perbedaan inti kalimat dan kalimat inti

Kalimat inti (sederhana) merupakan kalimat yang hanya terdiri dari inti subjek dan inti predikat.

Kalimat sederhana merupakan kalimat yang strukturnya menjadi dasar struktur kalimat suatu bahasa . Kalimat itu ditandai oleh faktor kesesuaian bentuk makna, fungsi, kesederhanaan unsur, dan posisi atau urutan unsur. Menurut kesesuain bentuk maknanya., kalimat sederhana memiliki bentuk yang utuh atau legkap. Menurut fungsinya, kalimat sederhana adalah kalimat berita. Ditinjau dari segi kesederhanaannya, kalimat sederhana memiliki unsur-unsur minimal. Berdasarkan urutan unsur-unsurnya, posisi gatra-gatra kalimat sederhana berurutan menurut segi ketergantungan di antara sesamanya. Sifat ketergantungan ini ditentukan oleh struktur fungsionalnya: SP, SPO, SPK, SPOK.

Syarat pertama struktur kalimat sederhana adalah bentuknya yang lengkap, dengan kata lain kalimat sederhana termasuk kalimat lengkap. Kelengkapan bentuk kalimat sederhana merupakan kelengkapan minimal. Artinya, bila unsur-unsur kalimat itu ditiadakan, maka kalimat itu bukan lagi kalimat sederhana.

Contoh:

  • Dia duduk.
  • Dia berlari.
  • Dia menangis.
  • Dia membaca.
  • Irwan menangis.

Setelah sebelumnya membahas beberapa jenis kalimat, kali ini kita akan membahas mengenai kalimat inti dalam bahasa Indonesia. Berikut ini pembahasannya.

Kalimat inti biasa disebut juga dengan kalimat sederhana. Kalimat inti atau kalimat sederhana adalah kalimat yang minimal terdiri atas subjek dan predikat.

Akan tetapi, walaupun minimal hanya subjek dan predikat kalimat inti dapat terbentuk oleh unsur lain yaitu objek dan pelengkap.

Berbeda dengan pola kalimat dasar yang kita bahas sebelumnya, yaitu dapat dibentuk oleh unsur keterangan, kalimat inti tidak memiliki unsur keterangan.

Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas tadi, berikut ini adalah kemungkinan pola kalimat inti:

Ciri-ciri dari kalimat inti adalah sebagai berikut.

  • Harus memiliki unsur-unsur dasar dalam kalimat
  • Kalimat inti dapat terdiri dari subjek-predikat, subjek-predikat-objek, atau subjek-predikat-pelengkap
  • Tidak memiliki unsur keterangan
  • Berupa kalimat aktif dan bukan kalimat negatif
  • Unsur pembentuknya berupa kata bukan frasa.

Contoh Kalimat Inti

Untuk menambah pemahaman mengenai kalimat inti, berikut ini adalah contoh dari kalimat inti dalam bahasa Indonesia.

Pola S-P (Subjek-Predikat)

  • Ayah bekerja
  • Guru mengajar
  • Ibu memasak
  • Rina menangis
  • Adik bermain
  • Adik berlari
  • Adik belajar
  • Adik terjatuh
  • Kakak mengantuk
  • Pamar berlayar
  • Kami berlibur
  • Kami berenang
  • Anak itu terpeleset

Pola S-P-O (Subjek-Predikat-Objek)

  • Ayah membeli buah.
  • Ibu mencuci baju.
  • Kami membawa mangga.
  • Ibu memasak nasi.
  • Kakak menggambar gunung.
  • Adik meniup terompet.
  • Sinta mengibarkan bendera.
  • Luna memetik bunga.
  • Tina menarik Toni.
  • Mobil itu menabrak pohon.
  • Aku sedang menunggu ayah.
  • Ayah menyukai sepak bola.
  • Kakak menutup jendela.
  • Ibu membuka pintu.

Pola S-P-Pel (Subjek-Predikat-Pelengkap)

  • Paman menjadi ketua koperasi.
  • Kami bertemu artis.
  • Orang tua Tina berjualan sembako.
  • Pancasila merupakan dasar negara kita.
  • Ayam itu tertembak peluru.
  • Kami berpelukan erat.
  • Kami berjabat tangan.
  • Adik bermain mobil-mobilan.

Share

Tags: bahasa indonesiaKalimat intiKalimat sederhana

Mengenal Apa Itu Kalimat Inti dan Kalimat Luas +Contoh – Jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia sangat beragam. Ada kalimat singkat, tetapi ada pula kalimat yang panjang. Setiap kalimat digunakan sesuai dengan peruntukannya. Perbedaan penggunaan kalimat akan berpengaruh terhadap maknanya.

Mengenal Kalimat Inti dan Kalimat Luas Beserta Contohnya

pixabay.com

Ketika kamu membaca suatu paragraf, kamu akan menemukan perbedaan struktur penyusun kalimatnya. Terdapat kalimat singkat tanpa kata hubung, tetapi pembaca atau pendengar akan memahami maksud pembicara, seperti ‘aku tidur’. Namun, ada pula kalimat yang cukup panjang dengan kata hubung atau konjungsi, seperti ‘aku makan, sedangkan ayah minum’.

Melihat contoh di atas, kalimat singkat yang pertama adalah kalimat inti, sedangkan kalimat kedua yang lebih panjang adalah kalimat luas. Dari contoh kedua, kamu bisa mengetahui bahwa penggunaan kata hubung pada suatu kalimat sangat berpengaruh pada maknanya. Agar semakin paham dengan kalimat inti dan kalimat luas, berikut ini adalah informasi tentang kalimat tersebut beserta contohnya.

Apa Itu Kalimat Inti?

Pernahkah kamu mendengar istilah kalimat sederhana? Istilah kalimat sederhana tersebut sama dengan kalimat inti, yaitu kalimat yang hanya terdiri dari inti subjek dan inti predikat. Kalimat inti adalah kalimat yang penyusunnya menjadi dasar struktur kalimat pada suatu bahasa. Sebab, kalimat inti sudah memiliki makna, sehingga unsur-unsur pembentuk kalimat inti tersebut tidak boleh hilang agar makna kalimat tidak berubah.

Jika dilihat dari kesesuaian bentuk maknanya, kalimat sederhana merupakan kalimat yang utuh dan lengkap. Dilihat dari fungsinya, kalimat sederhana merupakan kalimat berita. Namun, jika dilihat dari segi kesederhanaannya, kalimat tersebut memiliki unsur minimal. Pada penggunaannya, kalimat inti dapat dikembangkan dengan menambah unsur-unsur lain, seperti objek.

Ciri-Ciri Kalimat Inti

  1. Terdiri dari dua kata yang sekaligus menjadi inti suatu kalimat
  2. Unsur penyusun dasarnya adalah subjek dan predikat
  3. Posisi subjek mendahului predikat
  4. Tidak memiliki unsur keterangan pada kalimatnya
  5. Memiliki unsur pembentuk berupa kata (bukan frasa)
  6. Pola perluasan kalimat inti: subjek – predikat, subjek – predikat –objek, atau subjek – predikat – pelengkap
  7. Bentuk kalimat inti adalah kalimat aktif
  8. Bersifat kalimat berita
  9. Intonasinya netral, sehingga tidak menyebabkan perubahan makna

Contoh Kalimat Inti

Contoh kalimat inti dalam paragraf bisa kamu temukan di dalam bacaan, seperti buku, artikel, surat kabar, dan sebagainya. Kalimat inti bersifat singkat, tetapi sudah mengandung makna. Pembaca atau pendengar tidak akan bertanya-tanya lagi terkait maksud kalimat karena jika disusun dengan subjek dan predikat, kalimat tersebut sudah dapat dipahamu. Adapun contoh kalimat inti berdasarkan pola pembentukannya adalah:

Kalimat Inti dengan Pola Subjek – Predikat (S-P)

• Adik menari • Ibu menjahit • Ayah tidur • Dewi berbelanja • Lia menyanyi • Mereka berlarian • Bulan bersinar • Para siswa menulis • Kamarnya berdebu

• Katak melompat

Kalimat Inti dengan Pola Subjek – Predikat – Objek (S-P-O)

• Adik menari balet • Ibu menjahit kemeja • Ayah mengetik surat • Dewi berbelanja sayur • Lia menonton televisi • Guru mengajar siswa • Pengusaha menandatangani perjanjian

• Sita mengambil uang

Kalimat Inti dengan Pola Subjek – Predikat – Pelengkap (S-P-Pel)

• Sepatunya terawat dengan baik • Semua guru berjiwa besar • Kakak menangis haru • Adik berteriak keras • Ana menangis tersedu-sedu

• Toni berlari kencang

Apa Itu Kalimat Luas?

