Minyak goreng dicampur dengan soda api menjadi sabun gejala-gejala yang menyertai reaksi

  • Kampanye pengurangan plastik dan produk sekali pakai di acara bertajuk Gara-gara Sampah
  • Workshop yang menarik pengunjung di antaranya mengubah jelantah jadi sabun dan karangan bunga daun
  • Minyak goreng bekas atau jelantah bisa mencemari lingkungan jika dibuang sembarangan
  • Selain jadi biodiesel, jelantah juga bisa bertransformasi jadi bahan pembersih

Setiap rumah pasti memproduksi minyak jelantah, jika pernah menggoreng. Ke mana jelantah itu? Jika dibuang ke saluran air atau selokan, berisiko mencemari. Juga bikin pipa mampet dari lemak jelantah yang membeku.

Alternatif saat ini adalah membawa jelantah ke tempat pengolahan atau daur ulang. Di Kota Denpasar, Bali, ada Yayasan Lengis Hijau yang mengolahnya. Jelantah diolah jadi biodiesel, pengganti bahan bakar solar. Saat ini diberi merk BioTech B100, bahan bakar mesin diesel dari bahan bakar nabati. Ini adalah bioenergi yang menghasilkan emisi karbon monoksida lebih rendah dibanding solar minyak bumi.

Tak hanya tantangan mengumpulkan limbah jelantah, menjual biodiesel juga tak mudah. Endra Setyawan dari Lengis Hijau menyebut industri masih memilih solar yang harganya sedikit lebih murah, apalagi jika mendapatkan harga lebih murah dari pasaran.

Namun, kini ada tawaran baru yang sepertinya bisa menghemat pengeluaran. Jelantah diolah jadi sabun. Sebuah workshop dihelat pada kampanye bahaya sampah plastik “Gara-gara Sampah” di Denpasar, Jumat (30/08/2019) oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar. Didukung sejumlah komunitas lingkungan di Bali.

Minyak goreng dicampur dengan soda api menjadi sabun gejala-gejala yang menyertai reaksi
Transformasi minyak goreng bekas jadi biodiesel kemudian sabun di Lengis HIjau. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia.

Sejumlah warga antusias untuk melihat transformasi minyak jelantah yang coklat kehitaman menjadi sabun. Secara ringkas, bahan yang digunakan adalah Natrium Hidroksida (NaOH) atau lebih dikenal dengan soda api dicampur air kemudian tunggu agar panasnya menguap. Ini adalah bahan alkali, material utama membuat sabun.

Di wadah lain, minyak jelantah yang sudah disaring. Ini adalah asam lemaknya. Bisa juga menggunakan lemak nabati lain seperti minyak kelapa atau zaitun.

Bahan alkali dan asam lemak dicampur, diaduk perlahan sampai mengental. Bisa menggunakan pengaduk manual atau mesin asal kecepatannya rendah. Makin rata makin baik, sehingga tak menggumpal.

Ini disebut proses saponifikasi, suatu proses di mana asam lemak direaksikan dengan natrium atau kalium hidroksida untuk menghasilkan garam asam lemak atau sabun.

Ketika menggunakan NaOH maka akan menghasilkan sabun padat. Jika menggunakan kalium hidroksida (KOH) maka akan menghasilkan sabun lembut, dilarutkan ke dalam air menjadi sabun cair.

Soda api terkenal sebagai bahan kimia kuat untuk membersihkan karat atau kerak di pipa. Karena itu kerap diresepkan untuk menanggulangi mampet. Namun, efek alkali ini akan hilang jika sudah mengalami saponifikasi dan didiamkan minimal 2 minggu.

Minyak goreng dicampur dengan soda api menjadi sabun gejala-gejala yang menyertai reaksi
Cara pembuatan sabun dari minyak jelantah. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

Dalam workshop ini, Tri Hermawan dari Lengis Hijau meramu 40 gram soda api dengan air 175 ml untuk larutan alkali. Ditunggu setengah jam agar tak panas. Sementara asam lemak dari minyak jelantah yang sudah disaring sekitar 250 ml.

Diaduk sampai mengental dan warnanya menyerupai susu atau krem. Setelah itu bisa diteteskan zat pewarna makanan atau alami, aroma, dan sedikit gula pasir untuk efek busa. Campuran ini lalu dicetak, disusun warnanya jika lebih dari satu adonan, atau dibuatkan pola. Ini tergantung kreativitas. Setelah membeku, tak bisa langsung digunakan, harus menunggu sifat alkali soda api hilang. Minimal 2 minggu.

“Saya pakai sabun ini untuk badan, tapi banyak yang ragu karena dari jelantah. Alasan psikologis saja,” ujar Endra Setyawan. Menurutnya limbahnya tak berbahaya jika masuk saluran air.

