Sebutkan 2 jenis sistem pengapian pada sepeda motor

Dengan Anda memahami sistem pengapian sepeda motor dan fungsinya pengapian maka ketika ada kesulitan, Anda tidak perlu panik. Anda tidak akan mengalami kesulitan ke depannya jika Anda sudah memahami sistem dan fungsi pengapiannya sepeda motor.

Sebutkan 2 jenis sistem pengapian pada sepeda motor

Pengertian dari sistem pengapian adalah sebuah sistem yang terdapat pada sepeda motor. Di mana sistem pengapian ini bertujuan membangkitkan listrik tegangan tinggi untuk kebutuhan membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.”

Sistem pengapian sepeda motor sendiri berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi. Percikan bunga api iniharus ada pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder.

Nah, sistem pengapian sepeda motor ini mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangkitan tenaga. Pembangkitan tenaga atau daya yang dihasilkan oleh suatu mesin bensin tergantung dari sistem pengapiannya.

Apabila sistem pengapian pada sepeda motor tidak bekerja dengan baik dan tepat, sepeda motor Anda juga akan terganggu. Artinya ketika sistem pengapian tidak berjalan sebagaimana mestinya, makakelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan tenaga yang dihasilkanoleh mesin jadi berkurang.

Untuk memulai proses pembakaran pada sepeda motor, maka perlu adanya percikan bunga api dari busi. Adapun agarbisa mendapatkan percikan bunga api di busi maka perlu adanya aliran listrik yang cukup untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi.

Nah, salah satu fungsi dari sistem pengapian ini adalah untuk mengalirkan listrik tegangan tinggi ke busi.Pada sistem pengapian ada dua macam jenisyaitu dengan sistem pengapian konvensional (AC/DC) atau dengan sistem pengapian elektrik (CDI/ECM).

Adapun komponen-komponen yang ada dari sistem pengapian sepeda motor adalah sebagai berikut:

  • Baterai
  • Lilitan pengapian atau generator AC
  • Kunci kontak
  • Koil
  • Kapasitor
  • Kabel tegangan tinggi
  • Busi
  • CDI/Platina/ECM

Setelah mengetahui apa saja komponen di dalam sistem pengapian seoeda motor, sekarang kita masuk ke fungsi dari masing-masing komponen.

Fungsi Komponen Sistem Pengapian

Komponen-komponen yang ada dalam sistem pengapian tersebut adalah memiliki fungsi sebagai berikut :

Baterai adalah sumber arus listrik dalam sistem pengapian DC atau elektrik. Fungsi adanya baterai adalah sebagai penyimpan sekaligus penyuplai sumber listrik (D.C) untuk kebutuhan sistem pengapian pada motor.”

Pada sistem pengapian lilitan, arus listrik diperoleh langsung dari generator AC. Fungsi dari generator AC adalah untuk membangkitkan listrik (A.C) dengan tujuan untuk menyuplai kebutuhan dari sistem pengapian.

Kunci kontak memiliki fungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian arus listrik dalam proses pengapian.

Koil memiliki fungsi untuk menaikkan tegangan, dari tegangan baterai yang tadinya 12 V menjadi tegangan tinggi 15.000 V sampai 22.000 V. Pada umumnya, prinsip kerja dari koil ini hampir sama dengan prinsip kerja trafo step up.

Fungsi dari kapasitor adalah untuk menyerap percikan bunga api pada braker point agar tegangan pada kumparan sekunder koil naik.

Fungsi dari kabel tegangan tinggi adalah untuk menghantarkan listrik tegangan tinggi dari koil menuju ke busi. Untuk menghantarkan listrik ini, kabel haruslah memiliki daya tahan yang kuat.

Fungsi dari busi adalah untuk memercikkan bunga api dari listrik tegangan tinggi yang diterima dari koil. Percikan bunga api pada busi ini dipergunakan untuk memulai proses pembakaran pada sepeda motor.

Fungsi dari CDI/ Platina / ECM adalah untuk mengatur waktu saat terjadinya pengapian atau saat terjadinya percikan bunga api pada busi. Platina ini digunakan pada sistem pengapian konvensional. Sementara CDI digunakan untuk pengapian elektrik pada sistem kendaraan karburator. Lalu ECM digunakan dalam modul pengapian pada sepeda motor jenis injeksi.

Nah, untuk sistem pengapian pada DC ialah ketika arus positif dari baterai mengalir melalui kunci kontak. Setelah itudari kontak aliran menuju ke saklar engine stop dan kemudian ke terminal positif koil.

Saat breaker kontak atau platina terbuka maka arus negatifpun akan masuk ke dalam kapasitor. Bukan hanya masuk ke kapasitor tapi aruspun juga masuk ke terminal negatif koil yang kemudian di dalam koil terjadi induksi pada lilitan primer.

Setelah itu terjadilah kenaikan tegangan pada lilitan sekunder, di manajumlah lilitannya lebih banyak. Ketika platina menempel maka terjadillah percikan bunga api yang ada di contact breaker. Arus listrik yang telah bertegangan tinggi tadipun kemudian diteruskan ke busi hingga kemudian muncullah percikan bunga api dari busi.

Sementara proses sistem pengapian pada AC, prinsip kerjanya hampir sama dengan pengapian DC. Hanya saja sistem AC ini berbeda dari source atau sumber listrik itu sendiri dan terdapat komponen ignition source coil (magneto) di dekat platina.

Terakhir, adalah sistem pengapian CDI, di mana CDI adalah komponen yang bertugas untuk mengatur waktu pengapian pada sepeda motor. Namun sepeeda motor yang menganut sistem pengapian elektrik,ya.

Pada system pengapian jenis ini, posisi dari platina sendiri digantikan oleh CDI yang bersifat elektrik dan memiliki aturan sendiri dalam mengatur timing pengapian pada mesin. Namun sekarang, pada sepeda motor jenis injeksi CDI sudah tergantikan oleh posisi dari ECM sehingga tugas ECM juga sama halnya seperti tugas dari CDI

Setelah mengetahui, sistem pengapian yang ada pada sepeda motor, selanjutnya adalah mengetahui manfaat atau fungsi dari sistem pengapian. Fungsi dari sistem pengapian sendiri adalah sebagai berikut:

Fungsi dari sistem pengapian adalah menghasilkan percikan bunga api pada busi di saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Seperti yang telahdiketahui bahwa sistem pengapian konvensional menggunakan gerakan mekanik kontak platina.

Di mana gerakan mekanik kontak platina adalah untuk menghubung dan memutus arus primer. Makakontak platina mudah sekali haus dan memerlukan penyetelan atau perbaikan dan penggantian pada setiap periode tertentu. Oleh sebab itu, hal tersebutlahyang menjadi kelemahan mencolok dari sistem pengapian konvensional.

Dalam perkembangannya, kemudian ditemukanlah sistem pengapian elektronik sebagai penyempurna sistem pengapian sebelumnya. Di mana salah satu sistem pengapian elektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition).

Sistem pengapian CDI ini merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian dan juga pengosongan muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor tersebut kemudian dioperasikan oleh saklar elektronik. Ya, sama halnya seperti yang ada pada sistem pengapian konvensional.

Seperti itulah ulasan mengenai sistem pengapian sepeda motor beserta fungsinya. Semoga bermanfaat.

Definisi dari sistem pengapian menurut Daryanto. S (2004) “Merupakan jenis sistem yang terdapat pada motor otto dengan tujuan membangkitkan listrik tegangan tinggi untuk kebutuhan membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.”

Untuk memulai proses pembakaran maka perlu adanya percikan bunga api dari busi. Untuk mendapatkan percikan bunga api pada busi maka perlu di aliri listrik yang cukup untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi. Salah satu fungsi dari sistem pengapian adalah untuk mengalirkan listrik tegangan tinggi ke busi.

Pada sistem pengapian ada dua macam jenis pengapian menurut Suprapto (2008) yaitu sistem pengapian konvensional (AC/DC) dan sistem pengapian elektrik (CDI/ECM).

Adapun komponen dari sistem pengapian adalah sebagai berikut: 

2. Lilitan pengapian/Generator AC 

Baterai merupakan sumber arus listrik dalam sistem pengapian DC atau elektrik. Menurut Karsono (2011) “Fungsi sebagai penyimpan sekaligus penyuplai sumber listrik (D.C) untuk kebutuhan sistem pengapian pada motor.”

