Salah satu tujuan menyajikan informasi dari teks dalam bentuk peta pikiran adalah

Peta pikiran. Foto: iStock

Ada banyak metode yang dapat digunakan saat belajar agar materi lebih mudah dipahami, salah satunya dengan peta pikiran. Sederhananya, peta pikiran adalah penyajian atau penyampaian ide, konsep, maupun informasi secara visual.

Dengan kata lain, informasi pada peta pikiran atau yang lebih dikenal dengan sebutan mind mapping ini lebih banyak disajikan dalam bentuk gambar ataupun diagram ketimbang tulisan.

Tujuannya untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri sehingga informasi tersebut dapat lebih mudah dipahami.

Misalnya, daripada membuat tulisan ‘Pencemaran Lingkungan’, gambar mobil yang mengeluarkan asap kendaraan sudah mewakili tulisan tersebut, bahkan lebih mudah diingat dan dimengerti.

Peta pikiran juga banyak menggunakan simbol-simbol sebagai penanda, seperti tanda panah, garis, garis melengkung, garis putus-putus, dan lain-lain.

Itulah sebabnya, peta pikiran menjadi salah satu metode belajar yang cukup sering digunakan para guru. Dengan menggunakan peta pikiran, kegiatan belajar jadi lebih menarik dan menyenangkan. Murid pun dapat memahami konsep dengan lebih mudah.

Lalu, bagaimana cara membuat peta pikiran? Apa saja manfaatnya? Selengkapnya simak penjelasan berikut.

Cara Membuat Peta Pikiran

Peta pikiran. Foto: Mindwerx

Mengutip jurnal Menulis dan Mencatat dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) oleh Tri Riya Anggraini, peta pikiran dapat dibuat dengan langkah-langkah berikut.

  1. Siapkan alat-alat tulis, seperti kertas, pensil warna, spidol, dan sebagainya.

  2. Mulai dari tengah, tuliskan judul atau gagasan utama dalam satu kata. Misalnya menuliskan “Pencemaran Lingkungan” sebagai gagasan utama di tengah.

  3. Turunkan gagasan utama tersebut menjadi beberapa gagasan yang masih berhubungan. Misalnya, karena tema utamanya adalah “Pencemaran Lingkungan” maka dapat diturunkan menjadi “Jenis-Jenis” atau “Dampak”.

  4. Tema tersebut diturunkan lagi dengan cara menuliskan kata kuncinya. Misalnya, pada tema “Jenis-Jenis” dituliskan tema turunannya “Pencemaran air”, “Pencemaran udara”, dan semacamnya.

  5. Setiap tema tersebut dihubungkan dengan garis yang berbeda-beda. Misalnya, garis dari tema utama dibuat lebih tebal dan lebih melengkung.

  6. Jangan lupa tambahkan gambar atau ilustrasi serta warna yang berbeda untuk memudahkan pengelompokkan materi serta membuat peta pikiran menjadi lebih menarik.

Peta pikiran. Foto: Learning Fundamentals

1. Konsep Lebih Mudah Dipahami

Dalam peta pikiran, terdapat pengelompokkan informasi yang disampaikan dengan kata kunci. Hal ini membuat konsep atau materi pelajaran yang disajikan lebih mudah diingat dan dipahami dibanding mengingatnya dalam bentuk susunan kalimat.

Ketimbang melihat satu halaman teks yang tersusun rapi, akan lebih mudah mengingat gambar atau diagram pada sebuah mind map. Pasalnya, mengutip buku Menyeimbangkan Otak Kiri dan Otak Kanan oleh Pangkalan Ide, otak kiri dan otak kanan memiliki peran berbeda.

Otak kanan lebih berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut kreativitas, imajinasi, dan visual, seperti gambar, diagram, atau simbol. Sedangkan, saat membaca teks, sisi otak kirilah yang berperan lebih dominan.

2. Menyenangkan dan Tidak Membosankan

Seperti yang telah disebutkan, belajar menggunakan peta pikiran terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Sebab, alih-alih menggunakan teks, poin-poin penting yang dipelajari disajikan dalam peta pikiran yang penuh warna dan gambar.