Muhammad Abduh merupakan anak yang pandai dan cerdas beliau dapat menghafal al- qur an pada usia

Analisis yang mendasari argumentasi Husein Jayadiningrat dalam mendukung teori persia adalah…​

Selain seni bina candi, kerajaan angkor turut dikenali dengan senibina dalam bidang pertanian dan perkapalan.Terang secara ringkas tentang kedua-dua s … eni bina tersebut​

8. Teori Gujarat yang baru, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan pembawaanya berasal dari Arab langsung bukan dari India, bukt … i dari teori ini adalah ….a. Samudra Pasai bermazhab Syafiib. kaligrafi pada batu nisan di Trowulanc.perkampungan islam khas Dinasti Tangd. penulisan angka tahun menggunakan saka india pada batu nisane.kota islam yaitu perlak di Aceh9. Berikut yang bukan merupakan pengaruh ajaran agama dan kebudayaan Hindu bagi masyarakat Indonesia adalah….a.dikenalnya system kasta pada masyarakat Budhab. berkembangnya teknologi pembuatan candic. dikenalnya system kasta pada masyarakat Hindud . mulai dikenalnya aksara dan kesusastraane. mulai dikenalnya konsep raja dan kerajaan10. Kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini berada di daerah Kutai Kalimantan Timur, hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur berada dalam kekuasaannya, manakah yang merupakan hasil dari pengaruh dari ajaran Hindu dalam pemerintahan kerajaan Kutai ….a. Perekonomian berpusat pada hasil lautb. Mata pencaharian masyarakat adalah berlayarc. Sistem pemerintahan yang dipimpin oleh rajad. mampu menguasaiseluruh perdagangan di Nusantarae. mengenalnya seni budaya barat​

khulafaur rasidin merupakan masa pemerintah islam stelab wafatnya nabi saw. secara bahasa khulafaur rasidin mengandung arti​

Perhatikan fakta- fakta sejarah berikut! 1. Adanya semangat penaklukan (reconquista)2.jatuhnyaKontantinopel ibu kota Imperium ke tangan Dinasti Turki … Utsmani 3.keinginan mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta, keadaan geografi, dan bangsa- bangsa di belahan bumi 4.kepentingan mendapatkan rempah - rempah 5. kisah Macopolo 6. Adabnya teori Copernicus dan Galileo Galilei bahwa bumi bulat.faktor perkemkambangan yang mendorong ilmu pengetahuan kedatangan bangsa bansa eropa ke indonesia ditunjukan pada pilihan berikutA. 1, 3, dan 4 C. 3,5, dan 6 E. 5, 6 dan 1B. 2, 4, dan 6 D. 4, 5, dan 6​

5. Pernyataan benar yang menggambarkan perkembangan politik pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara adalahPenyerangan terhadap Batavia dilakuk … ansebanyak dua kali pada masa pemerintahan Sultan Aamngkurat I dari MataramC. Serangan kerajaan Demak ke Malaka untuk mengusir Portugis dipimpin Raden PatahE. Untuk mencapai kebesaran Kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Tani meneruskan perjuangan dengan menyerang Portugis dan KerajaanJohor di Semenanjung MalayaB. Politik adu domba Belanda memporak porandakan hubungan antara kerajaan Gowa dengan MakasarD. Samudra Pasai pada masa Sultan Malik as- Shalihberhasil menjalin diplomasi dengan kekaisaran Cina6. Bukti-bukti peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang masih ada sampai sekarang adalaha. Cerita Hikayat dari kerajaan Makasarb. Mesjid Agung Atap Tumpang dari Demakc. Makam Sultan Malik Al Shaleh di Bantend. Kapal Pinisi dari Acehe.Kapal Lombo dari kerajaan Banjarmasin​

Kerajaan Ternate tumbuh menjadi kekuatan yang diperhitungkan dalam perniagaan internasional pada jamannya. Adapun keunggulan geostrategis dari kerajaa … n tersebut adalaha. Letaknya diantara kerajaan Samudra Pasai dengan Demakb. Tanahnya subur untuk penanaman jenis rempah seperti palac.Memiliki keindahan pemandangan bawah laut yang menakjubkand. Penduduknya ramah dan terbuka kepada para pendatang dari Eropae. Memiliki armada laut yang tangguh mampu berlayar hingga laut Tengah​

Pernyataan benar yang mengambarkan hasil kebudayaan dengan daerah temuannya adalaha.Bustanus Salatin merupakan peninnggalan sejarah dari Acehb. Kitab … sastra gending merupakan karya sastra adiluhung dari Makasarc. Mesjid Tumpang Lima yang bersejarah berasal dari kerajaan Demakd. Mesjid atap tumpang menunjukkan bentuk akulturasi budaya di Bantene. Lombo adalah kapal khas dari kerajaan Islam Tidore Maluku​

Kekuatan dari pendapat yang dikemukakan oleh Hamka terkait masuk dan berkemban- gnya agama Islam di Nusantara sehingga diterima oleh beberapa ahli ada … lah mempo- sisikan ...a. Gujarat sebagai pusat peradaban Islam yang disegani olehwilayah Timurb. Cina sebagai peradaban yang memiliki keterbukaan kepada Islam.c. Menempatkan Mekah yang menjadi kota pelabuhan besar di abad ke-7d.Persia sebagai Negara yang memuliakan peradaban Islame. MenempatkanKonstantinopel sebagai ibu kota Romawi Timur​

Masalah yang sulit dan sering dilupakan dalam pembelajaran sejarah yakni dalam ... a. Menjelaskan masalah- masalah dalam pembelajaran secara faktual b … . Membelajarkan konsep- konsep utama dalam sejarah c. Membelajarkan materi sejarah secara kronologis dan tematis d. Menganalisis materi metakognitif e. Membelajarkan nilai dalam setiap peristiwa sejarah ​

Muhammad Abduh merupakan anak yang pandai dan cerdas beliau dapat menghafal al- qur an pada usia

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Muhammad Abduh ibn Hasan Khayr merupakan salah satu figur penting Islam pada abad ke-20. Di tempat asalnya, Mesir ia dikenal sebagai ilmuwan besar dan seorang pembaharu dalam dunia Islam. Selama masa hidupnya ia menggiatkan modernisme Islam dengan cara menyintesiskan ajaran Islam dengan pemikiran modern.

Muhammad Abduh lahir dari keluarga petani pada 1849 di desa Mahallat Nasr, Delta Nil.

Meskipun tidak berasal dari keluarga kaya, ayahnya, Abduh ibn Hasan Khaurallah mampu mendatangkan guru mengaji ke rumahnya.  Abduh pun mampu menyelesaikan hafalan alquran pada usia 12 tahun.

Ketika menginjak usia 13 tahun atau tepatnya tahun 1862, ia memutuskan belajar di masjid-akademi Ahmadi di kota provinsi Tanta (kota asal ibunya). Namun Abduh kurang begitu betah di Tanta karena sistem pendidikan yang ia anggap kaku, oleh sebab itu ia memutuskan untuk kembali ke desa asalnya.

Di Mahallat Nasr ia menjadi petani sama seperti ayahnya. Memasuki usia 16 tahun ia memutuskan untuk menikah.

Pengaruh Sufiisme Pamannya

Setelah menghabiskan 40 hari berbulan madu, Muhammad Abduh memutuskan kembali ke Tanta. Dalam perjalanannya ia berhenti untuk tinggal sementara dengan pamannya bernama Darwish yang seorang sufi.

Paman Abduh merupakan  penganut Tarekat Maddaniya, sebuah tarekat yang aktif dalam pergerakan revitalisasi dan reformasi Islam. Berkat hubungan dengan pamannya itu, benih-benih reformis mulai berkembang di pikiran Abduh.

Abduh kembali ke Tanta sebagai seorang yang berbeda, tidak hanya karena telah menikah tetapi juga sebagai seorang Sufi.

Belajar di al-Azhar

Pada 1866 atau di usianya yang ke-17 tahun, Abduh meninggalkan Tanta untuk melanjutkan studi di Kairo.

Pada masa itu Azhar dipimpin oleh seorang rektor bernama Mustafa al-Arusi. Ia merupakan sosok yang menggiatkan reformasi di sekolah itu. Namun, ia mendapatkan tantangan keras, sehingga ia akhirnya diberhentikan.

Di sekolah barunya itu, Muhammad Abduh masih melanjutkan jalan sufinya. Ia begitu mendalami ajaran sufi, bahkan sampai memutuskan untuk membatasi hubungan sosialnya dengan orang lain. Pada 1871, pamannya memperingatkan bahwa yang dilakukannya melampaui batas, Abduh pun menuruti nasehat pamannya.

Pertemuan Muhamamd Abduh dengan Jamaluddin al-Afghani

Muhammad Abduh merupakan anak yang pandai dan cerdas beliau dapat menghafal al- qur an pada usia
Jamaluddin al-Afghani

Salah satu titik balik dalam kehidupan Abduh adalah ketika mengikuti diskusi dengan kelompok kecil yang dipimpin Jamuluddin al-Afghani (seorang aktivis politik yang gencar menyuarakan persatuan Islam) di Kairo pada 1872. Saat keduanya bertemu usia Abduh baru menginjak 23 tahun, sementara Jamal berusia 33 tahun.

Bersama dengan beberapa temannya seperti Saad Zaghlul dan Abdullah al-Nadim, Abduh dengan tekun mengikuti pembelajaran di kelompok itu. Jamal mengenalkan buku-bukur filsafat kepada murid-muridnya, seperti karya Ibnu Sina, Aristoteles, dan al-Farabi. Pembelajaran filsafat merupakan hal yang ganjil dalam pendidikan di Mesir saat itu.

Tidak hanya itu, Jamal juga mengajarkan para muridnya untuk mengkritisi karya-karya itu dan mengajukan pertanyaan. Sebuah sistem yang berbeda dari model pembelajaran di Tanta.

Selain belajar filsafat, Abduh juga mempelajari konsep kebebasan berpikir yang mirip seperti konsep Mu’tazillah. Namun, ia menolak dikatakan sebagai penganut Mu’tazillah, karena ia tidak pernah taqlid dalam satu kelompok.

Berkat pertemuannya dengan Jamal, Abduh pun menjadi sosok yang berbeda dibanding sebelumnya. Visinya pun tidak hanya mencakup Mesir tetapi juga dunia Islam.

Profesi Muhammad Abduh Sebagai Guru dan Jurnalis

Setelah menyelesaikan studinya pada 1877, Abduh menjadi guru di al-Azhar dan Dar al-Ulum (tempat belajar) baru. Di sekolah-sekolah tersebut Abduh mengajar filsafat, sejarah, dan sosiologi.

Pada 1880 ia diminta untuk mengedit Al-Waqai al-Misriyah (Peristiwa Mesir), lembaran resmi. Di bawah kepemimpinannya, Al-Waqai al-Misriyah menjadi model untuk standar baru prosa yang modern dan lugas serta media untuk opini liberal.

Kehidupan Abduh tidak dapat dikatakan tenang tanpa permasalahan. Ketika pemberontakan Kolonel Urabi terjadi pada tahun 1882, Abduh terlibat dan diasingkan.

Ia lalu tinggal di Beirut dan kemudian pergi ke Paris, di mana Jamaluddin telah menetap di sana terlebih dahulu. Bersama-sama mereka mengedit jurnal yang  cukup berpengaruh, Al-Urwa al-Wuthqa (The Strongest Bond). Jurnal itu menyerukan pembaharuan Islam dan mengecam kolonialisme di dunia muslim.

Tidak seperti mentornya, Jamaluddin al-Afghani, Abduh mencoba memisahkan politik dari reformasi agama. Abduh menganjurkan reformasi Islam dengan membawanya kembali ke keadaannya yang murni dan menyingkirkan apa yang dilihatnya sebagai dekadensi dan perpecahan kontemporer. Pandangannya ditentang oleh tatanan politik dan agama yang telah mapan, tetapi kemudian dianut oleh nasionalisme Arab setelah Perang Dunia I.

Abduh menghabiskan tahun 1884 dan 1885 untuk melakukan pengembaraan sebelum akhirnya menetap di Beirut. Di kota itu ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengajar.

