Perbedaan yang ada di negara kita menunjukkan bahwa kita bangsa yang

“KEBERAGAMAN DAN PERBEDAAN HARUS MEMBUAT KITA SEMAKIN KAYA AKAN NILAI-NILAI LUHUR DAN SEMAKIN CERDAS DALAM MENANGKAL DISTORSI BANGSA”

SANGGAU. Pagi itu, Rabu 6 September 2017, cuaca Kota Sanggau memang kurang bersahabat karena sempat diguyur hujan saat iring-iringan pasukan kerajaan Keraton Surya Negara Sanggau beserta seluruh perwakilan kontingen peserta Festival PARADJE Ke IX Tahun 2017 melintas di jalan protokol kota Sanggau sebagai bertanda akan dibukanya kegiatan festival tersebut. Setibanya kembali di komplek Keraton Surya Negara Sanggau, hujanpun perlahan reda dan masyarakatpun mulai berdatangan untuk menyaksikan secara langsung acara yang dihelat keluarga besar kerjaan Sanggau setiap tahunnya ini. Setelah dilakukan penyambutan rombongan Gubenur Kalbar yang di wakili oleh Staf Ahli Gubenur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Bapak Drs. Muhammad Aminudin, M. Si, dan Bupati Sanggau yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Bapak AL. Laysandri, SH dari hotel Shafira Sanggau, rombongan langsung di arahkan ke Sungai Kapuas untuk pelaksanaan ritual adat “Tolak Ajong” untuk selanjutnya dilanjutkan dengan serimonial pembukaan di halaman Istana keraton Surya Negara Sanggau. Dalam laporannya, ketua panitia penyelenggara Ir. H. John Hendri, M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 6 s.d. 9 September 2017 ini mengusung tema “Tuju Harkat, Melayu bermartabat”. Sementara itu beliau juga menyampaikan beberapa kegiatan lomba, diantaranya Lomba Sampan Bidar dan Sampan Tiga Dara, Lomba Japin, Lomba Pangka Gasing, Lomba Membuat kue Halalan Toyyiban, Lomba Seni Silat, Lomba Menganyam Ketupat, Lomba Speed Boad, dan kegiatan bakti sosial seperti Sunatan Massal dan Pasar Rakyat, serta melam hiburan rakyat yang menghadirkan artis ibu kota. Sementara itu, Pangeran Ratu Surya Negara Sanggau Drs. H. Gusti Arman, M. Si, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Paolus Hadi, S.IP, M.SI selaku Bupati Sanggau yang telah mensuport kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik. “Saya menghimbau kepada seluruh Marwah Melayu Kabupaten Sanggau, mari kita dukung pemerintah Kabupaten Sanggau untuk mewujudkan program-program yang belum terwujud, untuk itu mari kita bersatu padu, Apai Kata Raja Nyak Kata Rakyat” tukas beliau mengahiri sambutannya dalam bahasa daerah melayu Sanggau. Sementara itu Bupati Sanggau dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sanggau AL. Laysandri, SH, mengatakan bahwa “Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat, perlindungan, keamanan, kenyamanan sereta ketentraman kepada daerah yang kita cintai ini. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang berbahagia ini perlu saya sampaikan kepada kita semua bahwa kondisi ini harus kita pertahankan dan kita jaga bersama sebagai anak bangsa. Keberagaman dan perbedaan yang ada antara adat istiadat dan budaya harus membuat kita semakin kaya akan nilai-nilai luhur dan semakin cerdas menangkal distorsi bangsa yang datang silih berganti, saling menjaga dan saling menghormati bahkan bahu membahu membangun bangsa dan daerah” Beliau juga mengharapkan agar rangkaian kegiatan Ferstival Paradje ini dapat dilaksanakan dengan baik dan berkualitas agar mampu menjadi daya tarik dan meningkatkan produksi asli masyarakat. Beliau juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sanggau sangat konsen dan mendukung terus upaya meningkatkan kualitas destinasi wisata Kabupaten Sanggau dalam kota untuk menilai objek wisata dan ruang publik yang nyaman bagi masyarakat. Sedangkan Staf Ahli Gubenur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Bapak Drs. Muhammad Aminudin, M. Si mewakili Gubenur Kalimantan Barat, menyatakan “Pemerintah Provinsi Kalbar menyambut baik acara ini dalam rangka pengembangan budaya, dan beberapa kegiatan lomba ini adalah sebagai upaya untuk mengangkat kembali tradisi yang harus dikembangkan, krena kalau tidak kita siapa lagi yasng akan memelihara dan melestarikannya” Beliau juga melihat dengan tumbuhnya beberapa kraton yang ada di wilayah Kalimantan Barat ini maka budaya-budaya yang ada bisa ditumbuhkembangkan, dan diakhir sambutannya, pria yang juga berasal dari Kantuk Sanggau ini menyampaikan harapannya kepada Bupati Sanggau, agar program wisata kota dikembangkan hingga di seberang Sungai Ranas atau yang disebut dengan SRASENA (Sungai Ranas Seberang Istana). Akhirnya, dengan didampingi oleh tamu undangan yang hadir, seperti Gubenur Kalbar, Pangeran Ratu Surya Negara Sanggau, Raja Sintang, Raja Tayan, dan Raja Sekadau, konsulat Malaysia dan Brunai, serta undangan lainnya, Bupati Sanggau berkenan membuka acara dengan memukul gong sebanyak 9 (Sembilan) kali, bertanda festival PARADJE yang ke Sembilan.

Setelah acara fhoto bersama, seremonial pembukaan diakhiri dengan penyerahan buah durian dan makanan ringan berupa pisang dan kacang rebus dari masyarakat Melayu Balai Karangan kepada Pangeran Ratu Surya Negara Sanggau, untuk selanjutnya acara dilanjutkan dengan makan beramih—-

Editor :#ish#KOMINFO#Sgu                                                                                                                           Sumber : Diskominfo Sanggau

Perbedaan yang ada di negara kita menunjukkan bahwa kita bangsa yang

Jawaban:

Toleransi dan saling menghargai dalam perbedaan

Penjelasan:

toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antarsesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.

Semoga membantu

Perbedaan yang ada di negara kita menunjukkan bahwa kita bangsa yang

Jawaban:

Rukun, mandiri, saling berhubungan, saling bahu-membahu dan saling berbagi pengetahuan.

Penjelasan:

Semoga membantu dan jadikan jawaban terbaik ya :D

Dilihat 92,970 pengunjung

Adakah Sobat SMP di sini yang punya teman berbeda suku ataupun agama? Jika ada, kalian sangat beruntung karena dapat mengenal budaya serta ajaran baru. Selain itu, lingkungan yang majemuk bisa memberikan kalian referensi pertemanan yang lebih luas.

Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.

Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Bentuk keberagaman di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman anggota golongan.

Keberagaman suku

Indonesia adalah negara kepulauan. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki.

Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. 

Keberagaman agama

Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip toleransi antarumat beragama.

Keberagaman ras

Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia melalui ciri fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis. Asal mula keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah Air, sejarah penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis. 

Ada beberapa ras yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ras Malayan-Mongoloid yang berada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ras Melanesoid mendiami wilayah Papua, Maluku, dan juga Nusa Tenggara Timur. Selain itu, ada juga ras Asiatic Mongoloid yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Terakhir, ada ras Kaukasoid, yaitu orang-orang India, Timur-Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

Keberagaman anggota golongan

Dalam masyarakat multikultural, keberagaman golongan bisa terjadi secara vertikal dan horizontal. Untuk vertikal, terdapat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Contohnya seperti status sosial, pendidikan, jabatan, dan sebagainya. Secara horizontal, biasanya anggota golongan setara dan tidak ada hierarki. Namun, hal ini mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya paling benar sehingga merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama, idealisme, adat-istiadat, dan sebagainya.

Pentingnya menjaga toleransi di dalam keberagaman

Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak.

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada.

Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang ada.

Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.

Referensi: Modul PPKN SMP Terbuka Keberagaman Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk kelas VII terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP