Penguapan air dipermukaan bumi terjadi akibat dari pemanasan

Jakarta -

Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tapi tahukah kamu bagaimana proses terjadinya hujan?

Fenomena hujan termasuk dalam bagian dari proses terbentuknya air di bumi. Proses ini dapat dijelaskan melalui siklus hidrologi atau proses perubahan bentuk air di bumi yang terjadi secara berulang.

Berikut ini tahapan dalam siklus hidrologi yang dikutip dari buku Buku Ajar Manajemen DAS Pulau-Pulau Kecil karya Bokiraiya Latuamury.

Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas (penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi.

Tahap lainnya adalah penguapan air. Penguapan air tidak hanya terjadi di tanah, tetapi juga berlangsung di jaringan makhluk hidup. Pada dasarnya, prinsip kerja transpirasi dengan evaporasi hampir sama. Keduanya mengubah air menjadi uap air yang naik ke atas atmosfer.

"Transpirasi adalah proses penguapan pada tumbuhan ketika melakukan pernapasan. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan uap air yang dihasilkan melalui evaporasi," tulis Bokiraiya Latuamury.

Selanjutnya, uap air mengalami kondensasi atau pengembunan berupa wujud partikel-partikel es. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat di ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es tersebut kemudian terbentuk menjadi awan jenuh yang selanjutnya akan menjadi permulaan proses terjadinya hujan.

Tahapan inilah menjadi tahap terjadinya hujan. Pasalnya, pada tahapan ini awan-awan jenuh yang berisi titik-titik air di atmosfer bertambah dingin. Hal tersebut membuat awan semakin berat, hingga akhirnya titik-titik air yang dikandungnya turun ke permukaan bumi.

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi inilah yang dinamakan hujan. Bila suhu yang ada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan salju atau es.

Air hujan yang sudah jatuh ke tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah sebagai air tanah. Sebagian lagi mengalir ke danau atau sungai yang kemudian mengalir ke laut. Berdasarkan proses terjadinya tersebut, kita juga dapat mengelompokkan hujan menjadi tiga jenis di antaranya,

3 Jenis Hujan

  • 1. Hujan orografis atau hujan pegunungan

Hujan ini terjadi apabila angin yang membawa uap hair harus naik ke atas pegunungan (oro). Awannya bertambah berat dan turunlah hujan.

  • 2. Hujan zenithal atau hujan konveksi

Hujan terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa. Sehingga menyebabkan penguapan yang naik secara vertikal (konveksi).

Massa udara yang naik itu terus mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan dan awan konveksi. Awan tersebut jatuh dan menjadi hujan.

Terjadinya hujan apabila ada pertemuan massa udara panas yang mengandung air dengan massa udara dingin di sepanjang daerah miring (front). Kemudian, di daerah tersebut terjadi pengembunan yang luar biasa sehingga menghasilkan hujan.

Fenomena proses terjadinya hujan menjadi bagian penting dalam siklus hidrologi. Pasalnya, dibutuhkan perputaran air yang berulang secara terus menerus mulai dari ari menjadi uap kemudian menjadi air lagi.

Gimana nih, detikers? Sudah paham dengan penjelasan proses terjadinya hujan di atas?

Simak Video "Sebanyak 32 Persen Warga DKI Jakarta Masih Gunakan Air Tanah"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/lus)

Jakarta -

Dari berbagai siklus biogeokimia yang terus berlangsung di bumi, siklus hidrologi adalah salah satu diantaranya yang dikenal juga dengan siklus air. Menurut Britannica Encyclopedia, siklus ini merupakan sirkulasi atau perputaran air dalam sistem atmosfer bumi.


Pernahkah kamu bertanya-tanya, apakah air di bumi bisa habis jika digunakan terus menerus oleh manusia? Lalu, bagaimana proses perputaran air sehingga kita bisa menggunakannya setiap hari?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu perlu memahami seluk beluk materi siklus hidrologi berikut ini.

Dikutip dari materi Pengelolaan Tanah dan Air: Siklus Hidrologi yang diterbitkan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS), siklus hidrologi adalah sebuah siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung terus menerus.

