Pelajaran yang dapat kita petik dari cerita kupu kupu dan semut adalah

Cermati cerita berikut ini!


    Tampak seekor kupu-kupu sedang menangis di taman bunga. Seekor lebah menghampiri kupu-kupu itu. 

    “Mengapa kamu menangis?” tanya lebah. 

    “Persediaan nektarku habis diambil oleh semut. Sudah beberapa hari ini ada segerombolan semut yang mencuri nektarku. Padahal semut itu sudah kuberi nektar beberapa hari yang lalu,” jawab kupu-kupu. 

    “Tenang saja, kami akan membantumu,” jawab lebah yang lain. Hati lebah tersentuh dan merasa iba melihat kupu-kupu tak berdaya menghadapi semut. Lebah kemudian memberi nektar kepada kupu-kupu. Setelah itu lebah berbondong-bondong mengusir semut. Semut memohon ampun dan berjanji tidak akan mencuri nektar lagi. Kupu-kupu merelakan nektar yang telah dicuri oleh semut. Ia memaafkan semut.

(Sumber: dongengceritarakyat.com) 

Keteladanan yang dapat kita petik dari tokoh kupu-kupu dalam cerita tersebut adalah .... 

  1. memaklumi perbuatan semut 

  2. bersedia ditolong oleh lebah 

  3. mau memaafkan kesalahan semut 

  4. mau menerima pemberian nektar dari lebah 

Dongeng anak bergambar adik-adik yang baik. Sudah lama Kakak gak update cerita anak-anak. Maaf yah adik-adik. Nah kali ini kakak akan menceritakan kisah semut yang sombong dan kupu-kupu. Seru lho dongeng nya. Yuk kita baca dongeng bersama-sama.

Pelajaran yang dapat kita petik dari cerita kupu kupu dan semut adalah


Pada suatu hari, di kisahkan didalam hutan yang sangat lebat, didalamnya tinggal bermacam-macam binatang, ada semut, ada gajah, harimau, burung, kupu-kupu dan sebagainya.

Satu malam datanglah badai yang sangat dahsyat, badai yang membuat seluruh penghuni hutan itu menjadi panik. Semua para binatang berlarian ketakutan dan berusaha berlindung dari badai yang dahsyat itu.

Keesokan harinya matahari muncul dengan sangat cerah, setelah semalam diporak porandakan oleh badai. Terdengar suara kicauan-kicauan burung yang merdu. Akan tetapi banyak sekali pepohonan yang tumbang dan terlihat berantakan akibat badai semalam.

Di salah satu dahan pohon yang tumbang tersebut menempel satu kepompong. Ia tampak sedih karena saat semalam badai datang, ia tidak bisa lari untuk berlindung.

Tak lama kemudian keluar seekor semut yang muncul dari balik tanah. Semut yang mempunyai sifat sombong dan angkuh seakan tidak perduli melihat keadaan kepompong.

Baca dongeng anak lainnya :


➤ Anak katak yang sombong dan anak lembu
Dongeng asal mula rumah siput
Kisah persahabatan tupai dan ikan gabus
Dongeng kancil yang cerdik dan harimau
Dongeng bangau tua yang licik
Dongeng merak dan bangau Dengan sombongnya si semut berkata "Hey, kau kepompong. Coba kau lihat aku, aku bisa berlindung dari serangan badai semalam. Aku tidak seperti kau kepompong, lihat tubuh mu yang hampir rusak dan basah kuyup akibat badai, ha..ha...ha.... " ucap sisemut dengan sombongnya. Tak hanya sombong dihadapan kepompong saja, ternyata si semut pun menyombongkan dirinya kepada binatang lain didalam hutan yang sedang bersedih karena kerusakan badai semalam.

Sampai ke esokan harinya, saat sisemut berjalan-jalan, si semut tidak sadar kalau dia telah menginjak lumpur hidup. Tak lama semut pun terjebak dan hampir terhisap oleh lumpur itu.

"Toolooonggg... toloooooongggg... aku terjebak dilumpur ini... tolong lah aku," teriak si semut. Tak lama muncul lah seekor kupu-kupu terbang diatas si semut. "Hey, kau kupu-kupu. tolong lah aku," pinta si semut "Kenapa aku harus menolong mu semut, bukankah kau itu hebat bisa selamat dari apapun," jawab kupu-kupu. "aku masih ingat perkataan mu semut, dengan sombongnya kau menghina dan tertawa diatas penderitaan ku kemarin. Apakah kau masih ingat aku semut? aku kepompong yang kau tertawakan disaat aku sedang sedih karena badai kemarin," lanjut kata sikupu-kupu. Sisemut mendengar itu merasa malu sekali atas kesombongannya dan atas sikapnya yang mentertawakan binatang lain yang sedang kesusahan. "Maafkan aku kupu-kupu, memang kemarin aku telah salah kepada mu. Tapi jika kau jika kau mau menolongku, aku sangat berhutang budi kepada mu. Dan jika kau tidak mau menolong ku, aku tidak akan menyalahkan mu, biar lah aku mati bersama kesombongan ku terhisap oleh lumpur ini," kata si semut.

Kupu-kupu yang melihat kejadian itu tentu saja tidak tega melihat semut yang sedang kesulitan bertaruh nyawa dengan lumpur. Dan akhirnya si kupu-kupu menolong sisemut keluar dari lumpur itu.

Sisemut pun berjanji tidak akan menghina dan mentertawakan binatang-binatang didalam hutan yang sedang kesusahan.

Nah adik-adik yang baik, hikmah yang bisa kita petik dari Dongeng anak diatas bahwa kita sebagai makhluk tuhan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi janganlah kita menyombongkan diri atas apa yang kita punya. Apalagi kita mentertawakan teman kita yang sedang dalam kesulitan dan kesusahan.

Tema: Belajar pada Kehidupan Fauna


  • Secara etimologis fabel berasal dari bahasa Latin fabulat.
  • Cerita fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia.
  • Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral.
  • Tokoh pada cerita fabel biasanya binatang.
  • Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.
  • Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri
  • Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga  kepada orang dewasa.
  • Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalam menanamkan nilai- nilai moral.

MEMAHAMI ISI TEKS FABEL

            Dalam kehidupan sehari-hari, nilai kejahatan dan kebaikan akan selalu hadir di sekitar kita. Kedua nilai yang saling bertentangan inilah yang akan menentukan kualitas hidup dan martabat manusia. Jika kita mampu membumikan dan mengokohkan nilai kebaikan dalam diri kita, tentu kita akan menjadi manusia yang bermartabat, beradab, dan berbudaya.

Nilai kejahatan dan kebaikan dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga tersirat dalam cerita fabel. Kita dapat mengambil pelajaran yang baik dari cerita-cerita yang dikisahkan dalam fabel.

Bacalah teks fabel berikut ini!

Kupu-kupu Berhati Mulia

Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu. Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang  semut mengejek bentuk kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.

 “Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Pada suatu pagi sang  semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat di mana-mana. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan. “ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong...!” Untunglah saat itu ada  seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut. “Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”  Lalu, sang semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.

Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu. Ternyata, kepompong yang dulu diejek sudah menyelamatkan dirinya. Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan tentang isi teks. Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks fabel “Kupu-Kupu Berhati Mulia” tersebut, kamu dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut. 

1.     Siapa tokoh dalam cerita itu?

Kepompong/ kupu-kupu

2.    Apa masalah yang muncul dalam teks tersebut?

Si Semut mengejek Kepompong.

3.    Apa yang dirasakan para tokoh dalam teks itu?

Si semut merasa dirinya paling hebat

Kupu-kupu senang menolong Semut.

4.    Mengapa si semut dikatakan sombong dan si kupu-kupu dikatakan berhati mulia?

Si Semut dikatakan sombong karena dia telah menghina Kepompong, sedangkan Si Kupu-kupu sangat bijaksana marena ia tidak peduli terhadap ejekan Semut bahkan ia bersedia menolong Semut ketika Semut terjebak di lumpur.

5.    Sebutkan contoh kebaikan dari sifat tokoh-tokoh dalam teks itu!

·         Kebaikan Si Semut, ia mau bertobat dan berjanji tidak akan menghina makhluk hidup lainnya.

·         Kebaikan Kupu-kupu, ia mau menolong Semut walau Semut telah mengejeknya.

6.    Setujukah kamu jika terjadi musibah, kita harus saling membantu? Mengapa hal itu kita lakukan?

Setuju karena kita tidak bisa hidup tanpa orang lain dan kita harus saling mengasihi. Ketika orang lain mengalami musibah, harus dibantu karena orang lain merupakan bagian dalam hidup kita. Wujud kasih sayang kita terhadap orang lain adalah dengan melayani dan menolong.

7.    Apa nilai kejahatan dan kebaikan yang tersirat dalam teks fabel di atas?

Nilai kejahatan yang terdapat dalam cerita ini adalah sifat sombong dan suka menghina seperti yang dilakukan Semut, sedangkan nilai kebaikannya adalah saling menolong dan tidak saling menghina, serta mau bertobat.

8.    Kepompong mewakili sebuah siklus kehidupan. Saat menjadi kepompong, dia hanya diam dan tidak bisa pergi ke mana-mana. Selanjutnya, dia bahagia saat menjadi kupu-kupu. Begitulah kehidupan. Bagaimana pendapat kamu tentang hal itu?

Kita selalu akan menghadapi siklus kehidupan. Kadang kita mengalami kesusahan dan kadang mengalami kebahagiaan. Saat kita bahagia jangan melupakan orang lain, dan jika mengalami kesedihan kita harus tegar dan kuat jarena semua kesedihan akan berlalu seiring putaran waktu

9.    Apa amanat yang terkandung dalam teks di atas?

Amanat yang terkandung dalam teks fabel di atas adalah harus saling menolong dan tidak boleh menghina orang lain.

STRUKTUR TEKS FABEL

Setelah kita membaca teks fabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa fabel termasuk jenis dongeng, yaitu cerita yang tidak benar-benar terjadi, penuh imajinasi, dan bersifat tidak logis (tidak masuk akal). Fabel termasuk jenis dongeng yang menggunakan hewan sebagai tokoh untuk menggambarkan watak dan perilaku manusia. Dahulu fabel dituturkan sebagai tradisi lisan karena belum ada tradisi menulis. Hal ii dilakukan untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-cucu.

            Fabel memiliki struktur isi sebagai berikut.

1.     Orientasi

Pada tahap ini memperkenalkan para pelaku, hal yang dialami pelaku, dan tempat peristiwa terjadi.

2.    Kompikasi

Komplikasi dimulai dari konflik (permasalahan) sampai tahap klimaks (puncak masalah)

3.    Resolusi

Pada tahap ini konflik terpecahkan mulai ada penyelesaian (proses penyelesaian masalah)

4.    Koda

Pada tahap ini  berupa akhir cerita atau hasil dari proses penyelesaian yang mengandung amanat. Baik tertulis, maupun tersirat.

Struktur teks fabel “Kupu-kupu Berhati Mulia” yaitu sebagai berikut:

ORIENTASI:

Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu. Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang  semut mengejek bentuk kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.

KOMPLIKASI

Tahap permulaan masalah (konflik):

 “Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Tahap masalah memuncak (Klimaks):

Pada suatu pagi sang  semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat di mana-mana. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan. “ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong...!”

ORIENTASI:

... Untunglah saat itu ada  seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut. “Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”  Lalu, sang semut memegang erat ranting itu. Si Kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian, sang Semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena Kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.

KODA:

Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu. Ternyata, kepompong yang dulu diejek sudah menyelamatkan dirinya. Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

MEMAHAMI UNSUR KEBAHASAAN TEKS FABEL

1.     Mengidentifikasi Kata Kerja

Kata kerja yang terdapat dalam teks fabel “Kupu-kupu  yang Behati Mulia” terdapat pada kata yang digarisbawahi pada teks di atas. Kamu boleh menganalisis kembali untuk menemukan kata kerja lain yang belum ditandai.

Pelajari  kata kerja pada blog ini.

Jenis kata kerja terdiri atas kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif. Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat,  misalnya memegang, mengangkat. Sementara itu kerja aktif intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat, misalnya diam.

2.    Penggunaan kata sandang Si- dan Sang

Penggunaan kata sandang Si- dan Sang pada teks fabel di atas yaitu:

1)     Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.

2)    Sang  semut mengejek kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana- mana.

3)    Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka.

4)    Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

5)    “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.

Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut. Bedakan dengan contoh berikut ini.

1)     “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.

2)    Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.

3.    Penggunaan keterangan waktu, tempat, dan suasana

Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu. Cermati kalimat berikut yang diambil dari teks yang telah dibahas.

1)     Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.

2)    Pada suatu pagi sang  semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.

3)    Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.

4)    Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.

4.    Penggunaan kata hubung (konjungsi) lalu, kemudian, dan akhirnya

Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks. Perhatikan kalimat di bawah ini!

1)     Setelah mendengar berita kebakaran itu, Amir pergi ke luar, kemudian berlari, lalu berteriak sambil menangis.

2)    Lalu, sang semut memegang erat ranting itu.

3)    Kemudian, sang semut berterima-kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.

4)    Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.


Page 2