Minyak goreng secara aman disebutkan hanya dapat digunakan maksimal 3 kali, dengan suhu di bawah 125 derajat celcius. Memasak dengan suhu di atasnya, mempercepat oksidasi dan degradasi minyak goreng. Setelahnya, proses penggorengan menghasilkan berbagai radikal bebas yang bersifat karsinogen, diserap dan merusak gizi makanan membahayakan kesehatan. Dapat merusak sel-sel tubuh, membran dan fungsi sel tubuh, memicu peningkatan risiko stroke, obesitas, jantung, dan lainnya.

Karangan bunga

Di workshop lain pada waktu berbeda, Wayan Aksara dari Trash Hero Indonesia mengajak membuat karangan bunga atau papan bunga dari bahan alami.

Ini alternatif menggantikan papan nama ucapan dari styrofoam, limbah berbahaya dan tak bisa didaur ulang itu. Makin banyak yang memesan karangan bunga dengan merk Sekar Bali ini. Sederhana namun elegan. “Awalnya karena menemukan sampah di sekitar rumah, daun, ranting kelapa, dan lainnya,” urainya.

Sementara itu, ia melihat masih banyak perusahaan dan instansi mengirim papan bunga ucapan dari styrofoam. Ia merangkai daun kering sekitar rumahnya misal yang berkelopak lebar seperti daun tep dan aneka daun lebih kecil. “Daunnya belum dibersihkan sudah indah. Keras pas musim panas,” lanjutnya tentang daun tep. Karena kebutuhan terus bertambah, ia membeli dari pemasok, ibu-ibu pengumpul daun kering dari kebun.

Sebagai alas, ia menggunakan nampan bambu. Di area inilah dedaunan dirangkai lalu diikat sesuai kebutuhan, ditambah aksesoris pemanis seperti rangkaian bunga dari daun lontar, cangkang pangi, dan lainnya. Bambu digunakan sebagai penyangga agar jadi rangkaian bunga berdiri.

Minyak goreng dicampur dengan soda api menjadi sabun gejala-gejala yang menyertai reaksi
Alternatif menggantikan papan nama ucapan dari daun kering (kanan diatas panggung). Foto : Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

Acara “Gara-gara Sampah” ini diselenggarakan sebagai perayaan gerakan pengurangan sampah plastik. Bahkan tak sedikit komunitas pengampanye yang mendorong pengurangan produk sekali pakai, mereka di barisan gerakan reuse and rethink.

Misalnya Plastic Detox menawarkan peralatan makan dan minum di arena. Warga bisa mengakses dengan uang deposit saja. Selain itu, panitia juga mensyaratkan penjual makanan tidak menggunakan atau menjual produk berbahan plastik. Termasuk air mineral kemasan.

Sejumlah wastafel portabel tempat cuci piring disediakan sehingga sarana sekali pakai juga berhasil dikurangi. Jika ekosistem ini disiapkan, warga dan pedagang juga tak kesulitan mengurangi kemasan makan dan minum sekali pakai. Salah satunya cafe kopi nampak ramai, warga menyesap kopi dengan cangkir. Para barista juga bisa mencuci peralatan di lokasi cuci.

Penggunaan produk sekali pakai seperti wadah paper cup atau paper bowl masih terlihat di sejumlah stan. Sampah anorganik yang dihasilkan dominan dari material ini.

Aneka lomba yang mendorong kreativitas dihelat, misalnya Lomba Yel-yel, Mebanyol (stand up comedy), fashion show upcycle, dan pemutaran film Pulau Plastik. Gara-gara Sampah ini menunjukkan, pengurangan barang sekali pakai bisa dilakukan termasuk untuk aktivitas luar rumah.

Sumber:
https://www.mongabay.co.id/2019/09/09/gara-gara-sampah-berhasil-ubah-sabun-dari-minyak-jelantah/

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 4 Kupang Mata Pelajaran : Kimia Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan Kelas/Semester : X/1 Materi Pokok : Peran Kimia dalam Kehidupan Tahun Pelajaran : 2018/2019 Alokasi Waktu : 9 x 45 menit (3 TM)

A.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti KI 1 :

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara  berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai  permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup

Simulasi

dan Komunikasi Digital, dan

 Dasar Bidang Teknologi

 Informasi dan Komunikasi

 pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks  pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI 4 :

Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup

Simulasi dan

 Komunikasi Digital, dan Dasar 

 Bidang Teknologi Informasi dan

 Komunikasi

. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,  produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di  bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar 1.

KD pada KI Pengetahuan

3.1 Memahami peran kimia dalam kehidupan

 2.

KD pada KI Keterampilan

4.1 Menunjukkan perbedaan perubahan materi dan pemisahan campuran melalui praktikum

 

B.

Indiokator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI Pengetahuan

3.1.1 Menerangkan pengertian dan wujud materi 3.1.2 Membedakan sifat fisika dan sifat kimia materi 3.1.3 Membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia materi 3.1.4 Menggali contoh perubahan fisika dan perubahan kimia dalam kehidupan 3.1.5 Membedakan materi berdasarkan komposisi kimianya 3.1.6 Membedakan campuran menjadi larutan, koloid, dan suspensi 3.1.7 Menguraikan pemisahan campuran dengan cara fisika dan kimia 3.1.8 Menerangkan peranan ilmu kimia dalam kehidupan

. Indikator KD pada KI Keterampilan

 4.1.1 Menunjukkan perbedaan perubahan fisika dan perubahan kimia materi melalui praktikum 4.1.2 Menunjukkan perbedaan larutan, koloid, dan suspensi melalui praktikum pemisahan campuran

C.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:

Pertemuan Kesatu

1.

Menerangkan pengertian materi secara benar 

2.

Menerangkan perbedaan wujud gas, cair, dan padat materi 3.

Membedakan sifat fisika dan sifat kimia materi secara benar 4.

Membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia secara benar 5.

Menguraikan ciri-ciri reaksi kimia secara benar 6.

Menggali contoh perubahan fisika dan perubahan kimia dalam kehidupan secara benar 7.

Menunjukkan perbedaan perubahan fisika dan perubahan kimia materi melalui praktikum

Pertemuan Kedua

8.

Membedakan materi menjadi zat tunggal dan campuran secara benar 9.

Membedakan zat tunggal menjadi zat tunggal yang tidak bisa diuraikan dan zat tunggal yang  bisa diuraikan secara benar 10.

Membedakan campuran menjadi larutan, Koloid, dan suspensi secara benar 11.

Menguraikan proses pemisahan campuran dengan cara fisika (Kristalisasi, filtrasi, sublimasi, dan kromatografi) secara benar 12.

Menguraikan pemisahan campuran dengan cara destilasi (cara kimia) secara benar 13.

Menerangkan peranan ilmu kimia dalam kehidupan 14.

Menunjukkan perbedaan larutan, koloid, dan suspensi melalui praktikum pemisahan campuran

 Fokus penguatan karakter : percaya diri, disiplin, kerja sama dan tangguung jawab

D.

Materi Pembelajaran

1.

Materi pembelajaran reguler a.

Materi  b.

Sifat Materi c.

Perubahan Materi d.

Penggolongan Materi e.

Pemisahan Campuran 2.

Materi pembelajaran pengayaan a.

Peran Ilmu Kimia dalam Material Teknik 3.

Materi pembelajaran remedial a.

Menyesuaikan dengan bagian materi yang belum dikuasai peserta didik

E.

Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran

Pendekatan :

Scientific

Model Pembelajaran :

 Discovery Learning 

 Metode : Diskusi

F.

Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran

1.

Alat : Alat-alat praktikum 2.

Bahan : Bahan-bahan praktikum 3.

Media : Laptop, LCD

Minyak goreng dicampur dengan soda api menjadi sabun gejala-gejala yang menyertai reaksi

 

G.

Bahan dan Sumber Belajar

1.

Sumber belajar : Purnawan, Suswanto Djony dan Siti Naqiyah. 2018.

 Kimia untuk SMK/MAK  Kelas X Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi.

 Jakarta: Erlangga. (Hal. 1-28)

H.

Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kesatu (3 x 45 menit) Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan

Menyapa peserta didik 

Memeriksa kebersihan dan kerapihan kelas serta kerapihan peserta didik 

Mengawali pembelajaran dengan berdoa

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Memberikan apersepsi untuk mengaitkan materi/

tema/kegiatan

 pembelajaran yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta didik dan materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu materi pelajaran SLTP tentang perubahan wujud materi.

Menyampaikan topik yang akan dipelajari

Menyampaikan KD, IPK dan tujuan pembelajaran serta KBM pada pertemuan  berlangsung

Menyampaikan bentuk penilaian yang digunakan dalam pembelajaran

Membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 5-6 orang.

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

10 menit

 Kegiatan Inti Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

 Stimulation

 (Stimulasi / Pemberian Rangsangan)

Melakukan demonstrasi tentang

 peran kimia dalam kehidupan :  perubahan materi,

yakni dengan membakar kertas dan membuat larutan gula.

Mempersilahkan peserta didik mengamati peristiwa yang terjadi.

“Apa yan

g kalian pikirkan tentang peristiwa

tersebut?”

Pemberian materi pengertian, wujud, sifat, dan perubahan materi.

Problem  Statement 

(Pernyataan / Identifkasi Masalah)

 CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan demonstrasi yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan

 tentang materi

 peran kimia dalam kehidupan :wujud, sifat dan perubahan materi

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang  bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk  pikiran kritis yang diperlukan untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :

Bagaiaman perbedaan sihat kimia dan sifat fisika?

Bagaiaman perbedaan perubahan fisika dan perubahan kimia? 115 menit

Minyak goreng dicampur dengan soda api menjadi sabun gejala-gejala yang menyertai reaksi