Saat ini makanan tradisional makin sulit ditemui menurutmu apa penyebab masalah tersebut

DEWASA ini perubahan dalam masyarakat memang semakin meningkat wajar saja karena memang sejatinya masyarakat kurang cukup puas oleh apa yang dimiliki dan apa yang telah ada.

Perubahan yang ada di dalam masyarakat salah satunya juga mempengaruhi juga makanan yang diinginkan oleh masyarakat, keinginan masyarakat yang lebih memilih makanan modern hal ini berakibat makanan tradisional semakin ditinggalkan.

Makanan tradisional memang sudah sepatutnya kita jaga keberadaannya tidak seperti saat ini sangat sulit menemukan makanan tradisional, hanya segelintir orang yang masih menjualnya dan itu juga rata-rata penjualnya sudah lansia. Makanan tradisional merupakan makanan asli Indonesia jangan sampai makanan tradisional hilang begitu saja.

  • Baca Juga : Meriahnya Pawai Kirab Budaya Hari Jadi Brebes Ke-342 Tahun

Perubahan zaman globalisasi ini juga mempengaruhi gaya makanan yang diinginkan oleh masyarakat apalagi bagi generasi muda. Generasi muda mungkin merasa makanan modern lebih enak, dan menurutnya lebih keren padahal makanan tradisional tidak kalah dengan makanan modern yang saat ini membuat makanan tradisional semakin ditinggalkan.

Mungkin kita gengsi ketika memakan makanan tradisional karena memang diakui makanan modern lebih menarik dari segi tampilannya dibandingkan makanan tradisional.

Faktor perubahan zaman salah satu faktor yang paling mempengaruhi kurangnya minat pada masyarakat sehingga makanan tradisional semakin hilang, ditambah dengan kemajuan teknologi yang membuat makanan-makanan modern semakin cepat masuk ke Indonesia. Seakan masyarakat tidak peduli terhadap makanan tradisional yang sejak dulu sudah ada, mereka membiarkan makanan modern semakin masuk ke dalam seluruh lapisan masyarakat.

Kita pasti sudah mengetahui banyaknya pulau-pulau yang ada di Indonesia masing-masing pulau pastinya mempunyai makanan khas tradisional yang ada di wilayah tersebut. Misalkan saja pulau Jawa, mulai dari makanan-makanannya dan berbagai jajanannya seperti rawon, gudeg, nasi tumpeng dan jajanan seperti getuk, centil, dan masih banyak lainnya, itu semua memang makanan tradisional khas dari pulau Jawa.

Karena sudah jarangnya yang menyukai makanan tradisional berakibat tidak ada yang menjual makanan tradisional kalau adapun jumlahnya sangat terbatas. Proses pembuatannya makanan tradisional memang bisa disebut lebih sulit dibandingkan dengan makanan-makanan modern.

Oleh karena itu, makanan tradisional biasanya dibuat oleh orang-orang yang sudah lanjut usia, jarang sekali generasi muda yang mampu membuat makanan tradisional. Padahal makanan tradisional sangat sehat dikonsumsi karena menggunakan bahan-bahan yang alami, tidak mengandung pengawet yang sekarang ini sering dipakai.

Ada juga peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan dengan membuat makanan tradisional karena jarangnya penjual yang menjual makanan tradisional hal ini bisa membuka peluang bisnis agar makanan tradisional tetap eksis seperti dahulu, mungkin dengan ditambahkan inovasi-inovasi agar makanan tradisional bisa kembali digemari lagi oleh masyarakat dan generasi muda.

Misalkan, saat ini makanan tradisional menggunakan kemasan-kemasan yang tidak menarik, sehingga tidak menarik konsumen untuk membeli. Nah maka dari itu kita buat supaya lebih menarik misalkan menambah varian rasa, buat kemasan yang lebih menarik sehingga masyarakat yang menjadi konsumen bisa lebih suka terhadap makanan tradisional.

Karena itu, ayolah sebagai masyarakat dan generasi muda lestarikan makanan tradisional dengan kembali menyukai makanan tradisional sehingga makanan tradisional tidak punah.

