Persamaan dan perbedaan tentang strategi pergerakan nasional sebelum abad 20 dan sesudah abad 20

Persamaan dan perbedaan tentang strategi pergerakan nasional sebelum abad 20 dan sesudah abad 20

Perbedaan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20 antara lain?

  1. perlawanan sebelum abad ke-20 bersifat nasional, perlawanan setelah abad ke-20 bersifat lokal/kedaerahan
  2. perlawanan sebelum abad ke-20 bersifat lokal/kedaerahan, perlawanan setelah abad ke-20 menggunakan strategi diplomasi
  3. perlawanan sebelum abad ke-20 dipelopori kaum terpelajar, perlawanan setelah abad ke-20 dipelopori pemuka masyarakat
  4. perlawanan sebelum abad ke-20 menggunakan media organisasi, perlawanan setelah abad ke-20 perjuangan bersifat nasional
  5. perlawanan sebelum abad ke-20 mengedankan strategi diplomasi, perlawanan setelah abad ke-20 menggunakan strategi perlawanan fisik

Jawaban: B. perlawanan sebelum abad ke-20 bersifat lokal/kedaerahan, perlawanan setelah abad ke-20 menggunakan strategi diplomasi

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, perbedaan strategi perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa barat di indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20 antara lain perlawanan sebelum abad ke-20 bersifat lokal/kedaerahan, perlawanan setelah abad ke-20 menggunakan strategi diplomasi.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Perhatikan gambar tokoh dibawah ini!Beberapa partai yang digagas oleh tokoh tersebut dalam memperjuangkan integrasi Indonesia, yaitu….? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa. Foto: sportourism

Sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang kaya, tanah Indonesia sejak dahulu menjadi rebutan bangsa-bangsa di dunia. Menurut catatan sejarah, terdapat empat negara Eropa yang pernah menjajah Bangsa Indonesia, yakni Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda.

Kedatangan bangsa asing ini terkadang tidak dilandasi oleh semangat kerja sama. Melainkan didorong oleh keinginan untuk menguasai yang pada akhirnya membuat rakyat sengsara. Tak ayal, gelombang perlawanan terhadap para penjajah pun bermunculan.

Secara umum, strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa dibagi menjadi dua pembabakan, yakni sebelum abad ke-20 dan setelahnya.

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Sebelum abad ke-20

  • Sebelum abad ke-20, gagasan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia belum berkembang. Sehingga perlawanan rakyat bersifat kedaerahan

  • Perlawanan tidak terorganisir dengan baik, sehingga tidak jarang mengalami kekalahan. Apalagi penjajah Belanda menerapkan strategi devide et impera, yakni politik untuk memecah belah.

  • Perlawanan dipimpin oleh tokoh masyarakat yang karismatik dan disegani oleh masyarakat. Karena ketergantungan pada pemimpin, apabila tokoh tersebut berhasil ditaklukkan, maka semangat perlawanan juga berkurang.

  • Perlawanan lebih mementingkan perjuangan fisik (perang senjata).

  • Masyarakat berjuang bukan untuk Indonesia merdeka, tetapi bagaimana cara untuk mengusir penjajah dari daerahnya masing-masing.

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Sesudah abad ke-20

Budi Utomo. Foto: wikipedia

Memasuki abad ke-20, Belanda menerapkan kebijakan politik etis atau politik balas budi untuk memperbaiki pendidikan di Indonsia. Perkembangan pendidikan inilah yang kemudian melahirkan golongan cendekiawan.

Mereka menyadari bahwa untuk menghadapi penjajah asing, rakyat harus bersatu dan perjuangan mereka harus bersifat nasional. Inilah yang dikenal sebagai masa “pergerakan nasional”. Strategi lainnya yang digunakan adalah:

  1. Perjuangan menggunakan organisasi modern

Perjuangan kemerdekaan tidak lagi bergantung pada senjata, tetapi menggunakan organisasi modern. Perlawanan menggunakan metode perundingan.

Beberapa organisasi yang muncul pada masa pergerakan nasional adalah Budi Utomo (1908), Sarekat Dagang Islam (1911), dan Indische Partij (1912).

  1. Perjuangan Dipimpin Oleh Golongan Cendekiawan

Pemimpin perjuangan pada masa pergerakan nasional adalah golongan cendekiawan, tidak lagi oleh golongan bangsawan atau pemimpin daerah. Para cendekiawan menggunakan pendekatan politik dan lebih terorganisir.