Pada tahun 1888, Abduh kembali ke tanah kelahirannya Mesir, di mana ia telah menjadi tokoh yang dikenal. Di Mesir ia bekerja sebagai hakim di pengadilan tradisional, ia mengawali pekerjaannya di provinsi dan kemudian pada tahun 1890 di Kairo. Selain aktif di pengadilan, ia juga menjadi juru bicara bagi orang-orang Mesir yang kala itu berada di bawah Pemerintahan Kolonial Inggris.

Menjadi Mufti Mesir
Muhammad Abduh merupakan anak yang pandai dan cerdas beliau dapat menghafal al- qur an pada usia
Muhammad Abduh

Pada 1899 khedive menunjuk Abduh Kepala Mufti Mesir dan pada tahun yang sama ia juga ditunjuk untuk dewan legislatif penasehat. Masa jabatannya sebagai mufti ditandai oleh liberalismenya dalam menafsirkan hukum dan dengan reformasi pengadilan agama.

Jabatan tinggi yang ia peroleh juga memberinya kesempatan untuk melakukan reformasi pendidikan. Pada 1895 Khedive Abbas II mengangkatnya ke komisi yang baru dibentuk yang bertugas mereformasi al-Azhar. Di dalam komisi itu, Abduh mampu menerapkan paling tidak sebagian dari ide-ide modernismenya di sekolah itu.

Abduh berusaha menengahi antara ajaran Islam dan budaya Barat. Untuk tujuan ini ia tak henti-hentinya mendesak para tradisionalis di Mesir. Selain mengusahakan pembaharuan, ia juga berupaya menangkis tulisan para penulis Barat yang menurutnya salah dalam memahami Islam. Setelah kembali ke Mesir, ia menggiatkan kemajuan  pendidikan sebagai landasan utama pembaharuan di Mesir dan dunia Islam.

Karya-Karya Muhammad Abduh

Tulisan-tulisan Abduh cukup banyak. Di antara kitab-kitab religius ada beberapa judul yang sangat dikenal seperti Risalat al-Tauhid terbitan tahun 1897, sebuah karya yang merangkum pandangan-pandangan teologinya; Al-Islam wa-al-Nasraniyah maal-Ilm wa-al-Madaniyah (Islam dan Kristen dalam kaitannya dengan Sains dan Peradaban) terbitan tahun 1902; dan Al-Islam wa-al-Radd ala Muntaqidih (Islam dan Bantahan terhadap Kritiknya)  tahun 1909.

Di bidang bahasa dan sastra Abduh menulis komentar-komentar yang luas tentang beberapa karya sastra Arab klasik dan menyalurkannya pada sebuah karya 17 volume pada filologi Arab; di bidang duniawi ia menuliskan Taqrir fi Islah al-Mahakim al-Shariyah (Laporan tentang Reformasi Pengadilan Syariah).

Di antara karya-karya itu, karya Abduh yang paling ambisius adalah Tafsir al-Quran al-Hakim. Sayangnya proyek besar tidak pernah selesai, tetapi 12 volume yang ia tulis adalah ekspresi paling penting dalam pandangan modernis tentang kitab suci Islam.

Setelah kematiannya pada tahun 1905, pemikiran Abduh disebarluaskan oleh muridnya Rasid Ridha.

Tidak dapat dipungkiri Ide-ide Abduh dipenuhi dengan antusiasme yang besar, tetapi juga harus menghadapi tantangan besar. Bahkan ide-ide modernisme yang diusungnya masih menjadi perdebatan khususnya dalam modernisme dunia Islam sekarang.

BIBLIOGRAFI

Nasution, Harun. 1987. Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazillah. Jakarta: UI Press.

Nasution, Harun. 1996. Pembaharuan dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Sedgwick, Mark. 2010. Muhammad Abduh. London: Oneworld Publications.

Similar Posts:

  • Biografi Fazlur Rahman (1919-1988 M.)
  • Sejarah Universitas al-Azhar di Mesir
  • Sejarah Perkembangan Ikhwanul Muslimin Abad XX