Lilitan Pengapian (Generator AC)

Pada sistem pengapian AC, arus listrik diperoleh langsung dari generator AC. Menurut Darma, E (2013) “Fungsi membangkitkan listrik (A.C) dengan tujuan untuk menyuplai kebutuhan dari sistem pengapian.

Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian arus listrik dalam proses pengapian.

Berfungsi untuk menaikkan tegangan dari tegangan baterai 12 V menjadi tegangan tinggi 15.000 V sampai 22.000 V. Prinsip kerja dari koil ini hampir sama dengan prinsip kerja trafo step up.

Fungsinya adalah untuk menyerap percikan bunga api pada braker point (platina) yang berfungsi untuk menaikkan tegangan pada kumparan sekunder koil.

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menghantarkan listrik tegangan tinggi dari koil menuju ke busi. Kabel ini haruslah kuat untuk menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi.

Busi berfungsi untuk memercikkan bunga api dari listrik tegangan tinggi yang diterima dari koil. Percikan bunga api pada busi dipergunakan untuk memulai proses pembakaran.

Berfungsi untuk mengatur waktu saat terjadinya pengapian atau saat terjadinya percikan bunga api pada busi. Platina dipergunakan pada sistem pengapian konvensional, CDI dipergunakan untuk pengapian elektrik pada sistem kendaraan karburator sedangkan ECM dipergunakan dalam modul pengapian pada sepeda motor jenis injeksi.

Sebutkan 2 jenis sistem pengapian pada sepeda motor

Wiring Diagram Sistem Pengapian DC

Arus positif dari baterai akan mengalir melalui kunci kontak kemudian ke saklar engine stop dan kemudian ke terminal positif koil, saat breaker kontak atau platina terbuka maka arus negatif akan masuk ke dalam kapasitor dan masuk ke terminal negatif koil kemudian di dalam koil terjadi induksi pada lilitan primer sehingga terjadi kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang memiliki jumlah liltan yang lebih banyak. Saat platina menempel maka akan terjadi percikan bunga api yang terjadi di contact breaker. Arus listrik yang telah bertegangan tinggi tadi di teruskan ke busi dan akan muncul percikan bunga api dari busi.

Sebutkan 2 jenis sistem pengapian pada sepeda motor

Wiring Diargram Sistem Pengapian AC

Prinsip kerja dari pengapian AC hampir sama dengan pengapian DC, hanya berbeda dari source atau sumber listrik itu sendiri dan terdapat komponen ignition source coil (magneto) di dekat platina. Sumber listrik dari pengapian jenis ini adalah dari generator AC.

Sebutkan 2 jenis sistem pengapian pada sepeda motor

Wiring Diargram Sistem Pengapian CDI

CDI atau Capasitor Discharge Ignition adalah komponen yang bertugas dalam mengatur waktu pengapian pada sepeda motor yang menganut sistem pengapian elektrik. Pada sistem ini posisi dari platina sendiri di gantikan oleh CDI yang bersifat elektrik dan memiliki aturan sendiri dalam mengatur timing pengapian pada mesin. Pada sepeda motor jenis injeksi CDI sudah tergantikan oleh posisi dari ECM sehingga tugas ECM juga seperti tugas dari CDI.

Sensor CKP ( Crankshaft Position Sensor ) merupakan salah satu sensor utama dalam mesin PGM-FI. Kenapa? Karena sensor ini mendeteksi posisi dari crankshaft atau poros engkol yang selanjutnya sensor ini akan mengirimkan sinyal pada ECM. Dari sinyal yang di kirimkan oleh CKP, ECM akan memprosesnya menjadi perintah kepada aktuator seperti pompa bahan bakar ( fuel pump ) dan injektor untuk menentukan penyemprotan bahan bakar pada intake manifold . Selai itu dalam hal pengapian, ECM akan mengirimkan sinyal ke IG Coil untuk menentukan waktu pengapian agar sesuai. Jika sensor CKP tidak bekerja dengan kondisi nyata pada mesin, maka bisa dipastikan bahwa mesin tidak akan bisa menyala karena ECM tidak bisa menentukan kapan penyemprotan bahan bakar dan waktu pengapian. Hal tersebut merujuk pada Jonali (2013) “Sensor CKP berfungsi untuk mendeteksi keberadaan poros engkol, dimana sensor ini akan selalu mengirimkan sinyal kepada ECM, kemudian ECM menentukan kapan waktu pengapian dan kapan waktu b

        I.             Alat dan Bahan Alat : Kunci Pas 24 Kunci Pipa Kunci Sok 21 SST Pelepas Per      2. Bahan : Shock Absorber Keselamatan Kerja : Hati-hati dalam melepas per, karena mudah terpelanting   Langkah Kerja Kendorkan Mur 21 pada bagian ujung atas shock absorber Pasang SST Pelepas Per dan kencangkan dengan kunci pas 24 hingga per tidak mengembang Lepas Mur 21 yang sudah di kendorkan Lepas Support shock pada shock absorber  Lepas Per pada shock absorber Ganti Shock Absorber dan pasang kembali Per dan Support shock Pasang mur 21dan kencangkan menggunakan kunci shock Lepas SST Pelepas Per dan Selesai

  I.      PILIHAN GANDA 1.       Hand tools atau peralatan tangan adalah... a.        Semua peralatan yang terdapat pada bengkel otomotif, terutama bengkel sepeda motor b.    P eralatan bantu pada bengkel otomotif yang digerakkan dengan tenaga tangan atau manusia c.     Peralatan yang dipergunakan oleh mekanik sepeda motor dalam bekerja membongkar sepeda motor d.       Peralatan tambahan yang dipergunakan dalam bekerja menggunakan tangan pada bengkel otomotif e.        Peralatan bantu pada bengkel otomotif yang digerakkan menggunakan tenaga listrik atau angin 2.       Fungsi dari kunci pas ( open end wrench ) adalah... a.        Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur sesuai limit maksimum ukurannya b.       Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur di area yang tidak terbatas c.        Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur yang memiliki kekencangan tinggi d.       U ntuk menge

A.       Persiapan Alat dan Bahan 1. Alat -    Dongkrak -    Penyangga (jack stand) -    Kunci roda -    Kunci Pas,Ring atau kunci shock 12mm atau 14mm -    Track untuk mendorong Piston Rem 2. Bahan -    Unit Kendaraan             -    Kertas Amplas B.       Tujuan 1.       Untuk memahami prosedur pembongkaran dan pemasangan rem 2.       Memahami pemeriksaan sistem rem cakram dan bagian-bagian mana yang perlu diganti.       3.    Servis sistem rem C.       Keselamatan Kerja 1.       Menggunakan pakaian kerja 2.       Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya 3.       Tidak bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik. 4.       Tidak membersihkan rem dengan angin, debu asbes dari kanvas beracun. 5.       Lakukan sesuai prosedur  6.  Gunakan kunci 12 untuk buka pen caliper bagian bawah Gambar Rem Cakram       7. Tarik Caliper ke atas setelah baut pen caliper terbuka, dan diikat dengan tali supaya tida

DAPUR TINGGI Gambar Dapur Tinggi Pengertian Dapur tinggi merupakan tanur metalurgi digunakan untuk peleburan untuk memproduksi industri logam. Bijih besi yang di olah dalam dapur tinggi berupa pyrite (FeS 2 ), magnetite (Fe 3 O 4 ), serta hematite (Fe 2 O 3 ) . Konstruksi Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri menjadi satu di atas yang lain pada alasnya. Seluruh dinding dari dapur tinggi terbuat dari batu tahan api yang dilapisi baja khusus untuk lebih memperkuat konstruksinya selain itu pada dapur tinggi juga terdapat tiang-tiang penyanggah untuk menahan konstruksi dinding batu tahan api dan baja. Pada dapur tinggi juga dilengkapi dengan pesawat cowper yang berfungsi untuk meniupkan udara panas pada dapur tinggi. Proses Kerja Pada dasarnya proses kerja dapur tinggi bisa disederhanakan menjadi 4 tahap yaitu : 1.       Proses pemasukan bahan-bahan yang akan diolah 2.       Proses reduksi bahan-bahan 3.       Proses pencairan bijih be