Kalimat luas adalah pengembangan dari kalimat inti, yaitu kalimat yang sudah diperluas dengan tambahan kata-kata baru, sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata saja. Ciri-ciri kalimat luas antara lain:

  1. Memiliki minimal dua klausa
  2. Terdapat kata hubung atau konjungsi
  3. Penggunaan konjungsi pada kalimat luas adalah dan, tetapi, ketika, dan sebagainya
  4. Dibagi menjadi kalimat luas setara dan kalimat luas tidak setara

Kalimat Luas Setara

Kalimat luas setara memiliki minimal dua buah klausa sebagai penyusunnya yang kedudukannya setara. Masing-masing klausa tersebut juga dapat berdiri sendiri. Jika dipisahkan, klausa tersebut adalah klausa inti yang akan membentuk klausa inti yang nantinya membentuk kalimat luas. Terdapat kalimat luas dengan penanda kata hubung, tetapi ada pula yang hanya menggunakan tanda baca (biasanya koma). Ciri-ciri kalimat luas setara adalah:

  1. Terdapat perubahan intonasi ketika klausa-klausa digabungkan
  2. Menggunakan konjungsi: namun, dan, lagipula, lalu, kemudian, dsb.
  3. Konjungsi berfungsi sebagai pembeda kesetaraan
  4. Pada setiap kalimat di klausa memiliki derajat sama (sederajat)
  5. Pola umum yang digunakan: Subjek – Predikat + Subjek – Predikat

Kalimat Luas Tidak Setara

Kalimat luas tidak setara disebut juga sebagai kalimat luas bertingkat. Kalimat tersebut juga memiliki dua buah klausa yang kedudukannya tidak sejajar. Klausa penyusun kalimat luas tidak setara adalah induk kalimat dan anak kalimat. Ciri-ciri kalimat luas tidak setara adalah:

  1. Memiliki klausa yang tidak sejajar
  2. Menggunakan konjungsi: meskipun, kalau, sebab, dsb.
  3. Terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat

Contoh Kalimat Luas

Penerapan kalimat luas dapat ditemukan pada bacaan, baik berupa paragraf ataupun saat berbicara secara lisan. Kalimat luas lebih panjang dibandingkan kalimat inti. Pahami penggunaan kalimat luas setara dan tidak setara karena fungsinya berbeda.

Contoh Kalimat Luas Setara

• Kakak siap berangkat ke sekolah namun adik belum beranjak dari tempat tidurnya. • Adina membeli sepatu dan ayah membeli jam tangan. • Ibu bisa membawa barang belanjaan sendiri atau meminta bantuan pada orang lain. • Ayah pulang dari kantor lalu mampir ke supermarket membeli makanan. • Rani membereskan mainannya sendiri kemudian memasukkannya ke dalam kotak.

• Paman mencuci baju lalu menjemurnya di atas genting,

Contoh Kalimat Luas Tidak Setara

• Adik tetap berangkat ke sekolah meskipun pagi ini hujan turun sangat deras. • Lintah darat itu mengancam akan mengacaukan rumah kalau pemilik tidak melunasi hutangnya. • Pertemuan itu terjadi sebab rencana sudah disusun matang. • Masyarakat bergotong royong membersihkan saluran air agar saat hujan tiba tidak banjir.

• Kemacetan terjadi karena kendaraan tidak mau saling mengalah.

Demikian informasi tentang mengenal apa itu kalimat inti dan kalimat luas beserta contohnya yang bisa kamu gunakan di dalam paragraf. Ada pula tambahan jenis kalimat yang dapat kamu terapkan untuk memperindah paragraf, seperti contoh kalimat transformasi, contoh kalimat luas dan sempit, dan sebagainya.

Jika akan menggunakannya dalam paragraf, pastikan penggunaan kalimatnya padu antara yang satu dengan lainnya. Kamu bisa membaca kalimat tersebut beberapa kali agar semakin yakin bahwa penggunaan kalimat tersebut sesuai konteksnya. Semoga bermanfaat.

Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah