Orang yang mengalami infeksi pada bagian x menyebabkan penyakit

“INFEKSI SALURAN KEMIH”

Oleh : dr. FENDIK SETIAWAN SpU

Kali ini kita mengambil tema tentang infeksi saluran kemih. Kenapa materi kita tentang hal ini, karena seringkali hal ini dianggap biasa oleh masyarakat, namun jika terlambat penanganannya akan memerlukan waktu dan biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Infeksi saluran kemih merupakan kondisi berkembangnya mikroorganisme atau bakteri di dalam saluran kemih, yang mana dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, atau mikroorganisme lain. Infeksi ini dapat terjadi pada pria maupun wanita baik dewasa, lanjut usia ataupun anak-anak. Namun dalam penelitian lanjutan menyebutkan bahwa pada wanita angka kejadiannya lebih tinggi daripada pria.

Manifestasi klinis atau gejala yang dirasakan bisa bervariasi tergantung tingkat keparahan dan organ yang terlibat dalam infeksi ini, namun secara garis besar bisa kami sebutkan :

  1. Anyang anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski dicoba untuk berkemih, tapi tidak ada air kemih yang keluar
  2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, kadang disertai dengan air kemih yang keruh.
  3. Air kemih berwarna kemerahan serta bau yang menyengat.
  4. Nyeri pada area di bawah pusar atau bisa disertai nyeri pada pinggang
  5. Demam atau menggigil, yang artinya infeksi mulai meyebar ke tubuh yang lain.
  6. Mual dan muntah jika infeksi menyebar dan mulai mengganggu fungsi ginjal.

Secara umum penyebab infeksi saluran kemih karena bakteri, jamur atau virus yang masuk ke dalam saluran kemih, sedangkan beberapa faktor pencetus atau kebiasaan yang bisa menjadi predisposisi infeksi saluran kemih ini antara lain:

  1. Kebersihan alat vital yang kurang baik
  2. Sering menahan kencing, terutama untuk orang yang kerjanya banyak duduk berjam-jam
  3. Kurang air minum
  4. Sisa air kemih yang masih banyak di dalam kandung kemih meskipun orang tersebut sudah berkemih. Biasanya ini terjadi pada pasien pasien usia lanjut yang disertai pembesaran kelenjar prostat, yang mana memang terjadi gangguan pengeluaran air kemih.
  5. Cara cebok yang salah, terutama pada wanita.
  6. Pada orang yang memang memiliki riwayat penyakit kelamin

Adapun penanganan pasien dengan gejala tersebut, yaitu:

  1. Jika pasien datang dengan keluhan keluhan tersebut, akan kita pilah terlebih dahulu pastinya jenis kelamin dan usianya, karena sedikit banyak nanti membedakan pilihan terapinya.
  2. Jadi pasien akan di anamnesa dulu riwayat keluhannya, kita lakukan pemeriksaan fisik mendetail, lalu kita lakukan pemeriksaan laboratorium Urine lengkap dan sedimen urine.
  3. Jika membutuhkan ke tahap pemeriksaan kultur urine dan Ultrasonografi abdomen.
  4. Cara pengambilan sampel pemeriksaan laboratorium urine juga berbeda antara pria, wanita dan anak anak, tentunya untuk menghilangkan kontak dengan bakteri yang lain. Artinya tidak terjadi flase positif.

Jadi pengobatan yang tepat terhadap infeksi saluran kemih ini sangat penting karena pengobatan yang kurang tepat menjadikan keluhan berkepanjangan dan juga bisa terjadi resistensi terhadap antibiotika yang diberikan, dan ini yang paling penting. Jika terjadi resistensi antibiotika maka akan menjadikan biaya pengobatannya juga membengkak dan tidak jarang memerlukan rawat inap, karena pilihan antibiotiknya hanya tersedia dalam bentuk injeksi. Namun secara garis besar pendekatan pengobatannya sebagai berikut:

  1. Pengobatan farmakologis :
  1. Antibiotic yang sesuai kultur urine, jadi akan lebih tepat dan efektif
  2. Analgetik dan obat pendukung untuk keluhan penyerta yang ada
  1. Penalataksanaan non farmakologis
  1. Istirahat yang cukup
  2. Diet : perbanyak vitamin C untuk perlindungan terhadap saluran kemih
  3. Kompres air hangat jika ada nyeri di bawah pusat
  4. Asupan protein dan gizi yang cukup

