Organisasi yang mempelopori Kongres pemuda yang kemudian melahirkan Sumpah pemuda adalah

Utusan Bandung ke Kongres PPPI pada 1927 di Stasiun Gambir, Jakarta, dijemput panitia. (Repro 45 Tahun Sumpah Pemuda).

ORGANISASI mahasiswa yang beperan penting dalam pelaksanaan Kongres Pemuda I (1926) dan II (1928) adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Ia didirikan oleh mahasiswa RHS (Sekolah Tinggi Hukum) dan Stovia (Sekolah Tinggi Kedokteran) di Batavia, serta THC (Sekolah Tinggi Tekhnik) di Bandung. Pendirinya antara lain Soegondo Djojopoespito, Sigit, dan Soewirjo. Didirikan pada 1925, PPPI baru diresmikan pada September 1926.

“PPPI satu-satunya perkumpulan mahasiswa di Batavia yang anggotanya semuanya adalah mahasiswa yang beraliran nasionalis,” kata anggota PPPI, Ide Anak Agung Gde Agung, dalam memoarnya, Kenangan Masa Lampau. “Di dalam perkumpulan mahasiswa ini, masalah nasionalisme, kolonialisme, dan perjuangan kebangsaan dibicarakan secara serius dan tidak ada waktu dan kesempatan bagi para anggota perhimpunan ini untuk berfoya-foya atau mengadakan pesta-pesta.”

PPPI, disebut dalam 45 Tahun Sumpah Pemuda, mengusahakan persatuan Indonesia dan ini berarti PPPI berpolitik dan “PPPI bukan merupakan korps mahasiswa Indonesia yang mau bersenang-senang saja. PPPI harus berjuang untuk kemerdekaan tanah air. Di samping berjuang, anggota-anggotanya harus tetap rajin belajar agar mendapatkan ilmu yang diperlukan buat perjuangan.”

Advertising

Advertising

Baca juga: Kisah rumah tempat lahirnya Sumpah Pemuda

PPPI cepat populer karena ketika itu jumlah mahasiswa bumiputera sangat sedikit dan penerimaannya sangat ditentukan oleh kemampuan intelektual. Selain itu, para pelajar sekolah menengah menganggap mereka sebagai saudara tua, di samping karena banyak anggota PPPI menjadi pemimpin organisasi pemuda lainnya. “Dengan demikian, wajarlah kalau PPPI menjadi pemimpin dari organisasi-organisasi pemuda lainnya,” tulis Leo Suryadinata dalam Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia.

PPPI berusaha menyatukan berbagai organisasi pemuda dengan membentuk sebuah pengurus pusat organisasi-organisasi pemuda. Dalam kepengurusan ada Moh. Tabrani (Madura), Bahder Djohan (Sumatera), Soemanto (Jawa), Jan Toule Soulehuij (Ambon), dan Paul Penontoan (Manado). Mereka mewakili berbagai organisasi pemuda berlatar belakang etnis. Pengurus mengadakan Kongres Pemuda I di Jakarta pada 30 April-2 Mei 1926.

Dalam kongres tersebut, PPPI mengusulkan dibentuk organisasi pemuda hasil fusi: Perhimpoenan Massa Moeda Indonesia. Kelompok lain mengusulkan pembentukan sebuah organisasi pemuda di samping organisasi-organisasi pemuda yang ada. Kedua usul ini ditolak kongres karena masih kuatnya sentimen kedaerahan dan kesukuan.

Baca juga: Tionghoa dalam Sumpah Pemuda

PPPI kemudian juga memprakarsai Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Susunan panitia kongres mewakili berbagai organisasi: Ketua Soegondo (PPPI), Wakil Ketua Djoko Marsaid (Jong Java), Sekretaris Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond), Pembantu I Djohan Muh. Tjai (Jong Islamieten Bond), Pembantu II R. Katjasungkana (Pemuda Indonesia), Pembantu III Senduk (Jong Celebes), Pembantu IV J. Leimena (Jong Ambon), dan Pembantu V Rohyani (Pemuda Kaum Betawi).

Soegondo mengajukan kembali usul PPPI dalam Kongres Pemuda I mengenai pembentukan organisasi yang tunggal. Usul ini kandas karena bakal mengakibatkan pembubaran berbagai organisasi pemuda yang harus dibicarakan dulu oleh masing-masing organisasi. “Namun, keinginan bersatu sangat menonjol. Pada 28 Oktober dikeluarkan resolusi Sumpah Pemuda,” tulis Leo.

