Seinendan ialah organisasi semi militer yang didirikan pada tanggal 29 April 1943. Orang-orang yang boleh mengikuti organisasi ini ialah pemuda yang berumur maksimal 14 sampai 22 tahun.

5. Keibodan

Organisasi ini didirikan bersamaan dengan didirikannya Seinendan, yakni pada tanggal 29 April 1943. Anggotanya ialah para pemuda yang berusia sekitar 25 sampai 45 tahun. Tujuan didirikannya Keibodan ini yakni untuk membantu polisi dalam menjaga lalu lintas dan melakukan pengamanan desa.

6. Fujinkai

Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Organisasi ini bertugas sebagai mengerahkan tenaga perempuan turut serta dalam memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib.

7. Heiho

Jepang membentuk sayap militer lokal disebut dengan Heiho untuk menjadi ujit reguler Jepang. Tentara Hiho dari Indonesia ialah kumpulan antara sukarela dan milisu. Tentara Jepang membedakan perlakuaan terhadap Heiho dan tentara Jepang. Anggota Heiho adalah para prajurit Indonesia yang ditemaptkan pada organisasi militer Jepang. Mereka yang tergabung di dalamnya yakni para pemuda yang berusia sekitar 18 sampai 25 tahun.

8. PETA

Pada tanggal 3 Oktober 1943, Jepang membentuk Giyugun di Sumatera dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut dengan PETA (Pembela Tanah Air). Banyak tokoh yang bergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, ada 120.000 pejuang tergabung dalam PETA, Kelompok ini yang kemudian akan membentuk inti Angkatan bersenjata Indonesia.

Demikian Pembahasan Tentang 8 Macam Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia dari Pendidikanmu

Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca 

Sebutkan dan jelaskan 5 organisasi Jepang di Indonesia

Berita Artikel Lainnya:

Ilustrasi bendera nasional Jepang.

GridKids.id - Masuknya Jepang ke Nusantara pada tahun 1942 menandakan dimulainya babak baru dalam sistem kolonialisme di Indonesia pada saat itu.

Jepang membentuk beberapa organisasi sosial masyarakat dengan berbagai tugasnya.

Ada macam-macam organisasi sosial masyarakat yang dibentuk Jepang di Indonesia, seperti Gerakan 3 A hingga Putera.

Peristiwa ini pun ditandai dengan Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942 yang secara resmi diduduki oleh Dai Nippon untuk menguasai Indonesia, menggantikan Belanda.

Masuknya Nippon, terdapat organisasi sosial masyarakat di Nusantara yang dibentuk ulang saat zaman kependudukan Jepang.

Baca Juga: Latar Belakang dan Sejarah Pertama Kali Kedatangan Jepang ke Wilayah Nusantara

Pergantian rezim kolonialisme pada saat itu sangat memengaruhi berbagai aspek bidang kehidupan masyarakat Indonesia.

Nah, salah satunya adalah dibentuknya sejumlah organisasi sosial masyarakat untuk rakyat Indonesia oleh pemerintahan militer Jepang.

Lalu, organisasi sosial masyarakat apa yang dibentuk oleh Nippon saat zaman kepedudukan Jepang? Simak ulasannya, yuk!

Baca Juga: Mengenal Teori Tujuan Negara dan Tujuan Negara Republik Indonesia

Dilansir dari laman Youtube Geogerhana dan berbagai sumber lainya, berikut beberapa organisasi militer bentukan Jepang di Indonesia:

Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Organisasi Bentukan Jepang“. Berikut dibawah ini penjelasannya:

Sebutkan dan jelaskan 5 organisasi Jepang di Indonesia

Dalam rangka memenangkan perang Asia-Pasifik melawan Sekutu, Jepang membentuk organisasi di Indonesia kalangan pribumi. Pemuda-penuda Indonesia yang berbadan sehat dan kuat diberikan pendidikan militer. Saya pandang pembentukan organisasi dan pendidikan militer seperti PETA merupakan pendidikan dan pengalaman yang sangat berharga bagi rakyat , khususnya bagi para pemuda bersemangat yang dipilih. Organisasi militer ini dapat membuka cakrawala wawasan rakyat mengenai strategi pertempuran modern.

Dibawah ini terdapat 12 organisasi-organisasi bentukan Jepang di Indonesia, antara lain:

1. Pembela Tanah Air (PETA)

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air disingkat PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai.

Tentara PETA telah berperan besar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh nasional yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden Soeharto dan Jendral Besar Soedirman. Veteran-veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan evolusi militer Indonesia, antara lain setelah menjadi bagian penting dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia(TRI) hingga akhirnya TNI. Karena hal ini, PETA banyak dianggap sebagai salah satucikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.