(Irgi Setyawan adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Peradaban di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

Indonesia terkenal akan keberagaman suku dan budayanya. Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki ciri khas masing-masing, seperti tarian, lagu, makanan, dan lain-lain. Contoh makanan khas daerah di Solo adalah nasi liwet, timlo, sosis solo, dan lain-lain. Tetapi seiring zaman ada beberapa makanan daerah (tradisional) yang hampir punah atau sulit ditemukan, seperti grontol, bubur candil, bubur pati, dan lain-lain. Banyak orang-orang sekarang mengonsumsi makanan modern atau kekinian yang mudah dibuat dan tentunya mempunyai rasa yang enak. Apa yang membuat makanan tradisional tersebut menghilang perlahan-lahan?

Beberapa makanan tradisional memang tidak memiliki variasi jenis atau rasa jika dibandingkan dengan makanan modern. Sesuai namanya, proses memasak makanan tradisional menggunakan alat yang masih tradisional juga, yang mana beberapa alat tersebut kurang praktis dalam penggunaanya. Oleh karena itu, banyak orang enggan membuat dan menjual makanan tradisional.

Jika ingin mencari makanan dan jajanan tradisional biasanya harus ke pasar tradisional atau festival makanan kuliner Indonesia. Sebenarnya ada juga beberapa kios yang menjual jajanan dan kue tradisional, tetapi biasanya kios-kios tersebut hanya buka hingga jam 9 pagi. Saat ini banyak toko kue yang menjual aneka kue dari Perancis, Amerika, dan Inggris. Banyak konsumen memilih kue tersebut karena penampilanya yang menggiurkan, warna yang menggugah selera, dan harganya yang cukup murah.

Makanan tradisional memang ada beberapa yang ditolak di restoran bintang lima, biasanya tempat tersebut menyajikan makanan modern kelas kakap saja. Akan tetapi, banyak makanan tradisional yang terkenal di mancanegara. Salah satu contohnya yaitu tempe yang terkenal di Jepang. Beberapa tahun lalu ada pengusaha asal Indonesia yang sukses memperkenalkan tempe ke Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa, sebenarnya makanan tradisional kita tidak serendah itu kualitasnya atau kelasnya.

Kalau soal rasa makanan tradisional sebenarnya tak kalah enak dibandingkan makanan modern, cara mengolahnya pun masih tergolong mudah. Selain itu, bahan yang digunakan oleh makanan tradisional lebih mudah dijumpai. Dengan bahan-bahan alami, tentu saja makanan tradisional lebih sehat untuk dikonsumsi daripada makanan modern. FYI, biasanya makanan tradisional dibuat berdasarkan khasiat atau kegunaan dalam tujuan tertentu.

Apakah ada cara supaya makanan tradisional dapat lebih dilirik oleh konsumen? Tentu ada, pertama membuat kemasan produk semenarik mungkin, lebih ergonomis, dan mudah digunakan. Hal tersebut membuat makanan tradisional bisa dijual ke tempat pasar yang lebih luas seperti supermarket, restoran, bahkan bandara sekalipun. Hal ini dapat memperbaiki kelemahan makanan tradisional yaitu bungkus makanan yang kurang praktis dan kuno.

Kedua memodifikasi makanan tradisional menjadi lebih kekinian, sesuai konsepnya yaitu memodifikasi artinya mengubah tampilan produk tanpa mengurangi manfaat dan ciri khasnya. Contoh memodifikasi makanan tradisional yaitu, serabi dengan tambahan topping meses, ayam geprek dengan keju mozarella, gudeg mercon, dan lain-lain. Hal ini dapat menjangkau pasar konsumen yang lebih luas lagi.

Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa melestarikan makanan tradisional agar tidak punah. Sebaiknya kita jangan melakukan prinsip westernisasi, kita sebaiknya memperkenalkan budaya kita kepada masyarakat dengan sekreatif mungkin. Contohnya membuat program acara memasak masakan tradisional di televisi, membuat resep masakan hasil modifikasi makanan tradisional lalu diunggah ke media cetak maupun online, dan lain-lain. Kita seharusnya bangga dan tidak perlu malu mengonsumsi makanan khas daerah di Indonesia. Ayo kita majukan makanan tradisional Indonesia!


Saat ini makanan tradisional makin sulit ditemui menurutmu apa penyebab masalah tersebut

Lihat Kuliner Selengkapnya

Jakarta - Sebagai negara dengan jumlah suku dan kebudayaan terbanyak di dunia, Indonesia tentu memiliki beragam kekayaan dalam keberagaman, termasuk juga dalam hal kuliner. Sayangnya, sejumlah makanan lokal asli tanah air, kini justru terancam punah.

Ancaman punah dikarenakan bermacam sebab, seperti bahan baku yang semakin sulit didapat, kian sempitnya lahan pertanian, hingga menurunnya jumlah orang yang menguasai teknik pembuatan jenis makanan tersebut.

Pasalnya, ada beberapa jenis kuliner lokal Indonesia yang memang cukup rumit dan menyita waktu dalam pembuatannya.

Berikut beberapa makanan yang sudah sulit kita jumpai dan dikhawatirkan bakal segera punah, yang dirangkum Tagar dari berbagai sumber.

Saat ini makanan tradisional makin sulit ditemui menurutmu apa penyebab masalah tersebut
Sayur Babanci Khas Betawi. (Foto: jakarta-tourism )

1. Sayur Babanci Betawi

Ketupat Babanci atau sayur Babanci sebenarnya bukanlah makanan yang menggunakan sayuran dalam pembuatannya. Konon, namanya berasal dari kata banci, lantaran tidak jelas dan membingungkannya masakan jenis ini. Tidak bisa disebut gulai, soto pun bukan, dan jelas bukan pula kari.

Ada pula yang mengatakan penamaan Babanci berasal dari kata babah dan enci, lantaran makanan ini diduga berasal dari keluarga peranakan Betawi-Tionghoa. Sebab, dulunya hanya golongan mandor dan tuan tanah yang mampu menghidangan kuliner ini saat hari raya.

Namun, setelah perkembangan jaman siapapun bisa menghidangkannya asal memiliki bahan yang lengkap.

Sayur Babanci berwujud menyerupai gulai, tetapi terdapat rempah khas yang membuatnya berbeda.

Baca juga: Enam Makanan Sedap Disantap Saat Musim Hujan

Sayur babanci atau ketupat babanci dibuat dengan bumbu yang sangat lengkap. Konon, resep aslinya menggunahan 21 bahan dan rempah-rempah yang sangat kompleks.

Sejumlah rempah yang digunakan pun jarang dipakai untuk memasak, misalnya kedaung, botor, dan tai angin.

Kedaung merupakan rempah berwarna hitam dengan isi berwarna hijau, Botor merupakan biji kecipir, sementara tai angin merupakan sejenis benalu yang berbentuk sulur.

Tai angin ini lah yang kini sudah sulit ditemukan.

Saat ini makanan tradisional makin sulit ditemui menurutmu apa penyebab masalah tersebut
Gulo Puan Khas Palembang. (Foto: cookpad)

2. Gulo Puan Palembang

Gulo Puan adalah salah satu jenis gula olahan tradisional yang dihasilkan dari susu kerbau. Gula Puan sudah menjadi olahan pangan khas Sumatera Selatan, khususnya di desa Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Untuk bahan susu tidak bisa menggunakan susu sapi dan harus menggunakan susu kerbau rawa. Hal ini yang menjadikan makanan ini unik dan menarik.

Karena menggunakan bahan-bahan yang terbilang sulit didapat, wajar saja bila Gulo Puan mahal harganya di pasaran. Satu kilo Gulo Puan dihargai berkisar antara 150 sampai 175 ribu rupiah.

Mahalnya Gula Puan membuat makanan ini menjadi berkelas. Untuk mendapatkannya pun cukup sulit, karena pemasarannya yang terbatas.

Saat ini makanan tradisional makin sulit ditemui menurutmu apa penyebab masalah tersebut
Bubur Bassang khas Makasar. (Foto: cookpad)

3. Bubur Bassang Makasar

Biji Jagung Pulut (ketan) warna putih menjadi bahan utama Bassang, jajanan khas tempo dulu asal Makassar-Sulawesi Selatan berselera nusantara. Bahan pokok tersebut hanya bisa didapat di Makassar.

Jenis makanan ini bentuknya seperti bubur yang terbuat dari jagung ketan, tepung terigu, air, gula, santan kelapa dan garam.

Bassang atau bubur dari jagung pulut menjadi salah satu sarapan favorit keluarga di Makassar. Namun, keberadaan bubur ini sudah langka belakangan ini.

Penjual bassang yang menjajakan kudapan ini semakin sulit ditemui, padahal bubur unik dan merupakan salah satu ikon kota Makassar.

Saat ini makanan tradisional makin sulit ditemui menurutmu apa penyebab masalah tersebut
Kidu Khas Sumatra Utara. (Foto: Istimewa)

4. Kidu-Kidu Sumatera Utara

Masyarakat Karo di Sumatera Utara sudah sejak lama dikenal sebagai surganya kuliner. Terutama untuk jenis kuliner yang unik dan sensasional.

Salah satu kuliner yang dikenal cukup ekstrim adalah Kidu-Kidu yakni ulat dari pohon nila atau enau yang telah membusuk. Mungkin bagi sebagian orang, akan membayangkan kalau jenis makanan ini merupakan hal ini jorok atau menjijikan.

ini berasal dari larva kumbang yang telah menetas.Ulat sagu sering juga disebut dengan ulat Bagong yang bernama latin Rhynchophorus Ferruginenus ini berasal dari larva kumbang yang telah menetas.

Biasanya ulat ini dimakan mentah ataupun dimasak dengan bumbu arsik oleh masyarakat suku Karo.

Baca juga: Mochi dan Empat Makanan Khas Tahun Baru di Jepang

Di Indonesia, memang tidak hanya masyarakat Karo yang mengonsumsi jenis ulat ini. Sebagian masyarakat yang ada di Indonesia Timur seperti di beberapa wilayah di Papua, juga masih mengkonsumsi ulat ini sampai sekarang.

Di Karo sendiri, biasanya Kidu-Kidu dimasak dengan berbagai campuran bumbu dan rempah-rempah. Sebelum dimasak, ulat-ulat itu itu dibersihkan terlebih dulu, lalu digoreng agar renyah.

Kemudian Kidu goreng ini dimasak dalam kuah arsik dengan resep, kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, andaliman, kincung (kecombrang).

Konon, makanan ini merupakan makanan favorit masyarakat Karo. Bahkan termasuk yang paling digemari raja-raja. Setiap kali ada kegiatan adat, Kidu-Kidu akan disajikan khusus kepada raja-raja dan tokoh masyarakat.

Namun, kini makanan kaya protein itu kian langka karena bahan utama dan bahan tambahannya sulit ditemukan.

Sebab lain juga lantaran tidak semua orang bisa mengolah makanan tersebut. Karena jika salah cara memasaknya maka akan membuat orang keracunan.

Saat ini makanan tradisional makin sulit ditemui menurutmu apa penyebab masalah tersebut
Wedang Tahu khas Semarang. (Foto: cookpad)

5. Wedang Tahu Khas Semarang

Bicara soal kuliner khas Semarang, umumnya orang langsung teringat pada lumpia. Padahal, di kawasan itu juga terdapat satu jenis makanan khas lain, yakni Wedang Tahu atau Kembang Tahu.

Hidangan Kembang Tahu adalah produk rebusan kedelai yang turut menjadi bahan baku pembuatan tahu. Kemudian, penganan ini disajikan dengan kuah air jahe berwarna kecokelatan yang menjadi ciri khasnya.

Mengutip dari laman Antara, Dosen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, mengatakan Wedang Tahu pertama kali masuk ke Semarang pada akhir abad 19. Kala itu ia dibawa oleh seorang Tionghoa bernama Ong Kiem Nio.

Kini, meski bahan-bahan baku Wedang Tahu terbilang masih mudah didapat, namun hanya sedikit kedai atau pedagang yang menjajakan makanan jenis ini.