Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Proyek Manhattan atau lebih formal, Manhattan Engineering District, adalah proyek riset dan pengembangan pada Perang Dunia II untuk mengembangkan senjata nuklir pertama. Proyek ini dipimpin oleh Amerika Serikat dengan bantuan dari Britania Raya dan Kanada. Risetnya diatur oleh fisikawan Amerika Julius Robert Oppenheimer, dan keseluruhan oleh Jenderal Leslie R. Groves setelah menjadi jelas bahwa senjata berdasarkan fisi nuklir dapat dikembangkan dan bahwa Jerman Nazi juga sedang mengembangkan senjata sejenis.
Meskipun proyek ini melibatkan lebih dari 30 tempat riset dan produksi yang berbeda, Proyek Manhattan sebagian besar proyeknya dilaksanakan di tiga tempat saintifik rahasia yang didirikan oleh kuasa eminent domain: Hanford, Washington, Los Alamos, New Mexico, dan Oak Ridge, Tennessee. Los Alamos National Laboratory dibangun di atas sebuah "mesa" yang sebelumnya merupakan tempat Los Alamos Ranch School, sebuah sekolah bertempat tinggal lelaki swasta yang mengkhususkan luar ruangan dan kuda. Situs Hanford yang tumbuh hampir sebesar 1000 mil persegi, mengambil alih tanah sawah beririgasi, kebun buah-buahan, rel kereta dan dua komunitas petani, Hanford dan White Bluffs.

Show

Tampilkan lebih sedikitBaca lebih banyak

Wikipedia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Panel dan operator pengawas sbg kalutron di Y-12 Plant di Oak Ridge, Tennessee. Selama Proyek Manhattan, operatornya, beberapa akbar wanita, melakukan pekerjaan dalam sistem shift 24 jam sehari. Gladys Owens, wanita yang duduk di kanan tidak jauh kamera, tidak sadar pada tujuan dan akibat kerjanya sampai melihat foto dirinya ketika mengambil tur publik di sarana prasarana itu 60 tahun kemudian

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Laboratorium Nasional Los Alamos, pandangan dari udara tahun 1995.

Proyek Manhattan atau semakin resmi, Manhattan Engineering District, adalah suatu percobaan dalam Perang Alam II sbg mengembangkan senjata nuklir pertama oleh Amerika Serikat dengan bantuan dari Britania Raya dan Kanada. Risetnya diatur oleh fisikawan Amerika Julius Robert Oppenheimer, dan keseluruhan oleh Jenderal Leslie R. Groves sesudah menjadi jelas bahwa senjata berlandaskan fisi nuklir bisa dikembangkan dan bahwa Jerman Nazi juga sedang mengembangkan senjata sejenis.

Walaupun proyek ini melibatkan semakin dari 30 tempat riset dan produksi yang berlainan, Proyek Manhattan beberapa akbar proyeknya dilakukan di tiga tempat saintifik rahasia yang didirikan oleh kuasa eminent domain: Hanford, Washington, Los Alamos, New Mexico, dan Oak Ridge, Tennessee. Los Alamos National Laboratory didirikan di atas suatu "mesa" yang sebelumnya adalah tempat Los Alamos Ranch School, suatu sekolah bertempat tinggal lelaki swasta yang mengkhususkan luar ruangan dan kuda. Situs Hanford yang tumbuh nyaris sebesar 1000 mil persegi (2.600 km²), mengambil alih tanah sawah beririgasi, kebun buah-buahan, rel kereta dan dua komunitas petani, Hanford dan White Bluffs. Sarana prasarana Oak Ridge mencakup wilayah semakin dari 60.000 acre (243 km²) dari beberapa komunitas pertanian. Beberapa keluarga Tennessee diberi ketika dua minggu sbg mengosongkan tanah pertanian keluarga yang telah mereka tinggali selama beberapa generasi.

Keberadaan lokasi Los Alamos, Oak Ridge, dan Hanford dirahasiakan sampai belakang PDII.

Proyek Manhattan menghasilkan rancangan, produksi, dan peledakan dari tiga bom nuklir pada 1945. Yang pertama, memakai plutonium dibuat di Hanford, dites pada 16 Juli di Situs Trinity, tes nuklir pertama alam, tidak jauh Alamogordo, New Mexico. Yang kedua, bom uranium dinamakan Little Boy diledakan pada 6 Agustus di kota Hiroshima, Jepang. Yang ketiga, bom plutonium dinamakan Fat Man, diledakan pada 9 Agustus di atas kota Nagasaki, Jepang.

Lokasi utamanya masih mempunyai sampai sekarang sbg Situs Hanford, Los Alamos National Laboratory, Oak Ridge National Laboratory, National Security Complex dan beberapa pabrik lainnya.

Pada 1945, Proyek ini mempekerjakan semakin dari 130.000 orang pada puncaknya dan menghabiskan nyaris AS$2 miliar. (20 miliar dalam dolar tahun 2004 berlandaskan ICP. [1]).

Sejarah

Pada masa antara Perang Alam I dan Perang Alam II, Amerika Serikat telah bergerak menjadi terkenal dalam fisika nuklir, ditolak oleh hasil kerja dari beberapa imigran dan fisikawan lokal. Ilmuwan-ilmuwan ini telah mengembangkan alat dasar sbg riset nuklir -- cyclotron dan pemercepat partikel lainnya -- dan telah memakai alat baru tersebut sbg menemukan zat-zat baru, termasuk radioisotop seperti Carbon-14.

Ide awal dari energi nuklir

Enrico Fermi mengingat awal proyek dalam pidato yang dilontarkan pada 1954 ketika dia pensiun sbg Presiden dari American Physical Society.

Diri sendiri sangat ingat di bulan pertama, Januari 1939, selagi diri sendiri mulai melakukan pekerjaan di Laboratorium Pupin karena banyak hal terjadi sangat cepat. Dalam periode itu, Niels Bohr masih mengajar di Universitas Princeton dan diri sendiri ingat suatu sore willis Lamb kembali dengan sangat gembira dan berucap bahwa Bohr telah membocorkan berita akbar. Berita akbar itu adalah tentang penemuan fisi nuklir dan garis akbar dari interpretasinya. Kemudian, pada bulan itu juga, mempunyai beberapa pertemuan di Washington di mana pentingnya penemuan baru tersebut diberitahukan dalam pembicaraan "semi-jocular" sbg sumber yang memungkinkan dari tenaga nuklir.

Ilmuwan nuklir Leó Szilárd, Edward Teller dan Eugene Wigner (semuanya pengungsi Yahudi dari Hongaria karena Hitler) percaya bahwa energi yang dilepas dalam fisi nuklir bisa diguankan dalam bom oleh Jerman. Mereka membujuk Albert Einstein, salah satu ilmuwan paling terkenal alam dan juga pengungsi Yahudi, sbg memperingati Presiden Franklin D. Roosevelt hendak bahaya ini dalam suatu surat pada 2 Agustus, 1939 yang dirancang oleh Szilárd [2]. Sbg balasan hendak peringatan tersebut Roosevelt mendorong riset semakin lanjut menjadi keamanaan nasional implikasi fisi nuklir. Sesudah pemboman Hiroshima, Einstein kemudian berkomentar "Diri sendiri bisa membakar tangan diri sendiri karena menulis surat kepada Roosevelt." Ankatan Laut menganugrahkan pendanaan energi atom pertama sebesar $6.000 sbg eksperimen frafit, yang tumbuh menjadi Proyek Manhattan di bawah kepempinan ilmiah dari J. Robert Oppenheimer dan Enrico Fermi.

Roosevelt membuat ad hoc Komite Uranium di bawah "chairmanship" ketua National Bureau of Standards Lyman Briggs. Dia memulai program riset kecil pada 1939 di Laboratorium Riset Naval di Washington, di mana fisikawan Philip Abelson mengecek pemisahan isotop uranium. Di Universitas Columbia fisikawan nuklir dilahirkan di Italia Enrico Fermi membuat prototipe reaktor nuklir memakai beragam konfigurasi dari grafit dan uranium. Pada 9 Oktober 1941 Roosevelt mengijinkan pengembangan senjata nuklir.

Vannevar Bush, direktur Carnegie Institution Washington, mengatur National Defense Research Committee pada 1940 sbg memobilisasi sumber kekuatan ilmiah Amerika Serikat sbg mendukung perang.

Laboratorium baru dibuat, termasuk Radiation Laboratory at the Massachusetts Institute of Technology, yang membantu pengembangan radar, dan Underwater Sound Laboratory di San Diego, yang mengembangkan sonar.

National Defense Research Council (NDRC) juga mengambil alih proyek uranium. Pada 1940, Bush dan Roosevelt membuat Office of Scientific Research and Development sbg mengembangkan upaya tersebut.

Proyek Uranium tidak merasakan kemajuan pada musim semi 1941, ketika kabar datang dari penghitungan Britania oleh Otto Frisch dan Fritz Peierls. Laporan tersebut, dipersiapkan oleh Komite MAUD, yang adalah suatu sub-komite sbg "Scientific Survey of Air Warfare " di bawah G.P. Thomson, profesor fisika di Imperial College, London, menunjukan bahwa banyak isotop bisa terfissi dari uranium, U-235, yang sangat sedikit bisa memproduksi ledakan yang sama dengan beberapa ratus ribu ton TNT.

Akademi Ilmu Ilmu Nasional mengusulkan usaha penuh sbg mendirikan senjata nuklir, Bush membuat komite khusus, Komite S-1, sbg membimbing usaha tersebut. Ini terjadi sehari sebelum Jepang menyerang Pearl Harbor, pada 7 Desember 1941, dan berfaedah dimulainya perang bagi Amerika Serikat.

Ilmuwan di departemen fisika University of Chicago Metallurgical Laboratory, University of California Radiation Laboratory dan Universitas Columbia, mempercepat kerja mereka sbg menyiapkan bahan nuklir sbg suatu senjata. Mereka mesti belajar memisahkan Uranium 235 dari bijih uranium mentah (kebanyakan dari Uranium 238), dan mereka juga mesti dapat bagaimana membuat plutonium, suatu unsur yang sangat jarang, dengan pengeboman Uranium alami (U-238) dalam suatu reaktor dengan netron yang dihasilkan oleh Uranium 235. Dimulai pada 1942, pabrik akbar dibuat sbg memproduksi Uranium 235 di Oak Ridge National Laboratory di Tennessee dan sbg memproduksi plutonium di Hanford Site di luar Richland, Washington.

Ketika AS masuk dalam PDII pada Desember 1941, beberapa proyek sedang berlanjut sbg menyelidiki pemisahan uranium 235 yang bisa difisikan dari uranium 238, pembuatan plutonium, dan kemungkinan tumpukan nuklir dan peledakannya.

Fisikawan dan penerima Nobel Arthur Holly Compton mengatur Laboratorium Metalurgis di Universitas Chicago pada awal 1942 sbg mempelajari plutonium dan tumpukan fisi. Compton menanyakan fisika teori kepada Dr. J. Robert Oppenheimer dari Universitas California sbg mengambil alih riset dalam penghitungan netron cepat, penting bagi kemungkinan suatu senjata nuklir. John Manley, seorang fisikawan di Laboratorium Metalurgis Universitas Chicago, ditugasi sbg menolong Dr. Oppenheimer mencari jawaban dengan mengkoordinasi dan menghubungi beberapa grup fisikawan eksperimen yang tersebar di pelosok negara.

Pada musim semi 1942, Oppenheimer dan Robert Serber dari Universitas Illinois, melakukan pekerjaan dalam masalah difusi netron (bagaimana netron melakukan usaha dalam reaksi berantai) dan hidrodinamika (bagaimana ledakan yang dihasilkan oleh reaksi berantai berperilaku).

Sbg mereview hasil kerja ini dan teori umum dari reaksi fissi, Oppenheimer menyelenggarakan belajar musim panas di Universitas California, Berkeley pada Juni 1942. Teoritis Hans Bethe, John Van Vleck, Edward Teller, Felix Bloch, Emil Konopinski, Robert Serber, Stanley S. Frankel, dan Eldred C. Nelson (tiga terakhir adalah bekas murid Oppenheimer) menyimpulkan bahwa suatu bom fissi dapat terjadi. Para ilmuwan ini menyarankan bahwa reaksi tersebut bisa diawali oleh pembuatan suatu massa kritikal - banyak ledakan nuklir yang cukup sbg menahannya - berpihak kepada yang benar dengan menembakan dua massa subkritikal plutonium atau uranium 235 bersamaan atau dengan menghancurkan ("imploding") suatu bola kosong terbuat dari bahan tersebut dengan suatu selimut peledak akbar. (Serber memberikan kredit ide awal dari implosi kepada Tolman). Sampai banyaknya bisa diketahui semakin lanjut, hanya ini yang bisa dilakukan.

Teller melihat kemungkinan lain: Dengan mengelilingi fisi bom dengan deuterium dan tritium, suatu "bom super" yang jauh semakin kuat bisa dibuat. Konsep ini berlandaskan penelitian produksi energi dalam bintang-bintang yang dibuat oleh Bethe sebelum perang. Ketika gelombang detonasi dari bom fisi digerakan melewati campuran nuklei deuterium dan tritium, mereka hendak memfusi menjadi satu sbg memproduksi energi yang kebanyakan dari yang bisa dihasilkan oleh fissi, dalam ronde fusi nuklir, seperti unsur difusi di matahari sbg membuat cahaya dan panas.

Bethe merasa skeptik, dan Teller mendorong kuat sbg "bom super"nya, dan mengusulkan skema demi skema, Bethe menolak semuanya. Idenya mesti ditaruh kesamping ketika bom fisi, dan perang, telah berakhir. "Bom super" itu atau alat termonuklir, dihasilkan sesudah perang dan dites pada 1952, sesudah perang politik antara Teller melawan Oppenheimer, yang belakangnya dengan kalahnya Oppenheimer yang kehilangan status resminya, dan memakai cara yang berlainan dari ide Teller, yang Bethe mempunyai ketika menolaknya.)

Teller juga menaikkan kemungkinan bahwa suatu bom atom bisa "menyalakan" atmosfer, disebabkan reaksi fusi hipotetik dari nuklei nitrogen. Bethe menunjukkan, menurut Serber, secara teoritis hal tersebut tidak bisa terjadi; dalam bukunya The Road from Los Alamos. Bethe menyebut bahwa suatu penolakan yang tiulis oleh Kononpinski, C. Marvin, dan Teller di laporan LA-602 (dibuka kerahasiaanya pada Februari 1973 [3]), menunjukkan tidak mungkin. Menurut Serber, Oppenheimer memberitahukan kepada Arthur Compton, yang tidak dapat diam. Kemudian hal ini masuk ke dokumen yang berlanjut ke Washington" yang menuju ke pertanyaan "tidak pernah dikasih istirahat". Menurut Bethe, kekacauan ini datang lagi pada 1975 ketika hal ini muncul di suatu artikel majalah oleh H.C. Dudley, yang mendapat ide ini dari suatu laporan oleh Pearl Buck dari interview yang dia lakukan dengan Arthur Compton di 1959, di mana dia tidak mengerti Compton seluruhnya! Kecemasan ini tidak pernah hilang di ikhtiar beberapa orang sampa tes Trinity; walaupun begitu sekiranya saja Bethe salah, kita tidak hendak pernah tahu.

Konferensi musim panas, kemudiannya yang kemudian dirangkum oleh Serber di "The Los Alamos Primer" (LA-1 online), memberikan dasar teoritikal asli berlandaskan sbg rancangan bom atom, yang kemudian menjadi tugas utama di Los Alamos ketika perang, dan ide bom-H, yang menhantui Laboratorium tersebut di masa sesudah perang.

Pengukuran interaksi neutron cepat dengan bahan di suatu bom sangatlah penting karena banyak neutron yang dihasilkan dalam fissi uranium dan plutonium mesti diketahui, dan karena zat yang mengelilingi bahan nuklir hari memliki kemampuan sbg memantulkan, atau menyebarkan, neutron kembali ke reaksi berantai sebelum dia meledak dalam rangka sbg meningkatkan energi yang dihasilkan. Oleh karenanya, ciri-ciri penyebaran neutron dari bahan tersebut mesti diukur sbg mencari pemantul yang terbaik.

Memperkirakan tenaga ledakan membutuhkan ilmu dari banyak ciri-ciri nuklir lainnya, termasuk persimpangan (sebuah ukuran kemungkinan suatu pertemuan antara partikel yang menghasilkan dalam suatu efek yang ditentukan) sbg proses-proses neutron nuklir di uranium dan unsur lainnya. Neutron cepat hanya bisa dihasilkan oleh pemercepat partikel, yang masih adalah alat yang tidak umum dalam departemen fisika pada 1942.

Koordinasi yang semakin berpihak kepada yang benar sangat diperlukan. Pada September 1942, kesulitan terlibat dengan melaksanakan penelitian awal tentang senjata nuklir di universitas tersebar di seluruh negara yang menandakan kebutuhan sbg suatu laboratorium yang dibuat sbg tujuan tersebut saja. Kebutuhan ini dibayangi oleh permintaan pabrik sbg meproduksi uranium-235 dan plutonium - bahan bisa difissi yang menyediakan peledak nuklir.

Vannevar Bush, kepala sipil Office of Scientific Research and Development (OSRD), menanyakan Presiden Roosevelt sbg menugaskan operasi skala-besar yang dihubungi dengan proyek senjata nuklir yang berkembang sbg militer. Roosevelt memilih Angkatan Darat sbg melakukan pekerjaan dengan OSRD dalam mendirikan pabrik produksi. Army Corps of Engineers memilih Kol. James Marshall sbg mengawasi konstuksi pabrik sbg memisahkan isotop uranium dan pemroduksian plutonium sbg bom tersebut.

Ilmuwan OSRD telah mecoba beberapa cara sbg memproduksi plutonium dan memisahkan uranium-235 dari uranium, namun tidak mempunyai dari ronde tersebut yang siap sbg produksi - hanya banyak mikroskopik yang telah dipersiapkan.

Hanya satu cara - pemisahan elektromagnetik, yang telah dikembangkan oleh Ernest Lawrence di University of California Radiation Laboratory di University of California, Berkeley - terlihat meyakinkan pada ketika sbg produksi skala-besar. Namun ilmuwan tidak bisa selesai mempelajari cara berpotensial lainnya sbg memproduksi bahan yang bisa terfissi, karena ronde tersebut sangat mahal dan karena sangat tidak dapat terjadi ronde tersebut bisa memproduksi cukup bahan sebelum perang belakangnya.

Marshall dan deputinya, Kol. Kenneth Nichols, mesti berjuang sbg mengerti berpihak kepada yang benar ronde dan juga ilmuwan yang melakukan pekerjaan sama dengan mereka. Tiba-tiba menerobos masuk ke dalam ronde fisika nuklir yang baru, mereka merasa tidak bisa sbg membedakan antara keinginan teknikal dan pribadi. Walaupun mereka memutuskan bahwa suatu lokasi di tidak jauh Knoxville, Tenn., hendak cocok sbg pabrik produksi pertama, mereka tidak tahu betapa akbar lokasi tersebut dan membatalkan pengambilannya. Mempunyai masalah lain juga.

Karena sifat eksperimen, kerja senjata nuklir tidak bisa bertanding dengan tugas Angkatan Darat lainnya yang semakin penting. Pemilihan kerja ilmuwan dan konstruksi pabrik-produksi sering kali tertunda karena ketidakmampuan Marshall sbg mendapatkan bahan yang sangat penting, seperti baja, yang juga diperlukan di produksi militer lainnya.

Bahkan memilih nama sbg proyek AD tersebut pun sulit. Nama yang dipilih oleh Jend. Brehon Somerwell, "Pengembangan Bahan Pengganti", sangat tidak tepat karena terlihat mengungkapkan terlalu banyak.

Distrik Teknik Manhattan

Pada musim panas 1942, Kol. Leslie Groves adalah seorang deputi dari ketua konstruksi sbg Army Corps of Engineers dan telah mengawasi konstuksi Pentagon, gedung perkantoran terbesar di alam. Groves menolak berat ketika Somervell menunjuk dia sbg mengawasi proyek senjata. Keberatannya ditolak dan Groves mengundurkan diri daripada memimpin proyek yang dia pikir mempunyai sedikit kesempatan sbg sukses.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pemilihan tempat di AS yang penting sbg Proyek Manhattan.

Hal pertama yang dia lakukan adalah "mechristen" proyek The Manhattan District. Namanya berkembang dari hukum budaya Corps of Engineers menamakan distrik sesudah nama markas akbarnya (markas akbar Marshall berada di kota New York). Pada ketika yang bersamaan, Groves dipublikasikan menjadi brigadir jenderal, yang memberikan dia kesempatan berhadapan dengan ilmuwan senior dalam proyek tersebut.

Dalam seminggu semenjak penunjukannya, Groves telah memecahkan masalah paling penting Proyek Manhattan. Gayanya yang kuat dan efektif segera terkenal di antara ilmuwan atom.

Hambatan ilmiah utama yang pertama dipecahkan pada 2 Desember 1942 di bawah tempat duduk stadion Stagg Field di University of Chicago, di mana suatu kumpulan yang dipimpin Enrico Fermi menggagas reaksi rantai nuklir pertama yang berkelanjutan. Suatu panggilan telepon sandi dari Compton yang menyebut, "Navigator Italia (Fermi) telah mendarat di Alam Baru, warga aslinya bersahabat" kepada Conant di Washington, DC, menimbulkan berita bahwa percobaan itu berahsil. Inilah titik balik utama.

Dua jalan yang berlainan sbg bom

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Jenderal Leslie Groves (di kiri) ditunjuk sbg ketua militer Proyek Manhattan, sedangkan Robert Oppenheimer (di kanan) ialah direktur ilmiah.

Masalah industri berpusat pada produksi bahan fisil yang cukup. 2 usaha paralel dan yang sepenuhnya terpisah dijalankan. Satu proyek memproduksin bom uranium dan proyek lainnya memproduksi 2 bom plutonium, semuanya sukses diledakkan.

Bom Hiroshima, Little Boy, dibuat dari Uranium-235, isotop uranium yang jarang yang mesti dipisahkan secara fisik dari isotop uranium-238 yang semakin lazim, yang tidak cocok dipakai sbg alat peledak. Pemisahan itu beberapa akbar diakibatkan oleh difusi gas uranium heksafluorida (UF6), namun juga oleh teknik lain, seperti difusi termal, dan cara kalutron, memakai asas pemisahan magnetik spektrometer massa. Beberapa akbar kerja pemisahan ini dipertunjukkan di Oak Ridge. Bom uranium memakai yang dinamakan mekanisme "pistol" sbg mengumpulkan massa kritis U-235; satu massa U-235, the "bullet," ditembaki tabung ke dalam massa lain U-235, menimbulkan massa kritis U-235 dan menghasilkan ledakan akbar.

Namun sebaliknya, bom yang dipakai dalam uji pertama di Trinity Site, New Mexico, dan juga dalam pengeboman Nagasaki, Fat Man, terutama terbuat dari Plutonium-239. Plutonium ialah unsur sintetis yang, dalam wujud yang dibuat oleh reaktor yang dipakai sbg memproduksinya, terlalu banyak berisi isotop yang terlalu remeh merasakan pemisahan sbg dipakai dalam alat jenis senapan. (Karena kecepatan yang relatif rendah dari alat jenis senapan, bom plutonium mungkin "melempem" (yakni meledakkan beberapa darinya), sebelum menghasilkan kekuatan maksimum). Alat yang dinamakan "implosion" yang memakai ronde plutonium yang mengempis ke dalam, semakin cepat dan dijanjikan solusi yang semakin berpihak kepada yang benar terhadap masalah itu. Banyak ilmuwan di Los Alamos berkonsentrasi pada rancangan alat implosion selama proyek.

Walau Uranium-238 sia-sia dibuat bom atom, U-238 diperlukan sbg membuat plutonium -- karena U-235 memproduksi neutron yang relatif lambat, U-238 hendak menyerap neutron dan, sesudah perjalanan melewati reaktor dan pembusukan beberapa hari, U-238 hendak berganti menjadi plutonium-239. Produksi dan penyaringan plutonium ialah di tengah masa perang, dan pasca perang, usaha di Hanford Site, memakai teknik yang dikembangkan beberapa oleh Glenn Seaborg.

Uji coba bom plutonium langsung yang pertama ialah pada 16 Juli 1945, tidak jauh Alamagordo, New Mexico, dan diberi nama "Trinity". "Energi yang dihasilkan dalam tes beberapa kali semakin akbar daripada yang diharapkan kumpulan ilmuwan." (Laporan resmi)

Usaha yang mirip

Usaha yang mirip dijalankan di Uni Soviet yang dikepalai oleh Igor Kurchatov (dengan perbedaan spesifik dalam beberapa pengamatan PD II Kurchatov yang berasal dari tangan kedua dari negara-negara Proyek Manhattan, berterima kasih pada mata-mata, termasuk setidaknya 2 orang pada kumpulan ilmiah di Los Alamos, Klaus Fuchs dan Theodore Hall, tidak dikenal masing-masing). Usaha di Jerman Nazi, (dikepalai oleh Werner Heisenberg,) dan di Jepang, juga dijalankan selama perang.

Bersama dengan usaha kriptografi yang dipusatkan di Bletchley Park di Inggris, Arlington Hall dan Naval Communications Annex (semuanya dalam sekolah putri swasta yang disita di Washington DC), dan perkembangan radar gelombang mikro di laboratorium radiasi MIT, Proyek Manhattan mewakili salah satu dari sedikit usaha teknologi yang akbar, dan rahasia yang ditimbulkan oleh konflik Perang Alam II.

Lihat juga

  • Agustus 1945
    • Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
    • Laporan Smyth (lihat pula di bawah)
  • Lokasi terkait
    • Situs Hanford (produksi plutonium)
    • Laboratorium Ames (produksi uranium dari bijih)
    • Los Alamos National Laboratory (laboratorium senjata rahasia)
    • Lawrence Livermore National Laboratory (laboratorium senjata kedua, dibuat pada 1950an)
    • Metallurgical Laboratory (pertama kali reaksi rantai nuklir yang dikontrol)
    • Oak Ridge National Laboratory (pengayaan uranium)
    • Situs Trinity (tes nuklir pertama)
  • Senjata nuklir
    • Sejarah senjata nuklir
    • Perlombaan senjata nuklir
    • Senjata nuklir
    • Desain senjata nuklir
    • Pemisahan isotop (perlu sbg pengayaan uranium)
    • Daftar negara yang mempunyai senjata nuklir
    • Amerika Serikat dan senjata nuklir
  • Tokoh
    • Kategori:Proyek Manhattan (daftar orang dan situs yang terlibat dalam proyek yang mempunyai artikel tentang mereka)
    • Lise Meitner, penemu fisi
    • David Bohm, membuat hasil kerja yang langsung dirahasiakan, yang dia sendiri tidak diperbolehkan membacanya!
  • Proyek lainnya
    • ALSOS, dan proyek energi nuklir Jerman
    • Program atom Jepang
    • Proyek bom atom Uni Soviet
    • TUBE ALLOYS (Program atom Britania Raya pada PD II)

Baacaan semakin lanjut

  • Badash, Lawrence, Joseph O. Hirschfelder, Herbert P. Broida, (eds) Reminiscences of Los Alamos, 1943-1945, Dordrecht, Boston: D. Reidel, 1980, ISBN 90-277-1097-X, LoC QC791.96.R44
  • Bethe, Hans A. The Road from Los Alamos, NY: Simon and Schuster, 1991, ISBN 0-671-74012-1
  • Groueff, Stephane, Manhattan Project: The Untold Story of the Making of the Atomic Bomb, (Boston: Little, Brown & Co, 1967) The definitive history of the technical work of the Project, including many of its little-known technical achievments.
  • Jungk, Robert, Brighter Than a Thousand Suns: A Personal History of the Atomic Scientists, (NY: Harcourt, Brace, 1956, 1958)
  • Groves, Leslie, Now it Can be Told: The Story of the Manhattan Project (New York: Harper, 1962) The managerial history of the Project, by its leader.
  • Herken, Gregg, Brotherhood of the Bomb : The Tangled Lives and Loyalties of Robert Oppenheimer, Ernest Lawrence, and Edward Teller (New York: Henry Holt and Co., 2002). ISBN 0-8050-6588-1
  • Hoddeson, Lillian, Paul W. Henriksen, Roger A. Meade, and Catherine L. Westfall, Critical Assembly: A Technical History of Los Alamos Druring the Oppenheimer Years, 1943-1945, Cambridge, 1993
  • Nichols, Kenneth David, The Road to Trinity: A Personal Account of How America's Nuclear Policies Were Made (New York: William Morrow and Company Inc, 1987). ISBN 0-688-06910-X
  • Rhodes, Richard, The Making of the Atomic Bomb (New York: Simon & Schuster, 1986) ISBN 0-671-44133-7 An excellent contemporary overall history of the Project.
  • Serber, Robert, The Los Alamos Primer: The First Lectures on How to Build an Atomic Bomb (University of California Press, 1992) ISBN 0-520-07576-5 Original 1943, "LA-1", declassified in 1965. (Available on Wikimedia Commons).
  • Serber, Robert, Peace and War: Reminiscences of a Life on the Frontiers of Science, (NY: Columbia Un. Press, 1998), ISBN 0-231-10546-0, LoC QC16.S46A3 1998
  • Sherwin, Martin J., A World Destroyed: The Atomic Bomb and the Grand Alliance (New York: Alfred A. Knopf, 1975). ISBN 0-394-49794-5
  • Smyth, Henry DeWolf, Atomic Energy for Military Purposes; the Official Report on the Development of the Atomic Bomb under the Auspices of the United States Government, 1940-1945 (Princeton: Princeton University Press, 1945). (Smyth Report)
  • US House of Representatives, 81st Congress, 2nd Session, Committee on Un-American Activities, Hearings Regarding Shipment of Atomic Material to the Soviet Union During World War II (DC, US Gov Printing Office [GPO], 1950

Pranala luar


edunitas.com


Page 2

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Panel dan operator pengawas untuk kalutron di Y-12 Plant di Oak Ridge, Tennessee. Selama Proyek Manhattan, operatornya, beberapa akbar wanita, memainkan pekerjaan dalam sistem shift 24 jam sehari. Gladys Owens, wanita yang duduk di kanan tidak jauh kamera, tak sadar pada tujuan dan dampak kerjanya sampai melihat foto dirinya saat mengambil tur publik di sarana prasarana itu 60 tahun kemudian

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Laboratorium Nasional Los Alamos, pandangan dari udara tahun 1995.

Proyek Manhattan atau semakin formal, Manhattan Engineering District, adalah suatu percobaan dalam Perang Dunia II untuk mengembangkan senjata nuklir pertama oleh Amerika Serikat dengan bantuan dari Britania Raya dan Kanada. Risetnya diatur oleh fisikawan Amerika Julius Robert Oppenheimer, dan semuanya oleh Jenderal Leslie R. Groves setelah menjadi jelas bahwa senjata berdasarkan fisi nuklir dapat dikembangkan dan bahwa Jerman Nazi juga sedang mengembangkan senjata sejenis.

Walaupun proyek ini melibatkan semakin dari 30 tempat riset dan produksi yang berlainan, Proyek Manhattan beberapa akbar proyeknya dilaksanakan di tiga tempat saintifik rahasia yang didirikan oleh kuasa eminent domain: Hanford, Washington, Los Alamos, New Mexico, dan Oak Ridge, Tennessee. Los Alamos National Laboratory dibangun di atas suatu "mesa" yang sebelumnya merupakan tempat Los Alamos Ranch School, suatu sekolah bertempat tinggal lelaki swasta yang mengkhususkan luar ruangan dan kuda. Situs Hanford yang tumbuh nyaris sebesar 1000 mil persegi (2.600 km²), mengambil alih tanah sawah beririgasi, kebun buah-buahan, rel kereta dan dua komunitas petani, Hanford dan White Bluffs. Sarana prasarana Oak Ridge mencakup wilayah semakin dari 60.000 acre (243 km²) dari beberapa komunitas pertanian. Beberapa keluarga Tennessee diberi waktu dua minggu untuk mengosongkan tanah pertanian keluarga yang telah mereka tinggali selama beberapa generasi.

Keberadaan lokasi Los Alamos, Oak Ridge, dan Hanford dirahasiakan sampai pengahabisan PDII.

Proyek Manhattan menghasilkan rancangan, produksi, dan peledakan dari tiga bom nuklir pada 1945. Yang pertama, memakai plutonium dihasilkan di Hanford, dites pada 16 Juli di Situs Trinity, tes nuklir pertama dunia, tidak jauh Alamogordo, New Mexico. Yang kedua, bom uranium disebut Little Boy diledakan pada 6 Agustus di kota Hiroshima, Jepang. Yang ketiga, bom plutonium disebut Fat Man, diledakan pada 9 Agustus di atas kota Nagasaki, Jepang.

Lokasi utamanya sedang benar sampai sekarang sbg Situs Hanford, Los Alamos National Laboratory, Oak Ridge National Laboratory, National Security Complex dan beberapa pabrik lainnya.

Pada 1945, Proyek ini mempekerjakan semakin dari 130.000 orang pada puncaknya dan menghabiskan nyaris AS$2 miliar. (20 miliar dalam dolar tahun 2004 berdasarkan ICP. [1]).

Sejarah

Pada masa sela Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Amerika Serikat telah bentuk menjadi terkenal dalam fisika nuklir, didorong oleh hasil kerja dari beberapa imigran dan fisikawan lokal. Ilmuwan-ilmuwan ini telah mengembangkan alat dasar untuk riset nuklir -- cyclotron dan pemercepat partikel lainnya -- dan telah memakai alat baru tersebut untuk menemukan zat-zat baru, termasuk radioisotop seperti Carbon-14.

Ide awal dari energi nuklir

Enrico Fermi mengingat awal proyek dalam pidato yang dilontarkan pada 1954 ketika dia pensiun sbg Presiden dari American Physical Society.

Aku sangat ingat di bulan pertama, Januari 1939, selagi aku mulai memainkan pekerjaan di Laboratorium Pupin karena banyak hal terjadi sangat cepat. Dalam periode itu, Niels Bohr sedang mengajar di Universitas Princeton dan aku ingat suatu sore willis Lamb kembali dengan sangat gembira dan berkata bahwa Bohr telah membocorkan berita akbar. Berita akbar itu adalah tentang penemuan fisi nuklir dan garis akbar dari interpretasinya. Kemudian, pada bulan itu juga, benar beberapa pertemuan di Washington di mana pentingnya penemuan baru tersebut diberitahukan dalam pembicaraan "semi-jocular" sbg sumber yang memungkinkan dari tenaga nuklir.

Ilmuwan nuklir Leó Szilárd, Edward Teller dan Eugene Wigner (semuanya pengungsi Yahudi dari Hongaria karena Hitler) percaya bahwa energi yang dilepas dalam fisi nuklir dapat diguankan dalam bom oleh Jerman. Mereka membujuk Albert Einstein, salah satu ilmuwan paling terkenal dunia dan juga pengungsi Yahudi, untuk memperingati Presiden Franklin D. Roosevelt akan bahaya ini dalam suatu surat pada 2 Agustus, 1939 yang dirancang oleh Szilárd [2]. Sbg balasan akan peringatan tersebut Roosevelt mendorong riset semakin lanjut menjadi keamanaan nasional implikasi fisi nuklir. Setelah pemboman Hiroshima, Einstein kemudian berkomentar "Aku dapat membakar tangan aku karena menulis surat kepada Roosevelt." Ankatan Laut menganugrahkan pendanaan energi atom pertama sebesar $6.000 untuk eksperimen frafit, yang tumbuh menjadi Proyek Manhattan di bawah kepempinan ilmiah dari J. Robert Oppenheimer dan Enrico Fermi.

Roosevelt menciptakan ad hoc Komite Uranium di bawah "chairmanship" ketua National Bureau of Standards Lyman Briggs. Dia memulai program riset kecil pada 1939 di Laboratorium Riset Naval di Washington, di mana fisikawan Philip Abelson mengecek pemisahan isotop uranium. Di Universitas Columbia fisikawan nuklir dilahirkan di Italia Enrico Fermi membuat prototipe reaktor nuklir memakai beragam konfigurasi dari grafit dan uranium. Pada 9 Oktober 1941 Roosevelt mengijinkan pengembangan senjata nuklir.

Vannevar Bush, direktur Carnegie Institution Washington, mengatur National Defense Research Committee pada 1940 untuk memobilisasi sumber daya ilmiah Amerika Serikat untuk mendukung perang.

Laboratorium baru dihasilkan, termasuk Radiation Laboratory at the Massachusetts Institute of Technology, yang membantu pengembangan radar, dan Underwater Sound Laboratory di San Diego, yang mengembangkan sonar.

National Defense Research Council (NDRC) juga mengambil alih proyek uranium. Pada 1940, Bush dan Roosevelt menciptakan Office of Scientific Research and Development untuk mengembangkan upaya tersebut.

Proyek Uranium tak mengalami kemajuan pada musim semi 1941, ketika kabar datang dari penghitungan Britania oleh Otto Frisch dan Fritz Peierls. Laporan tersebut, dipersiapkan oleh Komite MAUD, yang merupakan suatu sub-komite untuk "Scientific Survey of Cairan Warfare " di bawah G.P. Thomson, profesor fisika di Imperial College, London, menunjukan bahwa banyak isotop dapat terfissi dari uranium, U-235, yang sangat sedikit dapat menghasilkan ledakan yang sama dengan beberapa ratus ribu ton TNT.

Akademi Ilmu Ilmu Nasional mengusulkan usaha penuh untuk mendirikan senjata nuklir, Bush menciptakan komite khusus, Komite S-1, untuk membimbing usaha tersebut. Ini terjadi sehari sebelum Jepang menyerang Pearl Harbor, pada 7 Desember 1941, dan berfaedah dimulainya perang untuk Amerika Serikat.

Ilmuwan di departemen fisika University of Chicago Metallurgical Laboratory, University of California Radiation Laboratory dan Universitas Columbia, mempercepat kerja mereka untuk menyiapkan bahan nuklir untuk suatu senjata. Mereka harus berusaha bisa memisahkan Uranium 235 dari bijih uranium mentah (kebanyakan dari Uranium 238), dan mereka juga harus dapat bagaimana menciptakan plutonium, suatu unsur yang sangat jarang, dengan pengeboman Uranium alami (U-238) dalam suatu reaktor dengan netron yang dihasilkan oleh Uranium 235. Dimulai pada 1942, pabrik akbar dihasilkan untuk menghasilkan Uranium 235 di Oak Ridge National Laboratory di Tennessee dan untuk menghasilkan plutonium di Hanford Site di luar Richland, Washington.

Ketika AS masuk dalam PDII pada Desember 1941, beberapa proyek sedang berlanjut untuk menyelidiki pemisahan uranium 235 yang dapat difisikan dari uranium 238, pembuatan plutonium, dan probabilitas tumpukan nuklir dan peledakannya.

Fisikawan dan penerima Nobel Arthur Holly Compton mengatur Laboratorium Metalurgis di Universitas Chicago pada awal 1942 untuk mempelajari plutonium dan tumpukan fisi. Compton menanyakan fisika teori kepada Dr. J. Robert Oppenheimer dari Universitas California untuk mengambil alih riset dalam penghitungan netron cepat, penting untuk probabilitas suatu senjata nuklir. John Manley, seorang fisikawan di Laboratorium Metalurgis Universitas Chicago, ditugasi untuk menolong Dr. Oppenheimer mencari jawaban dengan mengkoordinasi dan menghubungi beberapa grup fisikawan eksperimen yang tersebar di pelosok negara.

Pada musim semi 1942, Oppenheimer dan Robert Serber dari Universitas Illinois, memainkan pekerjaan dalam masalah difusi netron (bagaimana netron memainkan usaha dalam reaksi berantai) dan hidrodinamika (bagaimana ledakan yang dihasilkan oleh reaksi berantai berperilaku).

Untuk mereview hasil kerja ini dan teori umum dari reaksi fissi, Oppenheimer mengadakan berusaha bisa musim panas di Universitas California, Berkeley pada Juni 1942. Teoritis Hans Bethe, John Van Vleck, Edward Teller, Felix Bloch, Emil Konopinski, Robert Serber, Stanley S. Frankel, dan Eldred C. Nelson (tiga terakhir adalah bekas murid Oppenheimer) menyimpulkan bahwa suatu bom fissi dapat terjadi. Para ilmuwan ini menyarankan bahwa reaksi tersebut dapat diawali oleh pembuatan suatu massa kritikal - banyak ledakan nuklir yang cukup untuk menahannya - patut dengan menembakan dua massa subkritikal plutonium atau uranium 235 bersamaan atau dengan menghancurkan ("imploding") suatu bola kosong terbuat dari bahan tersebut dengan suatu selimut peledak akbar. (Serber memberikan kredit ide awal dari implosi kepada Tolman). Sampai banyaknya dapat dikenal semakin lanjut, hanya ini yang dapat dilakukan.

Teller melihat probabilitas lain: Dengan mengelilingi fisi bom dengan deuterium dan tritium, suatu "bom super" yang jauh semakin kuat dapat dihasilkan. Pemikiran ini berdasarkan penelitian produksi energi dalam bintang-bintang yang dihasilkan oleh Bethe sebelum perang. Ketika gelombang detonasi dari bom fisi digerakan melewati campuran nuklei deuterium dan tritium, mereka akan memfusi menjadi satu untuk menghasilkan energi yang banyakan dari yang dapat dihasilkan oleh fissi, dalam ronde fusi nuklir, seperti unsur difusi di matahari untuk menciptakan cahaya dan panas.

Bethe merasa skeptik, dan Teller mendorong kuat untuk "bom super"nya, dan mengusulkan skema demi skema, Bethe menolak semuanya. Idenya harus ditaruh kesamping ketika bom fisi, dan perang, telah berakhir. "Bom super" itu atau alat termonuklir, dihasilkan setelah perang dan dites pada 1952, setelah perang politik sela Teller melawan Oppenheimer, yang habis dengan kalahnya Oppenheimer yang kehilangan status resminya, dan memakai cara yang berlainan dari ide Teller, yang Bethe benar ketika menolaknya.)

Teller juga menaikkan probabilitas bahwa suatu bom atom dapat "menyalakan" atmosfer, dikarenakan reaksi fusi hipotetik dari nuklei nitrogen. Bethe menunjukkan, menurut Serber, secara teoritis hal tersebut tak dapat terjadi; dalam bukunya The Road from Los Alamos. Bethe mengatakan bahwa suatu penolakan yang tiulis oleh Kononpinski, C. Marvin, dan Teller di laporan LA-602 (dibuka kerahasiaanya pada Februari 1973 [3]), menunjukkan tak mungkin. Menurut Serber, Oppenheimer memberitahukan kepada Arthur Compton, yang tak dapat diam. Kemudian hal ini masuk ke dokumen yang berlanjut ke Washington" yang menuju ke pertanyaan "tidak pernah dikasih istirahat". Menurut Bethe, kekacauan ini datang lagi pada 1975 ketika hal ini muncul di suatu artikel majalah oleh H.C. Dudley, yang mendapat ide ini dari suatu laporan oleh Pearl Buck dari interview yang dia lakukan dengan Arthur Compton di 1959, di mana dia tak mengerti Compton seluruhnya! Kecemasan ini tak pernah hilang di pikiran beberapa orang sampa tes Trinity; walaupun begitu jikalau saja Bethe salah, kita tak akan pernah kenal.

Konferensi musim panas, hasilnya yang kemudian dirangkum oleh Serber di "The Los Alamos Primer" (LA-1 online), memberikan dasar teoritikal asli berdasarkan untuk rancangan bom atom, yang kemudian menjadi tugas utama di Los Alamos saat perang, dan ide bom-H, yang menhantui Laboratorium tersebut di masa setelah perang.

Pengukuran interaksi neutron cepat dengan bahan di suatu bom sangatlah penting karena banyak neutron yang dihasilkan dalam fissi uranium dan plutonium harus dikenal, dan karena zat yang mengelilingi bahan nuklir hari memliki kemampuan untuk memantulkan, atau menyebarkan, neutron kembali ke reaksi berantai sebelum dia meledak dalam rangka untuk meningkatkan energi yang dihasilkan. Oleh karena itu, ciri-ciri penyebaran neutron dari bahan tersebut harus diukur untuk mencari pemantul yang terbaik.

Memperkirakan tenaga ledakan membutuhkan ilmu dari banyak ciri-ciri nuklir lainnya, termasuk persimpangan (sebuah ukuran probabilitas suatu pertemuan sela partikel yang menghasilkan dalam suatu efek yang ditentukan) untuk proses-proses neutron nuklir di uranium dan unsur lainnya. Neutron cepat hanya dapat dihasilkan oleh pemercepat partikel, yang sedang merupakan alat yang tak umum dalam departemen fisika pada 1942.

Koordinasi yang semakin patut sangat dibutuhkan. Pada September 1942, kesukaran terlibat dengan memainkan penelitian awal tentang senjata nuklir di universitas tersebar di seluruh negara yang menandakan kebutuhan untuk suatu laboratorium yang dihasilkan untuk tujuan tersebut saja. Kebutuhan ini dibayangi oleh permintaan pabrik untuk meproduksi uranium-235 dan plutonium - bahan dapat difissi yang menyediakan peledak nuklir.

Vannevar Bush, kepala sipil Office of Scientific Research and Development (OSRD), menanyakan Presiden Roosevelt untuk menugaskan operasi skala-besar yang dihubungi dengan proyek senjata nuklir yang mengembang untuk militer. Roosevelt memilih Tingkatan Darat untuk memainkan pekerjaan dengan OSRD dalam mendirikan pabrik produksi. Army Corps of Engineers memilih Kol. James Marshall untuk mengawasi konstuksi pabrik untuk memisahkan isotop uranium dan pemroduksian plutonium untuk bom tersebut.

Ilmuwan OSRD telah mecoba beberapa cara untuk menghasilkan plutonium dan memisahkan uranium-235 dari uranium, namun tak benar dari ronde tersebut yang siap untuk produksi - hanya banyak mikroskopik yang telah dipersiapkan.

Hanya satu cara - pemisahan elektromagnetik, yang telah dikembangkan oleh Ernest Lawrence di University of California Radiation Laboratory di University of California, Berkeley - terlihat meyakinkan pada saat untuk produksi skala-besar. Namun ilmuwan tak dapat beristirahat mempelajari cara berpotensial lainnya untuk menghasilkan bahan yang dapat terfissi, karena ronde tersebut sangat mahal dan karena sangat tak dapat terjadi ronde tersebut dapat menghasilkan cukup bahan sebelum perang habis.

Marshall dan deputinya, Kol. Kenneth Nichols, harus berjuang untuk mengerti patut ronde dan juga ilmuwan yang memainkan pekerjaan sama dengan mereka. Tiba-tiba menerobos masuk ke dalam bagian fisika nuklir yang baru, mereka merasa tak mampu untuk membedakan sela hasrat teknikal dan pribadi. Walaupun mereka memutuskan bahwa suatu lokasi di tidak jauh Knoxville, Tenn., akan cocok untuk pabrik produksi pertama, mereka tak kenal betapa akbar lokasi tersebut dan membatalkan pengambilannya. Benar masalah lain juga.

Karena sifat eksperimen, kerja senjata nuklir tak dapat bertanding dengan tugas Tingkatan Darat lainnya yang semakin penting. Pemilihan kerja ilmuwan dan konstruksi pabrik-produksi sering kali tertunda karena ketidakmampuan Marshall untuk memperoleh bahan yang sangat penting, seperti baja, yang juga dibutuhkan di produksi militer lainnya.

Bahkan memilih nama untuk proyek AD tersebut pun sulit. Nama yang dipilih oleh Jend. Brehon Somerwell, "Pengembangan Bahan Pengganti", sangat tak tepat karena terlihat mengungkapkan terlalu banyak.

Distrik Teknik Manhattan

Pada musim panas 1942, Kol. Leslie Groves merupakan seorang deputi dari ketua konstruksi untuk Army Corps of Engineers dan telah mengawasi konstuksi Pentagon, gedung perkantoran terbesar di dunia. Groves menolak berat ketika Somervell menunjuk dia untuk mengawasi proyek senjata. Keberatannya ditampik dan Groves mengundurkan diri daripada memimpin proyek yang dia pikir memiliki sedikit kesempatan untuk sukses.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pemilihan tempat di AS yang penting untuk Proyek Manhattan.

Hal pertama yang dia lakukan adalah "mechristen" proyek The Manhattan District. Namanya mengembang dari kebiasaan Corps of Engineers menamakan distrik setelah nama markas akbarnya (markas akbar Marshall benar di kota New York). Pada saat yang bersamaan, Groves dipasarkan menjadi brigadir jenderal, yang memberikan dia kesempatan berhadapan dengan ilmuwan senior dalam proyek tersebut.

Dalam seminggu sejak penunjukannya, Groves telah memecahkan masalah paling penting Proyek Manhattan. Gayanya yang kuat dan efektif segera terkenal di sela ilmuwan atom.

Hambatan ilmiah utama yang pertama dipecahkan pada 2 Desember 1942 di bawah tempat duduk stadion Stagg Field di University of Chicago, di mana suatu kumpulan yang dipimpin Enrico Fermi menggagas reaksi rantai nuklir pertama yang berkelanjutan. Suatu panggilan telepon sandi dari Compton yang mengatakan, "Navigator Italia (Fermi) telah mendarat di Dunia Baru, warga aslinya bersahabat" kepada Conant di Washington, DC, menimbulkan berita bahwa percobaan itu berahsil. Inilah titik balik utama.

Dua jalan yang berlainan untuk bom

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Jenderal Leslie Groves (di kiri) ditunjuk sbg ketua militer Proyek Manhattan, sedangkan Robert Oppenheimer (di kanan) ialah direktur ilmiah.

Masalah industri berpusat pada produksi bahan fisil yang cukup. 2 usaha paralel dan yang sepenuhnya terpisah dijalankan. Satu proyek memproduksin bom uranium dan proyek lainnya menghasilkan 2 bom plutonium, semuanya sukses diledakkan.

Bom Hiroshima, Little Boy, dihasilkan dari Uranium-235, isotop uranium yang jarang yang harus dipisahkan secara fisik dari isotop uranium-238 yang semakin lazim, yang tak cocok dipakai sbg alat peledak. Pemisahan itu beberapa akbar diakibatkan oleh difusi gas uranium heksafluorida (UF6), namun juga oleh teknik lain, seperti difusi termal, dan cara kalutron, memakai asas pemisahan magnetik spektrometer massa. Beberapa akbar kerja pemisahan ini dipertunjukkan di Oak Ridge. Bom uranium memakai yang disebut mekanisme "pistol" untuk mengumpulkan massa kritis U-235; satu massa U-235, the "bullet," ditembaki tabung ke dalam massa lain U-235, menimbulkan massa kritis U-235 dan menghasilkan ledakan akbar.

Namun sebaliknya, bom yang dipakai dalam uji pertama di Trinity Site, New Mexico, dan juga dalam pengeboman Nagasaki, Fat Man, terutama terbuat dari Plutonium-239. Plutonium ialah unsur sintetis yang, dalam bangun yang dihasilkan oleh reaktor yang dipakai untuk menghasilkannya, terlalu banyak memuat isotop yang terlalu gampang mengalami pemisahan untuk dipakai dalam alat jenis senapan. (Karena kecepatan yang relatif rendah dari alat jenis senapan, bom plutonium mungkin "melempem" (yakni meledakkan beberapa darinya), sebelum menghasilkan daya maksimum). Alat yang disebut "implosion" yang memakai bagian plutonium yang mengempis ke dalam, semakin cepat dan dijanjikan solusi yang semakin patut terhadap masalah itu. Banyak ilmuwan di Los Alamos berkonsentrasi pada rancangan alat implosion selama proyek.

Walau Uranium-238 sia-sia dihasilkan bom atom, U-238 diperlukan untuk menciptakan plutonium -- karena U-235 menghasilkan neutron yang relatif lambat, U-238 akan menyerap neutron dan, setelah perjalanan melewati reaktor dan pembusukan beberapa hari, U-238 akan berubah menjadi plutonium-239. Produksi dan penyaringan plutonium ialah di tengah masa perang, dan pasca perang, usaha di Hanford Site, memakai teknik yang dikembangkan beberapa oleh Glenn Seaborg.

Uji coba bom plutonium langsung yang pertama ialah pada 16 Juli 1945, tidak jauh Alamagordo, New Mexico, dan diberi nama "Trinity". "Energi yang dihasilkan dalam tes beberapa kali semakin akbar daripada yang diharapkan kumpulan ilmuwan." (Laporan resmi)

Usaha yang mirip

Usaha yang mirip dijalankan di Uni Soviet yang dikepalai oleh Igor Kurchatov (dengan perbedaan spesifik dalam beberapa pengamatan PD II Kurchatov yang berasal dari tangan kedua dari negara-negara Proyek Manhattan, berterima kasih pada mata-mata, termasuk setidaknya 2 orang pada kumpulan ilmiah di Los Alamos, Klaus Fuchs dan Theodore Hall, tak dikenal masing-masing). Usaha di Jerman Nazi, (dikepalai oleh Werner Heisenberg,) dan di Jepang, juga dijalankan selama perang.

Bersama dengan usaha kriptografi yang dipusatkan di Bletchley Park di Inggris, Arlington Hall dan Naval Communications Annex (semuanya dalam sekolah putri swasta yang disita di Washington DC), dan perkembangan radar gelombang mikro di laboratorium radiasi MIT, Proyek Manhattan mewakili salah satu dari sedikit usaha teknologi yang akbar, dan rahasia yang ditimbulkan oleh konflik Perang Dunia II.

Lihat juga

  • Agustus 1945
    • Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
    • Laporan Smyth (lihat pula di bawah)
  • Lokasi terkait
    • Situs Hanford (produksi plutonium)
    • Laboratorium Ames (produksi uranium dari bijih)
    • Los Alamos National Laboratory (laboratorium senjata rahasia)
    • Lawrence Livermore National Laboratory (laboratorium senjata kedua, dihasilkan pada 1950an)
    • Metallurgical Laboratory (pertama kali reaksi rantai nuklir yang dikontrol)
    • Oak Ridge National Laboratory (pengayaan uranium)
    • Situs Trinity (tes nuklir pertama)
  • Senjata nuklir
    • Sejarah senjata nuklir
    • Pertandingan senjata nuklir
    • Senjata nuklir
    • Desain senjata nuklir
    • Pemisahan isotop (perlu untuk pengayaan uranium)
    • Daftar negara yang memiliki senjata nuklir
    • Amerika Serikat dan senjata nuklir
  • Tokoh
    • Kategori:Proyek Manhattan (daftar orang dan situs yang terlibat dalam proyek yang memiliki artikel tentang mereka)
    • Lise Meitner, penemu fisi
    • David Bohm, membuat hasil kerja yang langsung dirahasiakan, yang dia sendiri tak diperbolehkan membacanya!
  • Proyek lainnya
    • ALSOS, dan proyek energi nuklir Jerman
    • Program atom Jepang
    • Proyek bom atom Uni Soviet
    • TUBE ALLOYS (Program atom Britania Raya pada PD II)

Baacaan semakin lanjut

  • Badash, Lawrence, Joseph O. Hirschfelder, Herbert P. Broida, (eds) Reminiscences of Los Alamos, 1943-1945, Dordrecht, Boston: D. Reidel, 1980, ISBN 90-277-1097-X, LoC QC791.96.R44
  • Bethe, Hans A. The Road from Los Alamos, NY: Simon and Schuster, 1991, ISBN 0-671-74012-1
  • Groueff, Stephane, Manhattan Project: The Untold Story of the Making of the Atomic Bomb, (Boston: Little, Brown & Co, 1967) The definitive history of the technical work of the Project, including many of its little-known technical achievments.
  • Jungk, Robert, Brighter Than a Thousand Suns: A Personal History of the Atomic Scientists, (NY: Harcourt, Brace, 1956, 1958)
  • Groves, Leslie, Now it Can be Told: The Story of the Manhattan Project (New York: Harper, 1962) The managerial history of the Project, by its leader.
  • Herken, Gregg, Brotherhood of the Bomb : The Tangled Lives and Loyalties of Robert Oppenheimer, Ernest Lawrence, and Edward Teller (New York: Henry Holt and Co., 2002). ISBN 0-8050-6588-1
  • Hoddeson, Lillian, Paul W. Henriksen, Roger A. Meade, and Catherine L. Westfall, Critical Assembly: A Technical History of Los Alamos Druring the Oppenheimer Years, 1943-1945, Cambridge, 1993
  • Nichols, Kenneth David, The Road to Trinity: A Personal Account of How America's Nuclear Policies Were Made (New York: William Morrow and Company Inc, 1987). ISBN 0-688-06910-X
  • Rhodes, Richard, The Making of the Atomic Bomb (New York: Simon & Schuster, 1986) ISBN 0-671-44133-7 An excellent contemporary overall history of the Project.
  • Serber, Robert, The Los Alamos Primer: The First Lectures on How to Build an Atomic Bomb (University of California Press, 1992) ISBN 0-520-07576-5 Original 1943, "LA-1", declassified in 1965. (Available on Wikimedia Commons).
  • Serber, Robert, Peace and War: Reminiscences of a Life on the Frontiers of Science, (NY: Columbia Un. Press, 1998), ISBN 0-231-10546-0, LoC QC16.S46A3 1998
  • Sherwin, Martin J., A World Destroyed: The Atomic Bomb and the Grand Alliance (New York: Alfred A. Knopf, 1975). ISBN 0-394-49794-5
  • Smyth, Henry DeWolf, Atomic Energy for Military Purposes; the Official Report on the Development of the Atomic Bomb under the Auspices of the United States Government, 1940-1945 (Princeton: Princeton University Press, 1945). (Smyth Report)
  • US House of Representatives, 81st Congress, 2nd Session, Committee on Un-American Activities, Hearings Regarding Shipment of Atomic Material to the Soviet Union During World War II (DC, US Gov Printing Office [GPO], 1950

Pranala luar


edunitas.com


Page 3

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Panel dan operator pengawas untuk kalutron di Y-12 Plant di Oak Ridge, Tennessee. Selama Proyek Manhattan, operatornya, beberapa besar wanita, memperagakan pekerjaan dalam sistem shift 24 jam sehari. Gladys Owens, wanita yang duduk di kanan tidak jauh kamera, tak sadar pada tujuan dan dampak kerjanya sampai melihat foto dirinya saat mengambil tur publik di fasilitas prasarana itu 60 tahun kemudian

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Laboratorium Nasional Los Alamos, pandangan dari udara tahun 1995.

Proyek Manhattan atau semakin formal, Manhattan Engineering District, adalah suatu percobaan dalam Perang Dunia II untuk mengembangkan senjata nuklir pertama oleh Amerika Serikat dengan bantuan dari Britania Raya dan Kanada. Risetnya diatur oleh fisikawan Amerika Julius Robert Oppenheimer, dan semuanya oleh Jenderal Leslie R. Groves setelah menjadi jelas bahwa senjata berdasarkan fisi nuklir dapat dikembangkan dan bahwa Jerman Nazi juga sedang mengembangkan senjata sejenis.

Walaupun proyek ini melibatkan semakin dari 30 tempat riset dan produksi yang berlainan, Proyek Manhattan beberapa besar proyeknya dilaksanakan di tiga tempat saintifik rahasia yang didirikan oleh kuasa eminent domain: Hanford, Washington, Los Alamos, New Mexico, dan Oak Ridge, Tennessee. Los Alamos National Laboratory dibangun di atas suatu "mesa" yang sebelumnya merupakan tempat Los Alamos Ranch School, suatu sekolah bertempat tinggal lelaki swasta yang mengkhususkan luar ruangan dan kuda. Situs Hanford yang tumbuh nyaris sebesar 1000 mil persegi (2.600 km²), mengambil alih tanah sawah beririgasi, kebun buah-buahan, rel kereta dan dua komunitas petani, Hanford dan White Bluffs. Fasilitas prasarana Oak Ridge mencakup wilayah semakin dari 60.000 acre (243 km²) dari beberapa komunitas pertanian. Beberapa keluarga Tennessee diberi waktu dua minggu untuk mengosongkan tanah pertanian keluarga yang telah mereka tinggali selama beberapa generasi.

Keberadaan lokasi Los Alamos, Oak Ridge, dan Hanford dirahasiakan sampai pengahabisan PDII.

Proyek Manhattan menghasilkan rancangan, produksi, dan peledakan dari tiga bom nuklir pada 1945. Yang pertama, menggunakan plutonium dihasilkan di Hanford, dites pada 16 Juli di Situs Trinity, tes nuklir pertama dunia, tidak jauh Alamogordo, New Mexico. Yang kedua, bom uranium disebut Little Boy diledakan pada 6 Agustus di kota Hiroshima, Jepang. Yang ketiga, bom plutonium disebut Fat Man, diledakan pada 9 Agustus di atas kota Nagasaki, Jepang.

Lokasi utamanya sedang benar sampai sekarang sbg Situs Hanford, Los Alamos National Laboratory, Oak Ridge National Laboratory, National Security Complex dan beberapa pabrik lainnya.

Pada 1945, Proyek ini mempekerjakan semakin dari 130.000 orang pada puncaknya dan menghabiskan nyaris AS$2 miliar. (20 miliar dalam dolar tahun 2004 berdasarkan ICP. [1]).

Sejarah

Pada masa sela Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Amerika Serikat telah bentuk menjadi terkenal dalam fisika nuklir, didorong oleh hasil kerja dari beberapa imigran dan fisikawan lokal. Ilmuwan-ilmuwan ini telah mengembangkan alat dasar untuk riset nuklir -- cyclotron dan pemercepat partikel lainnya -- dan telah menggunakan alat baru tersebut untuk menemukan zat-zat baru, termasuk radioisotop seperti Carbon-14.

Ide awal dari energi nuklir

Enrico Fermi mengingat awal proyek dalam pidato yang dilontarkan pada 1954 ketika dia pensiun sbg Presiden dari American Physical Society.

Aku sangat ingat di bulan pertama, Januari 1939, selagi aku mulai memperagakan pekerjaan di Laboratorium Pupin karena banyak hal terjadi sangat cepat. Dalam periode itu, Niels Bohr sedang mengajar di Universitas Princeton dan aku ingat suatu sore willis Lamb kembali dengan sangat gembira dan berkata bahwa Bohr telah membocorkan berita besar. Berita besar itu adalah tentang penemuan fisi nuklir dan garis besar dari interpretasinya. Kemudian, pada bulan itu juga, benar beberapa pertemuan di Washington di mana pentingnya penemuan baru tersebut diberitahukan dalam pembicaraan "semi-jocular" sbg sumber yang memungkinkan dari tenaga nuklir.

Ilmuwan nuklir Leó Szilárd, Edward Teller dan Eugene Wigner (semuanya pengungsi Yahudi dari Hongaria karena Hitler) percaya bahwa energi yang dilepas dalam fisi nuklir dapat diguankan dalam bom oleh Jerman. Mereka membujuk Albert Einstein, salah satu ilmuwan paling terkenal dunia dan juga pengungsi Yahudi, untuk memperingati Presiden Franklin D. Roosevelt akan bahaya ini dalam suatu surat pada 2 Agustus, 1939 yang dirancang oleh Szilárd [2]. Sbg balasan akan peringatan tersebut Roosevelt mendorong riset semakin lanjut menjadi keamanaan nasional implikasi fisi nuklir. Setelah pemboman Hiroshima, Einstein kemudian berkomentar "Aku dapat membakar tangan aku karena menulis surat kepada Roosevelt." Ankatan Laut menganugrahkan pendanaan energi atom pertama sebesar $6.000 untuk eksperimen frafit, yang tumbuh menjadi Proyek Manhattan di bawah kepempinan ilmiah dari J. Robert Oppenheimer dan Enrico Fermi.

Roosevelt menciptakan ad hoc Komite Uranium di bawah "chairmanship" ketua National Bureau of Standards Lyman Briggs. Dia memulai program riset kecil pada 1939 di Laboratorium Riset Naval di Washington, di mana fisikawan Philip Abelson mengecek pemisahan isotop uranium. Di Universitas Columbia fisikawan nuklir dilahirkan di Italia Enrico Fermi membuat prototipe reaktor nuklir menggunakan beragam konfigurasi dari grafit dan uranium. Pada 9 Oktober 1941 Roosevelt mengijinkan pengembangan senjata nuklir.

Vannevar Bush, direktur Carnegie Institution Washington, mengatur National Defense Research Committee pada 1940 untuk memobilisasi sumber daya ilmiah Amerika Serikat untuk mendukung perang.

Laboratorium baru dihasilkan, termasuk Radiation Laboratory at the Massachusetts Institute of Technology, yang membantu pengembangan radar, dan Underwater Sound Laboratory di San Diego, yang mengembangkan sonar.

National Defense Research Council (NDRC) juga mengambil alih proyek uranium. Pada 1940, Bush dan Roosevelt menciptakan Office of Scientific Research and Development untuk mengembangkan upaya tersebut.

Proyek Uranium tak mengalami kemajuan pada musim semi 1941, ketika kabar datang dari penghitungan Britania oleh Otto Frisch dan Fritz Peierls. Laporan tersebut, dipersiapkan oleh Komite MAUD, yang merupakan suatu sub-komite untuk "Scientific Survey of Air Warfare " di bawah G.P. Thomson, profesor fisika di Imperial College, London, menunjukan bahwa banyak isotop dapat terfissi dari uranium, U-235, yang sangat sedikit dapat menghasilkan ledakan yang sama dengan beberapa ratus ribu ton TNT.

Akademi Ilmu Ilmu Nasional mengusulkan usaha penuh untuk mendirikan senjata nuklir, Bush menciptakan komite khusus, Komite S-1, untuk membimbing usaha tersebut. Ini terjadi sehari sebelum Jepang menyerang Pearl Harbor, pada 7 Desember 1941, dan berfaedah dimulainya perang untuk Amerika Serikat.

Ilmuwan di departemen fisika University of Chicago Metallurgical Laboratory, University of California Radiation Laboratory dan Universitas Columbia, mempercepat kerja mereka untuk menyiapkan bahan nuklir untuk suatu senjata. Mereka harus berusaha bisa memisahkan Uranium 235 dari bijih uranium mentah (kebanyakan dari Uranium 238), dan mereka juga harus dapat bagaimana menciptakan plutonium, suatu unsur yang sangat jarang, dengan pengeboman Uranium alami (U-238) dalam suatu reaktor dengan netron yang dihasilkan oleh Uranium 235. Dimulai pada 1942, pabrik besar dihasilkan untuk menghasilkan Uranium 235 di Oak Ridge National Laboratory di Tennessee dan untuk menghasilkan plutonium di Hanford Site di luar Richland, Washington.

Ketika AS masuk dalam PDII pada Desember 1941, beberapa proyek sedang berlanjut untuk menyelidiki pemisahan uranium 235 yang dapat difisikan dari uranium 238, pembuatan plutonium, dan probabilitas tumpukan nuklir dan peledakannya.

Fisikawan dan penerima Nobel Arthur Holly Compton mengatur Laboratorium Metalurgis di Universitas Chicago pada awal 1942 untuk mempelajari plutonium dan tumpukan fisi. Compton menanyakan fisika teori kepada Dr. J. Robert Oppenheimer dari Universitas California untuk mengambil alih riset dalam penghitungan netron cepat, penting untuk probabilitas suatu senjata nuklir. John Manley, seorang fisikawan di Laboratorium Metalurgis Universitas Chicago, ditugasi untuk menolong Dr. Oppenheimer mencari jawaban dengan mengkoordinasi dan menghubungi beberapa grup fisikawan eksperimen yang tersebar di pelosok negara.

Pada musim semi 1942, Oppenheimer dan Robert Serber dari Universitas Illinois, memperagakan pekerjaan dalam masalah difusi netron (bagaimana netron memperagakan usaha dalam reaksi berantai) dan hidrodinamika (bagaimana ledakan yang dihasilkan oleh reaksi berantai berperilaku).

Untuk mereview hasil kerja ini dan teori umum dari reaksi fissi, Oppenheimer mengadakan berusaha bisa musim panas di Universitas California, Berkeley pada Juni 1942. Teoritis Hans Bethe, John Van Vleck, Edward Teller, Felix Bloch, Emil Konopinski, Robert Serber, Stanley S. Frankel, dan Eldred C. Nelson (tiga terakhir adalah bekas murid Oppenheimer) menyimpulkan bahwa suatu bom fissi dapat terjadi. Para ilmuwan ini menyarankan bahwa reaksi tersebut dapat diawali oleh pembuatan suatu massa kritikal - banyak ledakan nuklir yang cukup untuk menahannya - patut dengan menembakan dua massa subkritikal plutonium atau uranium 235 bersamaan atau dengan menghancurkan ("imploding") suatu bola kosong terbuat dari bahan tersebut dengan suatu selimut peledak besar. (Serber memberikan kredit ide awal dari implosi kepada Tolman). Sampai banyaknya dapat dikenal semakin lanjut, hanya ini yang dapat dilakukan.

Teller melihat probabilitas lain: Dengan mengelilingi fisi bom dengan deuterium dan tritium, suatu "bom super" yang jauh semakin kuat dapat dihasilkan. Pemikiran ini berdasarkan penelitian produksi energi dalam bintang-bintang yang dihasilkan oleh Bethe sebelum perang. Ketika gelombang detonasi dari bom fisi digerakan melewati campuran nuklei deuterium dan tritium, mereka akan memfusi menjadi satu untuk menghasilkan energi yang banyakan dari yang dapat dihasilkan oleh fissi, dalam ronde fusi nuklir, seperti unsur difusi di matahari untuk menciptakan cahaya dan panas.

Bethe merasa skeptik, dan Teller mendorong kuat untuk "bom super"nya, dan mengusulkan skema demi skema, Bethe menolak semuanya. Idenya harus ditaruh kesamping ketika bom fisi, dan perang, telah berakhir. "Bom super" itu atau alat termonuklir, dihasilkan setelah perang dan dites pada 1952, setelah perang politik sela Teller melawan Oppenheimer, yang habis dengan kalahnya Oppenheimer yang kehilangan status resminya, dan menggunakan cara yang berlainan dari ide Teller, yang Bethe benar ketika menolaknya.)

Teller juga menaikkan probabilitas bahwa suatu bom atom dapat "menyalakan" atmosfer, dikarenakan reaksi fusi hipotetik dari nuklei nitrogen. Bethe menunjukkan, menurut Serber, secara teoritis hal tersebut tak dapat terjadi; dalam bukunya The Road from Los Alamos. Bethe mengatakan bahwa suatu penolakan yang tiulis oleh Kononpinski, C. Marvin, dan Teller di laporan LA-602 (dibuka kerahasiaanya pada Februari 1973 [3]), menunjukkan tak mungkin. Menurut Serber, Oppenheimer memberitahukan kepada Arthur Compton, yang tak dapat diam. Kemudian hal ini masuk ke dokumen yang berlanjut ke Washington" yang menuju ke pertanyaan "tidak pernah dikasih istirahat". Menurut Bethe, kekacauan ini datang lagi pada 1975 ketika hal ini muncul di suatu artikel majalah oleh H.C. Dudley, yang mendapat ide ini dari suatu laporan oleh Pearl Buck dari interview yang dia lakukan dengan Arthur Compton di 1959, di mana dia tak mengerti Compton seluruhnya! Kecemasan ini tak pernah hilang di pikiran beberapa orang sampa tes Trinity; walaupun begitu jikalau saja Bethe salah, kita tak akan pernah kenal.

Konferensi musim panas, hasilnya yang kemudian dirangkum oleh Serber di "The Los Alamos Primer" (LA-1 online), memberikan dasar teoritikal asli berdasarkan untuk rancangan bom atom, yang kemudian menjadi tugas utama di Los Alamos saat perang, dan ide bom-H, yang menhantui Laboratorium tersebut di masa setelah perang.

Pengukuran interaksi neutron cepat dengan bahan di suatu bom sangatlah penting karena banyak neutron yang dihasilkan dalam fissi uranium dan plutonium harus dikenal, dan karena zat yang mengelilingi bahan nuklir hari memliki kemampuan untuk memantulkan, atau menyebarkan, neutron kembali ke reaksi berantai sebelum dia meledak dalam rangka untuk meningkatkan energi yang dihasilkan. Oleh karena itu, ciri-ciri penyebaran neutron dari bahan tersebut harus diukur untuk mencari pemantul yang terbaik.

Memperkirakan tenaga ledakan membutuhkan ilmu dari banyak ciri-ciri nuklir lainnya, termasuk persimpangan (sebuah ukuran probabilitas suatu pertemuan sela partikel yang menghasilkan dalam suatu efek yang ditentukan) untuk proses-proses neutron nuklir di uranium dan unsur lainnya. Neutron cepat hanya dapat dihasilkan oleh pemercepat partikel, yang sedang merupakan alat yang tak umum dalam departemen fisika pada 1942.

Koordinasi yang semakin patut sangat dibutuhkan. Pada September 1942, kesukaran terlibat dengan memperagakan penelitian awal tentang senjata nuklir di universitas tersebar di seluruh negara yang menandakan kebutuhan untuk suatu laboratorium yang dihasilkan untuk tujuan tersebut saja. Kebutuhan ini dibayangi oleh permintaan pabrik untuk meproduksi uranium-235 dan plutonium - bahan dapat difissi yang menyediakan peledak nuklir.

Vannevar Bush, kepala sipil Office of Scientific Research and Development (OSRD), menanyakan Presiden Roosevelt untuk menugaskan operasi skala-besar yang dihubungi dengan proyek senjata nuklir yang mengembang untuk militer. Roosevelt memilih Tingkatan Darat untuk memperagakan pekerjaan dengan OSRD dalam mendirikan pabrik produksi. Army Corps of Engineers memilih Kol. James Marshall untuk mengawasi konstuksi pabrik untuk memisahkan isotop uranium dan pemroduksian plutonium untuk bom tersebut.

Ilmuwan OSRD telah mecoba beberapa cara untuk menghasilkan plutonium dan memisahkan uranium-235 dari uranium, namun tak benar dari ronde tersebut yang siap untuk produksi - hanya banyak mikroskopik yang telah dipersiapkan.

Hanya satu cara - pemisahan elektromagnetik, yang telah dikembangkan oleh Ernest Lawrence di University of California Radiation Laboratory di University of California, Berkeley - terlihat meyakinkan pada saat untuk produksi skala-besar. Namun ilmuwan tak dapat beristirahat mempelajari cara berpotensial lainnya untuk menghasilkan bahan yang dapat terfissi, karena ronde tersebut sangat mahal dan karena sangat tak dapat terjadi ronde tersebut dapat menghasilkan cukup bahan sebelum perang habis.

Marshall dan deputinya, Kol. Kenneth Nichols, harus berjuang untuk mengerti patut ronde dan juga ilmuwan yang memperagakan pekerjaan sama dengan mereka. Tiba-tiba menerobos masuk ke dalam bagian fisika nuklir yang baru, mereka merasa tak mampu untuk membedakan sela hasrat teknikal dan pribadi. Walaupun mereka memutuskan bahwa suatu lokasi di tidak jauh Knoxville, Tenn., akan cocok untuk pabrik produksi pertama, mereka tak kenal betapa besar lokasi tersebut dan membatalkan pengambilannya. Benar masalah lain juga.

Karena sifat eksperimen, kerja senjata nuklir tak dapat bertanding dengan tugas Tingkatan Darat lainnya yang semakin penting. Pemilihan kerja ilmuwan dan konstruksi pabrik-produksi sering kali tertunda karena ketidakmampuan Marshall untuk memperoleh bahan yang sangat penting, seperti baja, yang juga dibutuhkan di produksi militer lainnya.

Bahkan memilih nama untuk proyek AD tersebut pun sulit. Nama yang dipilih oleh Jend. Brehon Somerwell, "Pengembangan Bahan Pengganti", sangat tak tepat karena terlihat mengungkapkan terlalu banyak.

Distrik Teknik Manhattan

Pada musim panas 1942, Kol. Leslie Groves merupakan seorang deputi dari ketua konstruksi untuk Army Corps of Engineers dan telah mengawasi konstuksi Pentagon, gedung perkantoran terbesar di dunia. Groves menolak berat ketika Somervell menunjuk dia untuk mengawasi proyek senjata. Keberatannya ditampik dan Groves mengundurkan diri daripada memimpin proyek yang dia pikir memiliki sedikit kesempatan untuk sukses.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pemilihan tempat di AS yang penting untuk Proyek Manhattan.

Hal pertama yang dia lakukan adalah "mechristen" proyek The Manhattan District. Namanya mengembang dari kebiasaan Corps of Engineers menamakan distrik setelah nama markas besarnya (markas besar Marshall benar di kota New York). Pada saat yang bersamaan, Groves dipasarkan menjadi brigadir jenderal, yang memberikan dia kesempatan berhadapan dengan ilmuwan senior dalam proyek tersebut.

Dalam seminggu sejak penunjukannya, Groves telah memecahkan masalah paling penting Proyek Manhattan. Gayanya yang kuat dan efektif segera terkenal di sela ilmuwan atom.

Hambatan ilmiah utama yang pertama dipecahkan pada 2 Desember 1942 di bawah tempat duduk stadion Stagg Field di University of Chicago, di mana suatu kumpulan yang dipimpin Enrico Fermi menggagas reaksi rantai nuklir pertama yang berkelanjutan. Suatu panggilan telepon sandi dari Compton yang mengatakan, "Navigator Italia (Fermi) telah mendarat di Dunia Baru, warga aslinya bersahabat" kepada Conant di Washington, DC, menimbulkan berita bahwa percobaan itu berahsil. Inilah titik balik utama.

Dua jalan yang berlainan untuk bom

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Jenderal Leslie Groves (di kiri) ditunjuk sbg ketua militer Proyek Manhattan, sedangkan Robert Oppenheimer (di kanan) ialah direktur ilmiah.

Masalah industri berpusat pada produksi bahan fisil yang cukup. 2 usaha paralel dan yang sepenuhnya terpisah dijalankan. Satu proyek memproduksin bom uranium dan proyek lainnya menghasilkan 2 bom plutonium, semuanya sukses diledakkan.

Bom Hiroshima, Little Boy, dihasilkan dari Uranium-235, isotop uranium yang jarang yang harus dipisahkan secara fisik dari isotop uranium-238 yang semakin lazim, yang tak cocok dipakai sbg alat peledak. Pemisahan itu beberapa besar diakibatkan oleh difusi gas uranium heksafluorida (UF6), namun juga oleh teknik lain, seperti difusi termal, dan cara kalutron, menggunakan asas pemisahan magnetik spektrometer massa. Beberapa besar kerja pemisahan ini dipertunjukkan di Oak Ridge. Bom uranium menggunakan yang disebut mekanisme "pistol" untuk mengumpulkan massa kritis U-235; satu massa U-235, the "bullet," ditembaki tabung ke dalam massa lain U-235, menimbulkan massa kritis U-235 dan menghasilkan ledakan besar.

Namun sebaliknya, bom yang dipakai dalam uji pertama di Trinity Site, New Mexico, dan juga dalam pengeboman Nagasaki, Fat Man, terutama terbuat dari Plutonium-239. Plutonium ialah unsur sintetis yang, dalam wujud yang dihasilkan oleh reaktor yang dipakai untuk menghasilkannya, terlalu banyak memuat isotop yang terlalu gampang mengalami pemisahan untuk dipakai dalam alat jenis senapan. (Karena kecepatan yang relatif rendah dari alat jenis senapan, bom plutonium mungkin "melempem" (yakni meledakkan beberapa darinya), sebelum menghasilkan daya maksimum). Alat yang disebut "implosion" yang menggunakan bagian plutonium yang mengempis ke dalam, semakin cepat dan dijanjikan solusi yang semakin patut terhadap masalah itu. Banyak ilmuwan di Los Alamos berkonsentrasi pada rancangan alat implosion selama proyek.

Walau Uranium-238 sia-sia dihasilkan bom atom, U-238 diperlukan untuk menciptakan plutonium -- karena U-235 menghasilkan neutron yang relatif lambat, U-238 akan menyerap neutron dan, setelah perjalanan melewati reaktor dan pembusukan beberapa hari, U-238 akan berubah menjadi plutonium-239. Produksi dan penyaringan plutonium ialah di tengah masa perang, dan pasca perang, usaha di Hanford Site, menggunakan teknik yang dikembangkan beberapa oleh Glenn Seaborg.

Uji coba bom plutonium langsung yang pertama ialah pada 16 Juli 1945, tidak jauh Alamagordo, New Mexico, dan diberi nama "Trinity". "Energi yang dihasilkan dalam tes beberapa kali semakin besar daripada yang diharapkan kumpulan ilmuwan." (Laporan resmi)

Usaha yang mirip

Usaha yang mirip dijalankan di Uni Soviet yang dikepalai oleh Igor Kurchatov (dengan perbedaan spesifik dalam beberapa pengamatan PD II Kurchatov yang berasal dari tangan kedua dari negara-negara Proyek Manhattan, berterima kasih pada mata-mata, termasuk setidaknya 2 orang pada kumpulan ilmiah di Los Alamos, Klaus Fuchs dan Theodore Hall, tak dikenal masing-masing). Usaha di Jerman Nazi, (dikepalai oleh Werner Heisenberg,) dan di Jepang, juga dijalankan selama perang.

Bersama dengan usaha kriptografi yang dipusatkan di Bletchley Park di Inggris, Arlington Hall dan Naval Communications Annex (semuanya dalam sekolah putri swasta yang disita di Washington DC), dan perkembangan radar gelombang mikro di laboratorium radiasi MIT, Proyek Manhattan mewakili salah satu dari sedikit usaha teknologi yang besar, dan rahasia yang ditimbulkan oleh konflik Perang Dunia II.

Lihat juga

  • Agustus 1945
    • Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
    • Laporan Smyth (lihat pula di bawah)
  • Lokasi terkait
    • Situs Hanford (produksi plutonium)
    • Laboratorium Ames (produksi uranium dari bijih)
    • Los Alamos National Laboratory (laboratorium senjata rahasia)
    • Lawrence Livermore National Laboratory (laboratorium senjata kedua, dihasilkan pada 1950an)
    • Metallurgical Laboratory (pertama kali reaksi rantai nuklir yang dikontrol)
    • Oak Ridge National Laboratory (pengayaan uranium)
    • Situs Trinity (tes nuklir pertama)
  • Senjata nuklir
    • Sejarah senjata nuklir
    • Pertandingan senjata nuklir
    • Senjata nuklir
    • Desain senjata nuklir
    • Pemisahan isotop (perlu untuk pengayaan uranium)
    • Daftar negara yang memiliki senjata nuklir
    • Amerika Serikat dan senjata nuklir
  • Tokoh
    • Kategori:Proyek Manhattan (daftar orang dan situs yang terlibat dalam proyek yang memiliki artikel tentang mereka)
    • Lise Meitner, penemu fisi
    • David Bohm, membuat hasil kerja yang langsung dirahasiakan, yang dia sendiri tak diperbolehkan membacanya!
  • Proyek lainnya
    • ALSOS, dan proyek energi nuklir Jerman
    • Program atom Jepang
    • Proyek bom atom Uni Soviet
    • TUBE ALLOYS (Program atom Britania Raya pada PD II)

Baacaan semakin lanjut

  • Badash, Lawrence, Joseph O. Hirschfelder, Herbert P. Broida, (eds) Reminiscences of Los Alamos, 1943-1945, Dordrecht, Boston: D. Reidel, 1980, ISBN 90-277-1097-X, LoC QC791.96.R44
  • Bethe, Hans A. The Road from Los Alamos, NY: Simon and Schuster, 1991, ISBN 0-671-74012-1
  • Groueff, Stephane, Manhattan Project: The Untold Story of the Making of the Atomic Bomb, (Boston: Little, Brown & Co, 1967) The definitive history of the technical work of the Project, including many of its little-known technical achievments.
  • Jungk, Robert, Brighter Than a Thousand Suns: A Personal History of the Atomic Scientists, (NY: Harcourt, Brace, 1956, 1958)
  • Groves, Leslie, Now it Can be Told: The Story of the Manhattan Project (New York: Harper, 1962) The managerial history of the Project, by its leader.
  • Herken, Gregg, Brotherhood of the Bomb : The Tangled Lives and Loyalties of Robert Oppenheimer, Ernest Lawrence, and Edward Teller (New York: Henry Holt and Co., 2002). ISBN 0-8050-6588-1
  • Hoddeson, Lillian, Paul W. Henriksen, Roger A. Meade, and Catherine L. Westfall, Critical Assembly: A Technical History of Los Alamos Druring the Oppenheimer Years, 1943-1945, Cambridge, 1993
  • Nichols, Kenneth David, The Road to Trinity: A Personal Account of How America's Nuclear Policies Were Made (New York: William Morrow and Company Inc, 1987). ISBN 0-688-06910-X
  • Rhodes, Richard, The Making of the Atomic Bomb (New York: Simon & Schuster, 1986) ISBN 0-671-44133-7 An excellent contemporary overall history of the Project.
  • Serber, Robert, The Los Alamos Primer: The First Lectures on How to Build an Atomic Bomb (University of California Press, 1992) ISBN 0-520-07576-5 Original 1943, "LA-1", declassified in 1965. (Available on Wikimedia Commons).
  • Serber, Robert, Peace and War: Reminiscences of a Life on the Frontiers of Science, (NY: Columbia Un. Press, 1998), ISBN 0-231-10546-0, LoC QC16.S46A3 1998
  • Sherwin, Martin J., A World Destroyed: The Atomic Bomb and the Grand Alliance (New York: Alfred A. Knopf, 1975). ISBN 0-394-49794-5
  • Smyth, Henry DeWolf, Atomic Energy for Military Purposes; the Official Report on the Development of the Atomic Bomb under the Auspices of the United States Government, 1940-1945 (Princeton: Princeton University Press, 1945). (Smyth Report)
  • US House of Representatives, 81st Congress, 2nd Session, Committee on Un-American Activities, Hearings Regarding Shipment of Atomic Material to the Soviet Union During World War II (DC, US Gov Printing Office [GPO], 1950

Pranala luar


edunitas.com


Page 4

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Panel dan operator pengawas untuk kalutron di Y-12 Plant di Oak Ridge, Tennessee. Selama Proyek Manhattan, operatornya, beberapa besar wanita, memperagakan pekerjaan dalam sistem shift 24 jam sehari. Gladys Owens, wanita yang duduk di kanan tidak jauh kamera, tak sadar pada tujuan dan dampak kerjanya sampai melihat foto dirinya saat mengambil tur publik di fasilitas prasarana itu 60 tahun kemudian

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Laboratorium Nasional Los Alamos, pandangan dari udara tahun 1995.

Proyek Manhattan atau semakin formal, Manhattan Engineering District, adalah suatu percobaan dalam Perang Dunia II untuk mengembangkan senjata nuklir pertama oleh Amerika Serikat dengan bantuan dari Britania Raya dan Kanada. Risetnya diatur oleh fisikawan Amerika Julius Robert Oppenheimer, dan semuanya oleh Jenderal Leslie R. Groves setelah menjadi jelas bahwa senjata berdasarkan fisi nuklir dapat dikembangkan dan bahwa Jerman Nazi juga sedang mengembangkan senjata sejenis.

Walaupun proyek ini melibatkan semakin dari 30 tempat riset dan produksi yang berlainan, Proyek Manhattan beberapa besar proyeknya dilaksanakan di tiga tempat saintifik rahasia yang didirikan oleh kuasa eminent domain: Hanford, Washington, Los Alamos, New Mexico, dan Oak Ridge, Tennessee. Los Alamos National Laboratory dibangun di atas suatu "mesa" yang sebelumnya merupakan tempat Los Alamos Ranch School, suatu sekolah bertempat tinggal lelaki swasta yang mengkhususkan luar ruangan dan kuda. Situs Hanford yang tumbuh nyaris sebesar 1000 mil persegi (2.600 km²), mengambil alih tanah sawah beririgasi, kebun buah-buahan, rel kereta dan dua komunitas petani, Hanford dan White Bluffs. Fasilitas prasarana Oak Ridge mencakup wilayah semakin dari 60.000 acre (243 km²) dari beberapa komunitas pertanian. Beberapa keluarga Tennessee diberi waktu dua minggu untuk mengosongkan tanah pertanian keluarga yang telah mereka tinggali selama beberapa generasi.

Keberadaan lokasi Los Alamos, Oak Ridge, dan Hanford dirahasiakan sampai pengahabisan PDII.

Proyek Manhattan menghasilkan rancangan, produksi, dan peledakan dari tiga bom nuklir pada 1945. Yang pertama, menggunakan plutonium dihasilkan di Hanford, dites pada 16 Juli di Situs Trinity, tes nuklir pertama dunia, tidak jauh Alamogordo, New Mexico. Yang kedua, bom uranium disebut Little Boy diledakan pada 6 Agustus di kota Hiroshima, Jepang. Yang ketiga, bom plutonium disebut Fat Man, diledakan pada 9 Agustus di atas kota Nagasaki, Jepang.

Lokasi utamanya sedang benar sampai sekarang sbg Situs Hanford, Los Alamos National Laboratory, Oak Ridge National Laboratory, National Security Complex dan beberapa pabrik lainnya.

Pada 1945, Proyek ini mempekerjakan semakin dari 130.000 orang pada puncaknya dan menghabiskan nyaris AS$2 miliar. (20 miliar dalam dolar tahun 2004 berdasarkan ICP. [1]).

Sejarah

Pada masa sela Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Amerika Serikat telah bentuk menjadi terkenal dalam fisika nuklir, didorong oleh hasil kerja dari beberapa imigran dan fisikawan lokal. Ilmuwan-ilmuwan ini telah mengembangkan alat dasar untuk riset nuklir -- cyclotron dan pemercepat partikel lainnya -- dan telah menggunakan alat baru tersebut untuk menemukan zat-zat baru, termasuk radioisotop seperti Carbon-14.

Ide awal dari energi nuklir

Enrico Fermi mengingat awal proyek dalam pidato yang dilontarkan pada 1954 ketika dia pensiun sbg Presiden dari American Physical Society.

Aku sangat ingat di bulan pertama, Januari 1939, selagi aku mulai memperagakan pekerjaan di Laboratorium Pupin karena banyak hal terjadi sangat cepat. Dalam periode itu, Niels Bohr sedang mengajar di Universitas Princeton dan aku ingat suatu sore willis Lamb kembali dengan sangat gembira dan berkata bahwa Bohr telah membocorkan berita besar. Berita besar itu adalah tentang penemuan fisi nuklir dan garis besar dari interpretasinya. Kemudian, pada bulan itu juga, benar beberapa pertemuan di Washington di mana pentingnya penemuan baru tersebut diberitahukan dalam pembicaraan "semi-jocular" sbg sumber yang memungkinkan dari tenaga nuklir.

Ilmuwan nuklir Leó Szilárd, Edward Teller dan Eugene Wigner (semuanya pengungsi Yahudi dari Hongaria karena Hitler) percaya bahwa energi yang dilepas dalam fisi nuklir dapat diguankan dalam bom oleh Jerman. Mereka membujuk Albert Einstein, salah satu ilmuwan paling terkenal dunia dan juga pengungsi Yahudi, untuk memperingati Presiden Franklin D. Roosevelt akan bahaya ini dalam suatu surat pada 2 Agustus, 1939 yang dirancang oleh Szilárd [2]. Sbg balasan akan peringatan tersebut Roosevelt mendorong riset semakin lanjut menjadi keamanaan nasional implikasi fisi nuklir. Setelah pemboman Hiroshima, Einstein kemudian berkomentar "Aku dapat membakar tangan aku karena menulis surat kepada Roosevelt." Ankatan Laut menganugrahkan pendanaan energi atom pertama sebesar $6.000 untuk eksperimen frafit, yang tumbuh menjadi Proyek Manhattan di bawah kepempinan ilmiah dari J. Robert Oppenheimer dan Enrico Fermi.

Roosevelt menciptakan ad hoc Komite Uranium di bawah "chairmanship" ketua National Bureau of Standards Lyman Briggs. Dia memulai program riset kecil pada 1939 di Laboratorium Riset Naval di Washington, di mana fisikawan Philip Abelson mengecek pemisahan isotop uranium. Di Universitas Columbia fisikawan nuklir dilahirkan di Italia Enrico Fermi membuat prototipe reaktor nuklir menggunakan beragam konfigurasi dari grafit dan uranium. Pada 9 Oktober 1941 Roosevelt mengijinkan pengembangan senjata nuklir.

Vannevar Bush, direktur Carnegie Institution Washington, mengatur National Defense Research Committee pada 1940 untuk memobilisasi sumber daya ilmiah Amerika Serikat untuk mendukung perang.

Laboratorium baru dihasilkan, termasuk Radiation Laboratory at the Massachusetts Institute of Technology, yang membantu pengembangan radar, dan Underwater Sound Laboratory di San Diego, yang mengembangkan sonar.

National Defense Research Council (NDRC) juga mengambil alih proyek uranium. Pada 1940, Bush dan Roosevelt menciptakan Office of Scientific Research and Development untuk mengembangkan upaya tersebut.

Proyek Uranium tak mengalami kemajuan pada musim semi 1941, ketika kabar datang dari penghitungan Britania oleh Otto Frisch dan Fritz Peierls. Laporan tersebut, dipersiapkan oleh Komite MAUD, yang merupakan suatu sub-komite untuk "Scientific Survey of Air Warfare " di bawah G.P. Thomson, profesor fisika di Imperial College, London, menunjukan bahwa banyak isotop dapat terfissi dari uranium, U-235, yang sangat sedikit dapat menghasilkan ledakan yang sama dengan beberapa ratus ribu ton TNT.

Akademi Ilmu Ilmu Nasional mengusulkan usaha penuh untuk mendirikan senjata nuklir, Bush menciptakan komite khusus, Komite S-1, untuk membimbing usaha tersebut. Ini terjadi sehari sebelum Jepang menyerang Pearl Harbor, pada 7 Desember 1941, dan berfaedah dimulainya perang untuk Amerika Serikat.

Ilmuwan di departemen fisika University of Chicago Metallurgical Laboratory, University of California Radiation Laboratory dan Universitas Columbia, mempercepat kerja mereka untuk menyiapkan bahan nuklir untuk suatu senjata. Mereka harus berusaha bisa memisahkan Uranium 235 dari bijih uranium mentah (kebanyakan dari Uranium 238), dan mereka juga harus dapat bagaimana menciptakan plutonium, suatu unsur yang sangat jarang, dengan pengeboman Uranium alami (U-238) dalam suatu reaktor dengan netron yang dihasilkan oleh Uranium 235. Dimulai pada 1942, pabrik besar dihasilkan untuk menghasilkan Uranium 235 di Oak Ridge National Laboratory di Tennessee dan untuk menghasilkan plutonium di Hanford Site di luar Richland, Washington.

Ketika AS masuk dalam PDII pada Desember 1941, beberapa proyek sedang berlanjut untuk menyelidiki pemisahan uranium 235 yang dapat difisikan dari uranium 238, pembuatan plutonium, dan probabilitas tumpukan nuklir dan peledakannya.

Fisikawan dan penerima Nobel Arthur Holly Compton mengatur Laboratorium Metalurgis di Universitas Chicago pada awal 1942 untuk mempelajari plutonium dan tumpukan fisi. Compton menanyakan fisika teori kepada Dr. J. Robert Oppenheimer dari Universitas California untuk mengambil alih riset dalam penghitungan netron cepat, penting untuk probabilitas suatu senjata nuklir. John Manley, seorang fisikawan di Laboratorium Metalurgis Universitas Chicago, ditugasi untuk menolong Dr. Oppenheimer mencari jawaban dengan mengkoordinasi dan menghubungi beberapa grup fisikawan eksperimen yang tersebar di pelosok negara.

Pada musim semi 1942, Oppenheimer dan Robert Serber dari Universitas Illinois, memperagakan pekerjaan dalam masalah difusi netron (bagaimana netron memperagakan usaha dalam reaksi berantai) dan hidrodinamika (bagaimana ledakan yang dihasilkan oleh reaksi berantai berperilaku).

Untuk mereview hasil kerja ini dan teori umum dari reaksi fissi, Oppenheimer mengadakan berusaha bisa musim panas di Universitas California, Berkeley pada Juni 1942. Teoritis Hans Bethe, John Van Vleck, Edward Teller, Felix Bloch, Emil Konopinski, Robert Serber, Stanley S. Frankel, dan Eldred C. Nelson (tiga terakhir adalah bekas murid Oppenheimer) menyimpulkan bahwa suatu bom fissi dapat terjadi. Para ilmuwan ini menyarankan bahwa reaksi tersebut dapat diawali oleh pembuatan suatu massa kritikal - banyak ledakan nuklir yang cukup untuk menahannya - patut dengan menembakan dua massa subkritikal plutonium atau uranium 235 bersamaan atau dengan menghancurkan ("imploding") suatu bola kosong terbuat dari bahan tersebut dengan suatu selimut peledak besar. (Serber memberikan kredit ide awal dari implosi kepada Tolman). Sampai banyaknya dapat dikenal semakin lanjut, hanya ini yang dapat dilakukan.

Teller melihat probabilitas lain: Dengan mengelilingi fisi bom dengan deuterium dan tritium, suatu "bom super" yang jauh semakin kuat dapat dihasilkan. Pemikiran ini berdasarkan penelitian produksi energi dalam bintang-bintang yang dihasilkan oleh Bethe sebelum perang. Ketika gelombang detonasi dari bom fisi digerakan melewati campuran nuklei deuterium dan tritium, mereka akan memfusi menjadi satu untuk menghasilkan energi yang banyakan dari yang dapat dihasilkan oleh fissi, dalam ronde fusi nuklir, seperti unsur difusi di matahari untuk menciptakan cahaya dan panas.

Bethe merasa skeptik, dan Teller mendorong kuat untuk "bom super"nya, dan mengusulkan skema demi skema, Bethe menolak semuanya. Idenya harus ditaruh kesamping ketika bom fisi, dan perang, telah berakhir. "Bom super" itu atau alat termonuklir, dihasilkan setelah perang dan dites pada 1952, setelah perang politik sela Teller melawan Oppenheimer, yang habis dengan kalahnya Oppenheimer yang kehilangan status resminya, dan menggunakan cara yang berlainan dari ide Teller, yang Bethe benar ketika menolaknya.)

Teller juga menaikkan probabilitas bahwa suatu bom atom dapat "menyalakan" atmosfer, dikarenakan reaksi fusi hipotetik dari nuklei nitrogen. Bethe menunjukkan, menurut Serber, secara teoritis hal tersebut tak dapat terjadi; dalam bukunya The Road from Los Alamos. Bethe mengatakan bahwa suatu penolakan yang tiulis oleh Kononpinski, C. Marvin, dan Teller di laporan LA-602 (dibuka kerahasiaanya pada Februari 1973 [3]), menunjukkan tak mungkin. Menurut Serber, Oppenheimer memberitahukan kepada Arthur Compton, yang tak dapat diam. Kemudian hal ini masuk ke dokumen yang berlanjut ke Washington" yang menuju ke pertanyaan "tidak pernah dikasih istirahat". Menurut Bethe, kekacauan ini datang lagi pada 1975 ketika hal ini muncul di suatu artikel majalah oleh H.C. Dudley, yang mendapat ide ini dari suatu laporan oleh Pearl Buck dari interview yang dia lakukan dengan Arthur Compton di 1959, di mana dia tak mengerti Compton seluruhnya! Kecemasan ini tak pernah hilang di pikiran beberapa orang sampa tes Trinity; walaupun begitu jikalau saja Bethe salah, kita tak akan pernah kenal.

Konferensi musim panas, hasilnya yang kemudian dirangkum oleh Serber di "The Los Alamos Primer" (LA-1 online), memberikan dasar teoritikal asli berdasarkan untuk rancangan bom atom, yang kemudian menjadi tugas utama di Los Alamos saat perang, dan ide bom-H, yang menhantui Laboratorium tersebut di masa setelah perang.

Pengukuran interaksi neutron cepat dengan bahan di suatu bom sangatlah penting karena banyak neutron yang dihasilkan dalam fissi uranium dan plutonium harus dikenal, dan karena zat yang mengelilingi bahan nuklir hari memliki kemampuan untuk memantulkan, atau menyebarkan, neutron kembali ke reaksi berantai sebelum dia meledak dalam rangka untuk meningkatkan energi yang dihasilkan. Oleh karena itu, ciri-ciri penyebaran neutron dari bahan tersebut harus diukur untuk mencari pemantul yang terbaik.

Memperkirakan tenaga ledakan membutuhkan ilmu dari banyak ciri-ciri nuklir lainnya, termasuk persimpangan (sebuah ukuran probabilitas suatu pertemuan sela partikel yang menghasilkan dalam suatu efek yang ditentukan) untuk proses-proses neutron nuklir di uranium dan unsur lainnya. Neutron cepat hanya dapat dihasilkan oleh pemercepat partikel, yang sedang merupakan alat yang tak umum dalam departemen fisika pada 1942.

Koordinasi yang semakin patut sangat dibutuhkan. Pada September 1942, kesukaran terlibat dengan memperagakan penelitian awal tentang senjata nuklir di universitas tersebar di seluruh negara yang menandakan kebutuhan untuk suatu laboratorium yang dihasilkan untuk tujuan tersebut saja. Kebutuhan ini dibayangi oleh permintaan pabrik untuk meproduksi uranium-235 dan plutonium - bahan dapat difissi yang menyediakan peledak nuklir.

Vannevar Bush, kepala sipil Office of Scientific Research and Development (OSRD), menanyakan Presiden Roosevelt untuk menugaskan operasi skala-besar yang dihubungi dengan proyek senjata nuklir yang mengembang untuk militer. Roosevelt memilih Tingkatan Darat untuk memperagakan pekerjaan dengan OSRD dalam mendirikan pabrik produksi. Army Corps of Engineers memilih Kol. James Marshall untuk mengawasi konstuksi pabrik untuk memisahkan isotop uranium dan pemroduksian plutonium untuk bom tersebut.

Ilmuwan OSRD telah mecoba beberapa cara untuk menghasilkan plutonium dan memisahkan uranium-235 dari uranium, namun tak benar dari ronde tersebut yang siap untuk produksi - hanya banyak mikroskopik yang telah dipersiapkan.

Hanya satu cara - pemisahan elektromagnetik, yang telah dikembangkan oleh Ernest Lawrence di University of California Radiation Laboratory di University of California, Berkeley - terlihat meyakinkan pada saat untuk produksi skala-besar. Namun ilmuwan tak dapat beristirahat mempelajari cara berpotensial lainnya untuk menghasilkan bahan yang dapat terfissi, karena ronde tersebut sangat mahal dan karena sangat tak dapat terjadi ronde tersebut dapat menghasilkan cukup bahan sebelum perang habis.

Marshall dan deputinya, Kol. Kenneth Nichols, harus berjuang untuk mengerti patut ronde dan juga ilmuwan yang memperagakan pekerjaan sama dengan mereka. Tiba-tiba menerobos masuk ke dalam bagian fisika nuklir yang baru, mereka merasa tak mampu untuk membedakan sela hasrat teknikal dan pribadi. Walaupun mereka memutuskan bahwa suatu lokasi di tidak jauh Knoxville, Tenn., akan cocok untuk pabrik produksi pertama, mereka tak kenal betapa besar lokasi tersebut dan membatalkan pengambilannya. Benar masalah lain juga.

Karena sifat eksperimen, kerja senjata nuklir tak dapat bertanding dengan tugas Tingkatan Darat lainnya yang semakin penting. Pemilihan kerja ilmuwan dan konstruksi pabrik-produksi sering kali tertunda karena ketidakmampuan Marshall untuk memperoleh bahan yang sangat penting, seperti baja, yang juga dibutuhkan di produksi militer lainnya.

Bahkan memilih nama untuk proyek AD tersebut pun sulit. Nama yang dipilih oleh Jend. Brehon Somerwell, "Pengembangan Bahan Pengganti", sangat tak tepat karena terlihat mengungkapkan terlalu banyak.

Distrik Teknik Manhattan

Pada musim panas 1942, Kol. Leslie Groves merupakan seorang deputi dari ketua konstruksi untuk Army Corps of Engineers dan telah mengawasi konstuksi Pentagon, gedung perkantoran terbesar di dunia. Groves menolak berat ketika Somervell menunjuk dia untuk mengawasi proyek senjata. Keberatannya ditampik dan Groves mengundurkan diri daripada memimpin proyek yang dia pikir memiliki sedikit kesempatan untuk sukses.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pemilihan tempat di AS yang penting untuk Proyek Manhattan.

Hal pertama yang dia lakukan adalah "mechristen" proyek The Manhattan District. Namanya mengembang dari kebiasaan Corps of Engineers menamakan distrik setelah nama markas besarnya (markas besar Marshall benar di kota New York). Pada saat yang bersamaan, Groves dipasarkan menjadi brigadir jenderal, yang memberikan dia kesempatan berhadapan dengan ilmuwan senior dalam proyek tersebut.

Dalam seminggu sejak penunjukannya, Groves telah memecahkan masalah paling penting Proyek Manhattan. Gayanya yang kuat dan efektif segera terkenal di sela ilmuwan atom.

Hambatan ilmiah utama yang pertama dipecahkan pada 2 Desember 1942 di bawah tempat duduk stadion Stagg Field di University of Chicago, di mana suatu kumpulan yang dipimpin Enrico Fermi menggagas reaksi rantai nuklir pertama yang berkelanjutan. Suatu panggilan telepon sandi dari Compton yang mengatakan, "Navigator Italia (Fermi) telah mendarat di Dunia Baru, warga aslinya bersahabat" kepada Conant di Washington, DC, menimbulkan berita bahwa percobaan itu berahsil. Inilah titik balik utama.

Dua jalan yang berlainan untuk bom

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Jenderal Leslie Groves (di kiri) ditunjuk sbg ketua militer Proyek Manhattan, sedangkan Robert Oppenheimer (di kanan) ialah direktur ilmiah.

Masalah industri berpusat pada produksi bahan fisil yang cukup. 2 usaha paralel dan yang sepenuhnya terpisah dijalankan. Satu proyek memproduksin bom uranium dan proyek lainnya menghasilkan 2 bom plutonium, semuanya sukses diledakkan.

Bom Hiroshima, Little Boy, dihasilkan dari Uranium-235, isotop uranium yang jarang yang harus dipisahkan secara fisik dari isotop uranium-238 yang semakin lazim, yang tak cocok dipakai sbg alat peledak. Pemisahan itu beberapa besar diakibatkan oleh difusi gas uranium heksafluorida (UF6), namun juga oleh teknik lain, seperti difusi termal, dan cara kalutron, menggunakan asas pemisahan magnetik spektrometer massa. Beberapa besar kerja pemisahan ini dipertunjukkan di Oak Ridge. Bom uranium menggunakan yang disebut mekanisme "pistol" untuk mengumpulkan massa kritis U-235; satu massa U-235, the "bullet," ditembaki tabung ke dalam massa lain U-235, menimbulkan massa kritis U-235 dan menghasilkan ledakan besar.

Namun sebaliknya, bom yang dipakai dalam uji pertama di Trinity Site, New Mexico, dan juga dalam pengeboman Nagasaki, Fat Man, terutama terbuat dari Plutonium-239. Plutonium ialah unsur sintetis yang, dalam wujud yang dihasilkan oleh reaktor yang dipakai untuk menghasilkannya, terlalu banyak memuat isotop yang terlalu gampang mengalami pemisahan untuk dipakai dalam alat jenis senapan. (Karena kecepatan yang relatif rendah dari alat jenis senapan, bom plutonium mungkin "melempem" (yakni meledakkan beberapa darinya), sebelum menghasilkan daya maksimum). Alat yang disebut "implosion" yang menggunakan bagian plutonium yang mengempis ke dalam, semakin cepat dan dijanjikan solusi yang semakin patut terhadap masalah itu. Banyak ilmuwan di Los Alamos berkonsentrasi pada rancangan alat implosion selama proyek.

Walau Uranium-238 sia-sia dihasilkan bom atom, U-238 diperlukan untuk menciptakan plutonium -- karena U-235 menghasilkan neutron yang relatif lambat, U-238 akan menyerap neutron dan, setelah perjalanan melewati reaktor dan pembusukan beberapa hari, U-238 akan berubah menjadi plutonium-239. Produksi dan penyaringan plutonium ialah di tengah masa perang, dan pasca perang, usaha di Hanford Site, menggunakan teknik yang dikembangkan beberapa oleh Glenn Seaborg.

Uji coba bom plutonium langsung yang pertama ialah pada 16 Juli 1945, tidak jauh Alamagordo, New Mexico, dan diberi nama "Trinity". "Energi yang dihasilkan dalam tes beberapa kali semakin besar daripada yang diharapkan kumpulan ilmuwan." (Laporan resmi)

Usaha yang mirip

Usaha yang mirip dijalankan di Uni Soviet yang dikepalai oleh Igor Kurchatov (dengan perbedaan spesifik dalam beberapa pengamatan PD II Kurchatov yang berasal dari tangan kedua dari negara-negara Proyek Manhattan, berterima kasih pada mata-mata, termasuk setidaknya 2 orang pada kumpulan ilmiah di Los Alamos, Klaus Fuchs dan Theodore Hall, tak dikenal masing-masing). Usaha di Jerman Nazi, (dikepalai oleh Werner Heisenberg,) dan di Jepang, juga dijalankan selama perang.

Bersama dengan usaha kriptografi yang dipusatkan di Bletchley Park di Inggris, Arlington Hall dan Naval Communications Annex (semuanya dalam sekolah putri swasta yang disita di Washington DC), dan perkembangan radar gelombang mikro di laboratorium radiasi MIT, Proyek Manhattan mewakili salah satu dari sedikit usaha teknologi yang besar, dan rahasia yang ditimbulkan oleh konflik Perang Dunia II.

Lihat juga

  • Agustus 1945
    • Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
    • Laporan Smyth (lihat pula di bawah)
  • Lokasi terkait
    • Situs Hanford (produksi plutonium)
    • Laboratorium Ames (produksi uranium dari bijih)
    • Los Alamos National Laboratory (laboratorium senjata rahasia)
    • Lawrence Livermore National Laboratory (laboratorium senjata kedua, dihasilkan pada 1950an)
    • Metallurgical Laboratory (pertama kali reaksi rantai nuklir yang dikontrol)
    • Oak Ridge National Laboratory (pengayaan uranium)
    • Situs Trinity (tes nuklir pertama)
  • Senjata nuklir
    • Sejarah senjata nuklir
    • Pertandingan senjata nuklir
    • Senjata nuklir
    • Desain senjata nuklir
    • Pemisahan isotop (perlu untuk pengayaan uranium)
    • Daftar negara yang memiliki senjata nuklir
    • Amerika Serikat dan senjata nuklir
  • Tokoh
    • Kategori:Proyek Manhattan (daftar orang dan situs yang terlibat dalam proyek yang memiliki artikel tentang mereka)
    • Lise Meitner, penemu fisi
    • David Bohm, membuat hasil kerja yang langsung dirahasiakan, yang dia sendiri tak diperbolehkan membacanya!
  • Proyek lainnya
    • ALSOS, dan proyek energi nuklir Jerman
    • Program atom Jepang
    • Proyek bom atom Uni Soviet
    • TUBE ALLOYS (Program atom Britania Raya pada PD II)

Baacaan semakin lanjut

  • Badash, Lawrence, Joseph O. Hirschfelder, Herbert P. Broida, (eds) Reminiscences of Los Alamos, 1943-1945, Dordrecht, Boston: D. Reidel, 1980, ISBN 90-277-1097-X, LoC QC791.96.R44
  • Bethe, Hans A. The Road from Los Alamos, NY: Simon and Schuster, 1991, ISBN 0-671-74012-1
  • Groueff, Stephane, Manhattan Project: The Untold Story of the Making of the Atomic Bomb, (Boston: Little, Brown & Co, 1967) The definitive history of the technical work of the Project, including many of its little-known technical achievments.
  • Jungk, Robert, Brighter Than a Thousand Suns: A Personal History of the Atomic Scientists, (NY: Harcourt, Brace, 1956, 1958)
  • Groves, Leslie, Now it Can be Told: The Story of the Manhattan Project (New York: Harper, 1962) The managerial history of the Project, by its leader.
  • Herken, Gregg, Brotherhood of the Bomb : The Tangled Lives and Loyalties of Robert Oppenheimer, Ernest Lawrence, and Edward Teller (New York: Henry Holt and Co., 2002). ISBN 0-8050-6588-1
  • Hoddeson, Lillian, Paul W. Henriksen, Roger A. Meade, and Catherine L. Westfall, Critical Assembly: A Technical History of Los Alamos Druring the Oppenheimer Years, 1943-1945, Cambridge, 1993
  • Nichols, Kenneth David, The Road to Trinity: A Personal Account of How America's Nuclear Policies Were Made (New York: William Morrow and Company Inc, 1987). ISBN 0-688-06910-X
  • Rhodes, Richard, The Making of the Atomic Bomb (New York: Simon & Schuster, 1986) ISBN 0-671-44133-7 An excellent contemporary overall history of the Project.
  • Serber, Robert, The Los Alamos Primer: The First Lectures on How to Build an Atomic Bomb (University of California Press, 1992) ISBN 0-520-07576-5 Original 1943, "LA-1", declassified in 1965. (Available on Wikimedia Commons).
  • Serber, Robert, Peace and War: Reminiscences of a Life on the Frontiers of Science, (NY: Columbia Un. Press, 1998), ISBN 0-231-10546-0, LoC QC16.S46A3 1998
  • Sherwin, Martin J., A World Destroyed: The Atomic Bomb and the Grand Alliance (New York: Alfred A. Knopf, 1975). ISBN 0-394-49794-5
  • Smyth, Henry DeWolf, Atomic Energy for Military Purposes; the Official Report on the Development of the Atomic Bomb under the Auspices of the United States Government, 1940-1945 (Princeton: Princeton University Press, 1945). (Smyth Report)
  • US House of Representatives, 81st Congress, 2nd Session, Committee on Un-American Activities, Hearings Regarding Shipment of Atomic Material to the Soviet Union During World War II (DC, US Gov Printing Office [GPO], 1950

Pranala luar


edunitas.com


Page 5

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Lepas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang bidang dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bersumber dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menduduki Prussia, dengan berhasil meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dibubarkan dengan adil pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia sampai kebutuhan paling akbarnya pada ratus tahun ke 18 dan 19. Ketika ratus tahun 18, ia menjadi daya Eropa paling akbar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika ratus tahun 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi bidang dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada ratus tahun ke-12, "Prusia lama" di jajahan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi melewati imigrasi dari Jerman bidang Tengah dan Barat, di bidang selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan bidang timur yang dari tahun 1525 diketahui sebagai Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tidak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada ratus tahun ke-18 dan 19. Selama ratus tahun ke-18, Prusia mempunyai suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama ratus tahun ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia memperoleh bidang yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam aspek ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia yang belakang sekalinya pada tahun 1918. Pada masa Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir semua daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memainkan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan semua populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering digunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang yaitu bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sebagai bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakangan putih. Warna nasional hitam dan putih telah digunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang diciptakan oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang diciptakan oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Keadaan setelah penaklukan pada ratus tahun ke-13 yang belakang sekali. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sebagai Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka wajib dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak berhasil dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang berkedudukan di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada ratus tahun ke-12 dan selanjutnya, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada ratus tahun ke-14 mereka mempunyai sebuah negara yang mencakup tidak hanya Prusia, tetapi semua negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang mengembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Kontrak Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa bidang Utara pada tahun 1356 sebagai kumpulan dagang kota-kota yang ujungnya memperoleh monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, budaya dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Yang belakang sekalinya Polandia dan Lithuania, bersekutu melewati Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan menanti bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka wajib mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membikin daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih telah sama dengan wilayah daerah yang pada masa yang akan datang disebut Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting karena daerah ini mempunyai di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin akbar karena senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi belakang. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang yaitu kubu Polandia. Dari masa ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, diketahui sebagai Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh berbagai macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sebagai kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Kontrak Labiau. Pada tahun 1657, kontrak ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Kontrak Wehlau dan Kontrak Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang mempunyai teritori yang lepas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I diketahui sebagai "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang dia capai dengan melakukan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan dia menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Sejak masa ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan paling akbar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana beberapa akbar wilayah Prusia mempunyai, memperbolehkan Friedrich bagi menyebut dirinya sebagai "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi sangat hemat dan praktis. Dia dipertimbangkan sebagai pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang dia kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, meskipun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang mempunyai negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari kontrak Stockholm (1720), Prusia juga memperoleh setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sebagai "Friedrich Agung".[10] Sebagai putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Dia yaitu pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan menduduki Schweidnitz. Silesia yaitu provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Peristiwa ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Dia mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich berhasil menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, dia menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich berhasil memperoleh kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, berhasil menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya medan, populasi dan kekayaan negara.[16] Berhasil di medan laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sebagai daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sebagai dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya mempunyai teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang mendudukinya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun masa pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sebagai "pelayan pertama negara", memasarkan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada masa yang sama dia mendirikan daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, dia juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di bidang Eropa lainnya, contohnya para Huguenots. Prusia menjadi lokasi pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada ratus tahun ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Dia mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Dia juga memasarkan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama masa pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia melewati Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sebagai pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan berperang kembali dengan Perancis pada tahun 1806 karena negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Kontrak Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, yang belakang sekalinya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja wajib membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi ditempatkan di seantero Prusia, secara efektif membikin Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sebagai reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersedia melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi masyarakat negara penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan lepas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata yang belakang sekalinya pada tahun 1813 dengan pengenalan wajib militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil bidang dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan yang belakang sekali atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang lepas sama sekali ke Perancis, dan juga semua Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital karena mencakup daerah Ruhr, pusat dari awal mulanya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berjasa melipatgandakan populasi Prusia. Sebagai gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan keadaan Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, dia menolak dengan gagasan dia tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa bubar pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh semua pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa memilihkan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang mempunyai di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Dia mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi semakin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi bidang Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita mau mempersatukan negara-negara Jerman yang saat itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membikin sebuah negara Jerman bersatu ketika dia memulai masa baktinya, atau dia hanya mengambil kesempatan dari keadaan yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang adil dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark memperoleh dukungan yang banyak dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Dia yang belakang sekalinya memimpin Prusia melewati tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada masa itu mempunyai persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya mempunyai hubungan yang tidak jauh satu sama lain meskipun Holstein dulunya yaitu anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tetapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Karena Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Kontrak Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang yang belakang sekalinya membikin pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan keinginan keadaan perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat karena persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini yaitu solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan semua masyarakat berbicara Jerman menjadi satu negara, karena tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya mencakup orang-orang yang tidak berbicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sebagai "Kaiser Jerman" dan membukanya sebagai "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman yang belakang sekalinya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, beberapa akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlanjut seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman yang belakang sekalinya yang belakang sekalinya. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah menolong mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat masa itu, yaitu Prusia. Prusia yang belakang sekalinya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan memperoleh daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di masa datang, sehingga dia menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa faktor yang menghalangi di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari semua populasi Jerman. Konfederasi Jerman dibubarkan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, karena Prusia wilayahnya mencakup 4/5 dari semua wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang hampir mutlak di tangan Prusia yang belakang sekalinya diamankan melewati konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang yaitu penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih melewati pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya yaitu kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia mempunyai 17 dari 43 suara dan dengan mudah bisa mengatur jalanya sidang melewati aliansi dengan negara lain.

Karena perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sebagai tambahan, kontrak pertahanan mutual diciptakan. Tetapi, keberadaan kontrak ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke hadapan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sebagai bidang Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman yaitu puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri yaitu negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara bidang Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) mencakup 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya yaitu pasukan Prusia yang diperbesar, meskipun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap mempunyai pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran yaitu kedudukan turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga yaitu Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak mempunyai hak bagi mengambil pajak langsung dari wajib pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Meskipun semua pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Adil di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang berjasa daerah-daerah pelosok mempunyai terlalu banyak suara di parlemen Jerman pada awal ratus tahun ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini yaitu sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, dia mendeklarasikan Jerman sebagai daya yang telah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, contohnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya mempunyai sedikit berhasil dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, dia juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berwarga-negara asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sebagai kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat karena kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sebagai Kaisar William II setelah melewati masa muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bersumber dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sebagai individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang sempit dan reaksioner, tidak berbakat, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke semua pemakai jasa kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi memperoleh laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan paling akbar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Lepas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari bidang yang tersisa.

Karena terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II dijadikan susut dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sebagai sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir semua lepas sama sekalinya teritori Jerman, disebutkan dalam Kontrak Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi bidang dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Banyak daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas bidang Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Lepas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet diciptakan dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta melewati koridor Polandia.

Pemerintah Jerman telah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada masa Republik Weimar menjadi negara bidang paling akbar, mencakup 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi telah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara bidang lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah sejak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai paling akbar di beberapa akbar Negara Lepas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sebagai berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara bidang Brandenburg, Jerman dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara bidang Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara bidang Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara bidang Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara bidang Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia; bidang dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara bidang Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang yaitu menteri-presiden bagi Prusia hampir tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sebagai orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Dia mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan masa Republik Federal Jerman (RFJ) di masa datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa dijadikan susut dari kursi kedudukan apabila telah mempunyai "suara mayoritas positif" akan keadaan penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga diketahui sebagai mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada masa ini lebih berhasil dibandingkan Jerman pada umumnya masa itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia yaitu pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kendali atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Hari pertama berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi bidang Prusia pada masa itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang yaitu orang utama dibalik bukti palsu yang menyatakan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada masa keadaan perkelahian di perlintasan selang mereka dengan kaum SA sebagai dasar formasi revolusi Marksisme, yang dia gunakan bagi memperoleh dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Perihal berlakunya Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun belakang atas semua wilayah Jerman, karena dia menduduki semua elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan yang belakang sekali riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sebagai kanselir baru, partai Nazi memakai tidak hadirnya Franz von Papen sebagai kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, meskipun mereka belum sampai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Karena propertti Reichstag telah terbakar beberapa hari pertama sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sebagai suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II yang belakang sekalinya pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman diduduki oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula menduduki Jerman. Wilayah Jerman belakang dibagi empat dan semua wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Saat itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman diusir dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu belakang menghapuskan status Prusia sebagai sebuah negara bidang dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia memperoleh namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara bidang Uni Soviet) dan Polandia.

Meski telah dibubarkan, banyak yang menilai bahwa negara Jerman Timur yaitu sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun banyak yang menentang sehingga yang belakang sekalinya tidak berlaku.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur bidang utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bersumber dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai sekitar 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Referensi

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 6

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Lepas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang bidang dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bersumber dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menduduki Prussia, dengan berhasil meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dibubarkan dengan adil pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia sampai kebutuhan paling akbarnya pada ratus tahun ke 18 dan 19. Ketika ratus tahun 18, ia menjadi daya Eropa paling akbar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika ratus tahun 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi bidang dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada ratus tahun ke-12, "Prusia lama" di jajahan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi melewati imigrasi dari Jerman bidang Tengah dan Barat, di bidang selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan bidang timur yang dari tahun 1525 diketahui sebagai Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tidak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada ratus tahun ke-18 dan 19. Selama ratus tahun ke-18, Prusia mempunyai suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama ratus tahun ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia memperoleh bidang yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam aspek ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia yang belakang sekalinya pada tahun 1918. Pada masa Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir semua daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memainkan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan semua populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering digunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang yaitu bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sebagai bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakangan putih. Warna nasional hitam dan putih telah digunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang diciptakan oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang diciptakan oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Keadaan setelah penaklukan pada ratus tahun ke-13 yang belakang sekali. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sebagai Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka wajib dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak berhasil dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang berkedudukan di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada ratus tahun ke-12 dan selanjutnya, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada ratus tahun ke-14 mereka mempunyai sebuah negara yang mencakup tidak hanya Prusia, tetapi semua negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang mengembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Kontrak Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa bidang Utara pada tahun 1356 sebagai kumpulan dagang kota-kota yang ujungnya memperoleh monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, budaya dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Yang belakang sekalinya Polandia dan Lithuania, bersekutu melewati Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan menanti bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka wajib mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membikin daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih telah sama dengan wilayah daerah yang pada masa yang akan datang disebut Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting sebab daerah ini mempunyai di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin akbar sebab senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi belakang. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang yaitu kubu Polandia. Dari masa ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, diketahui sebagai Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh beragam macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sebagai kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Kontrak Labiau. Pada tahun 1657, kontrak ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Kontrak Wehlau dan Kontrak Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang mempunyai teritori yang lepas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I diketahui sebagai "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang dia capai dengan melakukan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan dia menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Sejak masa ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan paling akbar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana beberapa akbar wilayah Prusia mempunyai, memperbolehkan Friedrich bagi menyebut dirinya sebagai "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi sangat hemat dan praktis. Dia dipertimbangkan sebagai pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang dia kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, walaupun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang mempunyai negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari kontrak Stockholm (1720), Prusia juga memperoleh setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sebagai "Friedrich Agung".[10] Sebagai putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Dia yaitu pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan menduduki Schweidnitz. Silesia yaitu provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Peristiwa ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Dia mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich berhasil menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, dia menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich berhasil memperoleh kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, berhasil menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya medan, populasi dan kekayaan negara.[16] Berhasil di medan laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sebagai daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sebagai dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya mempunyai teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang mendudukinya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun masa pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sebagai "pelayan pertama negara", memasarkan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada masa yang sama dia mendirikan daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, dia juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di bidang Eropa lainnya, contohnya para Huguenots. Prusia menjadi lokasi pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada ratus tahun ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Dia mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Dia juga memasarkan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh beragam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama masa pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia melewati Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sebagai pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan berperang kembali dengan Perancis pada tahun 1806 sebab negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Kontrak Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, yang belakang sekalinya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja wajib membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi ditempatkan di seantero Prusia, secara efektif membikin Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sebagai reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersedia melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi masyarakat negara penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan lepas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata yang belakang sekalinya pada tahun 1813 dengan pengenalan wajib militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil bidang dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan yang belakang sekali atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang lepas sama sekali ke Perancis, dan juga semua Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital sebab mencakup daerah Ruhr, pusat dari awal mulanya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berjasa melipatgandakan populasi Prusia. Sebagai gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan keadaan Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, dia menolak dengan gagasan dia tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa bubar pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh semua pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa memilihkan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang mempunyai di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Dia mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi semakin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi bidang Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita mau mempersatukan negara-negara Jerman yang saat itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membikin sebuah negara Jerman bersatu ketika dia memulai masa baktinya, atau dia hanya mengambil kesempatan dari keadaan yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang adil dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark memperoleh dukungan yang banyak dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Dia yang belakang sekalinya memimpin Prusia melewati tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada masa itu mempunyai persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya mempunyai hubungan yang tidak jauh satu sama lain walaupun Holstein dulunya yaitu anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tetapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Sebab Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Kontrak Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang yang belakang sekalinya membikin pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan keinginan keadaan perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat sebab persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini yaitu solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan semua masyarakat berbicara Jerman menjadi satu negara, sebab tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya mencakup orang-orang yang tidak berbicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sebagai "Kaiser Jerman" dan membukanya sebagai "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman yang belakang sekalinya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, beberapa akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlanjut seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman yang belakang sekalinya yang belakang sekalinya. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah menolong mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat masa itu, yaitu Prusia. Prusia yang belakang sekalinya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan memperoleh daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di masa datang, sehingga dia menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa faktor yang menghalangi di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari semua populasi Jerman. Konfederasi Jerman dibubarkan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, sebab Prusia wilayahnya mencakup 4/5 dari semua wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang hampir mutlak di tangan Prusia yang belakang sekalinya diamankan melewati konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang yaitu penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih melewati pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya yaitu kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia mempunyai 17 dari 43 suara dan dengan mudah bisa mengatur jalanya sidang melewati aliansi dengan negara lain.

Sebab perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sebagai tambahan, kontrak pertahanan mutual diciptakan. Tetapi, keberadaan kontrak ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke hadapan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sebagai bidang Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman yaitu puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri yaitu negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara bidang Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) mencakup 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya yaitu pasukan Prusia yang diperbesar, walaupun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap mempunyai pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran yaitu kedudukan turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga yaitu Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak mempunyai hak bagi mengambil pajak langsung dari wajib pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Walaupun semua pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Adil di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang berjasa daerah-daerah pelosok mempunyai terlalu banyak suara di parlemen Jerman pada awal ratus tahun ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini yaitu sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, dia mendeklarasikan Jerman sebagai daya yang telah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, contohnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya mempunyai sedikit berhasil dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, dia juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berwarga-negara asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sebagai kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat sebab kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sebagai Kaisar William II setelah melewati masa muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bersumber dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sebagai individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang sempit dan reaksioner, tidak berbakat, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke semua pemakai jasa kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi memperoleh laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan paling akbar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Lepas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari bidang yang tersisa.

Sebab terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II dijadikan berkurang dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sebagai sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir semua lepas sama sekalinya teritori Jerman, disebutkan dalam Kontrak Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi bidang dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Banyak daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas bidang Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Lepas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet diciptakan dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta melewati koridor Polandia.

Pemerintah Jerman telah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada masa Republik Weimar menjadi negara bidang paling akbar, mencakup 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi telah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara bidang lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah sejak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai paling akbar di beberapa akbar Negara Lepas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sebagai berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara bidang Brandenburg, Jerman dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara bidang Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara bidang Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara bidang Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara bidang Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia; bidang dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara bidang Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang yaitu menteri-presiden bagi Prusia hampir tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sebagai orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Dia mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan masa Republik Federal Jerman (RFJ) di masa datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa dijadikan berkurang dari kursi kedudukan apabila telah mempunyai "suara mayoritas positif" akan keadaan penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga diketahui sebagai mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada masa ini lebih berhasil dibandingkan Jerman pada umumnya masa itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia yaitu pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kendali atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Hari pertama berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi bidang Prusia pada masa itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang yaitu orang utama dibalik bukti palsu yang menyatakan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada masa keadaan perkelahian di perlintasan selang mereka dengan kaum SA sebagai dasar formasi revolusi Marksisme, yang dia gunakan bagi memperoleh dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Perihal berlakunya Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun belakang atas semua wilayah Jerman, sebab dia menduduki semua elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan yang belakang sekali riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sebagai kanselir baru, partai Nazi memakai tidak hadirnya Franz von Papen sebagai kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, walaupun mereka belum sampai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Sebab propertti Reichstag telah terbakar beberapa hari pertama sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sebagai suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II yang belakang sekalinya pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman diduduki oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula menduduki Jerman. Wilayah Jerman belakang dibagi empat dan semua wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Saat itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman diusir dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu belakang menghapuskan status Prusia sebagai sebuah negara bidang dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia memperoleh namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara bidang Uni Soviet) dan Polandia.

Meski telah dibubarkan, banyak yang menilai bahwa negara Jerman Timur yaitu sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun banyak yang menentang sehingga yang belakang sekalinya tidak berlaku.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur bidang utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bersumber dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai sekitar 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Referensi

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 7

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Lepas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang bidang dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bersumber dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menduduki Prussia, dengan berhasil meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dibubarkan dengan adil pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia sampai kebutuhan paling akbarnya pada ratus tahun ke 18 dan 19. Ketika ratus tahun 18, ia menjadi daya Eropa paling akbar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika ratus tahun 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi bidang dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada ratus tahun ke-12, "Prusia lama" di jajahan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi melewati imigrasi dari Jerman bidang Tengah dan Barat, di bidang selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan bidang timur yang dari tahun 1525 diketahui sebagai Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tidak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada ratus tahun ke-18 dan 19. Selama ratus tahun ke-18, Prusia mempunyai suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama ratus tahun ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia memperoleh bidang yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam aspek ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia yang belakang sekalinya pada tahun 1918. Pada masa Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir semua daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memainkan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan semua populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering digunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang yaitu bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sebagai bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakangan putih. Warna nasional hitam dan putih telah digunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang diciptakan oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang diciptakan oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Keadaan setelah penaklukan pada ratus tahun ke-13 yang belakang sekali. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sebagai Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka wajib dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak berhasil dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang berkedudukan di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada ratus tahun ke-12 dan selanjutnya, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada ratus tahun ke-14 mereka mempunyai sebuah negara yang mencakup tidak hanya Prusia, tetapi semua negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang mengembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Kontrak Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa bidang Utara pada tahun 1356 sebagai kumpulan dagang kota-kota yang ujungnya memperoleh monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, budaya dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Yang belakang sekalinya Polandia dan Lithuania, bersekutu melewati Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan menanti bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka wajib mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membikin daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih telah sama dengan wilayah daerah yang pada masa yang akan datang disebut Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting sebab daerah ini mempunyai di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin akbar sebab senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi belakang. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang yaitu kubu Polandia. Dari masa ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, diketahui sebagai Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh beragam macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sebagai kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Kontrak Labiau. Pada tahun 1657, kontrak ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Kontrak Wehlau dan Kontrak Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang mempunyai teritori yang lepas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I diketahui sebagai "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang dia capai dengan melakukan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan dia menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Sejak masa ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan paling akbar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana beberapa akbar wilayah Prusia mempunyai, memperbolehkan Friedrich bagi menyebut dirinya sebagai "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi sangat hemat dan praktis. Dia dipertimbangkan sebagai pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang dia kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, walaupun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang mempunyai negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari kontrak Stockholm (1720), Prusia juga memperoleh setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sebagai "Friedrich Agung".[10] Sebagai putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Dia yaitu pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan menduduki Schweidnitz. Silesia yaitu provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Peristiwa ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Dia mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich berhasil menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, dia menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich berhasil memperoleh kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, berhasil menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya medan, populasi dan kekayaan negara.[16] Berhasil di medan laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sebagai daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sebagai dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya mempunyai teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang mendudukinya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun masa pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sebagai "pelayan pertama negara", memasarkan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada masa yang sama dia mendirikan daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, dia juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di bidang Eropa lainnya, contohnya para Huguenots. Prusia menjadi lokasi pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada ratus tahun ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Dia mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Dia juga memasarkan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh beragam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama masa pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia melewati Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sebagai pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan berperang kembali dengan Perancis pada tahun 1806 sebab negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Kontrak Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, yang belakang sekalinya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja wajib membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi ditempatkan di seantero Prusia, secara efektif membikin Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sebagai reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersedia melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi masyarakat negara penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan lepas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata yang belakang sekalinya pada tahun 1813 dengan pengenalan wajib militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil bidang dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan yang belakang sekali atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang lepas sama sekali ke Perancis, dan juga semua Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital sebab mencakup daerah Ruhr, pusat dari awal mulanya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berjasa melipatgandakan populasi Prusia. Sebagai gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan keadaan Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, dia menolak dengan gagasan dia tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa bubar pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh semua pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa memilihkan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang mempunyai di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Dia mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi semakin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi bidang Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita mau mempersatukan negara-negara Jerman yang saat itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membikin sebuah negara Jerman bersatu ketika dia memulai masa baktinya, atau dia hanya mengambil kesempatan dari keadaan yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang adil dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark memperoleh dukungan yang banyak dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Dia yang belakang sekalinya memimpin Prusia melewati tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada masa itu mempunyai persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya mempunyai hubungan yang tidak jauh satu sama lain walaupun Holstein dulunya yaitu anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tetapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Sebab Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Kontrak Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang yang belakang sekalinya membikin pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan keinginan keadaan perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat sebab persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini yaitu solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan semua masyarakat berbicara Jerman menjadi satu negara, sebab tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya mencakup orang-orang yang tidak berbicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sebagai "Kaiser Jerman" dan membukanya sebagai "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman yang belakang sekalinya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, beberapa akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlanjut seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman yang belakang sekalinya yang belakang sekalinya. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah menolong mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat masa itu, yaitu Prusia. Prusia yang belakang sekalinya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan memperoleh daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di masa datang, sehingga dia menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa faktor yang menghalangi di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari semua populasi Jerman. Konfederasi Jerman dibubarkan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, sebab Prusia wilayahnya mencakup 4/5 dari semua wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang hampir mutlak di tangan Prusia yang belakang sekalinya diamankan melewati konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang yaitu penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih melewati pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya yaitu kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia mempunyai 17 dari 43 suara dan dengan mudah bisa mengatur jalanya sidang melewati aliansi dengan negara lain.

Sebab perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sebagai tambahan, kontrak pertahanan mutual diciptakan. Tetapi, keberadaan kontrak ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke hadapan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sebagai bidang Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman yaitu puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri yaitu negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara bidang Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) mencakup 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya yaitu pasukan Prusia yang diperbesar, walaupun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap mempunyai pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran yaitu kedudukan turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga yaitu Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak mempunyai hak bagi mengambil pajak langsung dari wajib pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Walaupun semua pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Adil di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang berjasa daerah-daerah pelosok mempunyai terlalu banyak suara di parlemen Jerman pada awal ratus tahun ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini yaitu sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, dia mendeklarasikan Jerman sebagai daya yang telah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, contohnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya mempunyai sedikit berhasil dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, dia juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berwarga-negara asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sebagai kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat sebab kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sebagai Kaisar William II setelah melewati masa muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bersumber dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sebagai individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang sempit dan reaksioner, tidak berbakat, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke semua pemakai jasa kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi memperoleh laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan paling akbar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Lepas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari bidang yang tersisa.

Sebab terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II dijadikan berkurang dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sebagai sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir semua lepas sama sekalinya teritori Jerman, disebutkan dalam Kontrak Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi bidang dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Banyak daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas bidang Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Lepas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet diciptakan dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta melewati koridor Polandia.

Pemerintah Jerman telah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada masa Republik Weimar menjadi negara bidang paling akbar, mencakup 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi telah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara bidang lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah sejak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai paling akbar di beberapa akbar Negara Lepas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sebagai berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara bidang Brandenburg, Jerman dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara bidang Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara bidang Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara bidang Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara bidang Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia; bidang dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara bidang Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang yaitu menteri-presiden bagi Prusia hampir tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sebagai orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Dia mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan masa Republik Federal Jerman (RFJ) di masa datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa dijadikan berkurang dari kursi kedudukan apabila telah mempunyai "suara mayoritas positif" akan keadaan penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga diketahui sebagai mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada masa ini lebih berhasil dibandingkan Jerman pada umumnya masa itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia yaitu pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kendali atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Hari pertama berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi bidang Prusia pada masa itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang yaitu orang utama dibalik bukti palsu yang menyatakan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada masa keadaan perkelahian di perlintasan selang mereka dengan kaum SA sebagai dasar formasi revolusi Marksisme, yang dia gunakan bagi memperoleh dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Perihal berlakunya Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun belakang atas semua wilayah Jerman, sebab dia menduduki semua elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan yang belakang sekali riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sebagai kanselir baru, partai Nazi memakai tidak hadirnya Franz von Papen sebagai kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, walaupun mereka belum sampai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Sebab propertti Reichstag telah terbakar beberapa hari pertama sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sebagai suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II yang belakang sekalinya pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman diduduki oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula menduduki Jerman. Wilayah Jerman belakang dibagi empat dan semua wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Saat itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman diusir dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu belakang menghapuskan status Prusia sebagai sebuah negara bidang dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia memperoleh namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara bidang Uni Soviet) dan Polandia.

Meski telah dibubarkan, banyak yang menilai bahwa negara Jerman Timur yaitu sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun banyak yang menentang sehingga yang belakang sekalinya tidak berlaku.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur bidang utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bersumber dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai sekitar 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Referensi

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 8

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Lepas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang bidang dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bersumber dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menduduki Prussia, dengan berhasil meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dibubarkan dengan adil pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia sampai kebutuhan paling akbarnya pada ratus tahun ke 18 dan 19. Ketika ratus tahun 18, ia menjadi daya Eropa paling akbar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika ratus tahun 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi bidang dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada ratus tahun ke-12, "Prusia lama" di jajahan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi melewati imigrasi dari Jerman bidang Tengah dan Barat, di bidang selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan bidang timur yang dari tahun 1525 diketahui sebagai Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tidak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada ratus tahun ke-18 dan 19. Selama ratus tahun ke-18, Prusia mempunyai suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama ratus tahun ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia memperoleh bidang yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam aspek ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia yang belakang sekalinya pada tahun 1918. Pada masa Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir semua daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memainkan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan semua populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering digunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang yaitu bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sebagai bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakangan putih. Warna nasional hitam dan putih telah digunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang diciptakan oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang diciptakan oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Keadaan setelah penaklukan pada ratus tahun ke-13 yang belakang sekali. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sebagai Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka wajib dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak berhasil dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang berkedudukan di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada ratus tahun ke-12 dan selanjutnya, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada ratus tahun ke-14 mereka mempunyai sebuah negara yang mencakup tidak hanya Prusia, tetapi semua negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang mengembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Kontrak Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa bidang Utara pada tahun 1356 sebagai kumpulan dagang kota-kota yang ujungnya memperoleh monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, budaya dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Yang belakang sekalinya Polandia dan Lithuania, bersekutu melewati Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan menanti bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka wajib mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membikin daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih telah sama dengan wilayah daerah yang pada masa yang akan datang disebut Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting karena daerah ini mempunyai di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin akbar karena senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi belakang. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang yaitu kubu Polandia. Dari masa ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, diketahui sebagai Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh berbagai macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sebagai kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Kontrak Labiau. Pada tahun 1657, kontrak ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Kontrak Wehlau dan Kontrak Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang mempunyai teritori yang lepas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I diketahui sebagai "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang dia capai dengan melakukan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan dia menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Sejak masa ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan paling akbar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana beberapa akbar wilayah Prusia mempunyai, memperbolehkan Friedrich bagi menyebut dirinya sebagai "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi sangat hemat dan praktis. Dia dipertimbangkan sebagai pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang dia kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, meskipun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang mempunyai negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari kontrak Stockholm (1720), Prusia juga memperoleh setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sebagai "Friedrich Agung".[10] Sebagai putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Dia yaitu pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan menduduki Schweidnitz. Silesia yaitu provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Peristiwa ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Dia mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich berhasil menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, dia menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich berhasil memperoleh kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, berhasil menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya medan, populasi dan kekayaan negara.[16] Berhasil di medan laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sebagai daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sebagai dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya mempunyai teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang mendudukinya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun masa pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sebagai "pelayan pertama negara", memasarkan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada masa yang sama dia mendirikan daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, dia juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di bidang Eropa lainnya, contohnya para Huguenots. Prusia menjadi lokasi pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada ratus tahun ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Dia mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Dia juga memasarkan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama masa pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia melewati Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sebagai pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan berperang kembali dengan Perancis pada tahun 1806 karena negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Kontrak Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, yang belakang sekalinya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja wajib membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi ditempatkan di seantero Prusia, secara efektif membikin Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sebagai reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersedia melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi masyarakat negara penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan lepas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata yang belakang sekalinya pada tahun 1813 dengan pengenalan wajib militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil bidang dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan yang belakang sekali atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang lepas sama sekali ke Perancis, dan juga semua Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital karena mencakup daerah Ruhr, pusat dari awal mulanya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berjasa melipatgandakan populasi Prusia. Sebagai gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan keadaan Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, dia menolak dengan gagasan dia tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa bubar pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh semua pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa memilihkan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang mempunyai di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Dia mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi semakin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi bidang Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita mau mempersatukan negara-negara Jerman yang saat itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membikin sebuah negara Jerman bersatu ketika dia memulai masa baktinya, atau dia hanya mengambil kesempatan dari keadaan yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang adil dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark memperoleh dukungan yang banyak dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Dia yang belakang sekalinya memimpin Prusia melewati tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada masa itu mempunyai persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya mempunyai hubungan yang tidak jauh satu sama lain meskipun Holstein dulunya yaitu anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tetapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Karena Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Kontrak Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang yang belakang sekalinya membikin pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan keinginan keadaan perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat karena persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini yaitu solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan semua masyarakat berbicara Jerman menjadi satu negara, karena tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya mencakup orang-orang yang tidak berbicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sebagai "Kaiser Jerman" dan membukanya sebagai "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman yang belakang sekalinya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, beberapa akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlanjut seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman yang belakang sekalinya yang belakang sekalinya. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah menolong mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat masa itu, yaitu Prusia. Prusia yang belakang sekalinya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan memperoleh daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di masa datang, sehingga dia menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa faktor yang menghalangi di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari semua populasi Jerman. Konfederasi Jerman dibubarkan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, karena Prusia wilayahnya mencakup 4/5 dari semua wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang hampir mutlak di tangan Prusia yang belakang sekalinya diamankan melewati konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang yaitu penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih melewati pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya yaitu kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia mempunyai 17 dari 43 suara dan dengan mudah bisa mengatur jalanya sidang melewati aliansi dengan negara lain.

Karena perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sebagai tambahan, kontrak pertahanan mutual diciptakan. Tetapi, keberadaan kontrak ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke hadapan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sebagai bidang Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman yaitu puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri yaitu negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara bidang Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) mencakup 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya yaitu pasukan Prusia yang diperbesar, meskipun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap mempunyai pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran yaitu kedudukan turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga yaitu Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak mempunyai hak bagi mengambil pajak langsung dari wajib pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Meskipun semua pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Adil di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang berjasa daerah-daerah pelosok mempunyai terlalu banyak suara di parlemen Jerman pada awal ratus tahun ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini yaitu sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, dia mendeklarasikan Jerman sebagai daya yang telah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, contohnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya mempunyai sedikit berhasil dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, dia juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berwarga-negara asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sebagai kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat karena kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sebagai Kaisar William II setelah melewati masa muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bersumber dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sebagai individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang sempit dan reaksioner, tidak berbakat, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke semua pemakai jasa kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi memperoleh laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan paling akbar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Lepas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari bidang yang tersisa.

Karena terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II dijadikan susut dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sebagai sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir semua lepas sama sekalinya teritori Jerman, disebutkan dalam Kontrak Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi bidang dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Banyak daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas bidang Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Lepas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet diciptakan dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta melewati koridor Polandia.

Pemerintah Jerman telah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada masa Republik Weimar menjadi negara bidang paling akbar, mencakup 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi telah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara bidang lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah sejak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai paling akbar di beberapa akbar Negara Lepas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sebagai berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara bidang Brandenburg, Jerman dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara bidang Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara bidang Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara bidang Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara bidang Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan bidang dari Provinsi Lubuskie, Polandia; bidang dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara bidang Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara bidang Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang yaitu menteri-presiden bagi Prusia hampir tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sebagai orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Dia mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan masa Republik Federal Jerman (RFJ) di masa datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa dijadikan susut dari kursi kedudukan apabila telah mempunyai "suara mayoritas positif" akan keadaan penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga diketahui sebagai mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada masa ini lebih berhasil dibandingkan Jerman pada umumnya masa itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia yaitu pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kendali atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Hari pertama berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi bidang Prusia pada masa itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang yaitu orang utama dibalik bukti palsu yang menyatakan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada masa keadaan perkelahian di perlintasan selang mereka dengan kaum SA sebagai dasar formasi revolusi Marksisme, yang dia gunakan bagi memperoleh dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Perihal berlakunya Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun belakang atas semua wilayah Jerman, karena dia menduduki semua elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan yang belakang sekali riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sebagai kanselir baru, partai Nazi memakai tidak hadirnya Franz von Papen sebagai kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, meskipun mereka belum sampai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Karena propertti Reichstag telah terbakar beberapa hari pertama sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sebagai suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II yang belakang sekalinya pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman diduduki oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula menduduki Jerman. Wilayah Jerman belakang dibagi empat dan semua wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Saat itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman diusir dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu belakang menghapuskan status Prusia sebagai sebuah negara bidang dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia memperoleh namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara bidang Uni Soviet) dan Polandia.

Meski telah dibubarkan, banyak yang menilai bahwa negara Jerman Timur yaitu sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun banyak yang menentang sehingga yang belakang sekalinya tidak berlaku.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur bidang utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bersumber dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai sekitar 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Referensi

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 9


Page 10


Page 11


Page 12


Page 13

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Simbol Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Sbg masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Lepas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang ronde dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) adalah kerajaan Jerman dan negara bersejarah berasal dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menguasai Prussia, dengan sukses menambah luas wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu ditiadakan dengan berpihak kepada yang benar pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia sampai kebutuhan terbesarnya pada seratus tahun ke 18 dan 19. Ketika seratus tahun 18, dia menjadi kekuatan Eropa terbesar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika seratus tahun 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan adalah inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang diwujudkan pada tahun 1867, yang menjadi ronde dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada seratus tahun ke-12, "Prusia lama" di yang dijajah oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan kawasan yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi melewati imigrasi dari Jerman ronde Tengah dan Barat, di ronde selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan ronde timur yang dari tahun 1525 dikenal sbg Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran kekuatan akbar tidak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada seratus tahun ke-18 dan 19. Selama seratus tahun ke-18, Prusia memiliki suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Mulia. Selama seratus tahun ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia mendapatkan ronde yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk kawasan yang kaya hendak batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam ronde ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia pengahabisannya pada tahun 1918. Pada masa Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir seluruh kekuatan politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memperagakan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan seluruh populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering dipakai terutama di luar Jerman, sbg meguatkan bekas dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang adalah bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Simbol negara Prusia yang utama, juga sbg bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakangan putih. Warna nasional hitam dan putih sudah dipakai oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir suatu salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah sbg Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang dibuat oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang dibuat oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Kawasan Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit untuk para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di kawasan perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Situasi setelah penaklukan pada seratus tahun ke-13 kemudian. Kawasan yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sbg Perkubuan sbg Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka mesti dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak sukses dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, suatu ordo militer Jerman sbg ksatria Perang Salib, yang bermarkas di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, sbg menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada seratus tahun ke-12 dan selanjutnya, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada seratus tahun ke-14 mereka memiliki suatu negara yang mencakup tidak hanya Prusia, tetapi semua negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang mengembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir antara Prusia dan Kadipaten Mulia Lithuania di tentukan pada Perjanjian Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi diwujudkan di Eropa ronde Utara pada tahun 1356 sbg kumpulan dagang kota-kota yang ujungnya mendapatkan monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia sbg pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam ronde Ostsiedlung, pemukim diundang sbg datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, hukum budaya dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini adalah bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Pengahabisannya Polandia dan Lithuania, bersekutu melewati Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi antara kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan meminta bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka mesti mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membuat kawasannya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih sudah sama dengan wilayah kawasan yang pada masa yang hendak datang disebut Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, kawasan kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Untuk mereka Prusia sangatlah penting karena kawasan ini berada di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya makin akbar karena senantiasa mencaploki kawasan Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi kemudian. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi sbg Kadipaten Prusia, yang sedang adalah kubu Polandia. Dari ketika ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, dikenal sbg Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Kawasan Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh beragam macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia sbg membela tanah air.

Friedrich William I pergi ke Warsawa pada tahun 1641 sbg pergi ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia sbg Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sbg kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Perjanjian Labiau. Pada tahun 1657, perjanjian ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Perjanjian Wehlau dan Perjanjian Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang memiliki teritori yang lepas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I dikenal sbg "Elektor Agung" sbg pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang dia capai dengan menerapkan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni sbg melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia sbg imigrasi pengungsi Protestan, dan dia menetapkan birokrasi sbg menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia antara 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Semenjak ketika ini Prusia hendak menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan terbesar. Sbg menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, karenanya Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana sebagian akbar wilayah Prusia berada, memperbolehkan Friedrich sbg menyebut dirinya sbg "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang sempit, acuh tentang seni tetapi sangat hemat dan praktis. Dia dipertimbangkan sbg pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan angkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang dia kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, walaupun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan antara ukuran angkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan angkatan bersenjata, tetapi angkatan bersenjata yang memiliki negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke kawasan Prusia Timur yang jarang warga, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut pokok dari perjanjian Stockholm (1720), Prusia juga mendapatkan setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sbg "Friedrich Agung".[10] Sbg putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Dia adalah pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan menguasai Schweidnitz. Silesia adalah provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Peristiwa ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Dia mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich sukses menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun berikutnya, 1742, dia menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich sukses mendapatkan kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, sukses menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Mulia dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini karenanya berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi kawasan vital untuk Prusia, menyumbang akbarnya area, populasi dan kekayaan negara.[16] Sukses di ajang laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sbg kekuatan akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik antara Prusia dan Austria sbg dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya memiliki teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang menguasainya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun masa pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sbg "pelayan pertama negara", mempromosikan pembangunan kawasan Prusia seperti Oderbruch. Pada ketika yang sama dia mendirikan kekuatan militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, dia juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di ronde Eropa lainnya, contohnya para Huguenots. Prusia menjadi tempat pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada seratus tahun ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Dia mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak hendak ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Dia juga mempromosikan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka sbg pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh beragam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama masa pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia melewati Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan antara Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sbg pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam sbg beberapa dekade disebabkan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan bertempur kembali dengan Perancis pada tahun 1806 karena negosiasi dengan negara tersebut sbg pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mempunyai akibat larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Perjanjian Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang diperoleh dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, pengahabisannya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja mesti membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis sbg diletakkan di seantero Prusia, secara efektif membuat Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sbg reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg mau melaksanakan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini sbg menjadi warga negara penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan lepas sama sekali dikenalkan. Ronde reformasi angkatan bersenjata pengahabisannya pada tahun 1813 dengan pengenalan mesti militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil ronde dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 sbg kemenangan kemudian atas Napoleon. Hadiah sbg Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang lepas ke Perancis, dan juga seluruh Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital karena mencakup kawasan Ruhr, pusat dari awalnya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berfaedah melipatgandakan populasi Prusia. Sbg gantinya, Prusia mundur dari kawasan Polandia tengah sbg memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada hendak ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan mempunyainya Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, dia menolak dengan alasan dia tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa selesai pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan sbg parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh semua pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berlandaskan banyak pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak dapat memberi suara. Ini mempunyai akibat pada sepertiga pemilih yang dapat menentukan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang berada di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang ditinggikan langsung oleh sang Raja. Dia mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi makin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi ronde Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita mau mempersatukan negara-negara Jerman yang kala itu terpecah belah menjadi suatu negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan sbg mengalahkan kaum liberal dan konservatif sbg memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck sbg benar-benar berniat dari awal membuat suatu negara Jerman bersatu ketika dia memulai masa baktinya, atau dia hanya mengambil kesempatan dari situasi yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang berpihak kepada yang benar dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark mendapatkan dukungan yang banyak dari warga Jerman yang mendambakan unifikasi. Dia pengahabisannya memimpin Prusia melewati tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada ketika itu memiliki persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya memiliki hubungan yang tidak jauh satu sama lain walaupun Holstein dulunya adalah anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba sbg mengintegrasikan Schleswig tapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Karena Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam pokok Perjanjian Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama antara Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang pengahabisannya membuat pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, angkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua sbg kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari suatu insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan hasrat mempunyainya perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di antara mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat karena persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini adalah solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana caranya menyatukan seluruh warga berbicara Jerman menjadi satu negara, karena tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan kawasannya mencakup orang-orang yang tidak berbicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari ditinggikannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sbg "Kaiser Jerman" dan terbukanya sbg "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang bertempat di luar Paris, selama berlanjutnya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas kawasan Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan antara Prusia dan Austria. Perebutan supremasi kawasan Jerman pengahabisannya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, sebagian akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlanjut seabad lamanya antara Berlin dan Wina sbg dominasi Jerman pengahabisannya pengahabisannya. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah membantu mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak mau berkonfrontasi dengan superpower darat ketika itu, yaitu Prusia. Prusia pengahabisannya mennyelesaikan ambisinya sbg mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan mendapatkan kekuatan ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber kekuatan di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria sbg menjadi sekutu Prusia di masa datang, sehingga dia menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa keadaan yang menghalangi di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari seluruh populasi Jerman. Konfederasi Jerman ditiadakan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain sbg membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, karena Prusia wilayahnya mencakup 4/5 dari seluruh wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang nyaris mutlak di tangan Prusia pengahabisannya diamankan melewati konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Kekuatan eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang adalah penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih melewati pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya adalah kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia memiliki 17 dari 43 suara dan dengan gampang dapat mengatur jalanya sidang melewati aliansi dengan negara lain.

Karena perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sbg tambahan, perjanjian pertahanan mutual dibuat. Tetapi, keberadaan perjanjian ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke depan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sbg ronde Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman adalah puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri adalah negara federasi. Prakteknya, hubungan antara Prusia dengan negara ronde Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) mencakup 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya adalah pasukan Prusia yang diperbesar, walaupun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap memiliki pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran adalah posisi turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga adalah Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali sbg periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak memiliki hak sbg mengambil pajak langsung dari mesti pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Walaupun semua pria diatas umur 25 dapat mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan sbg mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Berpihak kepada yang benar di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang berfaedah daerah-daerah pelosok memiliki terlalu banyak suara di parlemen Jerman pada awal seratus tahun ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini adalah suatu raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, dia mendeklarasikan Jerman sbg kekuatan yang sudah kenyang, memakai bakatnya sbg mempertahankan perdamaian, contohnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya memiliki sedikit sukses dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, dia juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang warga negara asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sbg kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat karena kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sbg Kaisar William II setelah melewati masa muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang berasal dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sbg individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang sempit dan reaksioner, tidak pandai, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta benda/barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke semua pemakai perbuatan yang berguna kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api sbg mendapatkan laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan terbesar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat disebabkan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di kawasan terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan sbg pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Lepas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Alam I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat diwujudkan dari ronde yang tersisa.

Karena terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II diturunkan dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sbg suatu "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir semua lepasnya teritori Jerman, diceritakan dalam Perjanjian Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi ronde dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Banyak kawasan Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas ronde Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Lepas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet dibuat dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya dapat dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta melewati koridor Polandia.

Pemerintah Jerman sudah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada masa Republik Weimar menjadi negara ronde terbesar, mencakup 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis kekuatan politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi kawasan Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi kekuatan sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi sudah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara ronde lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa kawasan industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah semenjak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai terbesar di sebagian akbar Negara Lepas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 adalah sbg berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia antara tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara ronde Brandenburg, Jerman dan ronde dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara ronde Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara ronde Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara ronde Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara ronde Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara ronde Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan ronde dari Provinsi Lubuskie, Polandia; ronde dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara ronde Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara ronde Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang adalah menteri-presiden sbg Prusia nyaris tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sbg orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Dia mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan sbg penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan ketika Republik Federal Jerman (RFJ) di masa datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya dapat diturunkan dari kursi posisi apabila sudah mempunyai "suara mayoritas positif" hendak mempunyainya penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga dikenal sbg mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar sbg Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada masa ini lebih sukses dibandingkan Jerman biasanya ketika itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Alam I, Prusia adalah pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan alasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kendali atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Minggu berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi ronde Prusia pada masa itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang adalah orang utama dibalik bukti palsu yang mencetuskan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada ketika mempunyainya perkelahian di jalan antara mereka dengan kaum SA sbg dasar formasi revolusi Marksisme, yang dia gunakan sbg mendapatkan dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mempunyai akibat pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich sbg Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Peristiwa Preußenschlag hanya mempermudah Hitler sbg mengambil alih kekuasaan setengah tahun kemudian atas seluruh wilayah Jerman, karena dia menguasai seluruh elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Alam II dan kemudian riwayat Prusia

Setelah ditinggikannya Hitler sbg kanselir baru, partai Nazi memakai tidak adanya Franz von Papen sbg kesempatan sbg menaikkan komisioner federal Hermann Göring sbg menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, walaupun mereka belum sampai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Karena kontruksi Reichstag telah terbakar beberapa minggu sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda antara Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan antara Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, sbg memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sbg suara pemilih sbg Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Alam II pengahabisannya pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman direbut oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Alam II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula menguasai Jerman. Wilayah Jerman kemudian dibagi empat dan semua wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Kala itu lebih dari 10 juta warga Jerman ditolak dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu kemudian menghapuskan status Prusia sbg suatu negara ronde dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia mendapatkan namanya, dibagi antara Rusia (sebagai negara ronde Uni Soviet) dan Polandia.

Meski sudah ditiadakan, banyak yang menilai bahwa negara Jerman Timur adalah suatu kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan sbg membentuk kembali negara Prusia namun banyak yang menentang sehingga pengahabisannya tidak berlaku.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, kawasan Prusia Timur ronde utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari warga Jerman, mulai dimukimi warga Jerman lagi, terutama mereka yang berasal dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai sekitar 10.000 warga etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Pustaka

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 14


Page 15


Page 16


Page 17


Page 18

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Bebas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang anggota dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bermula dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menguasai Prussia, dengan sukses memperluas wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dihapuskan dengan tidak sewenang-wenang pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia mencapai keperluan terbesarnya pada zaman ke 18 dan 19. Ketika zaman 18, beliau menjadi daya Eropa terbesar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika zaman 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi anggota dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada zaman ke-12, "Prusia lama" di taklukan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi menempuh imigrasi dari Jerman anggota Tengah dan Barat, di anggota selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan anggota timur yang dari tahun 1525 dikenali sbg Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada zaman ke-18 dan 19. Selama zaman ke-18, Prusia memiliki suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama zaman ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia mendapatkan anggota yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam anggota ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia habis pada tahun 1918. Pada saat Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir seluruh daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama melakukan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan seluruh populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering dipergunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang merupakan bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sbg bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakang putih. Warna nasional hitam dan putih sudah dipergunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg memproduksi bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang dibuat oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang dibuat oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya biasanya pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Situasi setelah penaklukan pada zaman ke-13 penghabisan. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sbg Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka mesti dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak sukses dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang bermarkas di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada zaman ke-12 dan yang belakang sekali, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada zaman ke-14 mereka memiliki sebuah negara yang meliputi tidak hanya Prusia, tetapi seluruh negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang berkembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Akad Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa anggota Utara pada tahun 1356 sbg golongan dagang kota-kota yang ujungnya mendapatkan monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, hukum budaya istiadat dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Penghabisannya Polandia dan Lithuania, bersekutu menempuh Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan berkeinginan bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka mesti mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membuat daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih sudah sama dengan wilayah daerah yang pada saat yang akan datang dikata Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting sebab daerah ini berada di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini dikata kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya lebih akbar sebab senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi yang belakang sekali. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang merupakan kubu Polandia. Dari saat ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, dikenali sbg Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh bermacam macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sbg kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Akad Labiau. Pada tahun 1657, akad ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Akad Wehlau dan Akad Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang memiliki teritori yang bebas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I dikenali sbg "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang beliau capai dengan menerapkan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan beliau menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Semenjak saat ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan terbesar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana sebagian akbar wilayah Prusia berada, memperbolehkan Friedrich bagi mengatakan dirinya sbg "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi paling hemat dan praktis. Beliau dipertimbangkan sbg pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang beliau kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, meskipun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang memiliki negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari akad Stockholm (1720), Prusia juga mendapatkan setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sbg "Friedrich Agung".[10] Sbg putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Beliau merupakan pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan mendiami Schweidnitz. Silesia merupakan provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Kejadian ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah dibuat menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Beliau mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich sukses menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, beliau menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich sukses mendapatkan kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, sukses menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya area, populasi dan kekayaan negara.[16] Sukses di ajang laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sbg daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sbg dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya memiliki teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang menguasainya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun saat pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sbg "pelayan pertama negara", mempromosikan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada saat yang sama beliau membangun daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, beliau juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di anggota Eropa lainnya, misalnya para Huguenots. Prusia menjadi tempat pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada zaman ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Beliau mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Beliau juga mempromosikan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh bermacam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama saat pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia menempuh Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sbg pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan bertempur kembali dengan Perancis pada tahun 1806 sebab negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Akad Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, penghabisannya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja mesti membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi diletakkan di seantero Prusia, secara efektif membuat Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sbg reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersiap melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi berkebangsaan penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan bebas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata habis pada tahun 1813 dengan pengenalan mesti militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil anggota dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan penghabisan atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang bebas ke Perancis, dan juga seluruh Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital sebab meliputi daerah Ruhr, pusat dari awalnya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berfaedah melipatgandakan populasi Prusia. Sbg gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan mempunyainya Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, beliau menolak dengan gagasan beliau tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa selesai pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh seluruh pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa memilihkan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang berada di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Beliau mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi lebih kuat, terutama di Provinsi-Provinsi anggota Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita bersedia mempersatukan negara-negara Jerman yang kala itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membuat sebuah negara Jerman bersatu ketika beliau memulai saat baktinya, atau beliau hanya mengambil kesempatan dari situasi yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang tidak sewenang-wenang dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark mendapatkan dukungan yang jumlah dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Beliau penghabisannya memimpin Prusia menempuh tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada saat itu memiliki persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya memiliki hubungan yang tidak jauh satu sama lain meskipun Holstein dulunya merupakan anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Sebab Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Akad Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang penghabisannya membuat pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan hasrat mempunyainya perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat sebab persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini merupakan solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan seluruh masyarakat bicara Jerman menjadi satu negara, sebab tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya meliputi orang-orang yang tidak bicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sbg "Kaiser Jerman" dan membukanya sbg "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman penghabisannya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, sebagian akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlangsung seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman penghabisannya habis. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah membantu mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat saat itu, yaitu Prusia. Prusia penghabisannya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan mendapatkan daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di saat datang, sehingga beliau menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa halangan di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari seluruh populasi Jerman. Konfederasi Jerman dihapuskan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, sebab Prusia wilayahnya meliputi 4/5 dari seluruh wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang hampir mutlak di tangan Prusia penghabisannya diawasi menempuh konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang merupakan penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih menempuh pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya merupakan kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia memiliki 17 dari 43 suara dan dengan gampang bisa mengatur jalanya sidang menempuh aliansi dengan negara lain.

Sebab perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sbg tambahan, akad pertahanan mutual dibuat. Tetapi, keberadaan akad ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke depan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sbg anggota Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman merupakan puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri merupakan negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara anggota Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) meliputi 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya merupakan pasukan Prusia yang diperbesar, meskipun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap memiliki pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran merupakan posisi turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga merupakan Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak memiliki hak bagi mengambil pajak langsung dari mesti pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Meskipun seluruh pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Tidak sewenang-wenang di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang manfaatnya daerah-daerah pelosok memiliki terlalu jumlah suara di parlemen Jerman pada awal zaman ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini merupakan sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, beliau mendeklarasikan Jerman sbg daya yang sudah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, misalnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya memiliki sedikit sukses dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, beliau juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berkebangsaan asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sbg kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat sebab kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sbg Kaisar William II setelah menempuh saat muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bermula dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sbg individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang ketat dan reaksioner, tidak ahli, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta benda/barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke seluruh pemakai afal baik kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi mendapatkan laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan terbesar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Bebas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari anggota yang tersisa.

Sebab terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II diturunkan dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sbg sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir seluruh bebasnya teritori Jerman, dituturkan dalam Akad Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi anggota dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Jumlah daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas anggota Timur, digantikan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Bebas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet dibuat dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta menempuh koridor Polandia.

Pemerintah Jerman sudah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada saat Republik Weimar menjadi negara anggota terbesar, meliputi 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi sudah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara anggota lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah semenjak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai terbesar di sebagian akbar Negara Bebas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sbg berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara anggota Brandenburg, Jerman dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara anggota Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara anggota Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara anggota Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara anggota Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia; anggota dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara anggota Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang merupakan menteri-presiden bagi Prusia hampir tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sbg orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Beliau mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan saat Republik Federal Jerman (RFJ) di saat datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa diturunkan dari kursi posisi apabila sudah mempunyai "suara mayoritas positif" akan mempunyainya penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga dikenali sbg mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada saat ini lebih sukses dibandingkan Jerman biasanya saat itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia merupakan pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kemudi atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Ahad berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi anggota Prusia pada saat itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang merupakan orang utama dibalik bukti palsu yang mencetuskan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada saat mempunyainya perkelahian di jalan selang mereka dengan kaum SA sbg dasar formasi revolusi Marksisme, yang beliau gunakan bagi mendapatkan dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Kejadian Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun yang belakang sekali atas seluruh wilayah Jerman, sebab beliau menguasai seluruh elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan penghabisan riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sbg kanselir baru, partai Nazi memakai tidak adanya Franz von Papen sbg kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, meskipun mereka belum mencapai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Sebab bangunan Reichstag telah terbakar beberapa ahad sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sbg suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II habis pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman didiami oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula mendiami Jerman. Wilayah Jerman yang belakang sekali dibagi empat dan seluruh wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Kala itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman ditolak dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu yang belakang sekali membubarkan status Prusia sbg sebuah negara anggota dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia mendapatkan namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara anggota Uni Soviet) dan Polandia.

Meski sudah dihapuskan, jumlah yang menilai bahwa negara Jerman Timur merupakan sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun jumlah yang menentang sehingga penghabisannya tidak sah.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur anggota utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bermula dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai lebih kurang 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Rujukan

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 19

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Bebas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang anggota dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bermula dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menguasai Prussia, dengan sukses meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dihapuskan dengan tidak sewenang-wenang pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia mencapai keperluan terbesarnya pada zaman ke 18 dan 19. Ketika zaman 18, beliau menjadi daya Eropa terbesar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika zaman 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi anggota dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada zaman ke-12, "Prusia lama" di taklukan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi menempuh imigrasi dari Jerman anggota Tengah dan Barat, di anggota selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan anggota timur yang dari tahun 1525 dikenali sbg Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada zaman ke-18 dan 19. Selama zaman ke-18, Prusia memiliki suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama zaman ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia mendapatkan anggota yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam anggota ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia habis pada tahun 1918. Pada saat Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir seluruh daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memainkan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan seluruh populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering dipergunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang merupakan bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sbg bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakang putih. Warna nasional hitam dan putih sudah dipergunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang dibuat oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang dibuat oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Situasi setelah penaklukan pada zaman ke-13 penghabisan. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sbg Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka mesti dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak sukses dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang bermarkas di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada zaman ke-12 dan yang belakang sekali, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada zaman ke-14 mereka memiliki sebuah negara yang meliputi tidak hanya Prusia, tetapi seluruh negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang berkembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Akad Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa anggota Utara pada tahun 1356 sbg kelompok dagang kota-kota yang ujungnya mendapatkan monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, budaya dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya dekat dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Penghabisannya Polandia dan Lithuania, bersekutu menempuh Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan berkeinginan bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka mesti mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membuat daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih sudah sama dengan wilayah daerah yang pada saat yang akan datang dikata Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting sebab daerah ini berada di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini dikata kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin akbar sebab senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi yang belakang sekali. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang merupakan kubu Polandia. Dari saat ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, dikenali sbg Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh bermacam macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sbg kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Akad Labiau. Pada tahun 1657, akad ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Akad Wehlau dan Akad Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang memiliki teritori yang bebas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I dikenali sbg "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang beliau capai dengan menerapkan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan beliau menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Semenjak saat ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan terbesar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana sebagian akbar wilayah Prusia berada, memperbolehkan Friedrich bagi mengatakan dirinya sbg "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi paling hemat dan praktis. Beliau dipertimbangkan sbg pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang beliau kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, meskipun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang memiliki negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari akad Stockholm (1720), Prusia juga mendapatkan setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sbg "Friedrich Agung".[10] Sbg putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Beliau merupakan pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan mendiami Schweidnitz. Silesia merupakan provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Kejadian ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah dibuat menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Beliau mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich sukses menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, beliau menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich sukses mendapatkan kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, sukses menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan dekat sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya area, populasi dan kekayaan negara.[16] Sukses di ajang laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sbg daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sbg dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya memiliki teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang menguasainya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun saat pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sbg "pelayan pertama negara", mempromosikan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada saat yang sama beliau membangun daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, beliau juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di anggota Eropa lainnya, misalnya para Huguenots. Prusia menjadi tempat pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada zaman ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Beliau mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Beliau juga mempromosikan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh bermacam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama saat pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia menempuh Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sbg pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan bertempur kembali dengan Perancis pada tahun 1806 sebab negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Akad Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, penghabisannya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja mesti membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi ditaruh di seantero Prusia, secara efektif membuat Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sbg reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersiap melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi berkebangsaan penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan bebas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata habis pada tahun 1813 dengan pengenalan mesti militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil anggota dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan penghabisan atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang bebas ke Perancis, dan juga seluruh Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital sebab meliputi daerah Ruhr, pusat dari awalnya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berfaedah melipatgandakan populasi Prusia. Sbg gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan mempunyainya Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, beliau menolak dengan gagasan beliau tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa selesai pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh seluruh pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa menentukan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang berada di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Beliau mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi semakin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi anggota Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita bersedia mempersatukan negara-negara Jerman yang kala itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membuat sebuah negara Jerman bersatu ketika beliau memulai saat baktinya, atau beliau hanya mengambil kesempatan dari situasi yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang tidak sewenang-wenang dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark mendapatkan dukungan yang jumlah dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Beliau penghabisannya memimpin Prusia menempuh tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada saat itu memiliki persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya memiliki hubungan yang dekat satu sama lain meskipun Holstein dulunya merupakan anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Sebab Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Akad Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang penghabisannya membuat pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan hasrat mempunyainya perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat sebab persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini merupakan solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan seluruh masyarakat bicara Jerman menjadi satu negara, sebab tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya meliputi orang-orang yang tidak bicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sbg "Kaiser Jerman" dan membukanya sbg "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman penghabisannya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, sebagian akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlangsung seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman penghabisannya habis. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah membantu mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat saat itu, yaitu Prusia. Prusia penghabisannya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan mendapatkan daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di saat datang, sehingga beliau menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa halangan di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari seluruh populasi Jerman. Konfederasi Jerman dihapuskan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, sebab Prusia wilayahnya meliputi 4/5 dari seluruh wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang nyaris mutlak di tangan Prusia penghabisannya diawasi menempuh konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang merupakan penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih menempuh pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya merupakan kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia memiliki 17 dari 43 suara dan dengan mudah bisa mengatur jalanya sidang menempuh aliansi dengan negara lain.

Sebab perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sbg tambahan, akad pertahanan mutual dibuat. Tetapi, keberadaan akad ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke depan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sbg anggota Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman merupakan puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri merupakan negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara anggota Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) meliputi 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya merupakan pasukan Prusia yang diperbesar, meskipun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap memiliki pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran merupakan posisi turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga merupakan Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak memiliki hak bagi mengambil pajak langsung dari mesti pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Meskipun seluruh pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Tidak sewenang-wenang di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang manfaatnya daerah-daerah pelosok memiliki terlalu jumlah suara di parlemen Jerman pada awal zaman ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini merupakan sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, beliau mendeklarasikan Jerman sbg daya yang sudah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, misalnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya memiliki sedikit sukses dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, beliau juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berkebangsaan asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sbg kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat sebab kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sbg Kaisar William II setelah menempuh saat muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bermula dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sbg individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang ketat dan reaksioner, tidak ahli, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta benda/barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke seluruh pemakai jasa kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi mendapatkan laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan terbesar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Bebas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari anggota yang tersisa.

Sebab terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II diturunkan dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sbg sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir seluruh bebasnya teritori Jerman, dituturkan dalam Akad Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi anggota dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Jumlah daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas anggota Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Bebas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet dibuat dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta menempuh koridor Polandia.

Pemerintah Jerman sudah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada saat Republik Weimar menjadi negara anggota terbesar, meliputi 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi sudah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara anggota lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah semenjak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai terbesar di sebagian akbar Negara Bebas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sbg berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara anggota Brandenburg, Jerman dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara anggota Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara anggota Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara anggota Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara anggota Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia; anggota dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara anggota Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang merupakan menteri-presiden bagi Prusia nyaris tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sbg orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Beliau mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan saat Republik Federal Jerman (RFJ) di saat datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa diturunkan dari kursi posisi apabila sudah mempunyai "suara mayoritas positif" akan mempunyainya penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga dikenali sbg mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada saat ini lebih sukses dibandingkan Jerman biasanya saat itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia merupakan pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kemudi atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Ahad berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi anggota Prusia pada saat itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang merupakan orang utama dibalik bukti palsu yang menyatakan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada saat mempunyainya perkelahian di jalan selang mereka dengan kaum SA sbg dasar formasi revolusi Marksisme, yang beliau gunakan bagi mendapatkan dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Kejadian Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun yang belakang sekali atas seluruh wilayah Jerman, sebab beliau menguasai seluruh elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan penghabisan riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sbg kanselir baru, partai Nazi memakai tidak adanya Franz von Papen sbg kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, meskipun mereka belum mencapai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Sebab bangunan Reichstag telah terbakar beberapa ahad sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sbg suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II habis pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman diduduki oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula mendiami Jerman. Wilayah Jerman yang belakang sekali dibagi empat dan seluruh wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Kala itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman diusir dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu yang belakang sekali membubarkan status Prusia sbg sebuah negara anggota dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia mendapatkan namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara anggota Uni Soviet) dan Polandia.

Meski sudah dihapuskan, jumlah yang menilai bahwa negara Jerman Timur merupakan sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun jumlah yang menentang sehingga penghabisannya tidak sah.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur anggota utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bermula dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai sekitar 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Rujukan

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 20

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Bebas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang anggota dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bermula dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menguasai Prussia, dengan sukses meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dihapuskan dengan tidak sewenang-wenang pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia mencapai keperluan terbesarnya pada zaman ke 18 dan 19. Ketika zaman 18, beliau menjadi daya Eropa terbesar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika zaman 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi anggota dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada zaman ke-12, "Prusia lama" di taklukan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi menempuh imigrasi dari Jerman anggota Tengah dan Barat, di anggota selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan anggota timur yang dari tahun 1525 dikenali sbg Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada zaman ke-18 dan 19. Selama zaman ke-18, Prusia memiliki suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama zaman ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia mendapatkan anggota yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam anggota ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia habis pada tahun 1918. Pada saat Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir seluruh daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memainkan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan seluruh populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering dipergunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang merupakan bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sbg bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakang putih. Warna nasional hitam dan putih sudah dipergunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang dibuat oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang dibuat oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Situasi setelah penaklukan pada zaman ke-13 penghabisan. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sbg Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka mesti dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak sukses dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang bermarkas di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada zaman ke-12 dan yang belakang sekali, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada zaman ke-14 mereka memiliki sebuah negara yang meliputi tidak hanya Prusia, tetapi seluruh negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang berkembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Akad Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa anggota Utara pada tahun 1356 sbg kelompok dagang kota-kota yang ujungnya mendapatkan monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, budaya dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya dekat dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Penghabisannya Polandia dan Lithuania, bersekutu menempuh Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan berkeinginan bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka mesti mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membuat daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih sudah sama dengan wilayah daerah yang pada saat yang akan datang dikata Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting sebab daerah ini berada di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini dikata kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin akbar sebab senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi yang belakang sekali. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang merupakan kubu Polandia. Dari saat ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, dikenali sbg Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh bermacam macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sbg kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Akad Labiau. Pada tahun 1657, akad ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Akad Wehlau dan Akad Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang memiliki teritori yang bebas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I dikenali sbg "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang beliau capai dengan menerapkan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan beliau menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Semenjak saat ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan terbesar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana sebagian akbar wilayah Prusia berada, memperbolehkan Friedrich bagi mengatakan dirinya sbg "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi paling hemat dan praktis. Beliau dipertimbangkan sbg pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang beliau kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, meskipun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang memiliki negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari akad Stockholm (1720), Prusia juga mendapatkan setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sbg "Friedrich Agung".[10] Sbg putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Beliau merupakan pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan mendiami Schweidnitz. Silesia merupakan provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Kejadian ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah dibuat menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Beliau mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich sukses menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, beliau menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich sukses mendapatkan kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, sukses menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan dekat sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya area, populasi dan kekayaan negara.[16] Sukses di ajang laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sbg daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sbg dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya memiliki teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang menguasainya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun saat pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sbg "pelayan pertama negara", mempromosikan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada saat yang sama beliau membangun daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, beliau juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di anggota Eropa lainnya, misalnya para Huguenots. Prusia menjadi tempat pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada zaman ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Beliau mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Beliau juga mempromosikan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh bermacam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama saat pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia menempuh Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sbg pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan bertempur kembali dengan Perancis pada tahun 1806 sebab negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Akad Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, penghabisannya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja mesti membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi ditaruh di seantero Prusia, secara efektif membuat Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sbg reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersiap melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi berkebangsaan penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan bebas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata habis pada tahun 1813 dengan pengenalan mesti militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil anggota dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan penghabisan atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang bebas ke Perancis, dan juga seluruh Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital sebab meliputi daerah Ruhr, pusat dari awalnya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berfaedah melipatgandakan populasi Prusia. Sbg gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan mempunyainya Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, beliau menolak dengan gagasan beliau tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa selesai pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh seluruh pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa menentukan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang berada di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Beliau mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi semakin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi anggota Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita bersedia mempersatukan negara-negara Jerman yang kala itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membuat sebuah negara Jerman bersatu ketika beliau memulai saat baktinya, atau beliau hanya mengambil kesempatan dari situasi yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang tidak sewenang-wenang dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark mendapatkan dukungan yang jumlah dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Beliau penghabisannya memimpin Prusia menempuh tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada saat itu memiliki persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya memiliki hubungan yang dekat satu sama lain meskipun Holstein dulunya merupakan anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Sebab Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Akad Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang penghabisannya membuat pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan hasrat mempunyainya perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat sebab persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini merupakan solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan seluruh masyarakat bicara Jerman menjadi satu negara, sebab tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya meliputi orang-orang yang tidak bicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sbg "Kaiser Jerman" dan membukanya sbg "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman penghabisannya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, sebagian akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlangsung seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman penghabisannya habis. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah membantu mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat saat itu, yaitu Prusia. Prusia penghabisannya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan mendapatkan daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di saat datang, sehingga beliau menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa halangan di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari seluruh populasi Jerman. Konfederasi Jerman dihapuskan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, sebab Prusia wilayahnya meliputi 4/5 dari seluruh wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang nyaris mutlak di tangan Prusia penghabisannya diawasi menempuh konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang merupakan penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih menempuh pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya merupakan kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia memiliki 17 dari 43 suara dan dengan mudah bisa mengatur jalanya sidang menempuh aliansi dengan negara lain.

Sebab perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sbg tambahan, akad pertahanan mutual dibuat. Tetapi, keberadaan akad ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke depan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sbg anggota Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman merupakan puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri merupakan negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara anggota Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) meliputi 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya merupakan pasukan Prusia yang diperbesar, meskipun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap memiliki pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran merupakan posisi turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga merupakan Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak memiliki hak bagi mengambil pajak langsung dari mesti pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Meskipun seluruh pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Tidak sewenang-wenang di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang manfaatnya daerah-daerah pelosok memiliki terlalu jumlah suara di parlemen Jerman pada awal zaman ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini merupakan sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, beliau mendeklarasikan Jerman sbg daya yang sudah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, misalnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya memiliki sedikit sukses dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, beliau juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berkebangsaan asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sbg kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat sebab kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sbg Kaisar William II setelah menempuh saat muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bermula dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sbg individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang ketat dan reaksioner, tidak ahli, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta benda/barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke seluruh pemakai jasa kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi mendapatkan laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan terbesar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Bebas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari anggota yang tersisa.

Sebab terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II diturunkan dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sbg sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir seluruh bebasnya teritori Jerman, dituturkan dalam Akad Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi anggota dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Jumlah daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas anggota Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Bebas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet dibuat dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta menempuh koridor Polandia.

Pemerintah Jerman sudah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada saat Republik Weimar menjadi negara anggota terbesar, meliputi 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi sudah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara anggota lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah semenjak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai terbesar di sebagian akbar Negara Bebas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sbg berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara anggota Brandenburg, Jerman dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara anggota Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara anggota Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara anggota Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara anggota Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia; anggota dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara anggota Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang merupakan menteri-presiden bagi Prusia nyaris tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sbg orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Beliau mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan saat Republik Federal Jerman (RFJ) di saat datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa diturunkan dari kursi posisi apabila sudah mempunyai "suara mayoritas positif" akan mempunyainya penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga dikenali sbg mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada saat ini lebih sukses dibandingkan Jerman biasanya saat itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia merupakan pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kemudi atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Ahad berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi anggota Prusia pada saat itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang merupakan orang utama dibalik bukti palsu yang menyatakan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada saat mempunyainya perkelahian di jalan selang mereka dengan kaum SA sbg dasar formasi revolusi Marksisme, yang beliau gunakan bagi mendapatkan dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Kejadian Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun yang belakang sekali atas seluruh wilayah Jerman, sebab beliau menguasai seluruh elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan penghabisan riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sbg kanselir baru, partai Nazi memakai tidak adanya Franz von Papen sbg kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, meskipun mereka belum mencapai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Sebab bangunan Reichstag telah terbakar beberapa ahad sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sbg suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II habis pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman diduduki oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula mendiami Jerman. Wilayah Jerman yang belakang sekali dibagi empat dan seluruh wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Kala itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman diusir dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu yang belakang sekali membubarkan status Prusia sbg sebuah negara anggota dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia mendapatkan namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara anggota Uni Soviet) dan Polandia.

Meski sudah dihapuskan, jumlah yang menilai bahwa negara Jerman Timur merupakan sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun jumlah yang menentang sehingga penghabisannya tidak sah.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur anggota utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bermula dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai sekitar 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Rujukan

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 21

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Lambang Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Bagi masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Raja muda1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal sampai Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Bebas sama sekali Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang anggota dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) yaitu kerajaan Jerman dan negara bersejarah bermula dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menguasai Prussia, dengan sukses memperluas wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang mengakibatkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dihapuskan dengan tidak sewenang-wenang pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia mencapai keperluan terbesarnya pada zaman ke 18 dan 19. Ketika zaman 18, beliau menjadi daya Eropa terbesar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika zaman 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan yaitu inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibuat pada tahun 1867, yang menjadi anggota dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada zaman ke-12, "Prusia lama" di taklukan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi menempuh imigrasi dari Jerman anggota Tengah dan Barat, di anggota selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan anggota timur yang dari tahun 1525 dikenali sbg Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia sampai tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada zaman ke-18 dan 19. Selama zaman ke-18, Prusia memiliki suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Luhur. Selama zaman ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia mendapatkan anggota yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam anggota ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru sampai identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia habis pada tahun 1918. Pada saat Republik Weimar, Prusia kehilangan hampir seluruh daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama melakukan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan seluruh populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering dipergunakan terutama di luar Jerman, bagi meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang merupakan bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Lambang negara Prusia yang utama, juga sbg bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakang putih. Warna nasional hitam dan putih sudah dipergunakan oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir sebuah salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg memproduksi bendera komersial berwarna hitam-putih-merah bagi Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang dibuat oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang dibuat oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya biasanya pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Situasi setelah penaklukan pada zaman ke-13 penghabisan. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sbg Perkubuan bagi Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka mesti dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Raja muda Masovia tidak sukses dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Raja muda Konrad mengundang Ksatria Teutonik, sebuah ordo militer Jerman bagi ksatria Perang Salib, yang bermarkas di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, bagi menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada zaman ke-12 dan yang belakang sekali, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada zaman ke-14 mereka memiliki sebuah negara yang meliputi tidak hanya Prusia, tetapi seluruh negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang berkembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir selang Prusia dan Kadipaten Luhur Lithuania di tentukan pada Akad Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi dibuat di Eropa anggota Utara pada tahun 1356 sbg golongan dagang kota-kota yang ujungnya mendapatkan monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia bagi pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam babak Ostsiedlung, pemukim diundang bagi datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, hukum budaya istiadat dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini yaitu bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya dikuasai oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Penghabisannya Polandia dan Lithuania, bersekutu menempuh Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi selang kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan berkeinginan bantuan kepada Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka mesti mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membuat daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih sudah sama dengan wilayah daerah yang pada saat yang akan datang dikata Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting sebab daerah ini berada di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini dikata kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya lebih akbar sebab senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi yang belakang sekali. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Raja muda Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi bagi Kadipaten Prusia, yang sedang merupakan kubu Polandia. Dari saat ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, dikenali sbg Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tidak terhubung berkali-kali diserang oleh bermacam macam pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tidak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia bagi membela tanah cairan.

Friedrich William I berkunjung ke Warsawa pada tahun 1641 bagi bepergian ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia bagi Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sbg kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh kepada Prusia menurut Akad Labiau. Pada tahun 1657, akad ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Akad Wehlau dan Akad Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang memiliki teritori yang bebas sama sekali dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I dikenali sbg "Elektor Agung" bagi pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang beliau capai dengan menerapkan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni bagi melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia bagi imigrasi pengungsi Protestan, dan beliau menetapkan birokrasi bagi menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia selang 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Semenjak saat ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan terbesar. Bagi menghindari amarah Polandia, dimana mempunyai wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana sebagian akbar wilayah Prusia berada, memperbolehkan Friedrich bagi mengatakan dirinya sbg "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tidak peduli tentang seni tetapi paling hemat dan praktis. Beliau dipertimbangkan sbg pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan tingkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang beliau kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, meskipun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan selang ukuran tingkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan tingkatan bersenjata, tetapi tingkatan bersenjata yang memiliki negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas sampai bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut inti dari akad Stockholm (1720), Prusia juga mendapatkan setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sbg "Friedrich Agung".[10] Sbg putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Beliau merupakan pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tidak dipertahankan milik Silesia dan mendiami Schweidnitz. Silesia merupakan provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Kejadian ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah dibuat menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Beliau mewariskan tahtanya kepada putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich sukses menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun selanjutnya, 1742, beliau menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich sukses mendapatkan kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, sukses menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Luhur dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman sampai tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya area, populasi dan kekayaan negara.[16] Sukses di ajang laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sbg daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik selang Prusia dan Austria sbg dua negara terkuat yang mempunyai didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya memiliki teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang menguasainya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun saat pemerintahanya sampai tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sbg "pelayan pertama negara", mempromosikan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada saat yang sama beliau membangun daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, beliau juga membuka perbatasan Prusia kepada imigran yang lari dari intoleransi religius di anggota Eropa lainnya, misalnya para Huguenots. Prusia menjadi tempat pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada zaman ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Beliau mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tidak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Beliau juga mempromosikan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka bagi pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh bermacam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama saat pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia menempuh Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan selang Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sbg pemimpin di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam bagi beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan bertempur kembali dengan Perancis pada tahun 1806 sebab negosiasi dengan negara tersebut bagi pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mengakibatkan larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Akad Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, penghabisannya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja mesti membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis bagi diletakkan di seantero Prusia, secara efektif membuat Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sbg reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersiap melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini bagi menjadi berkebangsaan penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan bebas sama sekali diperkenalkan. Babak reformasi tingkatan bersenjata habis pada tahun 1813 dengan pengenalan mesti militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil anggota dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 bagi kemenangan penghabisan atas Napoleon. Hadiah bagi Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang bebas ke Perancis, dan juga seluruh Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital sebab meliputi daerah Ruhr, pusat dari awalnya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berfaedah melipatgandakan populasi Prusia. Sbg gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah bagi memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat mempunyai kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan mempunyainya Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, beliau menolak dengan gagasan beliau tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa selesai pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan bagi parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh seluruh pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tidak bisa memberi suara. Ini mengakibatkan pada sepertiga pemilih yang bisa memilihkan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang berada di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Beliau mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung kepada Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi lebih kuat, terutama di Provinsi-Provinsi anggota Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita bersedia mempersatukan negara-negara Jerman yang kala itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan bagi mengalahkan kaum liberal dan konservatif bagi memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Mempunyai perdebatan seputar Bismarck bagi benar-benar berniat dari awal membuat sebuah negara Jerman bersatu ketika beliau memulai saat baktinya, atau beliau hanya mengambil kesempatan dari situasi yang mempunyai. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang tidak sewenang-wenang dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark mendapatkan dukungan yang jumlah dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Beliau penghabisannya memimpin Prusia menempuh tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada saat itu memiliki persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya memiliki hubungan yang tidak jauh satu sama lain meskipun Holstein dulunya merupakan anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba bagi mengintegrasikan Schleswig tapi tidak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Sebab Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam inti Akad Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama selang Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang penghabisannya membuat pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, tingkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua bagi kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan hasrat mempunyainya perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di selang mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat sebab persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini merupakan solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana metodenya menyatukan seluruh masyarakat bicara Jerman menjadi satu negara, sebab tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya meliputi orang-orang yang tidak bicara Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sbg "Kaiser Jerman" dan membukanya sbg "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang berlokasi di luar Paris, selama berjalannya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan selang Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman penghabisannya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, sebagian akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berlangsung seabad lamanya selang Berlin dan Wina bagi dominasi Jerman penghabisannya habis. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah membantu mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak bersedia berkonfrontasi dengan superpower darat saat itu, yaitu Prusia. Prusia penghabisannya mennyelesaikan ambisinya bagi mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan mendapatkan daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria bagi menjadi sekutu Prusia di saat datang, sehingga beliau menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa halangan di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari seluruh populasi Jerman. Konfederasi Jerman dihapuskan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Bermain bagi membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, sebab Prusia wilayahnya meliputi 4/5 dari seluruh wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang hampir mutlak di tangan Prusia penghabisannya diawasi menempuh konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang merupakan penguasa Prusia. Mempunyai juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih menempuh pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya merupakan kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia memiliki 17 dari 43 suara dan dengan gampang bisa mengatur jalanya sidang menempuh aliansi dengan negara lain.

Sebab perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Bermain teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sbg tambahan, akad pertahanan mutual dibuat. Tetapi, keberadaan akad ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke depan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sbg anggota Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman merupakan puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri merupakan negara federasi. Prakteknya, hubungan selang Prusia dengan negara anggota Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) meliputi 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Tingkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya merupakan pasukan Prusia yang diperbesar, meskipun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap memiliki pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran merupakan posisi turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga merupakan Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali bagi periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tidak memiliki hak bagi mengambil pajak langsung dari mesti pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Meskipun seluruh pria diatas umur 25 bisa mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pemimpin pemerintahan bagi mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Tidak sewenang-wenang di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tidak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang manfaatnya daerah-daerah pelosok memiliki terlalu jumlah suara di parlemen Jerman pada awal zaman ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini merupakan sebuah raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, beliau mendeklarasikan Jerman sbg daya yang sudah kenyang, memakai bakatnya bagi mempertahankan perdamaian, misalnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya memiliki sedikit sukses dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, beliau juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang berkebangsaan asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sbg kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat sebab kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sbg Kaisar William II setelah menempuh saat muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang bermula dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sbg individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang ketat dan reaksioner, tidak ahli, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta benda/barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke seluruh pemakai afal baik kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api bagi mendapatkan laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan terbesar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan bagi pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Bebas sama sekali Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat dibuat dari anggota yang tersisa.

Sebab terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II diturunkan dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sbg sebuah "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Hampir seluruh bebasnya teritori Jerman, dituturkan dalam Akad Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi anggota dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Jumlah daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas anggota Timur, digantikan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Bebas sama sekali Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet dibuat dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta menempuh koridor Polandia.

Pemerintah Jerman sudah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada saat Republik Weimar menjadi negara anggota terbesar, meliputi 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi sudah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tidak seperti negara anggota lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tidak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas menengah kebawah semenjak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai terbesar di sebagian akbar Negara Bebas sama sekali Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 yaitu sbg berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia selang tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara anggota Brandenburg, Jerman dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara anggota Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara anggota Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara anggota Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara anggota Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan anggota dari Provinsi Lubuskie, Polandia; anggota dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara anggota Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara anggota Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang merupakan menteri-presiden bagi Prusia hampir tanpa putus pada tahun 1920 sampai 1932, dinilai sbg orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Beliau mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan bagi penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan saat Republik Federal Jerman (RFJ) di saat datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa diturunkan dari kursi posisi apabila sudah mempunyai "suara mayoritas positif" akan mempunyainya penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga dikenali sbg mosi tidak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar bagi Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada saat ini lebih sukses dibandingkan Jerman biasanya saat itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia merupakan pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kemudi atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Ahad berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi anggota Prusia pada saat itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang merupakan orang utama dibalik bukti palsu yang mencetuskan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada saat mempunyainya perkelahian di jalan selang mereka dengan kaum SA sbg dasar formasi revolusi Marksisme, yang beliau gunakan bagi mendapatkan dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mengakibatkan pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich bagi Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Kejadian Preußenschlag hanya mempermudah Hitler bagi mengambil alih kekuasaan setengah tahun yang belakang sekali atas seluruh wilayah Jerman, sebab beliau menguasai seluruh elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan penghabisan riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sbg kanselir baru, partai Nazi memakai tidak adanya Franz von Papen sbg kesempatan bagi menaikkan komisioner federal Hermann Göring bagi menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, meskipun mereka belum mencapai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Sebab bangunan Reichstag telah terbakar beberapa ahad sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda selang Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan selang Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, bagi memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sbg suara pemilih bagi Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II habis pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman didiami oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula mendiami Jerman. Wilayah Jerman yang belakang sekali dibagi empat dan seluruh wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Kala itu lebih dari 10 juta masyarakat Jerman ditolak dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu yang belakang sekali membubarkan status Prusia sbg sebuah negara anggota dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia mendapatkan namanya, dibagi selang Rusia (sebagai negara anggota Uni Soviet) dan Polandia.

Meski sudah dihapuskan, jumlah yang menilai bahwa negara Jerman Timur merupakan sebuah kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 mempunyai yang mengusulkan bagi membentuk kembali negara Prusia namun jumlah yang menentang sehingga penghabisannya tidak sah.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur anggota utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari masyarakat Jerman, mulai dimukimi masyarakat Jerman lagi, terutama mereka yang bermula dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur mempunyai lebih kurang 10.000 masyarakat etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Rujukan

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com


Page 22


Page 23


Page 24


Page 25


Page 26

Prusia
Preußen
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh
Bendera (1892–1918)Simbol Negara (1701–1918)
Motto
Suum cuique  (Latin)
"Untuk masing masing, diri mereka sendiri"

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

IbukotaKönigsberg, nantinya Berlin
BahasaBahasa Jerman (resmi)
AgamaProtestanisme, Katolik Romawi
PemerintahanMonarki
Adipati1
 - 1525–1568Albert I (pertama)
 - 1688–1701Friedreich III (terakhir)
Raja1 
 - 1701–1713Friedreich I (pertama)
 - 1888–1918Wilhelm II (terakhir)
Perdana Menteri1, 2 
 - 1918–1920Paul Hirsch (pertama)
 - 1933–1945Hermann Göring (terakhir)
Era sejarahEropa modern awal hingga Kontemporer
 - Kadipaten Prussia10 April 1525
 - Persatuan dengan Brandenburg27 August 1618
 - Kerajaan Prusia18 January 1701
 - Negara Lepas Prusia9 November 1918
 - Abolisi (de facto)30 January 1934
 - Abolisi (de jure)25 February 1947
Luas
 - 1907348.702 km² (134.635 mil²)
 - 1939297.007 km² (114.675 mil²)
Populasi
 - perk. 181610.349.0003 
 - perk. 187124.689.000 
 - perk. 193941.915.040 
     Kepadatan141,1 /km²  (365,5 /mil²)
Mata uangReichsthaler
Sekarang bagian dariJerman, Polandia,
Rusia, Lithuania,Denmark, Belgia,

Republik Ceko, Swiss

1 The heads of state listed here are the first and last to hold each title over time. For more information, see individual Prussian state articles (links in above History section).
2 The position of Ministerpräsident was introduced in 1792 when Prussia was a Kingdom; the prime ministers shown here are the heads of the Prussian republic.
3 Population estimates:[1]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia 1905

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) adalah kerajaan Jerman dan negara bersejarah berasal dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menguasai Prussia, dengan sukses meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang menyebabkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dibubarkan dengan patut pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia mencapai kepentingan terbesarnya pada masa zaman ke 18 dan 19. Ketika masa zaman 18, beliau menjadi daya Eropa terbesar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika masa zaman 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan adalah inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang diwujudkan pada tahun 1867, yang menjadi bagian dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Nama Prusia diambil dari Bahasa Prusia lama. Pada masa zaman ke-12, "Prusia lama" di jajahan oleh Perajurit salib Jerman, Ksatria Teutonik. Pada tahun 1308, Kesatria Teuton menaklukan daerah yang dulunya milik orang Polanda yaitu Pomerelia bersama Gdańsk (Danzig). Negara kebiaraan para ksatria tersebut telah Dijermanisasi melewati imigrasi dari Jerman bagian Tengah dan Barat, di bagian selatan di Polandianisasi oleh pemukim dari Masovia. Setelah Perdamaian Thorn kedua pada tahun 1466, Prusia dipecah menjadi Kebangsawanan Prusia barat, proponsi dari Polandia dan bagian timur yang dari tahun 1525 dikenal sbg Kadipaten Prusia, kubu dari Kemahkotaan Polandia hingga tahun 1657. Penyatuan Brandenburg dan Kadipaten Prusia pada tahun 1618 berujung pada proklamasi Kerajaan Prusia pada tahun 1701.

Prusia memasuki jajaran daya akbar tak lama setelah menjadi kerajaan,[2][3][4][5] dan memberikan pengaruh paling akbar pada masa zaman ke-18 dan 19. Selama masa zaman ke-18, Prusia memiliki suara yang signifikan dalam isu internasional dibawah pimpinan Friedrich Akbar. Selama masa zaman ke-19, Kanselir Otto von Bismarck menyatukan prinsipalita-prinsipalitas Jerman menjadi "Jerman kecil" tanpa mengikutsertakan Kekaisaran Austria.

Pada Kongres Wina, yang memetakan ulang Eropa setelah kekalahan Napoleon, Prusia memperoleh bagian yang cukup akbar di Barat Laut Jerman, termasuk daerah yang kaya akan batubara, Ruhr. Negara ini tumbuh dengan amat pesat dalam bagian ekonomi dan politik, menjadi inti dari Konfederasi Jerman Utara pada tahun 1867, dan nantinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Kerajaan Prusia sekarang amatlah akbar di Jerman yang baru hingga identitas Jerman tergantikan/tersamarkan oleh identitas Prusia. Garis kebangsawanan Prusia habis pada tahun 1918. Pada masa Republik Weimar, Prusia kehilangan nyaris seluruh daya politik dan legal mereka pada tahun 1932. Elit Prusia lama memainkan peran pasif pada rezim Nazi; Prusia di hilangkan secara resmi pada tahun 1940-an. Prusia Timur kehilangan seluruh populasi Jerman-nya setelah tahun 1945, dan di serap oleh Polandia dan Uni Soviet.

Istilah "Orang Prusia" sering dipakai terutama di luar Jerman, untuk meguatkan kesan dari profesionalisme, agresifitas, militerisme dan konservatifisme dari para Junker yang adalah bangsawan tuan tanah di Timur yang mendominasi Prusia dan nantinya Kekaisaran Jerman sebelum tahun 1918.

Simbol

Simbol negara Prusia yang utama, juga sbg bendera Prusia, menggambarkan seekor elang hitam diatas latar belakangan putih. Warna nasional hitam dan putih sudah dipakai oleh Ksatria Teutonik dan Dinasti Hohenzollern. Ordo Teutonik memakai jubah putih dan dibordir suatu salib hitam berbatas emas dan elang kekaisaran berwarna hitam. Kombinasi dari hitam dan putih dengan merah dan putihnya Liga Hansa, juga Brandenburg menghasilkan bendera komersial berwarna hitam-putih-merah untuk Konfederasi Jerman Utara, yang menjadi bendera Kekaisaran Jerman pada tahun 1871.

Suum cuique ("untuk tiap orang, haknya") ialah moto dari Ordo Elang Hitam yang dihasilkan oleh Raja Friedrich I dari Prusia pada tahun 1701, seringkali diasosiasikan dengan Prusia. Salib Besi, penghargaan militer yang dihasilkan oleh Raja Friedrich William III dari Prusia pada tahun 1813 juga umumnya diasosiasikan dengan Prusia. Daerah Prusia yang dulunya ditinggali oleh orang Baltik Prusia Lama yang di-Kristenkan, menjadi lokasi favorit bagi para imigran Orang Jerman (Ostsiedlung,nantinya kebanyakan pemeluk Protestan), juga Orang Polandia dan Orang Lithuania di daerah perbatasan.

Sejarah Awal

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Situasi setelah penaklukan pada masa zaman ke-13 kemudian. Daerah yang diwarnai ungu dikontrol oleh Negara Kebiaraan Ksatria Teutonik

Pada tahun 1211, Andrew II dari Hungaria menghadiahkan Burzenland di Transilvania sbg Perkubuan untuk Ksatria Teutonik. Pada tahun 1225, Andrew II mengusir Ksatria Teutonik dari Transilvania, dan mereka mesti dipindahkan ke laut Baltik. Konrad I dari Masovia, Adipati Masovia tak sukses dalam usahanya menaklukan Prusia era berhala pada perang Salib tahun 1219 dan 1222.[6] Pada tahun 1226, Adipati Konrad mengundang Ksatria Teutonik, suatu ordo militer Jerman untuk ksatria Perang Salib, yang bermarkas di Kerajaan Jerusalem di kota Acre, untuk menaklukan suku-suku Prusia di perbatasan Kadipaten Masovia.

Pada masa zaman ke-12 dan kemudian, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada masa zaman ke-14 mereka memiliki suatu negara yang mencakup tak hanya Prusia, tetapi semua negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Pada tahun 1252, mereka menyelesaikan penaklukan suku Prusia paling utara yaitu Skalvia juga Baltik Barat Curonia, dilanjutkan dengan pemilihan Kastil Memel yang berkembang menjadi kota pelabuhan akbar Memel (Klaipėda). Perbatasan terakhir sela Prusia dan Kadipaten Akbar Lithuania di tentukan pada Akad Melno pada tahun 1422.

Liga Hansa secara resmi diwujudkan di Eropa bagian Utara pada tahun 1356 sbg kumpulan dagang kota-kota yang ujungnya memperoleh monopoli atas hak dagang kecuali Eropa interior dan Skandinavia untuk pelayaran di Laut Baltik oleh negara asing.[7] Dalam ronde Ostsiedlung, pemukim diundang untuk datang ke Prusia Lama(mayoritas Orang Jerman)dan membawa perubahan pada komposisi etnis, bahasa, aturan sejak dahulu kala istiadat dan hukum. Bahasa Jerman bawah menjadi bahasa yang dominan.

Para Ksatria pendudukan ini adalah bawahan Paus dan Kaisar Romawi Suci. Hubungan mereka yang tadinya tidak jauh dengan Kemahkotaan Polandia memburuk setelah mereka menaklukan Pomerelia yang tadinya direbut oleh Polandia dan Danzig (Gdańsk) pada tahun 1308. Kemudiannya Polandia dan Lithuania, bersekutu melewati Persatuan Krewo (1385), mengalahkan para Ksatria di Pertempuran Grunwal (Tannenberg) pada tahun 1410.

Perang tigabelas tahun (1454-1466) dimulai ketika Konfederasi Prusia, koalisi sela kota-kota Liga Hansa di Prusia Barat, memberontak melawan Ordo Teutonik dan meminta pertolongan untuk Raja Polandia. Pada tahun 1466, mereka mesti mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini (Albert dari Brandenburg-Ansbach masuk agama Protestan dan membuat daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia.[8] Wilayah kadipaten ini kurang lebih sudah sama dengan wilayah daerah yang pada masa yang akan datang disebut Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan untuk dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting karena daerah ini benar di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin akbar karena senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam adanya lemah.

Brandenburg-Prussia

Brandenburg dan Prusia disatukan dua generasi kemudian. Anna, cucu dari Albert I dan putri dari Adipati Albert Friedrich (pensiun tahun 1568-1618), menikahi saudara jauhnya Elektor John Sigismund dari Brandenburg. Setelah mangkatnya Albert Friedrich pada tahun 1618, yang meninggal tanpa penerus lelaki, John Sigismund di berikan hak suksesi untuk Kadipaten Prusia, yang sedang adalah kubu Polandia. Dari saat ini Kadipaten Prusia termasuk dalam uni pribadi dengan Margraviasi Brandenburg. Negara yang dihasilkan, dikenal sbg Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rhineland dari Kadipaten Cleves dan Daerah Mark.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

"Elektor Agung" dan istrinya

Selama Perang Tigapuluh Tahun, tanah-tanah Hohenzollern yang tak terhubung berkali-kali diserang oleh beragam jenis pasukan, terutama tentara pendudukan Kekaisaran Swedia. Magrave George William (1619-1640) yang tak efektif dan militernya lemah melarikan diri dari Berlin ke Königsberg, ibukota historis dari Kadipaten Prusia, pada tahun 1637. Penerusnya, Friedrich William I (1640-1688), mereformasi Pasukan Prusia untuk membela tanah cairan.

Friedrich William I pergi ke Warsawa pada tahun 1641 untuk berkunjung ke Raja Władysław IV Vasa dari Polandia untuk Kadipaten Prusia, yang sedang dipegang didalam kubu Kemahkotaan Polandia. Pada fase pertama Perang Utara Kedua (1654-1660), Friedrich William I mengambil kadipaten tersebut sbg kubu dari Raja Swedia yang nantinya memberi kedaulatan penuh untuk Prusia menurut Akad Labiau. Pada tahun 1657, akad ini diperbaharui oleh Raja Polandia dalam Akad Wehlau dan Akad Bromberg. Bersama dengan Prusia, Dinasti Hohenzollern Brandenburg sekarang memiliki teritori yang lepas dari kewajiban-kewajiban feodal, yang menjadi basis kenaikan mereka berdua menjadi raja.

Friedrich William I dikenal sbg "Elektor Agung" untuk pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang dia capai dengan memainkan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni untuk melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia untuk imigrasi pengungsi Protestan, dan dia menetapkan birokrasi untuk menjalankan pemerintahan dengan efisien.

Kerajaan Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Bendera Prusia sela 1701 dan 1918.

Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Semenjak saat ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan terbesar. Untuk menghindari amarah Polandia, dimana benar wilayah Prusia Lama termasuk didalamnya, maka Kaisar Romawi Suci Leopold I yang mana beberapa akbar wilayah Prusia benar, memperbolehkan Friedrich untuk menyebut dirinya sbg "Raja di Prusia", bukan "Raja dari Prusia".

Friedrich I dilanjutkan oleh putranya, Friedrich William I dari Prusia (1713-1740), "Raja Serdadu" yang ketat, tak peduli tentang seni tetapi sangat hemat dan praktis. Dia dipertimbangkan sbg pembuat birokrasi Prusia yang terkenal dan angkatan bersenjata yang diprofesionalisasi, yang dia kembangkan menjadi salah satu yang terkuat di Eropa, walaupun tentaranya hanya sedikit saja beraksi selama Perang Akbar Utara. Dalam prespektif perbandingan sela ukuran angkatan bersenjata dengan populasi total,Mirabeau mengatakan: Prusia, bukanlah negara dengan angkatan bersenjata, tetapi angkatan bersenjata yang memiliki negara.[9] Juga, Friedrich William memukimkan lebih dari 20.000 pengungsi Protestan dari Salzburg ke daerah Prusia Timur yang jarang masyarakat, yang nantinya diperluas hingga bantaran barat Sungai Memel, dan daerah-daerah lainnya. Menurut pokok dari akad Stockholm (1720), Prusia juga memperoleh setengah dari wilayah Pomerania Swedia.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich William I dari Prusia, sang "Raja Serdadu"

Sang Raja meninggal pada tahun 1740 dan diteruskan oleh putranya, Friedrich II dari Prusia, yang pencapaiannya berujung pada reputasinya sbg "Friedrich Agung".[10] Sbg putra mahkota, Friedrich memfokuskan dirinya pada filosofi dan kesenian.[11] Dia adalah pemain suling yang jempolan. Pada tahun 1740, pasukan Prusia menyebrang ke perbatasan yang tak dipertahankan milik Silesia dan mendiami Schweidnitz. Silesia adalah provinsi paling kaya dari Austria Habsburg.[12] Peristiwa ini menandai dimulainya tiga perang Silesia (1740-1763).[13]Perang Silesia pertama (1740-1742) dan Perang Silesia kedua (1744-1745) secara historis telah menjadi satu dengan perang Eropa yang umum bernama Perang Suksesi Austria (1740-1748). Kaisar Romawi Suci Charles VI meninggal pada 20 Oktober 1740. Dia mewariskan tahtanya untuk putrinya, Maria Theresa.

Dengan mengalahkan Tentara Austria pada Pertempuran Mollwitz 10 April 1741, Friedrich sukses menaklukan Silesia Bawah (bagian barat laut dari Silesia).[14] Tahun berikutnya, 1742, dia menaklukan Silesia Atas (bagian Tenggara). Lebih dari itu, pada Perang Silesia ketiga (biasanya disatukan dengan Perang Tujuh Tahun) Friedrich sukses memperoleh kemenangan telak atas Austria pada Pertempuran Torgau. Dengan kemenangan ini dan kemenangan umum pada Perang Tujuh Tahun, Friedrich, bersekutu dengan Britania Raya, Hanover dan Gravia Tanah Hesse-Kassel, sukses menahan Silesia dari serbuan koalisi Sakson, Austria, Perancis dan Rusia.[15]Voltaire, kenalan tidak jauh sang raja, sempat mengibaratkan Friedrich Akbar dengan mengutarakan: "...bagaikan Sparta di pagi hari dan Athena di sore hari." Dari peperangan ini maka berlanjutlah Rivalitas Austria-Prusia yang mendominasi arena politik Jerman hingga tahun 1866.

Silesia, penuh dengan tanah yang subur dan kota-kota manufaktur yang makmur, menjadi daerah vital bagi Prusia, menyumbang akbarnya area, populasi dan kekayaan negara.[16] Sukses di ajang laga melawan Austria dan kekuatan-kekuatan lainnya mengokohkan status Prusia sbg daya akbar di Eropa. Perang Silesia memulai lebih dari seabad rivalitas dan konflik sela Prusia dan Austria sbg dua negara terkuat yang benar didalam Kekaisaran Romawi Suci (meskipun, ironisnya, keduanya memiliki teritori yang akbar diluar kekaisaran.)[17] Pada tahun 1744 Negara Frisia Timur jatuh ke tangan Prusia mengikuti kehancuran dinasti Cirksena yang menguasainya.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Raja Friedrich II,
"Agung"

23 tahun masa pemerintahanya hingga tahun 1786, Friedrich II, yang memahami posisi dirinya sbg "pelayan pertama negara", mempublikasikan pembangunan daerah Prusia seperti Oderbruch. Pada saat yang sama dia mendirikan daya militer Prusia dan berpartisipasi di Pemisahan Polandia yang pertama dengan Austria dan Rusia (1772), kebijakan yang secara geografis menghubungkan teritori-teritori Brandenburg dengan wilayah Prusia. Dalam Periode ini, dia juga membuka perbatasan Prusia untuk imigran yang lari dari intoleransi religius di bagian Eropa lainnya, contohnya para Huguenots. Prusia menjadi tempat pengungsian seperti halnya Amerika Serikat menerima imigran yang mencari kebebasan pada masa zaman ke-19.[18]

Fiedrich Agung, "Raja dari Prusia" yang pertama, mempraktekkan absolutisme tercerahkan. Dia mengenalkan hukum sipil umum, melarang penyiksaan dan mengesahkan prinsip bahwa Mahkota tak akan ikut campur dalam hal penegakkan hukum. Dia juga mempublikasikan edukasi sekunder tingkat lanjut, pionir dari sistem gymnasium (sekolah gramatika) di Jerman, yang mempersiapkan murid-murid terpintar mereka untuk pelajaran Universitas.[19] Sistem pendidikan Prusia dicontoh oleh beragam negara, termasuk Amerika Serikat.[18]

Peperangan era Napoleon

Selama masa pemerintahan Friedrich William II dari Prusia (1786-1797), Prusia menganeksasi teritorial Polandia melewati Pemisahan Polandia yang lebih lanjut. Penerusnya, Friedrich William III dari Prusia (1797-1840), mengumumkan persatuan sela Lutheranisme dan Gereja reformis di Prusia menjadi satu.[20]

Prusia mengambil peran sbg pimpinan di Perang Revolusi Perancis, tetapi terdiam untuk beberapa dekade dikarenakan oleh Perdamaian Basel pada tahun 1796, dan bertempur kembali dengan Perancis pada tahun 1806 karena negosiasi dengan negara tersebut untuk pengalokasian pengaruh di Jerman telah gagal. Prusia menderita kekalahan telak melawan prajurit Napoleon Bonaparte di Pertempuran Jena-Auerstedt, mempunyai pengahabisan suatu peristiwa larinya Friedrich William III dan keluarganya ke Memel. Dibawah Akad Tilsit pada tahun 1807, Prusia kehilangan sepertiga dari wilayahnya, termasuk wilayah yang didapat dari Pemisahan Polandia yang pertama dan ketiga, kemudiannya jatuh ketangan Kadipaten Warsawa. Selain itu, sang raja mesti membayar kekalahan tersebut dengan pembatasan pasukan hanya 42.000 serdadu saja, dan memperbolehkan pasukan Perancis untuk ditempatkan di seantero Prusia, secara efektif membuat Kerajaan Prusia menjadi satelit Perancis.[21]

Sbg reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti Stein dan Hardenberg bersiap memainkan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari perbudakan dan Emansipasi Yahudi memperbolehkan kedua kelas ini untuk menjadi warga negara penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan lepas dikenalkan. Ronde reformasi angkatan bersenjata habis pada tahun 1813 dengan pengenalan mesti militer.[22]

Setelah kekalahan Napoleon di Rusia, Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil bagian dalam Koalisi ke enam selama "Perang Pembebasan" (Befreiungskriege) melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal Gebhard Leberecht von Blücher memberi kontribusi akbar dalam Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 untuk kemenangan kemudian atas Napoleon. Hadiah untuk Prusia pada tahun 1815 dalam Kongres Wina ialah pengembalian teritori Prusia yang lepas ke Perancis, dan juga seluruh Rhineland, Westphalia, dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital karena mencakup daerah Ruhr, pusat dari awalnya industrialisasi Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berfaedah melipatgandakan populasi Prusia. Sbg gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah untuk memungkinkan terbentuknya Kongres Polandia dibawah pemerintahan Rusia.[21]

Pada tahun 1848 para liberalis melihat benar kesempatan beraksi ketika terjadinya Revolusi 1848 yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja Friedrich William IV dari Prusia memperbolehkan benarnya Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika Parlemen Frankfurt menawarkan Friedrich William mahkota dari Jerman Bersatu, dia menolak dengan gagasan dia tak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.[23]

Parlemen Frankfurt dipaksa selesai pada tahun 1849, dan Friedrich William mengeluarkan Konstitusi pertama Prusia atas nama dirinya pada tahun 1850. Dokumen konservatif ini diperuntukan untuk parlemen dua kamar. Dewan rendah, atau Landtag dipilih oleh semua pembayar pajak, yang dibagi menjadi tiga kelas yang suaranya di bobotkan berdasarkan jumlah pajak yang diberikan. Wanita dan bukan pembayar pajak tak dapat memberi suara. Ini mempunyai pengahabisan suatu peristiwa pada sepertiga pemilih yang dapat menentukan 85% kursi legislatif, memastikan dominasi orang benar di populasi Prusia. Dewan atas, yang nantinya dinamai ulang menjadi Herrenhaus ("Dewan Ketuanan/Bangsawan"), yang diangkatkan langsung oleh sang Raja. Dia mempertahankan otoritas eksekutif penuh dan par menteri menjawab langsung untuk Raja. Hasilnya, tekanan dari kelas pemilik tanah, para Junker menjadi semakin kuat, terutama di Provinsi-Provinsi bagian Timur.[24]

Perang unifikasi Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita ingin mempersatukan negara-negara Jerman yang kala itu terpecah belah menjadi suatu negara kesatuan yang kuat. Bismarck memutuskan untuk mengalahkan kaum liberal dan konservatif untuk memperkuat supermasi Prusia dan pengaruh Prusia diatas negara-negara Jerman. Benar perdebatan seputar Bismarck untuk benar-benar berniat dari awal membuat suatu negara Jerman bersatu ketika dia memulai masa baktinya, atau dia hanya mengambil kesempatan dari situasi yang benar. Memoar Bismarck tentunya menggambarkan seroang idealis yang patut dibanggakan, tetapi ditulis dengan kekurangan sudut pandang yang terlewatkan oleh sang penulisnya. Yang jelas, Bismark memperoleh dukungan yang banyak dari masyarakat Jerman yang mendambakan unifikasi. Dia kemudiannya memimpin Prusia melewati tiga peperangan yang berujung pada kenaikan William menjadi Kaisar Jerman.

Peperangan Schleswig

Kerajaan Denmark pada saat itu memiliki persatuan pribadi dengan Kadipaten Schleswig dan Holstein, keduanya memiliki hubungan yang tidak jauh satu sama lain walaupun Holstein dulunya adalah anggota Konfederasi Jerman. Ketika pemerintah Denmark mencoba untuk mengintegrasikan Schleswig tetapi tak Holstein kedalam negara Denmark, Prusia memimpin Konfederasi Jerman melawan Denmark dalam Perang Schleswig pertama (1848-851). Karena Kekaisaran Rusia mendukung Austria, Prusia juga menyerahkan predominasi mereka di Konfederasi Jerman ke Austria dalam pokok Akad Olmütz pada tahun 1850.

Pada tahun 1863, Denmark mengenalkan konstitusi bersama sela Denmark dan Schelswig. Ini menjadi pemicu konflik dengan Konfederasi Jerman, yang memberikan wewenang pendudukan Holstein oleh Konfederasi, yang kemudiannya membuat pasukan Denmark mundur. Pada tahun 1864, angkatan bersenjata Prusia dan Austria menyebrangi perbatasan Holstein dan Schleswig dan menandakan dimulainya Perang Schleswig kedua. Pasukan Austria-Prusia mengalahkan pasukan Denmark yang menyerahkan kedua wilayah tersebut ke Konfederasi. Hasilnya, pada Konvensi Gastein pada tahun 1865, Prusia mengambil alih administrasi Schelswig dan Austria mengambil alih administrasi Holstein.

Perang Franco-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kontroversi atas Kekaisaran Perancis Kedua untuk kenaikan Keluarga Hohenzollern ke takhta Spanyol dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Memakai Perintah ems miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari suatu insiden dimana duta akbar Perancis sedang mendekati William. Pemerintahan Napoleon III dari Perancis dengan hasrat benarnya perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan perseteruan Franco-Jerman. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di sela mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat karena persatuan pasukan Jerman yang kilat pada Perang Franco-Prusia tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, Baden, Württemberg dan Kerajaan Bavaria - yang tadinya berdiri diluar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi Kekaisaran Jerman.

Kekaisaran ini adalah solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("kleindeutsche Lösung") atas bagaimana caranya menyatukan seluruh masyarakat berbahasa Jerman menjadi satu negara, karena tetap tak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan Hungaria dan daerahnya meliputi orang-orang yang tak berbahasa Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatkannya Raja Friedrich I dari Prusia), William diproklamirkan sbg "Kaiser Jerman" dan terbukanya sbg "Kaisar dari Jerman", di Kamar Kaca di Istana Versailles yang bertempat di luar Paris, selama berlanjutnya pengepungan terhadap kota Paris.

Perang Austro-Prusia

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Ekspansi Prusia pada tahun 1807–1871

Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan sela Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman kemudiannya berujung pada Perang Austro-Prusia (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.

Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk Kerajaan Bavaria dan Württemberg), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk Kerajaan Sachsen) dan Kerajaan Hanover di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari Italia, beberapa akbar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada Pertempuran Königgrätz dibawah pimpinan pSesepuh Helmuth von Moltke. Persengketaan yang berjalan seabad lamanya sela Berlin dan Wina untuk dominasi Jerman kemudiannya habis. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah membantu mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tak mau berkonfrontasi dengan superpower darat saat itu, yaitu Prusia. Prusia kemudiannya mennyelesaikan ambisinya untuk mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan memperoleh daya ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.

Bismarck menginginkan Austria untuk menjadi sekutu Prusia di masa datang, sehingga dia menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada Perdamaian Praha (1866), Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, Graviasi Tanah Hesse Kassel, Kadipaten Nassau dan Frankfurt. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas Schleswig-Holstein. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa halangan di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari seluruh populasi Jerman. Konfederasi Jerman dibubarkan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai Main untuk membentuk Konfederasi Jerman Utara.

Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, karena Prusia wilayahnya mencakup 4/5 dari seluruh wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang nyaris mutlak di tangan Prusia kemudiannya diamankan melewati konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Daya eksekutif dipegang oleh Presiden, dan ditolong oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini memakai sistem keturunan, yaitu dari wangsa Hohenzollern yang adalah penguasa Prusia. Benar juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau Reichstag dipilih melewati pemilu yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau Bundesrat (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada prakteknya adalah kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia memiliki 17 dari 43 suara dan dengan gampang dapat mengatur jalanya sidang melewati aliansi dengan negara lain.

Karena perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Main teorinya tetap independen, tetapi sedang dibawah perlindungan Prusia. Sbg tambahan, akad pertahanan mutual dihasilkan. Tetapi, keberadaan akad ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke depan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba menyerang Luksemburg.

Kekaisaran Jerman

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sbg bagian Kekaisaran Jerman pada tahun 1871–1918

Dua dekade setelah pemersatuan Jerman adalah puncak kejayaan Prusia, tetapi bibit-bibit pertikaian politik ditabur kedalam sistem politik Pruso-Jerman.

Konstitusi Kekaisaran Jerman memakai konstitusi Konfederasi Jerman Utara yang sedikit diamandemen. Resminya, Kekaisaran Jerman sendiri adalah negara federasi. Prakteknya, hubungan sela Prusia dengan negara bagian Jerman lainnya sedikit memusingkan. Kerajaan Hohenzollern (Prusia) mencakup 3/5 dari wilayah Jerman dan 2/3 dari total populasi Jerman. Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada prakteknya adalah pasukan Prusia yang diperbesar, walaupun kerajaan-kerajaan lain (Bavaria, Sachsen dan Württemberg) tetap memiliki pasukan mereka masing-masing. Mahkota kekaisaran adalah jabatan turun menurun milik Wangsa Hohenzollern, kebangsawanan dari Prusia. Perdana Mentri Prusia juga adalah Kanselir Kekaisaran Jerman kecuali untuk periode Januari-November 1873 dan 1892-94. Kekaisaran Jerman sendiri tak memiliki hak untuk mengambil pajak langsung dari mesti pajak; pemasukan yang menjadi wewenang langsung Pemerintahan Federasi ialah bea masuk cukai, bea cukai umum serta penerimaan dari pelayanan telegrafi dan surat. Walaupun semua pria diatas umur 25 dapat mengikuti pemilihan umum, Prusia tetap memakai sistem pemilihan tiga kelas mereka. Hal ini secara efektif mengharuskan para pimpinan pemerintahan untuk mencari legislatur yang dipilih dari dua cabang. Patut di Kerajaan Prusia maupun di Kekaisaran Jerman, konstituen asli tak pernah diubah menyesuaikan perubahan yang terjadi di populasi mereka, yang gunanya daerah-daerah pelosok memiliki terlalu banyak suara di parlemen Jerman pada awal masa zaman ke-20.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Kaisar Friedrich III

Hasilnya, Prusia dan Kekaisaran Jerman menjadi semacam paradoks. Bismarck mengetahui bahwa Jerman Reich yang baru ini adalah suatu raksasa apabila dibandingkan dengan negara lainnya di benua Eropa. Dengan begitu, dia mendeklarasikan Jerman sbg daya yang sudah kenyang, memakai bakatnya untuk mempertahankan perdamaian, contohnya seperti pada Kongres Berlin. Bismarck hanya memiliki sedikit sukses dalam kebijikan dalam negrinya, salah satunya Kulturkampf yang anti-Katolik, tetapi selain dari itu, dia juga meraih beberapa kesuksesan seperti Jermanisasi atau pengusiran orang Polandia yang warga negara asing (Rusia atau Austria-Hungaria).

Friedrich III menjabat sbg kaisar hanya selama 99 hari pada tahun 1888 setelah bapaknya wafat karena kanker.

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Pada umur 29 tahun, William menjabat sbg Kaisar William II setelah melewati masa muda yang sulit dan konflik dengan ibunya yang berasal dari Britania Victoria, Putri Bangsawan. William II terbukti sbg individu yang berpengalaman terbatas, pandangan yang sempit dan reaksioner, tak bijaksana, dan terkadang pemarah, yang menjauhkan kenalan dan sekutunya sendiri.

Jalur Kereta Api

Prusia menasionalisasikan perkeretaapianya pada medio 1880an dalam rangka menurunkan ongkos kereta barang dan meratakan ongkos-ongkos tersebut ke semua pemakai perbuatan yang berguna kirim. Bukannya menurunkan ongkos serendah mungkin, pemerintah malah memakai perusahaan kereta api untuk memperoleh laba, dan laba dari kereta api inilah yang menjadi salah satu pendapatan terbesar Prusia. Nasionalisasi perkeretaapian ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Prusia melambat dikarenakan oleh pembangunan jalur kereta yang malah difokuskan di daerah terpencil. Lebih dari itu, surplus dari laba kereta api digunakkan untuk pengembangan sistem perpajakan yang mencukupi.[25]

Negara Lepas Prusia di Republik Weimar

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Negara Federal dari Republik Weimar. Prusia berwarna biru terang. Setelah Perang Dunia I, Provinsi-Provinsi dari Posen dan Provinsi Prusia Barat datang besar-besaran masuk ke Republik Polandia Kedua; Posen-Prusia Barat dan Distrik Prusia Barat diwujudkan dari bagian yang tersisa.

Karena terjadinya Revolusi Jerman pada tahun 1918, Wilhelm II diturunkan dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sbg suatu "Negara Bebas" (sebuah republik, Bahasa Jerman: Freistaat) didalam Republik Weimar yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.

Nyaris semua lepasnya teritori Jerman, dinyatakan dalam Akad Versailles, ialah daerah-daerah yang pernah menjadi bagian dari Prusia: Eupen dan Malmedy ke Belgia; Schleswig Utara ke Denmark; Teritori Memel ke Lithuania; Hlučínsko ke Cekoslovakia. Banyak daerah Prusia dianeksasi pada pemisahan Polandia, seperti Provinsi Posen dan Prusia Barat, juga Silesia Atas bagian Timur, dialihkan ke Republik Polandia Kedua. Danzig menjadi Kota Lepas Danzig dibawah administrasi Liga Bangsa-Bangsa. Selain daripada itu, Saargebiet dihasilkan dari teritori-teritori Prusia yang lama. Prusia Timur menjadi eksklaf, hanya dapat dikunjungi memakai kapal (Pelayanan Kelautan Prusia Timur) atau memakai kereta melewati koridor Polandia.

Pemerintah Jerman sudah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada masa Republik Weimar menjadi negara bagian terbesar, meliputi 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis daya politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi daya sayap kiri.[26]

Dari tahun 1919 ke tahun 1932, Prusia diatur oleh koalisi Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Sentral Jerman dan Partai Demokratik Jerman; dari tahun 1921 ke tahun 1925, pemerintah koalisi sudah termasuk dengan Partai Rakyat Jerman. Tak seperti negara bagian lain dari Reich Jerman, kekuasaan mayoritas oleh partai-partai demokratis tak pernah terancam. Tetap saja, di Prusia Timur dan beberapa daerah industri, Partai Nazi binaan Adolf Hitler terus menerus meningkatkan pengaruh mayoritas pemilih, terutama dari kelas pertengahan kebawah semenjak 1930. Selain dari Silesia Atas yang mayoritas Katolik, Partai Nazi pada tahun 1932 menjadi partai terbesar di beberapa akbar Negara Lepas Prusia. Tetapi, partai-partai demokratis dalam koalisi tetap menjadi mayoritas, sedangkan Komunis dan Nazi menjadi oposisi.[27] Wilayah Prusia pada tahun 1922 adalah sbg berikut:

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Prusia sela tahun 1922 dan 1933.

  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara bagian Brandenburg, Jerman dan bagian dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara bagian Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara bagian Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara bagian Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara bagian Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara bagian Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan bagian dari Provinsi Lubuskie, Polandia; bagian dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara bagian Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara bagian Nordrhein-Westfalen, Jerman)

Orang Prusia Timur bernama Otto Braun, yang adalah menteri-presiden untuk Prusia nyaris tanpa putus pada tahun 1920 hingga 1932, dinilai sbg orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Dia mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan untuk penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri Carl Severing, yang nantinya juga menjadi panutan saat Republik Federal Jerman (RFJ) di masa datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya dapat diturunkan dari kursi jabatan apabila sudah benar "suara mayoritas positif" akan benarnya penerus yang potensial. Pemikiran ini, yang juga dikenal sbg mosi tak percaya, terbawa ikut pada pembentukan Hukum Dasar untuk Republik Federal Jerman. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada masa ini lebih sukses dibandingkan Jerman pada umumnya saat itu.[28]

Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia adalah pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh Preußenschlag ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh Kanselir Reich Franz von Papen. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan gagasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kendali atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya Minggu berdarah di Altona, Hamburg, yang sedang menjadi bagian Prusia pada masa itu) dan dengan memakai bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan putsch gabungan. Menteri Pertahanan Umum Kurt von Schleicher, yang adalah orang utama dibalik bukti palsu yang mencetuskan bahwa polisi Prusia, dibawah perintah Otto Braun mengutamakan Rotfrontkämpferbund kaum Komunis pada saat benarnya perkelahian di jalan sela mereka dengan kaum SA sbg dasar formasi revolusi Marksisme, yang dia gunakan untuk memperoleh dekrit darurat dari Presiden Paul vin Hindenburg yang mempunyai pengahabisan suatu peristiwa pada pengalihan kontrol Prusia ke Reich.[29] Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich untuk Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Peristiwa Preußenschlag hanya mempermudah Hitler untuk mengambil alih kekuasaan setengah tahun kemudian atas seluruh wilayah Jerman, karena dia menguasai seluruh elemen dari aparat pemerintahan Prusia.[30]

Setelah Perang Dunia II dan kemudian riwayat Prusia

Setelah diangkatkannya Hitler sbg kanselir baru, partai Nazi memakai tidak hal mempunyai Franz von Papen sbg kesempatan untuk menaikkan komisioner federal Hermann Göring untuk menjadi Mendagri Prusia. Pemilu Reichstag pada tanggal 5 Maret 1933 memperkuat posisi Partai Nazi, walaupun mereka belum mencapai mayoritas absolut di Prusia.[31]

Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkanlah oleh

Karena yang dibangun Reichstag telah terbakar beberapa minggu sebelumnya, Reichstag yang baru dibuka di Gereja Garnsium Postdam pada tanggal 21 Maret 1933 yang dihadiri oleh Paul von Hindenburg. Dalam pertemuan penuh propaganda sela Hitler dan Partai Nazi, "pengawinan sela Prusia tua dan Jerman muda" di peringati, untuk memenangkan suara monarkis, konsevatif dan nasionalis Prusia serta memasukan mereka sbg suara pemilih untuk Peraturan Pengizinan 1933.

Perang Dunia II habis pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman direbut oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula mendiami Jerman. Wilayah Jerman kemudian dibagi empat dan semua wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan untuk Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Kala itu lebih dari 10 juta warga Jerman ditolak dari wilayah-wilayah tersebut.

Tentara Sekutu kemudian menghapuskan status Prusia sbg suatu negara bagian dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia memperoleh namanya, dibagi sela Rusia (sebagai negara bagian Uni Soviet) dan Polandia.

Meski sudah dibubarkan, banyak yang menilai bahwa negara Jerman Timur adalah suatu kontinuasi dari Prusia.

Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 benar yang mengusulkan untuk membentuk kembali negara Prusia namun banyak yang menentang sehingga kemudiannya tak jadi.

Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur bagian utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari warga Jerman, mulai dimukimi warga Jerman lagi, terutama mereka yang berasal dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur benar sekitar 10.000 warga etnis Jerman.

Lihat Juga

  • Daftar penguasa Prusia
  • Nilai-nilai Prusia
  • Wilhelminisme
  • Istana-istana Prusia dan Pondasi Kebun-Kebun di Berlin-Brandenburg

Referensi

  1. ^ tacitus.nu
  2. ^ Fueter, Eduard (1922). World history, 1815–1920. United States of America: Harcourt, Brace and Company. pp. 25–28, 36–44. ISBN 1-58477-077-5.
  3. ^ Danilovic, Vesna. "When the Stakes Are High—Deterrence and Conflict among Major Powers", University of Michigan Press (2002), p 27, p225-p228
  4. ^ [1] Aping the Great Powers: Frederick the Great and the Defence of Prussia's International Position 1763–86, Pp. 286-307.
  5. ^ [2] The Rise of Prussia
  6. ^ Edward Henry Lewinski Corwin Lewinski-Corwin, Edward Henry (1917). A History of Prussia. New York: The Polish Book Importing Company. hlm. 628. 
  7. ^ Robert S. Hoyt and Stanley Chodorow (1976) Europe in the Middle Ages. Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-524712-3 p. 629.
  8. ^ H. W. Koch, A History of Prussia p. 33.
  9. ^ Avnery, Uri (2002). "The Army has a State". Media Monitors Network. 
  10. ^ H. W. Koch, A History of Prussia pp. 100–102.
  11. ^ Robert B. Asprey, Frederick the Great: The Magnificent Enigma (1986) pp. 34–35.
  12. ^ Koch, A History of Prussia, p. 105.
  13. ^ Robert A. Kahn, A History of the Habsburg Empire 1526–1918 (1974) p. 96.
  14. ^ Asprey, Frederick the Great: the Magnificent Enigma, pp. 195–208.
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgermann, The Anchor Atlas of World History: Volume 1 (1974) pp. 282–283.
  16. ^ James K. Pollock & Homer Thomas, Germany: In Power and Eclipse (1952) pp. 297–302.
  17. ^ Marshall Dill, Jr., Germany: A Modern History (1970) p. 39.
  18. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 7
  19. ^ Hans-Christof Kraus. Kultur, Bildung und Wissenschaft im 19. Jahrhundert. Oldenbourg Wissenschaftsverlag, 2008, p. 90
  20. ^ Clark, Iron Kingdom ch 12
  21. ^ a b Clark, Iron Kingdom ch 11
  22. ^ Clark, Iron Kingdom ch 10
  23. ^ Clark, Iron Kingdom ch 13–14
  24. ^ Clark, Iron Kingdom ch 14
  25. ^ Rainer Fremdling, "Freight Rates and State Budget: The Role of the National Prussian Railways 1880–1913," Journal of European Economic History, Spring 1980, Vol. 9#1 pp 21–40
  26. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 620-24
  27. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 630-39
  28. ^ Clark, Iron Kingdom, p 652
  29. ^ Wheeler-Bennett, John The Nemesis of Power, London: Macmillan, 1967 page 253.
  30. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 647-48
  31. ^ Clark, Iron Kingdom, pp 655-70

Bibliografi

  • Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947 (2009), standard scholarly history ISBN 978-0-7139-9466-7
  • Duchhardt, Heinz (2006). "Friedrich Wilhelm, der Große Kurfürst (1640–1688)". In Kroll, Frank-Lothar. Preußens Herrscher. Von den ersten Hohenzollern bis Wilhelm II (dalam bahasa German). Beck. hlm. 95–112. ISBN 3-406-54129-1. 
  • Koch, H. W. History of Prussia (1987) ISBN 0-582-48190-2
  • Kotulla, Michael (1 January 2008). Deutsche Verfassungsgeschichte: vom Alten Reich bis Weimar (1495–1934). Springer. ISBN 978-3-540-48705-0. Diakses 11 December 2011. 

edunitas.com