Artinya siklus hidrologi ini menggambarkan bagaimana molekul air (H20) bergerak tanpa henti dari atmosfer ke bumi dan sebaliknya sehingga menciptakan rangkaian perjalanan molekul air di bumi.


Hidrologi selain menyangkut pergerakan air juga membahas kualitas air yang dapat dikonsumsi hingga distribusi atau penyebarannya di bumi. Selain mempertahankan ketersediaan air, siklus ini menjaga intensitas cuaca dan suhu di bumi, termasuk timbulnya hujan dan salju.


Dengan demikian, secara keseluruhan siklus hidrologi membantu keseimbangan ekosistem dan menjaga kebutuhan hidup makhluk di bumi. Itulah mengapa air di bumi tidak pernah habis selama siklus air berjalan semestinya.

Jenis-Jenis Siklus Air

Siklus air ada berbagai macam, hal ini berdasarkan pada jumlah tahapan yang dilalui air. Terdapat tiga jenis siklus air yang perlu kamu ketahui, diantaranya yaitu:

Siklus pendek

Siklus air yang diawali dari evaporasi air laut ke atmosfer. Uap air akan mengalami kondensasi dalam ketinggian tertentu hingga membentuk awan. Awan yang tidak kuat dengan beban air akan mengalami presipitasi lalu turunlah hujan air yang jatuh kembali ke laut.

Siklus sedang

Serupa dengan siklus pendek, siklus sedang terjadi saat air laut menguap. Namun uap air terbawa angin ke daratan dan di ketinggian tertentu uap akan mengalami proses kondensasi menjadi awan dan muncul hujan yang jatuh di daratan.


Air hujan akan meresap ke dalam tanah, ada yang diserap akar tumbuhan atau terbawa aliran air permukaan seperti sungai dan parit. Kemudian sebagian air akan melewati berbagai macam saluran yang membawanya kembali ke laut.

Siklus panjang

Terjadi karena proses evaporasi dan kondensasi air lalu yang membentuk awan. Kemudian awan terbawa angin ke tempat lebih tinggi di daratan. Bentukan awan tadi berkumpul dengan uap air hasil evaporasi danau, sungai, dan transpirasi tumbuhan.


Ketinggian tempat mempengaruhi uap air menyentuh lapisan udara dingin hingga berubah menjadi salju dan terjadilah hujan salju di musim dingin. Hal ini juga membentuk bongkahan es pada pegunungan tinggi.


Berkat adanya gaya gravitasi, bongkahan es di gunung akan turun ke tempat lebih rendah yang dikenal dengan fenomena gletser. Jika gletser terkena suhu tinggi, maka akan mencair dan mengalir melalui perairan darat lalu kembali ke arah laut.

Proses Siklus Hidrologi

1. Evaporasi

Berawal dari terjadinya penguapan air di permukaan bumi, baik itu di sungai, danau, maupun laut. Evaporasi adalah berubahnya air yang berwujud cair menjadi air berwujud gas sehingga dapat naik ke atmosfer bumi.

2. Transpirasi

Transpirasi adalah proses penguapan seperti tahap evaporasi, bedanya transpirasi merupakan penguapan yang terjadi pada makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan.

3. Evapotranspirasi

Tahap penguapan air secara keseluruhan yang terjadi di permukaan bumi. Proses ini terjadi pada lingkungan air maupun pada jaringan makhluk hidup lainnya.

4. Sublimasi

Sublimasi merupakan proses berubahnya es yang ada di area kutub atau di puncak gunung menjadi uap air, meski tanpa melalui fase pencairan dahulu.

5. Kondensasi

Proses perubahan uap air menjadi partikel-partikel es yang ukurannya sangat amat kecil. Partikel ini terbentuk karena suhu dingin di ketinggian atmosfer atas bumi.


6. Adveksi

Dalam tahap ini awan berpindah dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal karena aurs ain atau adanya perbedaan tekanan udara.

7. Presipitasi

Proses dimana awan mencair karena suhu udara yang tinggi. Inilah yang menyebabkan terjadinya hujan, dimana butiran air jatuh dan membasahi sejumlah permukaan bumi.


8. Run Off

Disebut juga dengan limpasan yaitu proses pergerakan air dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah di bumi.

