Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “desa”? Mungkin akan teringat segala kesederhanaan yang ditawarkan dan tradisional, sehingga akan terasa sangat berbeda dengan kota. Namun, bukan hanya itu hal-hal yang bisa diidektikan dengan desa. Karena nyatanya, masih banyak hal lainnya yang mencirikan pola keruangan desa, seiring dengan perkembangan di segala bidang yang membuat desa semakin maju dan tidak kalah dengan kota. Asal mula kata “desa” berasal dari bahasa sanksekerta, yaitu “dhesi” yang bermakna tempat kelahiran. Jadi bisa diartikan, jika desa tidak hanya tentang fisik utuhnya tetapi juga unsur-unsur budaya yang melekat di dalamnya. Menurut Bintarto, definisi dari desa adalah kesatuan geografi, budaya, politik, ekonomi, dan social yang telah ada di suatu daerah dalam waktu lama. Sedangkan menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999 bab 1 pasal 1, desa merupakan daerah yang tersusun oleh masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul serta adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasiona dan berada di daerah kabupaten. Jika melihat dari sisi kehidupan di desa maka ada beberapa ciri-ciri dari desa, yaitu memiliki wilayah sendiri, memiliki sifat gotong royong dan norma agama, mata pencaharian agraris, proses sosial bersifat lambat dan tradisional, pemerintah di pimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung oleh rakyat. Umumnya, pola keruangan desa bersifat sederhana seperti rumah-rumah dikelilingi pekarangan atau banyak area hijau baik sawah maupun ladang. Namun, pada desa yang sudah berkembang, umumnya memiliki pola keruangan desa yang lebih kompleks seperti ada sarana pendidikan, tempat ibadah, pasar, atau perusahaan yang mengelola sumber daya alam. (Baca juga: Efek Pemanasan Global yang Perlu Diketahui) Ada beberapa pola keruangan desa yang perlu kita ketahui, diantaranya Pola Mengelompok (Nucleated Agricultural Viollage Community), Pola Memanjang/ menjalur (Line Village Community), dan Pola Menyebar (Open Country or Trade Center Community).
Pada pola ini, penduduk desa membangun rumahnya pada wilayah yang terpusat. Hal ini bertujuan agar mereka lebih mudah bertemu atau berkumpul. Letak pengelompokan ini biasanya di daerah-daerah strategis seperti persimpangan jalur transportasi.
Pola ini biasanya mengikuti jalur utama seperti sungai, pantai, dan jalan. Di daerah pantau yang agak landau, pemukiman bisa tumbuh dan ada yang menjalur. Penduduk pantai umumnya akan bermata penceharian sebagai nelayan atau bergerak dalam bidang perdagangan.
Pola ini terbentuk karena pemukiman penduduk tersebar. Umumnya pola pemukiman seperti ini berada di kaki gunung atau dataran rendah. Pemekarannya ke segala arah karena penduduk bisa dengan bebas membangun rumah atau tempat tinggalnya. Unsur DesaPada tahun 2000, sensus penduduk menunjukan bahwa persentase penduduk di perkotaan sekitar 42 persen, artinya sekitar 58 persen penduduk tinggal atau menetap di desa. Data juga menunjukan bahwa sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai petani atau lebih banyak desa yang bergerak di bidang pertanian. Oleh karena itu, jika dilihat dari pola pemukiman penduduk di atas maka memiliki 3 unsur utama antara lain adanya daerah atau wilayah, terdapatnya penduduk, dan terciptanya tata kehidupan dalam masyarakat.