Untuk infeksi saluran kemih pada anak sering terjadi, dengan angka kejadian bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin. Resiko ISK selama dekade pertama setelah kelahiran adalah 1% pada lelaki dan 3% pada perempuan. Sumber patogenik yang umum adalah bakteri gram negative yang bersifat enteric. E.Coli sekitar 75% pada episode ISK. Untuk anak laki laki, adanya phimosis sangat berpengaruh terjadinya ISK. Phimosis itu adalah suatu keadaan dimana kulit preputium penis menutupi seliruh penis dan cenderung menutup. Hal ini yg menyebabkan stasis sisa air kemih yang bisa menimbulkan infeksi.

Gejala yang dikeluhkan anak anak memang tergantung usia, karena jika masih kecil tentunya anak blm bisa berkomunikasi dengan baik, biasanya anak rewel, demam yang ilang timbul tanpa disertai batuk pilek. Jika anak sudah besar maka dia akan bisa mengeluh ke orang tuanya adanya nyeri saat berkemih.

Terkait pertanyaan tentang infeksi saluran kemih ini dengan penyakit menular seksual dapat dijelaskan sebagai berikut: penyakit menular seksual itu ada bermacam macam variasinya, salah satunya kita sebut URETRITIS yaitu infeksi pada saluran urethra. Nah urethra ini termasuk juga saluran kemih. Urethritis Pada pria bisa ditandai dengan nyeri saat kencing dan keluarnya secret atau cairan kekuningan di ujung kemaluannya. Biasanya dikarenakan kuman N.Gonorrohoeae, C.Trachomatis, Trichomonas vaginalis.

Tips and trik agar terhindar dari infeksi saluran kemih yaitu:

  1. Perbanyak asupan minum air putih 8-10 gelas perhari
  2. Mengkonsumsi vitamin C secara teratur karena bisa untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki sel
  3. Hindari konsumsi alkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung kemih, menyebabkan sering berkemih
  4. Diusahakan tidak sering menahan kencing
  5. Cuci alat kelamin sebelum dan sesudah koitus
  6. Jalani hidup bersih, dengan menjaga kebersihan alat vital
  7. Jika memakai kateter lakukan penggantian secara rutin dan benar ke ahlinya
  8. Khusus untuk wanita:
  1. Rajin ganti pembalut jika sedang mensturasi
  2. Hindari pemakaian celana ketat
  3. Segera cuci setelah senggama
  4. Basuh bagian kemaluan dari arah depan ke belakang
  5. Hindari penggunaan parfum, deodorant, pada bagian kelamin karena dapat berpotensi mengiritasi urethra.

Orang yang mengalami infeksi pada bagian x menyebabkan penyakit

Sistem pernapasan merupakan sekumpulan organ yang berfungsi untuk melakukan proses pernapasan. Sistem pernapasan tersusun atas rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Organ yang ditunjuk oleh X adalah bronkus. Bronkus merupakan saluran yang berfungsi menyalurkan udara dari trakea menuju paru-paru. Bronkus dapat mengalami penyakit yang disebut bronkhitis. Bronkhitis adalah peradangan pada bronkus yang disebabkan oleh virus. Bronkhitis sangat rentan menyerang perokok dan orang dengan sistem keekbalan rendah. Penderita bronkhitis akan mengalami gejala berupa demam, batuk selama satu minggu lebih, sesak napas, dan sakit tenggorokan. Bronkhitis yang memburuk dan tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan timbulnya penyakit pneumonia.

Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah C. 

Bronkitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada saluran bronkus, yaitu pipa yang berfungsi sebagai penyalur udara dari bagian tenggorokan menuju ke organ paru-paru. Masalah kesehatan ini bisa muncul dalam beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan. 

Bronkitis umumnya diawali dengan batuk, terkadang diikuti dengan lendir atau dahak sebagai dampak dari peradangan pada bagian dinding bronkus. Bronkitis yang tidak ditangani dan memburuk bisa meningkatkan risiko terserang pneumonia dengan gejala, seperti demam, nyeri pada dada, dan kesadaran menurun. 

Penyebab Bronkitis

Bronkitis muncul karena terjadi peradangan pada bronkus. Hal ini mengakibatkan terjadinya penyempitan pada saluran napas dan penuh akan lendir. Dahak atau lendir ini menumpuk sebagai bentuk respons dari imunitas tubuh saat menangkap zat infeksi maupun non-infeksi yang menyebabkan bronkitis. 

Lama-kelamaan, lendir yang menumpuk pada bronkus akan menutup dan menyumbat saluran pernapasan. Hal ini akan memicu munculnya sesak napas dan batuk sebagai respons tubuh pengidap untuk membantu mengeluarkan lendir. Secara garis besar, ada dua jenis bronkitis, yaitu:

Bronkitis akut biasanya akan berlangsung antara 10 hingga 14 hari. Akan tetapi, pengidap bronkitis akut dapat mengalami batuk sampai sekitar 3 minggu. Jenis bronkitis ini juga bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih berisiko menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun.

Bronkitis akut biasanya terjadi karena infeksi yang menyerang bronkus. Adapun penyebab infeksi tersebut adalah virus yang sama yang menjadi penyebab infeksi saluran napas bagian atas (ISPA), salah satunya adalah Rhinovirus. Nah, bronkitis akut akan muncul apabila ISPA tidak membaik dan justru menyebar ke bagian bronkus.

Sementara itu, bronkitis kronis umumnya terjadi sekitar 3 bulan atau beberapa kali dalam jangka waktu 2 tahun. Bronkitis kronis sendiri termasuk dalam penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Jenis bronkitis ini lebih berisiko terjadi pada orang-orang dengan usia sekitar 40 tahun atau lebih. 

Adapun penyebab munculnya bronkitis kronis, yaitu peradangan yang terjadi dalam waktu lama pada bronkus karena paparan asap rokok maupun senyawa kimia. Hal ini bisa memicu munculnya reaksi peradangan yang diketahui dari adanya lendir pada bagian dinding bronkus. 

Orang-orang dengan kebiasaan buruk merokok akan menunjukkan reaksi peradangan yang berkelanjutan. Kondisi ini mengakibatkan bronkus mengalami penyempitan sehingga akhirnya mengeras. 

Faktor Risiko Bronkitis

Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami bronkitis, seperti:

  • Menjadi perokok aktif maupun pasif.
  • Berusia kurang dari 5 tahun atau 40 tahun ke atas.
  • Tidak melakukan vaksin pneumonia dan flu.
  • Terlalu sering terpapar zat yang berbahaya, seperti amonia, klorin, dan debu.
  • Imunitas tubuh yang lemah, seperti pada pengidap kanker atau penyakit autoimun.
  • Mengidap kondisi medis lainnya, seperti GERD. 

Gejala Bronkitis

Gejala yang paling umum terjadi pada penderita bronkitis adalah batuk. Batuk yang dialami dapat berupa batuk kering atau berdahak. Pada batuk berdahak, dahak yang keluar bisa berwarna putih, kuning, atau hijau.

Selain batuk, penderita bronkitis juga dapat merasakan gejala lain, seperti:

  • Tubuh demam dan menggigil.
  • Sesak napas.
  • Lemas.
  • Sakit tenggorokan dan pusing.
  • Terdengar bunyi saat bernapas.
  • Nyeri pada dada saat batuk.

Gejala lain yang muncul selain batuk umumnya akan membaik dalam jangka waktu sekitar satu minggu. Namun, batuk bisa tetap terjadi hingga beberapa minggu atau bahkan bulan. 

Diagnosis Bronkitis

Diagnosis bronkitis diawali dengan menanyakan keluhan yang dirasakan, ada atau tidaknya faktor risiko, dan bagaimana riwayat kesehatan pengidap secara keseluruhan. Setelah itu, dokter baru akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan pada bagian dada. Selain itu, dokter akan mendengarkan suara dari paru-paru dengan menggunakan stetoskop. 

Jika memang dibutuhkan, dokter akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Analisis gas darah, yang dilakukan guna mengetahui kadar oksigen di dalam darah.
  • Pemeriksaan darah, guna mendeteksi tanda munculnya infeksi. 
  • Pemeriksaan fungsi paru-paru, guna mendeteksi adanya risiko asma maupun emfisema. Dokter akan meminta pengidap menghirup lalu menghembuskan napas melalui spirometer. 
  • Rontgen dada, untuk mengamati kondisi kesehatan paru-paru dan jantung. 
  • Tes dahak, guna membantu mengidentifikasi jenis bakteri yang menjadi penyebab bronkitis. 

Pengobatan Bronkitis

Pengobatan bronkitis dilakukan bergantung pada seberapa parah masalah tersebut dan kondisi medis pengidap. Jika bronkitis masih akut atau ringan, gejala biasanya akan membaik dengan sendirinya selama beberapa minggu. Akan tetapi, dokter juga bisa meresepkan obat untuk membantu meringankan gejalanya, seperti:

  • Obat untuk membantu meredakan nyeri dan demam, misalnya ibuprofen dan parasetamol.
  • Obat untuk membantu meredakan batuk, misalnya ekspektoran dan antitusif.

Sementara itu, obat lain yang diresepkan oleh dokter pada bronkitis yang cukup berat, seperti:

  • Obat antibiotik untuk menangani bronkitis yang muncul karena infeksi bakteri.
  • Obat kortikosteroid untuk membantu meringankan gejala bronkitis yang mengalami perburukan lebih cepat, terlebih pada bronkitis kronis. 
  • Bronkodilator yang membantu meringankan sesak napas dengan cara melebarkan pipa pada saluran napas.

Pengidap juga bisa melakukan penanganan secara mandiri untuk membantu meringankan gejalanya, seperti berikut ini.

  • Cukup istirahat.
  • Minum air putih lebih banyak.
  • Menghirup uap dari air hangat untuk membantu mengencerkan lendir  pada saluran napas.
  • Tidak merokok. 
  • Pakai masker ketika harus beraktivitas di luar rumah untuk mencegah paparan zat kimia. 

Komplikasi Bronkitis

Komplikasi yang sering terjadi pada pengidap bronkitis adalah pneumonia, dengan gejala sebagai berikut:

  • Tubuh berkeringat, menggigil, dan demam.
  • Nyeri pada dada saat batuk atau bernapas.
  • Sesak napas.
  • Batuk dengan dahak.
  • Tubuh kelelahan.
  • Hilang selera makan.
  • Mual, diare, dan muntah.
  • Merasa linglung hingga mengalami penurunan kesadaran.

Apabila bronkitis berkembang pada tahap tersebut, komplikasi yang mungkin terjadi karena pneumonia termasuk:

  • Bakteremia atau infeksi pada aliran darah.
  • Abses paru.
  • Empiema atau paru-paru bernanah.
  • Efusi pleura atau bertumpuknya cairan di bagian dalam selaput paru. 
  • Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

Pencegahan Bronkitis

Beberapa cara yang dapat dilakukan guna mengurangi risiko terjadinya bronkitis, antara lain:

  • Tidak merokok atau menghindari paparan asap rokok.
  • Menghindari paparan polusi udara dan zat berbahaya dengan memakai masker. 
  • Cukup istirahat, terlebih bila terserang pilek, demam, dan batuk.
  • Minum obat sesuai dengan saran dan resep dokter.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain.
  • Lakukan vaksin pneumonia dan flu. 

Kapan Harus ke Dokter?

Biasanya, gejala dari bronkitis akut hanya terjadi selama beberapa minggu. Jadi, kamu harus segera melakukan pemeriksaan apabila muncul gejala yang lebih serius, seperti:

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
  • Batuk yang mengganggu aktivitas dan kenyamanan saat beristirahat.
  • Batuk yang disertai dengan darah atau dahak yang memiliki warna gelap.
  • Tubuh demam lebih dari 3 hari dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius.
  • Ada kondisi medis yang mendasari, seperti gagal jantung, emfisema, atau asma.
  • Suara batuk terdengar agak kasar dan mengakibatkan sulit bicara.
  • Batuk mengakibatkan rasa nyeri pada dada.
  • Terjadi penurunan berat badan tanpa sebab yang pasti.

Akan tetapi, gejala tersebut juga bisa menandakan adanya kondisi medis lain, seperti kanker, gangguan pada jantung, asma, dan PPOK. Segera tanyakan pada dokter apabila mengalami keluhan tersebut. Gunakan aplikasi Halodoc untuk memudahkan tanya jawab dengan dokter. Langsung download aplikasi Halodoc di ponselmu, ya!

Referensi:
National Health Services UK. Diakses pada 2022. Health A to Z. Bronchitis. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diseases & Conditions. Bronchitis.
Verywell Health. Diakses pada 2022. Symptoms of Bronchitis. 
WebMD. Diakses pada 2022. Bronchitis.