Federasi organisasi pemuda yang diusulkan PPPI akhirnya terwujud dalam Indonesia Moeda, gabungan Jong Java, Jong Celebes, Pemoeda Soematera, Pemoeda Indonesia, dan Sekar Roekoen. PPPI sendiri enggan bergabung karena Indonesia Moeda tidak politik. Langkah ini ditempuh karena pemerintah kolonial Belanda tengah menekan berbagai pergerakan sebagai akibat pemberontakan PKI pada 1926-1927. Namun, Indonesia Moeda pada akhirnya juga menjadi radikal.

Baca juga: Kata pemuda zaman kolonial tentang Sumpah Pemuda

Sebagai organisasi politik, PPPI mengadakan berbagai kegiatan di antaranya rapat umum menentang penangkapan pemimpin-pemimpin PNI, memprotes didirikannya Monumen Van Heutz yang menumpas perlawanan rakyat Aceh, mendukung aksi Ki Hajar Dewantara menentang Undang-udang Sekolah Liar (Wilde Scholen Ordonantie), ikut serta dalam Kongres Rakyat Indonesia dalam rangka Aksi Indonesia Berparlemen; dan mendesak agar jumlah akademisi dalam jabatan pemerintah ditambah.

Untuk menarik para mahasiswa dari arena politik, pada 1933 guru-guru besar Belanda mendirikan Universitas Studiosorum Indonesiensis dan Studenten Islam Studieclub yang tidak berpolitik. PPPI pun memperlunak gerakannya.

PPPI juga menyuarakan perlawanannya melalui majalah Indonesia Raya. Namun, pada 1940 Indonesia Raya dilarang terbit karena memuat karangan berjudul “Eereschuld der Indonesische Intellectuelen” (Utang Kehormatan dari Intelektual Indonesia) yang dianggap menyerang pemerintah. Akhirnya, PPPI seperti semua organisasi lainnya dipaksa membubarkan diri oleh pemerintah militer Jepang. Ia tidak hidup lagi sesudah Indonesia merdeka.

kumpulan peraturan hukum yg memengatur pemerintah suatu negara yg pada umumnya dimuat dalam satu dokumen atau beberapa dokumen yg terkait dgn sama lai … n merupakan pengertian​

1.apakah dia sudah mendapatkan haknya dengan baik? 2.apakah dia sudah melaksanakan kewajibannya? 3.apa yang sebaiknya dia lakukan?

1. apa pendapatmu tentang sikap santi ? 2. apa pendapatmu tentang sikap penduduk? 3. apa yang sebaiknya santi lakukan dalam menghadapi masalahnya? 4. … apa yang sebaiknya penduduk lakukan terhadap keberadaanpertenakan ayam? bantu jawab ya kakak kakak ^‿^​

masih revankah pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia jika melihat kondisi bangsa indonesia pada saat ini? berikan alasan mu!​

19. pelanggaran atau penilaian terhadap kewajiban asasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain disebut pelanggaran ….

Adanya perlindungan dan penegakan hukum di indonesia maka dibuatlah hukum. hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daer … ah tertentu disebut

Agar tidak terpengaruh oleh kekuatan blok barat dan blok timur maka indonesia masuk menjadi anggota ........ a. asean b. opec c. nonblok d. oki

Agus berangkat dari kota j pukul 06.00 dan hingga kota y jam 12.30. dia istirahat di kota x selama 30 menit untuk makan. jika agus mengendarai motor 3 … 0 km/jam berapa jarak kota j-y ?

Alur proses pemeriksaan perkara perdata dimulai dari ........ a. surat gugatan b. replik c. duplik d. pembuktian

Ancaman dalam bidang ekonomi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. hal yang termasuk ancaman internal bagi bangsa indonesia a … dalah ….

JAKARTA - Dalam perjalanan meraih kemerdekaan Indonesia, peran pemuda tidak bisa dipungkiri dalam upaya membangun kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satunya melalui kongres pemuda berskala nasional yang pernah diadakan dua kali di Jakarta.

Kongres Pemuda I diadakan tahun 1926 dan menghasilkan kesepakatan bersama mengenai kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan budaya, sedangkan Kongres Pemuda II, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dipimpin oleh pemuda Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia), menghasilkan keputusan penting yang disebut sebagai Sumpah Pemuda.

Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, dan organisasi pemuda lainnya.

