Sebutkan 2 contoh produk makanan hasil olahan bioteknologi yang berbahan dasar susu

Sebutkan 4 (empat) contoh produk bioteknologi konvensional!

Jawab :

Empat contoh produk bioteknologi konvensional :

1. Tempe

2. Kecap

3. Oncom

4. Yogurt

Penjelasan :

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa.

Mikroorganisme yang digunakan misalnya jamur dan bakteri menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme tubuh sehingga diperoleh produk yang diinginkan.

Fermentasi merupakan proses mengubah bahan kompleks menjadi lebih sederhana degan menggunakan bantuan mikroorganisme atau katalisator tertentu dalam kondisi lingkungan anaerobik (tanpa oksigen).

Berikut ini adalah beberapa contoh produk pangan hasil bioteknologi konvensional.

1. Yogurt

Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus.

Bakteri ini akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental.

Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental. Proses penguraian ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan yogurt.

b. Keju

Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi.

Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Bakteri ini akan menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada susu akan menggumpal dan membagi susu menjadi cair dan padatan (dadih).

Selanjutnya, enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi asam dan protein yang ada pada dadih.

Dadih inilah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan keju.

c. Tempe

Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi menjadi salah satu makanan favorit.

Pada dasarnya proses produksi tempe ini menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai.

Pada proses pertumbuhan, jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan membentuk struktur yang kompak seperti pada gambar berikut.

Pada waktu pertumbuhan jamur, jamur juga akan membuat suatu enzim protease yang dapat menguraikan protein kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita.

4. Kecap

Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari kacang kedelai. Pada tahap awal kedelai akan difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus wentii.

Tahap selanjutnya kedelai yang sudah difermentasikan akan dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam.

Pembuatan kecap dilakukan melalui proses perendaman kedelai dengan larutan garam, sehingga pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam.

Jamur Aspergillus wentii akan merombak protein menjadi asam-asam amino, komponen rasa, asam, dan aroma khas.

5. Roti

Pembuatan roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh yeast atau khamir. Yeast merupakan sejenis jamur yang ditambah pada adonan tepung dan akan menimbulkan proses fermentasi.

Proses ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Gas karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sedangkan alkohol akan berkontribusi dalam menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti.

Adonan akan tampak lebih mengembang dan membesar pada saat adonan dimasukkan ke oven, karena gas akan mengembang pada suhu tinggi.

6. Minuman Beralkohol

Bioteknologi pangan juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan minuman beralkohol. Pembuatan minuman beralkohol merupakan proses fermentasi dengan bantuan jamur Aspergillus oryzae.

Jamur Aspergillus oryzae akan menghasilkan enzim amilase yang dapat menguraikan amilum menjadi glukosa atau gula.

Selanjutnya, gula akan difermentasikan lanjut menjadi alkohol dan gas karbondioksida. Proses tersebut kemudian akan menghasilkan minuman beralkohol dengan cita rasa tertentu sesuai dengan bahan baku yang digunakan.

Lama proses fermentasi akan mempengaruhi jumlah alkohol yang dihasilkan. Semakin lama proses fermentasi, semakin tinggi kandungan alkoholnya.

Jurusan teknologi pangan mengajarkan banyak hal kepada mahasiswa tentang bagaimana cara mengolah sebuah bahan pangan, memproduksi, sampai dengan mengemasnya sehingga nilai gizinya tetap terjaga dan dapat dikonsumsi dengan baik. Jika Diperhatikan, hasik dari teknologi pangan yang kreatif ini telah menghasilkan banyak sekali produk pangan yang bisa dinikmati oleh masyarakat hingga saat ini. Bahkan, beberapa bahan pangan sudah sangat familiar dan menjadi idola di tengah masyarakat. Berikut ini adalah 10 hasil olahan pangan dari teknologi pangan yang sangat kreatif.

1. Tempe

Tempe, salah satu idola di Indonesia. Makanan murah meriah ini memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama protein karena dibuat dari kacang kedelai. Tempe dibuat dengan menambahkan proses fermentasi pada kacang kedelai. Kacang kedelai akan ditempatkan pada wadah dengan diameter yang luas dan ditambahkan ragi. Kemudian, ditutup selama beberapa hari hingga berubah menjadi tempe. Rasa tempe ini sangat gurih dan dapat diolah menjadi beberapa bahan makanan.

2. Oncom

Sama seperti tempe, oncom adalah sebuah makanan yang dibuat dengan konsep fermentasi. Bukan dari kacang kedelai, namun oncom dibuat dari ampas tahu yang kemudian diberi jamur bernama Neurospora Sitophila. Oncom sudah ada sejak jaman nenek moyang Indonesia dahulu kala dan makanan ini pun bisa diolah menjadi berbagai hidangan enak lainnya.

3. Nata de Coco

Nata de coco memiliki tekstur yang kenyal dengan sensasi rasa segar ketika dimakan. Produk ini dibuat dari air kelapa yang difermentasi selama beberapa hari. Proses fermentasi untuk membuat produk nata de coco ini dibantu oleh bakteri yang bernama acetobacter xylinum dimana tentu cara membuatnya akan dipelajari dalam jurusan teknologi pangan. Seperti yang diketahui bahwa nata de coco dapat diolah menjadi berbagai macam olahan minuman seperti hanya diminum dengan air gula, sirup, atau sebagai campuran es buah.

4. Roti

Roti dapat dibilang merupakan salah satu hasil kreatifitas dari teknologi pangan dan juga menggunakan teknik fermentasi terutama dalam proses dimana membuat adonannya menjadi mengembang. Fermentasi pada pembuatan roti ini dilakukan dengan menambahkan ragi pada adonan dimana ragi ini mengandung sebuah bahan yang bernama jamur saccaromyces cerevisiae. Roti sangat populer di kalangan masyarakat sebagai makanan yang mengenyangkan. Selain diolah menjadi makanan utama, roti juga seringkali dimasak untuk dibuat sebagai dessert seperti teman makan eskrim, dan lain sebagainya.

5. Tape

Tape sangat populer, terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Tape dibuat dari beberapa bahan pangan yang mengandung karbohidrat seperti singkong, beras ketan, dan pisang. Dalam proses pembuatannya, proses fermentasi juga digunakan yakni dengan menambahkan ragi dan kemudian ditutup dengan rapat selama beberapa hari. Campuran ini akan menghasilkan produk tape yang manis dan terkadang sedikit berair.

6. Yoghurt

produk makanan ini terbuat dari bahan susu yang difermentasikan. Proses fermentasi ini seringkali menggunakan bakteri asa laktat seperti misalnya bakteri lactobacillus bulgaris, streptococcus thermophillus, dan streptococcus lactis. Yoghurt memiliki rasa yang asam namun segar dan sangat bermanfaat untuk menjaga pencernaan, dan lain sebagainya.

7. Keju

Keju adalah sebuah produk yang dihasilkan dari olahan susu, baik itu sus sapi, kambing, atau bahkan kerbau. Produk hasil bioteknologi pangan ini juga mempergunakan konsep fermentasi dalam pembuatannya. Sama seperti pembuatan yoghurt, pembuatan keju pun menggunakan kinerja dari bakteri asam laktat, khususnya lactobacillus bulgarius dan streptococcus thermophillus. Tekstur keju padat namun lembut dan biasanya memiliki rasa yang gurih. Karena itu, keju sangat disukai dan selalu menjadi trend dari dulu hingga sekarang.

8. Terasi

siapa sangka produk makanan yang sedikit berbau khas ini juga adalah hasil bioteknologi pangan. Tepatnya, terasi dibuat dari udang atau ikan yang menggunakan proses fermentasi. Di negara barat, terasi mungkin tidak terlalu dikenal, namun lain halnya dengan di tanah air. Terasi sudah sangat populer dan seringkali digunakan untuk membuat sambal dan berbagai macam makanan lainnya seperti plecing kangkung, nasi goreng, dan lain sebagainya.

9. Tauco

Biji kedelai ternyata tak hanya bisa dimanfaatkan untuk membuat tempe dan tahu, namun juga tauco. Produk makanan hasil dari teknologi pangan ini dibuat dari fermentasi biji kedelai dimana ada 2 mikroorganisme yang digunakan untuk membuat tauco yakni bakteri dan jamur.  Tauco biasanya memiliki warna cokelat gelap dengan tekstur yang agak kasar karena biji kedelainya seringkali masih terlihat. Olahan dari tauco pun kini sudah mulai banyak seperti soto tauco, sayur tahu santan dengan tauco, dan lain sebagainya.

10. Cuka

Banyak orang mengira bahwa cuka mungkin dibuat dari bahan kimia. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena cairan berwarna bening ini adalah hasil dari kreatifitas teknologi pangan yakni sebagai hasil oksidasi etanol. Oksidasi etanol ini dilakukan oleh bakteri yang bernama acetobacter. Cuka memiliki rasa yang asam dan banyak digunakan sebagai bahan tambahan kuliner nusantara seperti pempek dari Palembang, pembuatan acar, asinan, sampai dengan tambahan untuk kuah bakso agar lebih memiliki rasa yang segar.

Itulah setidaknya 10 produk makanan yang menjadi bukti nyata kreatifitas dari bioteknologi pangan. Karena ilmu yang terus berkembang, bukan tidak mungkin hasil produksi makanan dari teknologi pangan ini akan semakin banyak dari waktu ke waktu. Makanan yang dihasilkan ini nantinya bukan hanya memiliki rasa yang enak, namun juga pastinya memiliki nilai gizi yang baik dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.