9. Infiltrasi

Proses pergerakan air yang masuk menyerap ke dalam pori-pori tanah. Secara lambat proses infiltrasi ini akan membawa air tanah menuju kembali ke laut.

10. Konduksi

Proses pemanasan dengan cara bersinggungan langsung dengan suatu objek. Pemanasan ini terjadi akibat molekul udara yang ada di dekat permukaan bumi.


Itulah proses siklus hidrologi yang dapat menjawab pertanyaan kamu soal, apakah air di bumi akan habis jika digunakan terus menerus? Selama siklus ini berlangsung, air bisa terus kita dapatkan. Namun, tentunya perlu pemeliharaan sumber daya air yang tepat agar bisa diakses dengan adil oleh penduduk bumi.

Simak Video "Kreatif! Pemuda Ponorogo Ini Raup Cuan Lewat Miniatur Kincir Air"



(lus/lus)

KOMPAS.com - Air yang ada di permukaan Bumi terkadang terlihat berkurang ketika terjadi kekeringan. Pada waktu yang lain, air terlihat bertambah banyak ketika turun hujan. Padahal, air di permukaan Bumi ada dalam jumlah yang tetap, namun terlibat di dalam siklus air. Siklus air menyebabkan air muncul di darat, laut, dan udara.

Siklus air

Dilansir dari Britannica, siklus air adalah sebuah proses yang berkelanjutan dari air yang ada di Bumi. Siklus ini menjaga jumlah air di Bumi dalam jumlah yang tetap. Namun semuanya muncul dalam bentuk dan tempat yang berbeda-beda.

Diperkirakan sebanyak 496.000 kilometer kubik air setiap tahunnya menguap ke udara dari tanah, sungai, danau, dan lautan. Dalam 10 hari ke depan setelah proses penguapan, air akan kembali turun sebagai hujan atau salju.

Proses siklus air

Proses siklus air terbagi menjadi tiga tahap utama: evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing tahapan.

Evaporasi

Evaporasi adalah proses penguapan air dari bentuk air menjadi titik-titik air dan gas. Air yang menguap berasal dari berbagai sumber air di Bumi, seperti danau, sungai, dan lautan. Bahkan, proses evaporasi juga terjadi dari es menjadi titik-titik air. Proses ini disebut dengan menyublim.

Hal yang membuat proses penguapan ini terjadi adalah panas Matahari. Faktor lainnya yang memengaruhi terjadinya evaporasi adalah suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan radiasi Matahari.

Semua titik-titik air bisa terbang tinggi dan semua berkumpul di lapisan troposfer. Lapisan troposfer adalah lapisan atmosfer yang paling dekat dengan Bumi dan terbentang hingga ketinggian 13 kilometer di atas permukaan Bumi.

Baca juga: Proses Terjadinya Hujan dan Penjelasannya Menurut Sains

Kondensasi

Kondensasi adalah proses perubahan gas dan titik-titik air menjadi cair. Kondensasi bisa terjadi di atmosfer yang tinggi ataupun dekat dengan tanah.

Jika kondensasi terjadi di langit yang tinggi, maka titik-titik air tersebut akan membentuk awan bersama dengan berbagai partikel kecil yang ada di langit. Partikel tersebut contohnya garam laut, debu, atau polutan. Jika kondensasi terjadi di udara yang rendah, maka yang terbentuk adalah kabut.

Faktor-faktor yang memengaruhi kondensasi antara lain Matahari dan tekanan udara. Semakin dingin udara, maka proses kondensasi akan semakin mudah terjadi.

Presipitasi

Presipitasi adalah jatuhnya air kembali ke Bumi atau biasa kita kenal dengan terjadinya hujan. Air yang jatuh ke Bumi dalam proses presipitasi bisa jatuh dalam bentuk hujan, salju, atau hujan es.

Presipitasi merupakan proses utama kembalinya air menuju ke sumber-sumber air, seperti sungai, danau dan lautan. Setelah sampai, maka air akan kembali ke tahap pertama, yaitu penguapan atau evaporasi.

Begitulah penjelasan siklus air yang terjadi terus menerus di Bumi kita. Apa kamu tertarik untuk memperhatikan proses siklus air yang terjadi di rumahmu? Tahap mana yang bisa kamu amati?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya