Prosedur analitis apa saja yang dapat diterapkan auditor dalam siklus penggajian dan personalia?

Audit Siklus Penggajian dan Personalia Kelompok 4 Audit Sektor Komersial Ajar Redindra Islami (3) Ari Budiyono (5) Dian Putri Irmayanti (11) Farisa Noviyanti (13) Tesalonika Broery Agustin (27) Kelas 8 D Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus Audit Siklus Penggajian dan Personalia AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA A. PENDAHULUAN Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Tenaga kerja adalah pertimbangan yang penting dalam penilaian persediaan perusahaan manufaktur, perusahaan konstruksi, dan industri lainnya. Penilaian dan pengalokasian tenaga kerja yang tidak tepat dapat menimbulkan salah saji laba bersih yang material. Penggajian juga merupakan bidang dimana sumber daya perusahaan dapat terbuang akibat ketidakefisienan atau pencurian melalui kecurangan. Seperti dalam siklus penjualan dan penagihan, audit atas siklus penggajian dan personalia juga mencakup pemahaman tentang pengendalian internal, penilaian risiko pengendalian, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, prosedur analisis, serta pengujian atas rincian saldo. Dalam audit yang umum, perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia serta siklus lainnya meliputi :  Hanya ada satu siklus transaksi untuk penggajian. Sebagian besar siklus lainnya memasukkan setidaknya dua kelas transaksi. Sebagai contoh siklus penjualan dan penagihan memasukkan baik transaksi penjualan maupun penerimaan kas, dan sering kali melibatkan retur penjualan serta penghapusan piutang tak tertagih. Penggajian hanya memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam periode waktu yang singkat.  Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan ketimbang akun neraca terkait. Akun akun yang terkait dalam penggajian seperti misalnya penggajian akrual dan potongan pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi selama tahun bersangkutan.  Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua perusahaan, bahkan perusahaan kecil sekalipun. Penalty yang tinggi yang dikenakan pemerintah Negara bagian federal telah mendorong efektifnya pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak penggajian. Selain itu, masalah moral karyawan juga dapat mengemuka jika karyawan tidak diberi gaji atau diberi gaji yang kecil. Karena ketiga karakteristik tersebut, maka ketika mengaudit penggajian, biasanya auditor menekankan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis. Pengujian atas rincian saldo hanya memerlukan beberapa menit bagi sebagian besar akun yang berhubungan dengan penggajian. B. AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum. 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia ditunjukkan pada gambar di atas. Akun T akan digunakan untuk mengilustrasikan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam sebagian besar system, akun gaji dan upah akrual hanya akan diguakan pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila karyawan telah benar benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi. Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar. C. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan diakhiri dengan membayar karyawan tersebut atas jasa yang mereka laksanakan dan pemotongan pajak oleh pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat akrual. Jadi, siklus tersebut melibatkan perolehan jasa dari karyawan yang konsisten dengan tujuan perusahaan, dan akuntansi yang tepat untuk jasa tersebut. 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Lihat tabel di atas. Kolom ketiga mengidentifikasi 4 fungsi bisnis dalam siklus penggajian dan personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan antara fungsi bisnis, kelas transaksi, akun-akun dan dokumen serta catatan. Auditor harus memahami fungsi bisnis dan dokumen serta catatan tersebut sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi. Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen untuk mewawancarai dan merekrut personel yang memenuhi kualifikasi. Departemen tersebut juga merupakan sumber catatan yang independen bagi verifikasi internal atas informasi upah. Termasuk penambahan dan penghapusan gajiserta perubahan upah dan pengurangan. Catatan personalia (personel records) meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil, tingkat pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja dan tanggal berhenti bekerja. Formulir otorisasi pengurangan. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pengurangan gaji, termasuk jumblah pembebasan untuk pemotongan pajak pengasilan, 401(K) dan program tabungan pension lainnya, obligasi tabungan A.S. serta iuran serikat pekerja. Formulir otorisasi tingkat pembayaran. Formulir ini digunakan untk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumber informasinya adalah kontrak tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau dlam kasus pejabat perusahaan, otorisasi dari dewan direksi. Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian merupakan hal yang penting dalam audit penggajian karena mempengaruhi secara langsung beban peggajian dalam setiap periode. Untuk mencegah salah saji dalam epat aktivitas berikut diperlukan pengendalian yang memadai :  Penyiapan kartu waktu oleh karyawan 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia  Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan dan pembayaran bersih  Penyiapan cek gaji  Penyiapan catatan gaji Kartu waktu (time card). Adalah dokumen yang mengidentifikasi waktu per jam karyawan mulai dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawa. Kartu waktu ini dapat berupa formulir kertas atau electronic, dan dapat disiapkan secara otomatis oleh jam waktu atau pembaca kartu identifikasi. Kartu waktu ini biasanya diserahkan setiap minggu. Karyawan yang menerima gaji tetap atau pembebasan biasanya tidak mengisi kartu waktu. Mereka hanya diharuskan mengisi laporan waktu untuk mengklaim upah lembur, cutih libur atau sakit. Tiket waktu pekerjaan. Tiket waktu pekerjan adalah formulir yang menunjukkan pekerjaan mana yang dikerjakan karyawan selama periode waktu tertentu. Formulir ini hanya digunakan oleh seorang karyawanmelakukan pekerjaan berbeda atau bekerja dalam departemen yang berbeda. Tiket waktu pekerjan seringkali diakukan secra electronic dengan system pelaporan waktu dan beban File transaksi penggajian. File yang dibuat oleh computer ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang diproses aoleh system akuntansi selama satu periode, seperti satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun. File tersebut berisi semua informasi yang dimasukkankedalam system dan informasi tentang setiap transaksi seperti nama karyawan, dan nomer identifikasi, tanggal, pembayaran kotor dan bersih, berbagai jumlah pemotongan pajak dan klasifikasi akun atau klasifikasi. Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi mengenai penggajian digunakan untuk berbagai catatan, daftar dan laporan, seperti jurnal penggajian file induk penggajian, dan rekonsiliasi bank penggajian. Jurnal atau data penggajian. Laporan inidibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya mencantumkan nama karyawan, jumlah penggajian kotor dan bersih, jumlsh pemotongan, serta klasifikasi akun atau klasifikasi transaksi. Transaksi yang sama dimasukkan kedalam jurnal atau daftar juga diposting secara simultan kebuku besar umum dank e file besar induk penggajian. File induk penggajian (payroll master file) adalah file computer yang digunakan untuk mencatat transaksi penggajian bagisetiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan yang dibayar selama tahun tersebut hingga tanggal saat ini. Catatansetiap karyawan mencantumkan pembayaran kotor selama setiap periode penggajian, pengurangan dari pembayaran kotor, pembayaran bersih, nomer cek, dan tanggal. File induk ini diperbaharui dari file transaksi peggajian. Total penghasilan setiap karyawan dalam file induk sama dengan saldo penggajian kotor dalam berbagai akun buku besar umum Cek gaji. Cek gaji ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan sebagai pertukaran atas jasa yang dilakasanakannya. Jumlah cek tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan potongan lainnya. Cek itu disimpan sebagai bagian dari fungsi penyiapan penggajian, tetapi tanda tangan yang diotorisasi telahmembuat cek tersebut sebagai aktiva. Setelah cek gaji dicairkanoleh karyawan, cek yang dibatalkan lalu dikembalikan keperusahaan dari bank. Cek gaji seringkali disetorkan secara langsung dari rekening bank setiap karyawan. Rekonsiliasi rekening bank penggajian. Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua akun kas, termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan dan 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia kecurangan. Akun penggajian impress (imprest payroll account) adalah akun penggajian terpisah dimana saldo bernilai kecil dipertahankan. Jumlah setiap gaji bersih yang ditransfer berdasarkan cek atau transfer dana elektronik dari akun umum ke akun impress segera sebelum distribusi penggajian. Formulir W-2 adalah formulir yang dikirim kesetiap karyawan untuk mengikhtisarkan setiap menghasilan karyawan slama tahun kalender, termasuk pembayaran kotor, dan potongan FICA (jaminan sosial). Informasi yang sama juga diserahkan kepada internal revenue service dan komisi pajak Negara bagian serta local jika dapat diberlakukan. Informasi ini disiapkan dari file induk penggajian dan biasanya dibuat oleh koputer. SPT pajak penghasilan. Adalah formulir yang diserahkan ke unit pemerintah local, Negara bagian, dan federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong dan pajak perusahaan. Sifat dan tanggal jatuh tempo formulir tersebut bervariasi tergantung pada jenis pajaknya. Formulir trsebut disiapkan dari informasi yang ada pada induk file penggajian dan biasanya dibuat oleh computer.pembayaran pemotongan pajak federal dan jaminan social akan jatuh tempo secara setengah mingguan atau bulanan, tergantung pada julah pemotongan pajaknya.sebagian besar pajak pengangguran negaara bagian jatuh tempo secara kuartalan. D. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENGENDALIAN DAN Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi bagi siklus penggajian dan personalia ditunjukkan pada gambar berikut: 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Pengendalian internal untuk penggajian biasanya sangat terstruktur dan terkendali dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian. Cek gaji dan semua jurnal yang terkait serta catatan penggajian biasanya diproses oleh komputer. Karena perihal pembayaran gaji relatif umum dari perusahaan ke perusahaan, maka harus tersedia sistem komputer yang berkualitas tinggi. Karena memroses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi, dan program harus dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan skedul pemotongan pajak, umumnya perusahaan menggunakan jasa penggajian dari luar untuk memroses penggajian. Auditor juga dapat mengandalkan pada pengendalian internal organisasi jasa. Hal ini bisa diterima jika auditor organisasi jasa menerbitkan laporan (yang sering kali disebut sebagai laporan SAS 70) mengenai pengendalian internal organisasi jasa. Biasanya tidaklah sulit bagi perusahaan untuk menetapkan pengendalian yang baik dalam siklus penggajian dan personalia, besarnya transaksi relatif homogen dan berjumlah kecil. Sebagai akibatnya auditor jarang menemukan pengecualian ketika menguji transaksi penggajian. Kadang-kadang, terjadi deviasi pengujian pengendalian, tetapi sebagian besar salah saji moneter dikoreksi oleh pengendalian verifikasi internal atau ketika merespons keluhan karyawan. Meskipun ada salah saji, salah saji tersebut jarang bersifat material. Prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan alat yang sangat penting untuk memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan personalia. Pengujian-pengujian tersebut ditekankan karena tidak adanya bukti pihak ketiga yang independen, seperti konfirmasi, untuk memverifikasi upah akrual, pajak penghasilan yang dipotong, pajak penggajian akrual, dan akun neraca lainnya. Walaupun pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan alat yang sangat penting dalam menguji penggajian, pengujian dalam bidang ini biasanya tidak bersifat ekstensif. Banyak audit menghadapi risiko salah saji yang material yang rendah atau minimal walaupun penggajian sering kali menjadi bagian yang signifikan dari total beban, disebabkan karena tiga alasan berikut: 1. Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen jika mereka dibayar terlalu rendah. 2. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit. 3. Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan federal menyangkut pemotongan pajak penghasilan, Jaminan Sosial, dan pajak pengangguran. Tujuan dari banyak pengendalian internal dan sifat pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi bagi sebagian besar pengujian terpampang dari deskripsinya pada tabel berikut: Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi Pengendalian Internal Kunci Pembayaran penggajian yang  Kartu waktu disetujui oleh tercatat adalah untuk pekerjaan penyelia. yang dilaksanakan oleh karyawan  Jam waktu digunakan untuk yang benar-benar ada (keterjadian) Pengujian Pengendalian Umum  Memeriksa kartu untuk indikasi persetujuan.  Memeriksa kartu waktu. Pengujian Substantif atas Transaksi Umum  Mereview jurnal penggajian, buku besar umum, dan catatan gaji yang diperoleh menyangkut jumlah yang 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi Pengendalian Internal Kunci mencatat waktu.  Mempertahankan file personil yang memadai.  Perekrutan tenaga kerja diotorisasi. Pengujian Pengendalian Umum  Mereview kebijakan personalia.  Memeriksa file personalia.  Mereview bagan organisasi, membahasnya dengan karyawan, dan mengamati tugas yang dilaksanakan.  Ada pemisahan tugas di antara personalia, pencatat waktu, dan  Memeriksa printout transaksi pengeluaran gaji. yang ditolak oleh komputer karena memiliki nomor yang  Hanya karyawan yang ada dalam karyawan tidak ada. file data komputer yang diterima ketika mereka  Memeriksa catatan penggajian dimasukkan. menyangkut indikasi persetujuan.  Cek diotorisasi sebelum dikeluarkan. Transaksi penggajian yang ada telah dicatat (kelengkapan)  Cek gaji telah dipranomori dan diperhitungkan.  Akun bank telah direkonsiliasi secara independen. Pengujian Substantif atas Transaksi Umum besar atau tidak biasa.  Membandingkan cek yang dibatalkan dengan jurnal penggajian menyangkut nama, jumlah, dan tanggal.  Memeriksa cek yang dibatalkan untuk endorsement yang tepat.  Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan personalia.  Memperhitungkan urutan cek gaji.  Merekonsiliasi pengeluaran dalam jurnal penggajian dengan pengeluaran pada  Membahas dengan karyawan dan rekening bank penggajian. mengamati rekonsiliasi.  Membuktikan rekonsiliasi bank. Transaksi penggajian yang dicatat  Perhitungan dan jumlah telah  Memeriksa indikasi verifikasi  Menghitung ulang jam yang adalah untuk jumlah waktu yang diverifikasi secara internal. internal. digunakan dari kartu benar-benar dikerjakan dan pada waktu.  Total batch dibandingkan dengan  Memeriksa file total batch untuk tingkat upah yang sesuai;  Membandingkan tingkat laporan ikhtisar komputer. melihat tanda tangan klerk pemotongan pajak telah dihitung pengendali data; upah dengan kontrak dengan benar (keakuratan)  Tingkat upah, gaji, atau tingkat membandingkan totalnya serikat pekerja, komisi diotorisasi secara layak. dengan laporan ikhtisar. persetujuan oleh dewan direksi, atau sumber  Pemotongan termasuk jumlah  Memeriksa catatan penggajian lainnya. untuk asuransi dan tabungan menyangkut indikasi otorisasi. penggajian telah diotorisasi  Menghitung ulang  Memeriksa otorisasi dalam file secara layak. pembayaran kotor. personalia.  Mengecek pemotongan dengan mengacu pada tabel pajak dan formulir otorisasi dalam file personalia.  Menghitung ulang pembayaran bersih.  Membandingkan cek yang dibatalkan dengan jurnal penggajian menyangkut jumlahnya. Transaksi penggajian telah  Isi file induk penggajian telah  Memeriksa indikasi verifikasi  Menguji keakuratan klerikal dimasukkan dengan benar dalam diverifikasi secara internal. internal. dengan memfooting jurnal file induk penggajian dan penggajian dan menelusuri  Total file induk penggajian telah  Memeriksa laporan total ikhtisar diikhtisarkan dengan benar posting ke buku besar dibandingkan dengan total awal yang menunjukkan (posting dan pengikhtisaran) umum serta file induk buku besar umum. bahwa perbandingan telah penggajian. dilakukan. 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi Transaksi penggajian telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi) Pengendalian Internal Kunci Pengujian Pengendalian Umum  Bagan akun yang memadai telah  Mereview bagan akun. digunakan.  Memeriksa indikasi verifikasi  Klasifikasi akun telah diverifikasi internal. secara internal. Pengujian Substantif atas Transaksi Umum  Membandingkan klasifikasi dengan bagan akun atau prosedur manual.  Mereview kartu waktu karyawan departemen dan tiket pekerjaan untuk penugasan pekerjaan serta menelusuri ke distribusi tenaga kerja. Transaksi penggajian telah dicatat  Prosedur memerlukan pencatatan  Memeriksa prosedur manual dan  Membandingkan tanggal cek pada tanggal yang benar transaksi sesegera mungkin mengamati kapan pencatatan yang tercatat dalam jurnal (ketetapan waktu) setelah penggajian dibayarkan. dilakukan. penggajian dengan tanggal pada cek yang dibatalkan  Transaksi telah diverifikasi secara  Memeriksa indikasi verifikasi dan kartu waktu. internal. internal.  Membandingkan tanggal pada cek dengan tanggal cek tersebut dicairkan bank. E. MEMAHAMI PENGENDALIAN PERSONALIA. INTERNAL – SIKLUS PENGGAJIAN DAN Untuk memahami pengendalian internal siklus penggajian dan personalia, hal-hal yang harus kita pahami adalah:  Pengendalian internal bervariasi antar perusahaan. Oleh karena itu, auditor harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi signifikan, dan kelemahan yang material dari perusahaan.  Pengendalian yang digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.  Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan luas pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.  Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko pengendalian yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti pengaruh penggajian terhadap persediaan.  Pengujian pengendalian dan pengujian substantif akan digabungkan jika memungkinkan, dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin, dengan menggunakan program audit formal kinerja. 1. Pengendalian Kunci Pengendalian kunci untuk siklus penggajian dan personalia dalah sebagai berikut: a. Pemisahan tugas yang memadai 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Pemisahan tugas diterapkan terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus independen dari bagian SDM yang mengendalikan aktifitas penggajian kunci (seperti penambahan karyawan atau menghapus karyawan), dan terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani. b. Otorisasi yang tepat Hanya bagian SDM yang boleh mengotorisasi untuk menambah atau menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta potongan. Penyelia karyawan berwenang untuk menentukan jumlah jam kerja, terutama lembur. Persetujuan dapat dibubuhkan dalam timecard atau dikecualikan untuk jam lembur saja. c. Dokumen dan catatan yang memadai Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat dan sistem penggajian. Kartu waktu atau catatan cocok digunakan untuk karyawan paruh waktu atau yang dibayar per jam, namun tidak untuk karyawan tetap. Untuk karyawan yang dibayar menurut tingkat potongan atau sistem intensif lainnya, diperlukan catatan bentuk lainnya. Karena tujuan kelengkapan tidak terlalu diperhatikan, dokumen yang telah dipranomori tidak terlalu diperlukan untuk sistem penggajian. d. Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani oleh karyawan yang bertanggungjawab, dan penggajian harus didistribusikan oleh seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap cek yang tidak dicairkan harus langsung disetor kembali. Jika cek ditandatangani oleh mesin, maka akses ke mesin tersebut harus dibatasi. e. Pengecekan yang independen terhadap kinerja Verifikasi terhadap penghitungan penggajian harus independen. Seorang dari manajer atau karyawan lain harus mereview output penggajian untuk melihat salah saji atau jumlah yang tidak biasa. Jika tenaga kerja manufaktur mempengaruhi persediaan, atau jika akumulasi biaya dihitung berdasarkan pekerjaan, maka dibutuhkan pengendalian memadai untuk menghitung memferifikasi pembebanan yang tepat. 2. Formulir dan Pembayaran Pajak Penggajian Dalam hal pajak, perlu diperhatikan pajak penggajian dan pemotongan pajak lainnya. Jumlahnya seringkali material maupun karena kewajiban potensial akibat lalai menyerahkan formulir pajak (SPT) tepat waktu akan menyebabkan kewajiban yang berat. a. Penyiapan formulir pajak penggajian Sebagai pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus mereview setidaknya satu jenis formulir pajak penggajian. Jika klien lalai menyiapkan laporan dengan benar, akan muncul kewajiban berupa pajak yang belum dibayar, denda, atau bunga. Formulir pajak yang dimaksud adalah pajak penghasilan (PPh). Jika auditor yakin bahwa SPT disiapkan secara tidak benar, auditor butuh rekonsiliasi terinci atas informasi yang ada di SPT dan butuh catatan penggajian. Indikasi penyajian tidak benar tersebut mencakup pembayaran bunga dan denda masa lalu akibat pembayaran yang tidak tepat, personil 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia yang menyiapkan dokumen tersebut adalah orang baru, tidak ada verifikasi internal, dan masalah arus kas yang dikadapi klien. b. Pembayaran potongan pajak penggajian dan pemotongan lainnya secara tepat waktu Auditor harus menguji apakah bagian penggajian telah menyetorkan potongan pajak atas karyawan, walaupun biasanya dilakukan dari pengeluaran kas umum. Pengujian tersebut termasuk potongan pajak, iuran pensiun, JHT, JKK, Potongan asuransi, dan tabungan penggajian. Pertama tama, auditor harus tau aturan pajak nya berdasarkan undang undang dan aturan turunannya, termasuk kontran kerja karyawan. Setelah itu, auditor dapat dengan mudah untuk menentukan apakah klien telah melakukan pepembayaran dengan jumlah benar dan tepat waktu dengan membandingkannya dengan catatan penggajian. 3. Persediaan dan Pertimbangan Kecurangan Penggajian Auditor seringkali memperluas prosedur audit penggajian jika penggajian mempengaruhi secara signifikan penilaian persediaan, atau jika auditor menduga kemungkinan adanya transaksi yang curang secara material, seperti karyawan fiktif atau penipuan jam kerja. a. Hubungan penggajian dan pengurangan jam kerja. Klasifikasi akun penggajian yang tidak tepat dapat mempengaruhi akun akun persediaan seperti WIP, FG, atau CIP (terutama untuk perusahaan manufaktur dan konstruksi). Contoh: FOH akan dibebankan terlalu tinggi jika biaya gaji untuk karyawan administrasi, baik sengaja ataupun tidak, juga dimasukkan sebagai bagian dari FOH. Demikian juga jika biaya gaji karyawan dibebankan secara tidak benar ke pekerjaan atau proses yang salah. Untuk kondisi seperti itu, auditor harus melakukan pengujian pengendalian internal terhadap klasifikasi transaksi penggajian yang tepat. Konsistensi merupakan hal penting bagi klasifikasi dan dapat diuji dengan menelusuri bukti bahwa karyawan telah menyelesaikan pekerjaan tertentu dan pencatatannya ke akuntansi yang mempengaruhi persediaan. Contoh: Jika karyawan dibayar berdasarkan jam kerja, penting untuk menguji apakan pencatatan jam kerja telah dilakukan dengan benar. Atau bisa ditelusuri dari catatan penggajian ke kartu waktu untuk menguji beban penggajian tidak masuk ke persediaan. b. Pengujian atas karyawan yang tidak ada (fiktif) Masih sering terjadi pengeluaran cek untuk membayar gaji karyawan yang sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut. Biasanya yang melakukan kesalahan ini adalah klerk, mandor, rekan karyawan, atau mantan karyawan itu sendiri. Contoh: Mandor dapat menyetujui absen kerja karyawan di lapangan. Jika mandor meneruskan absen itu ke bagian penggajian, maka akan terjadi pembebanan gaji berlebih. Untuk 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia mendeteksi hal itu, auditor dapat meng-cross check absen dengan catatan lainnya pegawai untuk menguji tanda tangan yang diotorisasi dan kelayakan endorsment. Auditor juga memeriksa endorsment atau endorsment kedua untuk melihat adanya jumlah yang tidak biasa atau kemungkinan penyalahgunaan check. Untuk menguji karyawan yang tidak ada, auditor dapat menguji transaksi jurnal penggajian ke catatan pada bagian SDM untuk menguji apakah karyawan tersebut benar benar ada pada periode penggajian. Untuk mengetahui bahwa karyawan yang telah berhenti ditangani dengan layak adalah memilih beberapa file karyawan tersebut pada tahun berjalan dari bagian personalia untuk menentukan apakah karyawan tersebut telah diberikan pesangon secara tepat. Jika karyawan telah berhenti namun masih digaji terus, maka dapat di cek dengan memeriksa catatan penggajian periode periode selanjutnya. Namun metode ini tidak efektif bila bagian SDM tidak diberitahu jika karyawan tersebut telah berhenti. Dalam beberapa kasus, auditor akan meminta untuk dilakukan pembayaran gaji kejutan. Ini adalah pengujian dimana semua karyawan harus mengambil cek gaji dan menandatangani di depan penyelia dan auditor. Setiap cek yang tidak diambil dan ditandatangani harus diinvestigasi untuk menentukan apakah itu adalah kecurangan atau penipuan. Prosedur ini sangat mahal namun mungkin merupakan satu satunya cara membuktikan penggelapan uang. c. Pengujian atas kecurangan waktu Seringkali terjadi jika karyawan melaporkan jam kerjanya lebih banyak daripada sebenarnya. Caranya adalah menguji catatan penggajiann dengan catatan jam kerja yang independen seperti yang sering dilakukan oleh pengendalian produksi. Contohnya dengan mengamati kemungkinan karyawan memasukkan kartu absen temannya. Akan tetapi akan jauh lebih mudah bagi klien untuk melakukan pengendalian internal daripada auditor untuk mengujinya. F. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO Setelah menyelesaikan pengujian tersebut dan menilai kemungkinan salah saji akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia, auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo. Gambar di bawah mengikhtisarkan metodologi tersebut. 1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Penggajian (Tahap I) Risiko bisnis klien mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang kompleks, yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan kompensasi yang ditangguhkan lainnya. Contohnya adalah banyak perusahaan menyediakan opsi saham yang ekstensif sebagai bagian dari paket kompensasinya untuk karyawan kunci yang secara signifikan mempengaruhi beban kompensasi dan ekuitas pemegang saham. 2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I) Selain potensi kecurangan, risiko inheren umumnya juga redah bagi semua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada risiko inheren berupa kecurangan penggajian. Karena itu auditor sering mempertimbangkan pentinngnya tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian. Sebagai bagian dari pemahaman mengenai klien, auditor dapat mengidentifikasi masalah yang berhubungan 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia dengan penggajian yang kompleks, seperti rencana kompensasi berdasarkan saham yang dapat meningkatkan risiko inheren yang berhubungan denngan akuntansi dan pengungkapan kesepakatan tersebut. 3. Menilai Risiko Pengendalian dan Melaksanakan Pengujian yang Terkait (Tahap I dan II) Telah dijelaskan sebelumnya di atas atas penilaian risiko pengendalian, pengujian pengendalian, serta pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan. 4. Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III) 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia 5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Kewajiban dan Beban (Tahap III) Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban penggajian adalah: a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (keakuratan) b.Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode yang benar (cut off) Perhatian utama dari kedua tujuan adalah untuk memastikan bahwa todak ada kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Selanjutnya kita akan membahas akun kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia. a. Jumlah potongan dari gaji karyawan: Pajak penghasilan yang dipotong tetapi belum dibayarkan kepada pemerintah dapat diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak penghasilan yang dibuat pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode selanjutnya. Pos lainnya dapat dilakukan pengujian dengan cara yang serupa. b. Gaji dan upah akrual: setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan upah dan mengetahui bahwa hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya, untuk mengujia cut off dan keakuratan adalah dengan meghitung ulang akrual klien. Salah saji yang sering terjadi adalah kelalaian memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi belum dibayar. c. Komisi Akrual : konsepnya sama dnegan gaji akrual namun lebih sulit karena adanya ragam perjanjian komisi yang berbeda-beda. Yang harus dilakukan pertama adalah 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian menguji perhitunngannya berdasarkan perjanjian itu. Harus dilihat juga konsistensinya denngan tahun sebelumnya. d. Bonus akrual: seringnya bonus yang belum dibayarkan pada akhir tahun sangat besar sehingga kelalaiannya juga dapat menimbulkan salah saji yang material. Verifikasinya dengan membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan direksi. e. Pembayaran cuti liburan, cuti sakit, atau tunjangan akrual lainnya: untuk menilai kewajarannya bandingkan konsistensinya dengan tahun sebelumnya. Ketahui kebijakan perusahaan untuk menccatat kewajiban dahulu kemudian hitung ulang jumlah yang tercatat. f. Pajak penggajian akrual: diverifikasi dengan formulir pajak yang disiapkan untuk periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus dicatat sebagai kewajiban pada tanggal neraca. g. Pengujian atas rincian saldo untuk akun beban: auditor relatif sedikit melakukan pengujian tambahan disamping prosedur analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas akun kewajiban terkait. Auditor hanya perlu melakukan pengujian lebih jika menemukan kelemahan material dalam pengendalian internal atau salah saji signifikan dalam pengujian kewajiban. Akun yang sering diuji mecakup kompensasi pejabat, komisi, beban pajak pennghasilan, total penghasilan pegawai, dan tenaga kerja kontrak. h. Kompensasi Pejabat : verifikasi apakah total kompensasi dari pejabat adalah jumlah yang disetujui oleh dewan direksi dan komisaris, karena gaji dan bonus mereka harus dimasukkan ke dalam Surat Pemberitahuan pajak. i. Komisi : dapat diverifikasi dengan mudah kalau tarif komisi sama untuk masingmasing jenis penjualan dan informasi penjualan yang diperlukan tersedia dalam catatan akuntansi. j. Beban pajak penggajian : dapat diuji dengan merekonsiliasi total gaji dalam masingmasing formulir pajak penghasilan pegawai dengan total gaji untuk keseluruhan tahun. Total PPh dapat dihitung ulang dengan mengalikan tarif yang sesuai dengan penghasilan kena pajak. Biasanya butuh waktu lama dan biaya tinggi, sehingga sering tidak dilakukan kecuali prosedur analitis mengindikasikan terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan prosedur lainnya. k. Total penggajian: perlu diadakan pengujian atas transaksi untuk menemukan kekeliruan dalam pembebanan gaji (apakah transaksi penggajian dibebankan ke perkiraan non penggajian atau seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal penggajian). l. Tenaga kerja kontrak (Outsourcing): Biaya yang dibayarkan ke perusahaan outsource diuji dengan membandingkan jumlahnya dengan kesepakatan kontrak yang ditandatangani antara perusahaan dengan perusahaan outsource. m. Tujuan penyajian dan pengungkapan: Auditor dapat menggabungkan prosedur audit yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban. 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Soal 18-22 (Edisi 12) Prosedur audit merupakan hal umum yang ditemukan dalam mengaudit siklus penggajian dan personalia : 1. Memeriksa jurnal semua periode untuk mencari transaksi yang tidak biasa untuk menentukan apakah mereka dicatat dengan benar. 2. Memeriksa ulang bukti mengenai tingkat penggajian dan perhitungan oleh seseorang yang independen. 3. Memperoleh skedul dari semua kewajiban penggajian dan menelusuri ke buku besar umum. 4. Memilih sampel 20 cek gaji yang dibatalkan dan akun untuk urutan numerik. 5. Memfoot dan mengcross-foot jurnal penggajian untuk dua periode dan menelusuri jumlah total ke buku besar umum. 6. Untuk kewajiban penggajian memeriksa pengeluaran kas selanjutnya dan dokumen pendukung seperti SPT pajak, penerimaan setoran, dan penerimaan pajak. 7. Memilih sampel 20 cek gaji yang dibatalkan dan menelusuri ayat jurnal penggajian untuk nama, tanggal, dan jumlah. 8. Menghitung tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan komisi sebagai persentase dari penjumlahan bersih dan membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 9. Memeriksa persetujuan pemilik untuk tingkat pembayaran dan potongan. 10. Menghitung beban pajak penggajian sebagai persentase dari total upah, gaji, dan komisi. 11. Membahas dengan manajemen setiap kewajiban penggajian yang dicatat di dalam tahun sebelumnya yang tidak disediakan untuk saat ini. 12. Memilih sampel 40 jurnal di jurnal penggajian dan menelusuri masing-masing ke kartu waktu yang disetujui. Diminta: a. Pilih salah satu jenis pengujian untuk setiap prosedur audit berikut: 1. Pengujian pengendalian 2. Pengujian subtantif atas transaksi 3. Prosedur analitis 4. Pengujian atas rincian saldo b. Untuk setiap pengujian pengendalian atau pengujian subtantif atas transaksi, identifikasikan tujuan audit yang terkait dengan transaksi yang dapat diterapkan. c. Untuk setiap pengujian atas rincian saldo, identifikasikan tujuan audit yang terkait dengan saldo. 1 Audit Siklus Penggajian dan Personalia Jawaban : Prosedur Audit Memeriksa jurnal semua periode untuk mencari transaksi yang tidak biasa untuk menentukan apakah mereka dicatat dengan benar Memeriksa ulang bukti mengenai tingkat penggajian dan perhitungan oleh seseorang yang independen Memperoleh skedul dari semua kewajiban penggajian dan menelusuri ke buku besar umum Memilih sampel 20 cek gaji yang dibatalkan dan akun untuk urutan numerik Memfoot dan mengcross-foot jurnal penggajian untuk dua periode dan menelusuri jumlah total ke buku besar umum Untuk kewajiban penggajian memeriksa pengeluaran kas selanjutnya dan dokumen pendukung seperti SPT pajak, penerimaan setoran, dan penerimaan pajak Memilih sampel 20 cek gaji yang dibatalkan dan menelusuri ayat jurnal penggajian untuk nama, tanggal, dan jumlah Menghitung tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan komisi sebagai persentase dari penjumlahan bersih dan membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya Memeriksa persetujuan pemilik untuk tingkat pembayaran dan potongan Menghitung beban pajak penggajian sebagai persentase dari total upah, gaji, dan komisi Membahas dengan manajemen setiap kewajiban penggajian yang dicatat di dalam tahun sebelumnya yang tidak disediakan untuk saat ini Memilih sampel 40 jurnal di jurnal penggajian dan menelusuri masingmasing ke kartu waktu yang disetujui Jenis Pengujian Tujuan Audit Prosedur analitis - Pengujian pengendalian Keakuratan Pengujian atas rincian saldo Hubungan yang rinci Pengujian pengendalian Kelengkapan Pengujian subtantif atas transaksi Posting dan pengikhtisaran Pengujian atas rincian saldo Kelengkapan, keakuratan, dan cutoff (ketetapan waktu) Pengujian subtantif atas transaksi Keterjadian, keakuratan, dan ketetapan waktu Prosedur analitis - Pengujian pengendalian Keakuratan Prosedur analitis - Pengujian atas rincian saldo Kelengkapan Pengujian pengendalian / Pengujian subtantif atas transaksi (jika total dibandingkan) Keterjadian, dan keakuratan (jika total dibandingkan)

1