Penyakit karena kipas angin dan AC

Udara yang panas membuat tubuh tidak nyaman beraktivitas. Kipas angin dan AC (air conditioner) jadi solusi yang tepat untuk menghilangkan panas ini. Kipas angin memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan AC. Akan tetapi, lebih baik kipas angin atau AC untuk kesehatan? Yuk simak ulasan di bawah ini.

AC bisa mengusir panas lebih ampuh dibandingkan kipas angin

AC atau penyejuk udara bisa membantu tubuh lebih segar meskipun lingkungan di luar terasa panas. AC memiliki kemampuan mendinginkan udara dibandingkan kipas angin.

Maka itu, AC membuat tubuh lebih nyaman untuk beraktivitas, dan suhu yang rendah di ruangan ber-AC bisa mengurangi keberadaan serangga. Biasanya ruangan ber-AC akan tertutup, jadi lebih sedikit terpapar polusi.

Ini berbeda dengan ruangan yang berisi kipas angin. Kipas angin cenderung memberikan aliran angin saja. Jika udara panas, maka itu akan tetap terasa. Dari segi kesejukannya tentu AC akan menang telak.

Tapi, kualitas udara dalam ruangan ber-AC jadi kurang bagus

Penyakit karena kipas angin dan AC
Sumber: Reader’s Digest

Sirkulasi udara terbatas pada pengguna AC

Masalah umum pada AC adalah sirkulasi udaranya yang selalu sama di sekitar ruangan. Ini artinya, kalau seseorang batuk atau bersin, kuman akan tinggal di udara dan berputar di sekitar ruangan tersebut sepanjang hari itu.

Jika semakin banyak orang yang bersin dan batuk, maka jumlah kuman di ruangan ber-AC semakin banyak dan menumpuk. Dengan begitu, Anda yang sistem imunnya sedang menurun akan sangat mudah terkena kuman penyakit.

Berbeda dengan kipas angin yang memang tidak menggunakan sirkulasi udara di satu tempat saja. Menggunakan kipas angin bisa dilakukan di ruangan yang tidak tertutup, sehingga ini memungkinkan adanya sirkulasi udara yang lebih baik dibandingkan dengan AC

AC mengurangi kelembaban ruangan

AC juga bisa memengaruhi kelembapan ruangan. Ruangan yang ber-AC akan membuat kelembaban udara semakin kering. Alhasil, kulit jadi lebih mudah kering saat Anda menggunakan AC.

Tentu saja semakin lama dan sering Anda menghabiskan waktu di ruangan ber-AC, kulit akan semakin kering karena kehilangan kelembapannya.

Di ruangan ber-AC juga sebenarnya bisa membuat tubuh dehidrasi tanpa disadari. Ini cukup berbahaya, jika Anda jarang minum dalam runagan ber-AC.

Udara di AC yang sejuk membuat tubuh tidak berkeringat dan lupa diri untuk minum, padahal keringat tubuh sudah menguap lebih cepat tanpa disadari. Bukan hanya itu, Anda juga jadi pipis lebih sering di ruangan ber-AC, betul kan?

Nah ini artinya, cairan tubuh lebih mudah keluar saat di ruangan ber-AC. Tanpa minum yang cukup, tubuh Anda sangat mudah mengalami dehidrasi.

Ini berbeda dengan kipas angin. Kipas angin tidak memengaruhi kelembaban ruangan. Kelembaban ruangan cenderung stabil saat Anda menggunakan kipas angin. Maka itu, risiko kulit kering atau dehidrasi bisa dihindari.

Jadi sebaiknya pilih yang mana kipas angin atau AC?

Penyakit karena kipas angin dan AC

Sebenarnya, menggunakan AC atau kipas angin tergantung dengan kebutuhan Anda masing-masing. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan keduanya. Banyak hal yang luput dari perhatian ketika menggunakan AC atau kipas angin, yang justru memengaruhi kesehatan.

Menggunakan AC harus sering-sering pakai pelembap

AC bisa jadi pilihan yang tepat untuk cuaca yang sangat panas, sebab bukan hanya memberikan angin melainkan juga memberikan sensasi dingin.

Akan tetapi, tetap saja penggunaan AC harus diimbangi oleh beberapa hal untuk mengurangi efek buruknya seperti menggunakan losion untuk menjaga kelembaban kulit, lebih banyak minum air putih, dan memastikan AC yang digunakan memiliki daya saring udara yang baik dan efektif.

Sedangkan untuk kipas angin, ketika Anda menggunakannya saat cuaca sedang panas-panasnya maka kurang efektif. Sebab, kipas angin hanya meniup udara panas yang menempel di kulit. Tidak memberi efek dingin.

Di bawah suhu sekitar 35 derajat celcius, kipas angin bisa berfungsi dengan baik untuk menyejukan, namun jika suhu lingkungan sekitar sudah lebih dari itu, kipas angin bisa membuat Anda lebih banyak berkeringat.

Jika memilih kipas angin, ini yang harus diperhatikan

Meskipun penggunaan kipas angin terlihat aman, akan tetapi jangan arahkan langsung kipas angin ke tubuh. Pantulkan angin agar berputar di dalam ruangan.

Dengan begitu ruangan akan menjadi sejuk dan sirkulasi udara semakin lancar, sehingga udara yang Anda hirup tetap bersih.

Jika ingin memilih AC atau kipas angin, sesuaikan dengan kebutuhan Anda. Yang penting adalah selalu bersihkan AC atau kipas angin secara berkala.

Partikel debu yang menumpuk di AC atau kipas angin akan menyebarkan polusi, dan kuman.

Itulah yang akan Anda hirup nantinya. Kondisi ini bisa memperberat sistem pernapasan tubuh bekerja ekstra menyaring kotoran dari kipas angin atau AC yang kotor.

Lebih baik pakai AC apa kipas angin?

Kipas angin jauh lebih sehat ketimbang AC karena kipas angin tidak berfungsi sebagai pendingin, hanya menimbulkan efek angin dingin saja. Sedangkan AC tidak memiliki fungsi sirkulasi udara sebab jika menggunakan AC ruangan serba tertutup sehingga udara di dalam kamar akan berputar di area tersebut sepanjang hari.

Apakah Bell's Palsy disebabkan oleh kipas angin?

Penjelasan dokter Menurutnya, paparan kipas angin, AC, atau udara dingin buka merupakan penyebab utama Bell's Palsy.

Bell's Palsy karena apa?

Walaupun sepintas gejalanya mirip stroke, bell's palsy bukanlah stroke. Hal ini dikarenakan penyebab bell's palsy biasanya adalah infeksi virus (herpes, gondok, influenza, dan sejenisnya)serta paparan terhadap udara dingin.

Berapa lama penyakit bell's palsy bisa sembuh?

Bell's palsy adalah kelemahan atau kelumpuhan otot wajah yang disebabkan kerusakan saraf facialis, yang biasanya terjadi hanya pada satu sisi wajah. Kondisi ini pada umumnya tidak permanen dan mulai membaik di minggu ke 2 sampai 6 bulan setelah terjadinya.