2. Gakukotai (Laskar Pelajar)

Menjelang Jepang terpuruk kalah tanpa syarat dalam Perang Dunia II, untuk memperkuat posisinya di Indonesia, Jepang melatih rakyat dengan latihan kemiliteran. Tidak ketinggalan pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pasukan pelajar dan mahasiswa yang dibentuk oleh Jepang disebut dengan “GAKUKOTAI”.

3. Heiho (Barisan Cadangan Prajurit)

Heiho adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943.

Heiho pada awalnya dimaksudkan untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti membangun kubu dan parit pertahanan, menjaga tahanan, dll. Dalam perkembangannya, seiring semakin sengitnya pertempuran, Heiho dipersenjatai dan dilatih untuk diterjunkan di medan perang, bahkan hingga ke Morotai dan Burma.

Menjelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai 42.000 orang dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau Jawa. Heiho dibubarkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah pada Belanda dan sebagian anggotanya dialihkan menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR).

4. Seinendan (Barisan Pemuda)

Seinenda diumumkan secara resmi pada tanggal 24 April 1943. Anggotanya di rekrut dari berbagai tempat dari desa-desa sampai sekolah-sekolah dengan di bekali ke ahlian militer,dan pata bulan Oktober 1944 terbentuklah Josyi Seinendan (Seinendan Putri).

Artikel Terkait:  Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Demi keberhasilan organisasi tersebut Pemerintah Jepang membentuk pula Seinen Kunrensyo (Lembaga Latihan Pemuda), yaitu pencetakan kader-kader pemimpin untuk Seinendan, mereka dilatih sesuai dengan kemiliteran namun dalam perang mereka hanya lah pasukan garis belakang atau cadangan.

5. Fujinkai (Barisan Wanita)

Pengerahan tenaga untuk berperang tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki, tetapi berlaku juga untuk kaum wanita Indonesia.

Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggota Fujinkai terdidri atas para wanita Indonesia yang berusia 15 tahun keatas. Tujuan pembentukan Fujinkai juga membantu Jepang berperang melawan Sekutu.

6. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)

Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah Jepang di Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan Kyai Haji Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya demi untuk kepentingan perang melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang Indonesia, maka rakyat akan mendukung penuh kegiatan ini. Dalam tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan anggotanya adalah kumpulan organisasi profesi seperti, Persatuan Guru Indonesia, perkumpulan pegawai pos, radio dan telegraf, perkumpulan Istri Indonesia, Barisan Banteng dan Badan Perantara Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia.

Propaganda Tiga A yang disebarluaskan oleh Jepang untuk mencari dukungan rakyat Indonesia ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan, karena rakyat justru merasakan tindakan tentara Jepang yang kejam seperti dalam kerja paksa romusha.

Oleh sebab itu pemerintah Jepang berupaya mencari dukungan dari para pimpinan rakyat Indonesia dengan cara membebaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional antara lain Soekarno, Hatta dan Syahrir serta merangkul mereka dalam bentuk kerjasama. Para pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya cara menghadapi kekejaman militer Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata untuk tetap berusaha mempertahankan kemerdekaan secara tidak langsung. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka mereka sepakat bekerjasama dengan pemerintah militer Jepang dengan pertimbangan lebih menguntungkan dari pada melawan. Hal ini didukung oleh propaganda Jepang untuk tidak menghalangi kemerdekan Indonesia. Maka setelah terjadi kesepakatan, dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat).

Keberadaan Putera merupakan organisasi resmi pemerintah yang disebarluaskan melalui surat kabar dan radio, sehingga menjangkau sampai ke desa, namun tidak mendapatkan bantuan dana operasional. Meskipun kegiatannya terbatas, para pemimpin Putera memanfaatkan media massa yang disediakan untuk mengikuti dan mengamati situasi dunia luar serta berkomunikasi dengan rakyat.

Artikel Terkait:  Sejarah R.A. Kartini

Karena Putera tidak menguntungkan Jepang, Putera hanya bertahan selama setahun, lalu dibubarkan dan diganti dengan Jawa Hokokai.

Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah Jepang di Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Moh Hatta, Suwardi Suryaningrat dan Kyai Haji Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya demi untuk kepentingan perang melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang Indonesia, maka rakyat akan mendukung penuh kegiatan ini. Dalam tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan anggotanya adalah kumpulan organisasi profesi seperti, Persatuan Guru Indonesia, perkumpulan pegawai pos, radio dan telegraf, perkumpulan Istri Indonesia, Barisan Banteng dan Badan Perantara Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia.

Propaganda Tiga A yang disebarluaskan oleh Jepang untuk mencari dukungan rakyat Indonesia ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan, karena rakyat justru merasakan tindakan tentara Jepang yang kejam seperti dalam kerja paksa romusha. Oleh sebab itu pemerintah Jepang berupaya mencari dukungan dari para pimpinan rakyat Indonesia dengan cara membebaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional antara lain Soekarno, Hatta dan Syahrir serta merangkul mereka dalam bentuk kerjasama. Para pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya cara menghadapi kekejaman militer Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata untuk tetap berusaha mempertahankan kemerdekaan secara tidak langsung. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka mereka sepakat bekerjasama dengan pemerintah militer Jepang dengan pertimbangan lebih menguntungkan dari pada melawan.

Hal ini didukung oleh propaganda Jepang untuk tidak menghalangi kemerdekan Indonesia. Maka setelah terjadi kesepakatan, dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Keberadaan Putera merupakan organisasi resmi pemerintah yang disebarluaskan melalui surat kabar dan radio, sehingga menjangkau sampai ke desa, namun tidak mendapatkan bantuan dana operasional. Meskipun kegiatannya terbatas, para pemimpin Putera memanfaatkan media massa yang disediakan untuk mengikuti dan mengamati situasi dunia luar serta berkomunikasi dengan rakyat. Karena Putera tidak menguntungkan Jepang, Putera hanya bertahan selama setahun, lalu dibubarkan dan diganti dengan Jawa Hokokai.

7. Jawa Hokokai

Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Rakjat Djawa merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh Jepang pada 1 Maret 1944 sebagai pengganti Putera. Pemimpin tertinggi perkumpulan ini adalah Gunseikan dan Soekarno menjadi penasihat utamanya.

Artikel Terkait:  Materi Pemberontakan DI/TII

Jawa Hokokai dibentuk sebagai organisasi pusat yang merupakan kumpulan dari Hokokai atau jenis pekerjaan (profesi), antara lain Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyoiku Hokokai (Himpunan Kebaktian Pendidik), Fujinkai (Organisasi wanita) dan Keimin Bunko Syidosyo (Pusat budaya). Perkumpulan ini adalah pelaksana pengerahan atau mobilisasi (penggerakan) barang yang berguna untuk kepentingan perang.

8. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)

Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) dibentuk pada 29 April 1943. Tujuan pembentukan Keibodan adalah untuk membantu polisi Jepang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Keibodan di Sumatra dikenal dengan nama Bogodan, sedangkan di Kalimantan lebih dikenal dengan nama Sameo Konen Hokokudan. Di kalangan penduduk Cina dibentuk semacam Keibodan dengan nama Kayo Keibotai. Pembina Keibodan disebut dengan Keimumbu.

9. Gerakan Tiga A

Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Syamsuddin yang merupakan bekas tokoh Parindra. Tujuan gerakan Tiga A adalah meraih simpati penduduk dan tokoh masyarakat. Namun, gerakan ini kurang berhasil sehingga Jepang membentuk organisasi yang lebih menarik.

10. Kempetai (Barisan Polisi Rahasia)

Kesatuan Kempetai merupakan satuan polisi militer Jepang yang ditempatkan diseluruh wilayah Jepang termasuk daerah jajahan. Kempetai dapat disandingkan dengan unit Gestapo milik Nazi Jerman, memiliki kesamaan dalam tugas sebagai polisi rahasia militer. Kempetai sangat terkenal karena kedisiplinan dan kekejamannya.

11. Masyumi

Islam adalah penduduk mayoritas bangsa Indonesia. Jepang merasa harus dapat menarik hati golongan ini. Untuk itu, pada tahun 1943 Jepang membubarkan Majelis Islam A’la Indonesia dan menggantikannya dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur.

12. Barisan Pelopor (Syuisyintai)

Setelah PUTERA dibubarkan maka dibentuklah Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa). Salah satu bagian Jawa Hokokai adalah Syuisyintai (Barisan Pelopor) yang dipimpin Ir. Soekarno dengan pemimpin Harian atau Kepala Sekretariatnya adalah Sudiro. Beberapa tokoh nasionalis lainnya sebagai anggota pengurus antara lain Chaerul Saleh, Asmara Hadi, Sukardjo Wiryopranoto, Oto Iskandardinata dan lain-lain.

Organisasi ini dimanfaatkan oleh para nasionalis sebagai penyalur aspirasi nasionalisme dan memperkuat pertahanan pemuda melalui pidato-pidatonya.

File Download Materi Organisasi Bentukan Jepang

Download File Materi

Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang 12 Macam Organisasi Bentukan Jepang Di Indonesia

Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!

Baca Artikel Lainnya: