perbedaan larutan suspensi dan koloid

  • 0
  • Posted on November 21, 2018Januari 10, 2019

Hallo adik adik kimia salam kimia! Nah dimateri kali ini kang ayub akan membahas materi Perbedaan Antara Larutan, Suspensi Dan Koloid Beserta Contohnya . pastinya adik adik udah ada yang tau materi ini . bagi adik adik yang belum menegerti nah disini adalah tempatnya yang tepat untuk perdalam ilmu dan memperluas ilmu .

Nah pastinya adik adik pernah minum susu atau melarutkan gula dalam air atau juga membeli santan , apakah adik adik pernah berpikiran bahwa penyataan diatas termasuk kedalam materi yang akan kita bahas ? nah tanpa basa pahit lagi Kuy kuy kita masuk saja kematerinya!

Sistem Dispersi

Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibagi menjadi tiga kelopok yaitu, larutan, koloid, dan susupensi. Secara sepentas, berbedaan antara suspensi kasardengan larutan (bsering disebut larutan sejati) akan nampak jelas dari homogenitasnya, tetapi antar larutan dengan koloid atau antara koloid dengan sispensi kasar akan sulit dibedakan.

 1. Suspensi

Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif besar tersebar merata didalam medium pendispersinya. Pada umumnya. Sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen . apasih campuran heterogen itu ? campuran heterogen adalah Campuran yang tidak dapat menyatu/ tidak dapat bercampur .

Sebagai contohnya adik adik memasukkn air dengan pasir dalam satu wadah , lalu diaduk , tidak air yang dapat menyatu dengan air dan tidak dapat larut . Dalam sistem dispersi tersebut, partikel-partikel pasir itu dapat diamati dengan miskrosop dan bahkan dengan mata.

Ukuran partikel zat terdispersi di dalam suspensi lebih besar dari 10-5 cm (> 100 nm) sehingga masih dapat diamati dengan mudah. Suspensi dapat disaring dengan menggunakan kertas saring biasa. Berdasarkan penjelasan ini, berarti pencampuran anatara pasir dan air merupakan suspensi. Jika campuran pasir dan air dituangkan ke dalam gelas menggunakan penyaring. Pasir dan air pasti akan terpisah.

Suspensi merupakan sistem dispersi yang tidak setabil seehingga jika diaduk terus menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Endapan hasil reaksi berupa suspensi yang ukurannya yang sangat kecil sukar terpisah. Untuk mempercepat pemisahan, dapat dilakukan sentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugasi ( alat memutar dengan kecepatan tinggi)

Baca juga :

2. Larutan

Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen. Ukuran partikel zat terlarut di dalam suatu larutan lebih kecil dari 10-7 cm (< 1 nm) sehingga sangat sulit untuk diamati, walaupun dengan menggunakan mikroskop. Jadi,campuran antara gula dan air termasuk larutan karena pencampuran kedua zat tersebut menghasilkan dua fase yang homogen. Bebrapa contoh larutan lainnya, adalah larutan garam dapur, larutan urea, dan larutan cuka. Jika larutan ini disraing menggunakan kertas saring, tidak ada zat yang tersaring.

3. Koloid

Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenernya merupakan sitem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan , tapi lebih kecil dari suspensi.

Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel antara 1nm sampai dengan 100nm. Beberapa kaloid tampak jelas secara fisik. Contohnya santan, susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer dan agar – agar yang masik cair.

Sistem koloid tampak homogen jika dilihat tanpa mikroskop, tetapi dengan menggunakan mikroskop tampak adanya pertikel-partikel fase terdispersi. Partikel koloid dapat disaring dengan mengunakan suatu kertas saring yang berpori-pori sangat halus. Berdasarkan sistem dispersinya, suatu koloid tampak seperti suspensi. Akan tetapi, secara fisik tampak seperti larutan sehingga sering disebut dengan istilah suspensi homogen.

Tabel perbedaan larutan, suspensi dan koloid.

No Larutan sejati Sistem koloid
diameter partikel < 10–7 cm diameter partikel 10–7 cm–10–5 cm diameter partikel > 10–5 cm
satu fase dua fase dua fase
jernih agak keruh keruh
homogen antara homogen dan heterogen Heterogen
tidak dapat disaring tidak dapat disaring dapat disaring
tidak mengendap sukar mengendap mudah mengendap
Stabil amikron, dapat dilihat

dengan mikroskop elektron,

tetapi tidak dapat

dilihat dengan mikroskop

ultra

relatif stabil

submikron, dapat dilihat

dengan mikroskop ultra,

tetapi tidak dapat dilihat

dengan mikroskop biasa

tidak stabil

mikron, dapat dilihat dengan

sudah makin paham materi Perbedaan antar Suspensi Larutan dan Koloid Beserta Contohnya ? jika ada pertanyaan silahkan isi dikolom komentar

Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi adalah sebagai berikut:

  1. Larutan bersifat homogen, koloid terlihat homogen tetapi bersifat heterogen jika dilihat dengan miskroskop ultra. Dan suspensi bersifat heterogen.
  2. Larutan ukuran partikelnya < 10-7 cm (1nm), koloid ukuran partikel 10-7 s/d 10-5 cm, sedangkan suspensi ukuran partikel > 10-5 cm.
  3. Larutab terdiri dari satu fase, koloid terdiri dari dua fase, dan suspensi terdiri dari dua fase.
  4. Larutan bersifat stabil, koloid umumnya bersifat Stabil, sedangkan suspensi tidak stabil.
  5. Larutan tidak dapat disaring, Contoh : larutan gula, larutan alkohol, larutan asam cuka, larutan NaCl, larutan MgCl2, larutan HCl dan lain-lain. Koloid tidak dapat disaring, tetapi dapat disaring dengan penyaring ultra, Contoh : sabun, susu, kabut, santan, agar – agar, tinta, mayones, awan, shampo, kecap dan lain-lain. Sedangkan suspensi dapat disaring, contoh : air keruh, air pasir, lumpur, tepung, kopi, minyak air, kuah, kaldu dan lain – lain.

Pengertian larutan, koloid dan suspensi

Larutan adalah campuran homogen zat terlarut dan pelarut. Koloid adalah campuran heterogen dua zat yang tersebar merata dalam medium-nya dan tidak mengalami pengendapan bila dibiarkan. Dan suspensi adalah campuran heterogen dua zat yang mengandung partikel padat atau mengalami pengendapan bila dibiarkan sesaat.

Apa itu koloid

Koloid

Secara umum, defenisi koloid adalah ; campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 – 999 nm), sehingga mengalami Efek Tyndall. Partikel koloid juga disebut terus bergerak secara acak, yang disebut dengan Gerak Brown.

Analisa ; partikel koloid (yang secara atomik berfase padat) adalah partikel padat yang sama dengan suspensi, namun memiliki ukuran yang lebih kecil (antara 1 nanometer – 999 nanometer). Koloid umumnya terbentuk karena adanya kesamaan muatan listrik antara masing-masing pertikel, sehingga terjadi gaya tolak-menolak antar masing-masing partikel tersebut.

Sebagai contoh, emas koloid adalah kumpulan partikel – partikel logam emas (dalam suatu ruangan) yang berukuran 1 nm atau lebih. Mengapa partikel-partikel yang notabene sejenis ini tidak mau menyatu (teraglomerasi)?

Karena masing-masing partikel memiliki muatan listrik yang sejenis, maka yang terjadi justru terjadinya gaya tolak-menolak antar mereka (umumnya partikel emas koloid bermuatan negatif). Apa yang menyebabkan terjadinya gerak Brown pada partikel koloid?Gerak Brown adalah gerakan partikel yang acak (random).

Mengapa harus acak ? Gerak Brown terjadi akibat adanya muatan listrik yang sejenis (misalnya muatan masing-masing partikel dalam satu media semuanya positif, atau semuanya negatif), sehingga tiap partikel akan terus – menerus bergerak, bertumbukan antara satu dan lainnya. Karena masing-masing saling menolak, maka gerakan tiap partikel pun tidak bisa diprediksi, alias acak.

Apa itu Larutan

Secara umum, defenisi larutan adalah ; campuran homogen (berbentuk cair) yang terdiri dari dua atau lebih zat/unsur/molekul/senyawa kimia. Secara kasat mata, larutan terlihat jernih, dan tembus cahaya (tidak mengalami efek tyndall).

Disebut larutan, karena ada zat pelarut, dan zat yang terlarut. Suatu contoh, kristal gula yang dilarutkan dalam air tawar, membentuk larutan gula. Atau kristal garam yang dilarutkan dalam air, membentuk larutan garam.

Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain. Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen.

Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak.

Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam.

Pada larutan, ukuran partikel pelarut dan zat terlarut adalah pada dimensi atau sebesar molekul tunggal atau ion. Jadi, molekul-molekul tidak bergabung membentuk partikel yang lebih besar. Partikel terdistribusi satu sama lain secara serba sama (uniform) menghasilkan fasa homogen. Distribusi uniform menyebabkan sifat fisik larutan menjadi berbeda dari pelarutnya. Misalnya, air membeku pada 0oC, tetapi dengan penambahan NaCl, larutan NaCl akan membeku pada kurang dari 0oC.

Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah.

Pada suspensi setidaknya satu komponan mempunyai ukuran partikel relatif lebih besar dan terdistribusi dalam partikel lainnya. Contohnya adalah: (a) pasir halus dalam air, (b) asap di udara, dan (c) endapan dalam campuran reaksi. Pada semua contoh di atas ukuran partikal cukup besar sehingga dapat dilihat apakah dengan mata telanjang atau dengan mikroskop.

Bila suspensi tidak digoyang, atau dibiarkan, maka partikel tersuspensi akan mengendap karena pengaruh gravitasi, meskipun kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran partikel. Contohnya, pasir kasar (ukuran partikel lebih besar) akan lebih cepat mengendap dibandingkan dengan lumpur halus.