Pola persebaran desa dan pemusatan penduduk desa sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah, tata air, topografi, dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di desa tertentu. Menurut Sutanto (1994), pola persebaran desa jika dihubungkan dengan bentang alamnya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: 1) Pola terpusat Pola terpusat (nucleated agricultural village community type) memiliki ciri permukiman desa saling menggerombol/mengelompok. Jarak tanah garapan untuk pertanian relatif jauh dari lokasi rumah penduduk. Biasanya terdapat di daerah pegunungan. 2) Pola tersebar Pola tersebar (open country or trade center community type) memiliki ciri permukiman penduduk menyebar di daerah pertanian. Antara perumahan yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jalur-jalur lalu lintas untuk keperluan bidang perdagangan. Biasanya terdapat di daerah yang homogen tetapi kesuburan tanah tidak merata. 3) Pola memanjang Pola memanjang (line village community type) memiliki ciri permukiman berupa deretan memanjang. Biasanya terdapat pada desa yang terletak di sepanjang jalan, sungai maupun daerah pantai. Tanah pertanian yang dimiliki terletak di belakang rumah atau tidak begitu luas. Tingkat Perkembangan DesaTingkat perkembangan desa merupakan keadaan tertentu yang dicapai oleh penduduknya dalam menyelenggarakan kegidupan dan mengelola sumber daya yang ada. Tingkat perkembangan desa dinilai berdasarkan tiga faktor yaitu faktor ekonomi, faktor sosio kultural, dan faktor prasarana. Berdasarkan faktor-faktor tersebut,tingkat perkembangan desa dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Desa Tradisional Desa tradisional atau pra desa yaitu tipe desa pada masyarakat terasing yang seluruh kehidupannya tergantung pada alam sekitarnya. Ketergantungan itu misalnya dalam hal bercocok tanam, cara membuat rumah, pengolahan makanan dan lain-lainnya. Pada desa semacam ini penduduk cenderung tertutup, atau kurang komunikasi dengan pihak luar. Sistem perhubungan dan komunikasi tidak berkembang. 2) Desa Swadaya Desa swadaya merupakan kondisi suatu desa yang sebagian besar masyarakatnya memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah atau orang lain. Adapun ciri-cirinya adalah: a. Administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik. b. Lembaga desa masih sederhana. c. Aktivitas / kehidupan masyarakat masih terikat oleh adat istiadat. d. Tingkat pendidikan masyarakat rendah. e. Kegiatan penduduk dipengaruhi oleh keadaan alam. f. Mata pencaharian penduduk pada umumnya bertani. g. Teknologi yang digunakan masih sederhana sehingga tingkat produktivitasnya rendah. h. Kegiatan ekonomi masyarakat ditujukan pemenuhan kebutuhan sendiri. i. Umumnya masyarakat cenderung tertutup sehingga sistem perhubungan dan pengangkutan kurang berkembang. 3) Desa Swakarya Desa swakarya adalah desa yang tingkat perkembangannya sudah lebih maju dibandingkan desa swadaya. Desa ini adalah desa yang sedang mengalami masa transisi, ciri-cirinya sebagai berikut: a. Adat istiadat masyarakat sedang mengalami transisi. b. Adanya pengaruh dari luar yang mulai masuk ke masyarakat desa dan mengakibatkan perubahan cara berfikir. c. Mata pencaharian penduduk mulai beraneka ragam, tidak hanya pada sektor agraris. d. Produktivitas mulai meningkat. e. Sarana dan prasarana desa semakin lengkap dan membaik. f. Mulai tumbuh kesadaran serta tanggung jawab masyarakat untuk membangun desa. g. Roda pemerintahan desa mulai berkembang baik dalam tugas maupun fungsinya. h. Bantuan pemerintah hanya bersifat sebagai stimulus. 4) Desa Swasembada Desa swasembada adalah desa yang telah maju, ciri-cirinya sebagai berikut: a. Adat istiadat sudah tidak mengikat aktivitas masyarakat. b. Lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang ada sudah dapat menjaga kelangsungan hidup masyarakat. c. Sarana dan prasarana desa sudah meningkat. d. Teknologi semakin maju sehingga produktivitas meningkat. e. Mata pencaharian masyarakat sudah beranega ragam. f. Tingkat pendidikan dan ketrampilan penduduk telah tinggi sehingga cara berfikirnya telah maju (rasional). g. Kondisi transportasi sudah baik sehingga berpengaruh terhadap kelancaran hubungan dengan daerah lain. h. Pada desa swasembada, sistem perhubungan dan pengangkutan tersedia dengan baik. Masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitasnya karena berbagai sarana dan prasarana sudah tersedia. Kerjakan teka teki silang berikut untuk mendapatkan nilai (+). Setelah selesai, kirim skor/point/nilai kalian ke whatsapp: +6289 686126 678
1. Desa mempunyai kondisi lahan yang heterogen dan topografi beragam. Tata ruang di desa menyesuaikan kondisi alam di daerah tersebut. Oleh karena itu, ciri pola tata ruang desa secara umum yaitu... a. Rumah dikelilingi pekarangan luas b. Jarak antarrumah cukup rapat c. Perencanaan ruang sangat teratur d. Memiliki banyak tempat parkir e. Terdapat banyak tempat rekreasi
a. Rumah dikelilingi pekarangan luas 2. Gambar:Penggambaran desa seperti pada gambar berpola... a. Menyebar b. Tersebar c. Memusat d. Mengelompok e. Memanjang 3. Perhatikan gambar berikut. Pola permukiman desa seperti gambar dikenal dengan pola... a. linier atau memanjang b. memanjang mengikuti garis pantai c. memusat d. mengelilingi suatu fasilitas e. menyebar 4. Ciri permukiman desa menggerombol/mengelompok dan jarak tanah garapan untuk pertanian relatif jauh dari lokasi rumah penduduk merupakan pola persebaran desa dalam hubungannya dengan bentang alam yaitu pola... a. Radial b. Tersebar c. Memanjang jalan raya d. Linear e. Memanjang 5. Bentuk desa di wilayah pegunungan, dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu keturunan yang sama sehingga umumnya semua warga masyarakat di daerah itu adalah keluarga atau kerabat. Bentuk desa itu berpotensi besar untuk berkembang secara luas. Pola permukiman penduduk di daerah itu adalah desa... a. terpusat b. linear c. memanjang pantai d. mengelilingi fasilitas tertentu e. memanjang jalan raya 6. Sibolga merupakan daerah pesisir di bagian barat Provinsi Sumatera Utara. Banyak penduduk Sibolga tinggal di dekat pantai. Pola permukiman yang terbentuk di daerah pesisir Sibolga adalah... a. memanjang, mendekati laut sebagai sumber kegiatan ekonomi nelayan. b. memusat, pusat kegiatan pelabuhan di dekat pantai c. melingkar, mengikuti pola aliran muara sungai d. mengelompok, terpengaruh sistem kekerabatan e. menyebar, terpisah oleh gumuk-gumuk pasir
a. memanjang, mendekati laut sebagai sumber kegiatan ekonomi nelayan. 7. Pola permukiman penduduk erat kaitannya dengan kondisi wilayah. Permukiman penduduk memanjang terbentuk karena... A. Mengelilingi sumber air B. Sumber daya yang tersebar C. Sumber daya yang tidak merata D. Keterbatasan lahan yang tersedia E. Mengikuti arah pengembangan jalan
E. Mengikuti arah pengembangan jalan 8. Suatu daerah memiliki topografi berbukit dan berlereng terjal. Daerah tersebut berada di dekat kawasan gunungapi. Pola permukiman penduduk di daerah tersebut umumnya berpola... A. Radial B. Memusat C. Menjalur D. Menyebar E. Mengelompok
E. Mengikuti bentuk topografi 10. Perhatikan gambar berikut!Bentuk permukiman desa dari kenampakan pada gambar adalah... A. Mengelilingi fasilitas B. Memanjang C. Memusat D. Menyebar E. Tunggal
A. Mengelilingi fasilitas 11. Perhatikan gambar pola permukiman berikut!
C. Kemudahan akses ke luar daerah 12. Pola permukiman memanjang dapat dilihat dari daerah transmigrasi. Faktor penyebab terbentuknya pola permukiman tersebut adalah... A. Jarak antarrumah relatif sama B. Daerah transmigrasi tertata baik C. Rumah-rumah dibangun di pinggir jalan D. Kemudahan transportasi ke luar daerah E. Transmigran memiliki hubungan kekerabatan yang kuat
C. Rumah-rumah dibangun di pinggir jalan 13. Perhatikan ilustrasi permukiman berikut!Rumah-rumah pada ilustrasi tersebut membentuk pola permukiman... A. Menjalur B. Memusat C. Menyebar D. Memanjang E. Mengelompok 14. Di wilayah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan terdapat daerah karst yang sulit dijumpai aliran sungai dan air tanah. Untuk memenuhi kebutuhan air, penduduk memanfaatkan telaga di daerah tersebut. Kondisi ini mempengaruhi pola permukimannya, yaitu... A. Menyebar di daerah karst B. Mengelompo di atas bukit C. Memanjang mengikuti sungai D. Menyebar di antara dua bukit E. Mengelompok dekat telaga
E. Mengelompok dekat telaga 15. Desa yang terletak di daerah pegunungan dan dihuni penduduk satu kerabat maka pola permukiman penduduk membentuk... A. Perkampungan mengelompok B. Perkampungan terpencar C. Perkampungan tradisional D. Perkampungan liner E. Perkampungan radial
A. Perkampungan mengelompok 16. Ciri pola keruangan desa ditinjau dari sesi segi sosial adalah... A. Banyak dijumpai jalan setapak B. Lokasi jauh dari pusat kota C. Kawasan permukiman rapih dan teratur D. Kehidupan masyarakat gotong royong E. Jarak antarrumah saling berdekatan
D. Kehidupan masyarakat gotong royong
|