Saat Isra mi raj gambaran bagi orang yang senantiasa makan riba adalah

Ilustrasi Ucapan Memperingati Hari Isra Miraj. Dalam perjalanan Isra Miraj, Nabi Muhammad melihat gambaran neraka yang menakutkan (Sumber: Facebook Kementerian Agama RI via TribunJogja.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketika melakukan perjalanan Isra Miraj pada tahun kesepuluh kenabian, Nabi Muhammad melihat gambaran menakutkan tentang neraka.

Dalam perjalanan Isra Miraj tersebut, Nabi melihat pelbagai macam kejadian, surga dan neraka adalah salah satunya.  

Isra sendiri bermakna perjalanan pada malam hari dari Mekah sampai Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Sedangkan Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad menuju langit ketujuh, Sidratul Muntaha, berjumpa dengan Allah SWT.

Dalam prosesi Miraj menuju langit, Nabi diperlihatkan betapa indahnya surga, lengkap dengan hal-hal yang menggembirakan yang dapat dinikmati oleh muslim. Beliau pun tersenyum. 

Ketika Nabi Muhammad melihat gambaran neraka, beliau bersedih. Membayangkan umat manusia kelak yang mendapatkan siksa begitu pedih.

Dalam kitab Sirah Nabawiyah ar-Rahiq Al-Maktum karya Syeikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri digambarkan tentang bagaimana neraka yang dilihat Nabi Muhamad dalam perjalanan Isra Miraj tersebut.

Baca Juga: 3 Hal Mengerikan yang Dilihat Nabi Muhammad saat Isra Miraj

Malaikat Malik Penjaga Neraka yang Tidak Pernah Senyum

Dalam perjalanan itu, beliau melihat sosok malaikat penjaga neraka bernama malaikat Malik. Sosok itu digambarkan tidak pernah tertawa.

Lantas, dari perjalanan berjumpa malaikat neraka itu Nabi Muhammad diperlihatkan nasib orang-orang yang di neraka.

Pemakan Harta Anak Yatim Disiksa di Neraka

Dalam kitab tersebut dijelaskan, Nabi Muhammad melihat mereka yang gemar memakan harta anak yatim dan disiksa dengan mulut yang selalu berdarah dan berapi.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV

Saat Isra mi raj gambaran bagi orang yang senantiasa makan riba adalah

Peristiwa Siksaan Neraka yang Diperlihatkan Kepada Nabi Muhammad SAW Saat Isra dan Miraj /ilustrasi foto Tangkap layar youtube ensklopedia/

JURNAL SUMBAWA - Simak penjelasan artikel dibawah ini tentang siksaan neraka yang diperlihatkan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW pada saat melakukan Isra Miraj.

Isra Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW banyak peristiwa yang diperlihatkan oleh Allah SWT yang maha kuasa

Perjalanan Isra Miraj tersebut Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju ke Masjidil Aqsa.

Baca Juga: Cairkan Cepat Dana Sebesar Rp100 Juta Untuk Pelaku UMKM, Daftarkan Secara Online di Link kur.bri.co.id

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, berikut peristiwa-peristiwa dalam Isra Miraj yang dialami nabi Muhammad SAW.

>

1. Rasulullah menyaksikan orang yang tak henti-hentinya menuai (memanen) hasil tanamannya. Sebagai gambaran bagi orang yang berjuang dalam membela agama Allah. Amal mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali.

2. Gambaran dosa dan hukuman bagi orang yang berzina. Nabi diperlihatkan ada beberapa orang yang sedang membawa daging, dan disebelah orang-orang itu terdapat daging yang sudah membusuk, kemudian orang-orang itu membuang daging yang dibawanya dan mengambil daging yang sudah membusuk.

Baca Juga: Cukup Siapkan Dokumen Ini, Pengajuan KUR BNI hingga Rp50 Juta Dijamin Cair Untuk UMKM

3. Gambaran dosa dan hukuman bagi orang yang suka makan riba, nabi diperlihatkan ada orang yang perutnya sangat besar sehingga sukar untuk berjalan.

Saat Isra mi raj gambaran bagi orang yang senantiasa makan riba adalah

Jakarta, Muslim Obsession – Peristiwa Isra dan Miraj menjadi sangat penting bagi umat Islam untuk diperingati karena dalam peristiwa ini Nabi diperintahkan Allah untuk melaksanakan shalat wajib 5 waktu dalam sehari. Isra Miraj juga menjadi gambaran tentang kekuasaan Allah memperjalankan kekasihnya hingga langit tertinggi.Perjalanan ini ibarat perjalanan keilmuan dan penempaan mental bagi Nabi dalam bersikap ketika nanti berhadapan dengan bermacam-macam jenis manusia saat berdakwah. Untuk itu secara khusus Allah SWT memberikan waktu tersendiri bagi Nabi Muhammad SAW untuk berkenalan dengan macam-macam manusia yang akan beliau temui ketika berdakwah.Syekh Najmudin Al-Ghaithi dalam kitab Dardir Miraj-nya menuturkan kisah-kisah Nabi ketika bertemu dengan ummatnya yang bermacam-macam. Saat itu nabi sedang melakukan perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis. Nabi SAW agak kaget melihat pemandangan yang begitu nyata dan jelas di pelupuk matanya.

Berikut golongan-golongan umat nabi yang disaksikan dan ditemui saat Isra dan Miraj.

1. Orang-orang yang gemar bersedekah

Nabi melihat golongan ini sering memanen tanaman yang baru ia tanam. Setelah dipanen, tanaman tersebut tumbuh kembali. Begitupun seterusnya sehingga hasil panen mereka melimpah ruah. Mereka adalah orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Allah akan mengganti semua hal yang diinfakkan di jalan-Nya.

2. Orang-orang yang senantiasa berpegang teguh pada agama Allah

Ketika itu nabi mencium bau harum. Ternyata ketika ditanyakan kepada Jibril, bau harum tersebut berasal dari keluarga besar Masyitah yang dimasak hidup-hidup oleh Fir‘aun karena tidak mau mengakuinya sebagai Tuhan.

3. Pemalas mengerjakan shalat fardhu

Saat itu Nabi melihat sekelompok orang yang kepalanya pecah. Setelah kepala mereka pecah, kepala tersebut utuh kembali. Setelah itu, kepala mereka pecah kembali. Kemudian utuh seperti semula dan pecah lagi. Kejadian itu berlangsung berkali-kali. Nabi begitu iba melihatnya.Nabi kemudian menanyakan ikhwal itu kepada Jibril yang mendampinginya. Jibril dengan jelas mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kepalanya berat untuk melaksanakan shalat fardhu sehingga urung menunaikannya. Itulah siksaan yang akan diterima oleh orang-orang yang malas melaksanakan kewajiban shalat fardhu di hari pembalasan nanti.

4. Orang-orang yang enggan bersedekah

Setelah itu Nabi SAW menyaksikan beberapa orang yang memakan pohon dhari‘ (pohon kering dan berduri), zaqqum (tumbuhan yang rasanya pahit) dan batu yang panas. Ketika ditanyakan kepada Jibril, orang-orang ini adalah orang yang tidak mau bersedekah.

5. Pezina yang lebih memilih wanita lain di luar istrinya sendiri

Kelompok orang ini digambarkan pada saat itu seperti orang yang menggenggam daging empuk dan daging busuk. Namun orang-orang itu memilih memakan daging busuk dari pada daging empuk yang dibawanya. Orang-orang ini, menurut Jibril, adalah orang yang lebih memilih tidur dengan perempuan lain padahal ia memiliki istri yang sah.

6. Para perampok atau pembegal

Nabi SAW melihat golongan ini seperti kayu yang berada di tengah jalan. Saat ada orang yang melewati jalan tersebut, orang itu terbakar karena kayu itu.

7. Pemakan harta riba

Nabi SAW menyaksikan perumpamaan golongan ini seperti orang yang berenang di sungai yang penuh darah.

8. Rakus jabatan

Saat itu Nabi SAW melihat golongan orang yang memikul kayu bakar di pundaknya. Orang-orang yang termasuk golongan ini masih terus menambah kayu bakar yang dipikulnya walaupun sebenarnya mereka tidak kuat memikulnya.

9. Para dai yang tidak mengamalkan ucapannya

Para dai ini dilihat oleh nabi seperti sekelompok orang yang lidah dan mulut mereka dipotong dengan menggunakan gunting besi. Setelah dipotong, mulut dan lidah mereka tumbuh seperti semula dan dipotong lagi. Kejadian itu selalu berulang. Ini adalah perumpamaan bagi para dai yang hanya mampu ceramah dan berorasi namun tidak mampu mengamalkan ceramahnya untuk diri sendiri.

10. Para pengumpat

Saat itu Nabi SAW melihat golongan orang yang berkuku panjang dan terbuat dari tembaga. Mereka mencakar-cakar muka mereka dengan kuku tersebut. Menurut Jibril, mereka adalah orang-orang yang mengumpat perbuatan orang lain, namun mereka melakukan perbuatan tersebut.

11. Provokator

Ketika itu Nabi SAW melihat sebuah lubang kecil. Tiba-tiba keluarlah seekor sapi yang besar dari lubang tersebut. Sapi itu tidak mampu kembali masuk ke lubang tersebut karena terlalu besar. Menurut Jibril, hal itu adalah perumpamaan bagi umat Nabi Muhammad yang melakukan provokasi sehingga menimbulkan masalah yang besar. Saat tersadar akan ulahnya, ia tidak mampu menyelesaikan masalah besar tersebut. Wallahu a’lam. (Albar)

Bulan Rajab dalam penanggalan Hijriah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Di bulan Rajab ada satu peristiwa penting di dalam Islam, yakni perjalanan Isra dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. 

Peristiwa Isra Mi’raj sangat berarti bagi umat Islam, karena di dalam peristiwa ini perintah shalat pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai mana kita ketahui, perintah shalat merupakan bagian dari rukun Islam yang kedua, dan menjadi ibadah yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim. Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW ini terjadi pada tanggal 27 Rajab. Dan untuk peringatan Isra Mi’raj di tahun 2022 ini atau 1443 Hijriah jatuh pada tanggal 28 Februari 2022.

Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Peristiwa Isra dan Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW dijelaskan Allah SWT dalam QS Al-Isra ayat 1. 

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Isra merupakan perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Jarak Makkah ke Yerusalem sekitar 1.239 kilometer yang pada sekitar 621 Masehi normalnya ditempuh dengan perjalanan kuda atau unta sekitar sebulan. Namun, Nabi Muhammad SAW mencapainya hanya dalam semalam.

Sementara itu, mi’raj adalah peristiwa saat Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha, melewati 7 langit. Rasulullah SAW akhirnya tiba di Sidratul-Muntaha, yang merupakan simbol puncak pengetahuan yang paling mungkin dicapai makhluk. Pada zaman itu tak ada satu pun orang yang mempercayai peristiwa Isra Mi’raj yang dialami Nabi SAW. Kecuali hanya satu orang yang mempercayai peristiwa tersebut dengan rasa keimanan yang tinggi yakni sahabat beliau Abu Bakar Ash-Shiddiq. 

Seperti yang telah disebutkan di atas, peristiwa Isra Mi’raj adalah turunnya perintah shalat dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah SAW turun dari Sidratul Muntaha, Nabi Musa a.s. mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi SAW diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam.

Peristiwa yang Dialami Nabi SAW saat Isra Mi’raj

Pada malam sebelum mengalami Isra dan Mi’raj, Nabi Muhammad SAW tengah bermalam di rumah Hindun binti Abu Thalib, sepupu beliau yang dikenal dengan nama Ummu Hani. Setelah tidur sejenak, Nabi terjaga dan mengunjungi Ka’bah. 

Di sana, beliau mengantuk hingga terlelap. Saat itulah malaikat Jibril datang dan membangunkan beliau hingga 3 kali. Oleh Jibril, Nabi diantarkan ke buraq, sejenis hewan yang lebih tinggi dari himar (keledai), dan lebih pendek dari baghal (hewan hasil persilangan antara keledai jantan dan kuda betina).

Buraq memiliki sayap dan berwarna putih susu. Dalam kitab Qishshah Mi’rajin Nabi karya Syaikh Najmudin Al Ghozi, digambarkan dalam perjalanan dari Ka’bah ke Baitul Maqdis, Nabi Muhammad SAW mengalami perhentian beberapa kali seperti Madinah, kemudian ke tempat Nabi Musa berteduh saat diburu Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa a.s.

Selain itu juga, ada beberapa peristiwa lain yang dialami Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

  • Nabi SAW melihat Jin Ifrit yang mengikuti nabi dengan membawa obor. 
  • Nabi SAW kemudian melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. Dan setiap kali memanen, tanaman itu kembali seperti semula. Ini adalah gambaran umat yang berjuang untuk agama Allah, dan Allah mengganti apa yang telah mereka infakkan. 
  • Nabi SAW kemudian mencium aroma harum Masyitah, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah SAW, meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam penggorengan oleh Firaun.
  • Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang yang memukul kepala dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali dan dipukuli lagi. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan shalat maktubah (shalat wajib). 
  • Nabi melintasi sekelompok orang yang hanya mengenakan pakaian untuk menutupi kemaluan, digiring selayaknya binatang ternak, dan memakan tumbuhan berduri. Mereka adalah gambaran umat yang enggan berzakat meski sudah waktunya, seperti binatang ternak yang tidak mempunyai hati nurani. 
  • Nabi juga bertemu orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina. 
  • Nabi juga bertemu sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari batu-batu. Itu adalah gambaran orang yang memakan harta riba.
  • Nabi bersua pula dengan orang-orang yang mengumpulkan kayu bakar, mengikat dan memanggulnya, tetapi beban kayu bertambah. Mereka adalah simbol dari umat yang mengemban banyak amanah, namun tidak ditunaikan, dan malah menambah amanah lainnya. 
  • Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah. 
  • Nabi bertemu kaum yang mencakar wajah dengan kuku panjang dari tembaga, gambaran orang yang gemar mengumpat dan menyebarkan aib.
  • Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serba indah, yang merupakan gambaran dunia yang bisa melalaikan orang dari akhirat. Kelak akan ada perwujudan lain, wanita itu menjadi tua renta, yang menandakan betapa dekatnya dunia menuju hari kiamat. 

Sesampainya di Baitul Maqdis, Nabi Muhammad SAW mengerjakan shalat dua rakaat, menjadi imam para nabi di tempat tersebut. Beliau juga diberi tiga gelas dengan isi yang berbeda-beda, yatu khamr, susu, dan air putih. Rasulullah memilih susu, yang disebut oleh Malaikat Jibril sebagai memilih fitrah atau agama Islam. 

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW. melakukan mi’raj, melewati langit dunia menuju sidratul muntaha. Dalam proses mi’raj ini, Rasulullah SAW bertemu dengan para nabi pilihan di setiap langit sebagai berikut. Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh. Pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul Muntaha. Beliau mendapatkan perintah untuk mengerjakan shalat wajib 5 waktu, yang menjadi titik penting perjalanan beliau dalam malam tersebut. 

Hikmah dari Isra Mi’raj Rasulullah SAW

1. Bukti Allah Menyayangi Hambanya

Terjadinya Isra dan Mi’raj berlangsung pada tahun kesedihan bagi Rasulullah SAW, yaitu ketika beliau baru saja ditinggal oleh orang terdekatnya. Saat itu juga, Allah SAW mengutus malaikat Jibril untuk membawa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan mulianya sebagai bentuk penghiburan dari Allah SAW.

2. Keimanan Meningkat Setelah Cobaan

Cobaan yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum Isra dan Mi’raj merupakan ujian untuk meningkatkan keimanan, yaitu dengan kepergian orang terdekatnya. Allah SAW pun menjanjikan umatnya yang dapat melewati cobaan dengan baik serta berpegang teguh pada syariat Islam, maka dirinya akan memperoleh nikmat besar dari Allah SWT.

3. Memperbaiki Kualitas Shalat

Dalam perjalanan Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW juga menerima perintah salat dari Allah yaitu 50 kali dalam sehari, namun jumlahnya terus menurun ketika Nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi-nabi lain. Mereka meminta Nabi Muhammad memohon pengurangan jumlah waktu shalat kepada Allah SWT. Hingga pada akhirnya hanya 5 waktu shalat wajib saja untuk ummat Islam.

Ada makna dan hikmah Isra Mi’raj dari perintah salat ini, yaitu mengajak umatnya untuk memperbaiki kualitas shalat sekaligus menjadi bakal memperbaiki hubungan dengan Allah.

4. Terjadi di Malam Hari

Peristiwa perjalanan Isra Mi’raj terjadi di malam hari seperti dalam arti QS Al Isra ayat 1. Alasan yang membuat Allah SWT memilih perjalanan malam itu, karena semua orang sedang terlelap. Perjalanan malam merupakan waktu sangat sepi dan di sinilah perlu dimaknai, bahwa Allah SWT sangat ingin melihat hambanya yang benar-benar beriman. Malam hari juga disebut sebagai waktu paling mustajab untuk berdoa serta mendekatkan diri kepada Allah dibandingkan dengan waktu lainnya.

5. Mempercayai Kekuasaan Allah

Isra dan Mi’raj mengajarkan bahwa Allah Maha Kuasa, karena perjalanan Nabi Muhammad SAW  tersebut seolah tak masuk akal apabila dilakukan hanya satu malam pada zaman itu. Untuk mempercayai kuasanya memang memerlukan keimanan. Selain itu, kejadian dahsyat tersebut mempunyai makna dan hikmah Isra Mi’raj, bahwa mujizat itu nyata dan hanya milik Allah semata.