Berikut 9 organisasi pemuda yang turut andil dalam Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II:

1. Jong Java

Jong Java merupakan suatu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada tanggal 7 Maret 1915 dengan nama awal Tri Koro Dharmo (TKD) (bahasa Indonesia: "Tiga Tujuan Mulia"). Perkumpulan pemuda ini didirikannya karena banyak pemuda yang menganggap bahwa Boedi Oetomo dianggap sebagai organisasi elit.

2. Jong Ambon

Jong Ambon adalah organisasi kepemudaan Ambon pada masa pergerakan nasional sebelum Sumpah Pemuda. Maksud dan tujuannya adalah menggalang persatuan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon (Maluku). Salah satu tokoh Jong Ambon yang terkenal adalah Johannes Leimena.

3. Jong Batak

Jong Batak atau yang juga dikenal dengan nama Jong Bataks Bond adalah perkumpulan para pemuda yang berasal dari daerah Batak (Tapanuli), yang bertujuan untuk memperat persatuan dan persaudaraan di antara para pemuda yang berasal dari daerah tadi serta turut serta memajukan kebudayaan daerah. Salah satu tokoh yang terkenan dari organisasi ini adalah Amir Sjarifudin.

4. Jong Sumatranen Bond

Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki enam cabang, empat di Jawa dan dua di Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi.

Beberapa tahun kemudian, para pemuda Batak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan dominasi pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya. Para pemuda Batak ini membentuk perkumpulan sendiri, Jong Batak.

5. Jong Islamieten Bond

Jong Islamieten Bond (JIB), atau biasa disebut Perhimpunan Pemuda Islam (PPI) merupakan organisasi perhimpunan pemuda dan pelajar Islam Hindia Belanda. JIB didirikan tanggal 1 Januari 1925 di Batavia.

Organisasi ini bukanlah organisasi politik karena tidak terlibat dalam kegiatan politik, tetapi menyelenggarakan kursus-kursus pendidikan dan mempererat persatuan bagi pemuda dan pelajar Islam Hindia Belanda. Anggota JIB merupakan anggota dari Jong Sumatranen Bond, Jong Java, dan organisasi pemuda lainnya.

6. Sekar Rukun

Sekar Rukun merupakan suatu organisasi para pemuda Sunda yang didirikan oleh para siswa Sekolah Guru (Kweekschool) di Jalan Gunungsari, Batavia, pada tanggal 26 Oktober 1919. Sebagai premrakarsa berdirinya perkumpulan ini Doni Ismail, Iki Adiwidjaja, Djuwariah, Hilman, Moh. Sapii, Mangkudiguna, dan Iwa Kusumasumantri (siswa Rechtschool).

7. PPPI

Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia adalah suatu wadah organisasi pemuda yang didirikan pada tahun 1926 oleh Raden Tumenggung Djaksodipoera bersama 5 kawannya yakni Soegondo, Soewirjo, Goelarso, Darwis, dan Abdoellah Sigit, dengan alamat Jl. Kramat No. 106 Weltevreden Batavia.

Organisasi ini menirukan Indonesisch Vereniging (Perhimoenan Indonesia) yang didirikan oleh Mohammad Hatta di Negeri Belanda tahun 1908.

8. Pemuda Kaum Betawi

Pemuda Kaum Betawi adalah wadah organisasi kepemudaan khususnya untuk para pemuda Betawi yang didirikan pada awal tahun 1927 yang diketuai oleh Mohamad Tabrani.

Hingga akhir tahun 1926 belum ada wadah khusus organisasi kepemudaan Betawi. Sehingga para pemudanya banyak yang menjadi anggota dari Jong Java dan Sekar Roekoen karena merasa serumpun. Namun, lama kelamaan mereka merasa perlu untuk memiliki wadah tersendiri, sehingga dibentuklah organisasi kepemudaan ini.

9. Jong Celebes

Jong Celebes adalah organisasi pemuda yang menghimpun para pemuda pelajar yang berasal dari Selebes atau Pulau Sulawesi. Maksud dan tujuannya ialah mempererat rasa persatuan dari tali persasudaraan di kalangan pemuda pelajar yang berasal dari Pulau Sulawesi.

Tokoh-tokohnya misalnya Arnlod Monotutu, Waworuntu, dan Magdalena Mokoginta (yang kemudia dikenal dengan Ibu Sukanto, Kepala Kepolisian Wanita Negara RI pertama).

(fin)

(amr)

  • #Sumpah Pemuda
  • #Organisasi Pemuda
  • #Hari Sumpah Pemuda