PROBIOTIK PERIKANAN LAWAN BAHAYA SALAH GUNA ANTIBIOTIK BUDIDAYA UDANG DAN IKAN Antibiotik merupakan salah satu senyawa yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan penyakit, atau sering juga disebut sebagai obat, meskipun obat memiliki cakupan guna yang lebih luas. Penggunaan antibiotik awalnya digunakan sebagai obat untuk sakit infeksi, terutama ketika perang dunia. Temuan Alexander Flemmings berupa Penisilin yang mampu mematikan bakteri, kemudian menjadi dasar untuk pengembangan antibiotik lebih luas. Meskipun demikian, antibiotik ternyata memiliki efek samping setelah penggunaannya meluas ke dunia peternakan dan perikanan. Aplikasi antibiotik dalam peternakan dan perikanan adalah untuk mempercepat pertumbuhan ternak atau biasa disebut sebagai Growth promoter. Sebagai pemercepat pertumbuhan ternak, sejumlah kecil antibiotik digunakan pada pakan ternak, yang pada prosesnya menghambat pertumbuhan mikroba parasit. Kondisi tersebut meningkatkan daya kerja bakteri “baik” sehingga pertumbuhan ternak meningkat dengan pesat. Meskipun demikian, mikroba penyebab penyakit tersebut ternyata memiliki “kecerdasan” menghadapi antibiotik, mereka menggunakan asam deoksiribonukleat (DNA) yang menghasilkan protein anti-antibiotika sehingga bisa bertahan hidup ketika terpapar antibiotik. Penyebaran gen (DNA) penyandi protein tahan antibiotik tersebut kemudian terjadi, bukan hanya pada ternak, namun juga pada manusia. Patogen yang terdapat pada rumah sakit, contohnya, terdapat bakteri patogen yang mampu bertahan terhadap antibiotika sehingga lebih lama untuk diobati. Bahkan, bakteri penyebab tifus, Salmonella thypii strain Typhimurium juga mulai tahan terhadap antibiotika. Terdapat beberapa faktor yang mendukung perkembangan patogen tersebut, diantaranya adalah: ketersediaan nutrisi, kematian mikrobiota “baik” yang mencerna glukosa, ekpresi gen host yang mendukung pertumbuhan patogen. Faktor-faktor tersebut, apabila tidak dihadapi dengan serius pada akhirnya menyebabkan dampak negatif yang lebih luas (Sana & Monack, 2016. Pada aspek budidaya udang dan ikan, hal tersebut perlu diatasi dengan serius, mengingat terdapat batasan penggunaan antibiotik pada udang. Salah satu alternatif yang dapat dikembangkan adalah penggunaan probiotik alami. Probiotik disini salah satu contohnya adalah bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan udang atau ikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan, meningkatkan daya cerna pakan, serta meningkatkan pertumbuhan. Faktanya, pengembangan produk probiotik saat ini dinilai masih belum mencapai standar yang diharapkan oleh pasar, sehingga salah satu grup peneliti di Fakultas Perikanan dan Kelautan terus berfokus pada pengembangan probiotik tersebut. Penelitian yang telah dilakukan meliputi isolasi bakteri potensial probiotik dari lokasi budidaya udang dan bandeng tradisional di Sidoarjo oleh Atha et al (2018). Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga strain bakteri yang potensial mampu menghambat bakteri penyakit serta meningkatkan daya cerna ikan dan udang, meskipun masih perlu diuji lebih lanjut. Temuan lain adalah bakteri yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya cerna pakan udang oleh Nindarwi dan Pramono (data tidak dipublikasikan) pada tahun 2017. Kedua penelitian tersebut diharapkan mampu menjadi langkah awal untuk mencegah penyebaran penyakit akibat salah guna antibiotik. Referensi Sana, T.G. and Monack, D.M., 2016. Microbiology: The dark side of antibiotics. Nature, 534(7609), p.624. Penulis Email: 11,922 total views, 10 views today
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan organisme atau bagian-bagiannya untuk mendapatkan barang dan jasa. Dalam perkembangan lebih lanjut, bioteknologi didefinisikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip dan rekayasa terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk manghasilkan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. B. JENIS BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana yang menerapkan ilmu biologi, biokimia. Rekayasa yang terjadi masih dalam tingkat yang terbatas. Bioteknologi konvensional menggunakan jasad hidup secara utuh. Proses biokimia dan proses genetik terjadi secara alami. Manipulasi yang dilakukan dalam bioteknologi ini hanya sebatas manipulasi pada lingkungan dan media tumbuh serta tidak sampai pada tahap rekayasa genetika. Seandainya ad, rekayasa yang berlangsung bersifat sederhana dan perubahan yang terjadi tidak tepat sasaran. Biotektologi konvensioanal tidak dipakai untuk pembuatan produk secara mahal dan menggunakan biaya yang relatif rendah, selain itu ilmu yang digunakan pun biasanya diwariskan secara turun-temurun. Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Teknik yang sering digunakan adalah dengan melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam tabung percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu proses yang ditujukan untuk menghasilkan organism transgenik. Organisme transgenik adalah organisme yang urutan informasi genetik dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan. Berbeda dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern sudah memanfaatkan metode-metode mutakhir, yaitu : Kultur jaringan tumbuhan merupakan teknik menumbuhkembangakan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur jaringan dapat dilakukan karena adanya sifat totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel tanaman untuk tumbuh menjadi individu baru bila berada dalam lingkungan yang sesuai. Dalam kultur jaringan, tanaman yang akan dikulturkan sebiknya berupa jaringan muda yang sedang tumbuh, misalnya akar, daun muda, dan tunas. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut sebagai eksplan. Tanaman dengan teknik kultur jaringan dapat diperoleh dengan empat tahap sebagai berikut. a) Tahap inisiasi adalah tahap penanaman eksplan ke dalam media. Media yang digunakan adalah media cair yang terdiri dari zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh. b) Tahap multiplikasi (perbanyakan kultur), eksplan akan tumbuh menjadi jaringan seperti kalus berwarna putih disebut protocorm like body (PLB). c) Tahap menghasilkan plantlet, PLB berkembang menjadi tanaman kecil yang disebut plantlet. d) Tahap aklimatiasi, plantlet dipisah-pisahkan dan dikultur dalam media padat. Setelah plantlet tumbuh menjadi tanaman yang sempurna, maka tanaman tersebut dipindah ke polybag. Kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut antara lain, yaitu : a) Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus. b) Penggunaan medium yang cocok. c) Keadaan aseptik. d) Pengaturan udara yang baik.
Dengan melakukan kultur jaringan tumbuhan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut. a) Mendapat bibik banyak dalam waktu singkat yang identik dengan induknya. b) Bibit terhindar dari hama dan penyakit. c) Menghasilkan varietas baru seperti yang dikehendaki. d) Mendapat hasil metabolisme tumbuhan (metabolit sekunder), misalnya karet, resin, tanpa areal tanaman yang luas dan tidak perlu menunggu tumbuhan dewasa. e) Melestarikan tanaman-tanaman yang hampir punah. Selain memiliki manfaat, kultur jaringan juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut. a) Diperlukan biaya yang relatif tinggi. b) Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, karena memiliki keahlian khusus. c) Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatiasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik. Rekayasa genetika adalah suatu proses perubahan gen-gen dalam tubuh makhluk hidup. Rekayasa genetika dilakukan dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi serta memperbanyak gen yang dikehendaki. Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang dimungkinkan karena ditemukannya :
Teknik rekayasa genetika dapat dilakukan melalui : Rekombinasi DNA Rekombinasi DNA adalah proses penyambung 2 DNA dari organisme yang berbeda. Hasil penggabungan DNA dari individu yang tidak sama inj disebut dengan DNA rekombinan. Gen dari satu individu yang disisipi atau digabungkan pada gen individu yang lain disebut transgen, individunya disebut transgenik. Rekombinasi DNA dapat terjadi secara alami dan buatan. Secara alami dapat terjadi dengan cara : a) Pindah silang, yaitu tukar menukar kromatid pada kromosom homolog sehingga DNA terputus dan tersambungkan secara silang. b) Transduksi,yaitu bersambungnya DNA bakteri yang satu dengan bakteri yang lain dengan prantara virus. c) Tranformasi, yaitu pemindahan sifat-sifat dari satu mikroba ke mikroba lainnya melalui bagian-bagian DNA tertentu dari mikroba pertama. Rekombinasi DNA secara buatan dilakukan dengan penyambungan DNA secara in vitro. Teknologi rekombinasi DNA memerlukan suatu prantara atau vektor untuk memasukkan gen ke dalam sel target berupa plasmid bakteri, sehingga merupakan bentuk teknologi plasmid. Plasmid adalah lingkaran kecil DNA bakteri atau eukariota bersel satu yang dapat bereplikasi. Metode rekombinasi DNA adalah : a) Identifikasi gen yang diinginkan, dilakukan pada gen donor. b) Isolasi gen donor, dilakukan dengan cara memotong gen donor dari DNA sekitar yang mengelilinginya. c) Ekstrasi plasmid (cincin DNA) dari sel bakteri. d) Membuka plasmid dan menyisipkan potongan DNA pembawa informasi yang dikehendaki. e) Memasukkan plasmid berisi DNA rekombinan ke dalam sel bakteri. f) Membiakkan bakteri yang telah direkayasa di dalam tabung fermentasi. Contoh rekombinasi DNA pada bakteri adalah pada pembuatan insulin oleh bakteri E. coli. Teknik Hibridoma/Fusi Sel. Teknik hibridoma adalah penggabungan 2 sel dari organisme berbeda ataupun sama (fusi sel) sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hybrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari kedua sel tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan tenaga listrik, sehingga prosesnya disebut elektrofusi. Hal-hal yang diperlukan dalam teknik hibridoma, yaitu : a) Sel umber gen adalah sel-sel yang memiliki sifat yang diinginkan. b) Sel wadah adalah sel yang mampu membelah dengan cepat (misalnya sel mieloma). c) Fusi gen adalahza-zat yang mempercepat fusi sel (misalnya NaNO3). Teknik hibridoma dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produk penting, misalnya antibodi monoclonal, pembentukan spesies baru, dan pemetaan kromosom. Kloning Kloning berasal dari bahasa inggris clonning yang berarti suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual. Tujuan utama kloning adalah untuk mengisolasi gen yang diinginkan dari seluruh gen yang ada (kromoson) pada organisme donor. Untuk mencapai tujuan tersebut, kloning dapat dilakukan dengan kloning embrio dan transfer inti. Kloning embrio dilakukan dengan fertilisasi in vitro, misalnya kloning pada sapi yang secara genetik identik untuk memproduksi hewan ternak. Sedangkan kloning dengan tanspfer inti yaitu pemindahan inti sel yang satu ke sel lain sehingga diperoleh individu baru yang memiliki sifat baru sesuai inti yang diterimanya. Kloning dengan transfer inti dilakukan dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Contoh kloning dengan transfer inti adalah domba Dolly.
Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Medis dan Kesehatan Penerapan ini disebut sebagai bioteknologi merah, diawali dengan tahap analisa atau diagnosa suatu penyakit dan pengobatan sebuah penyakit. Beberapa contoh bioteknologi di bidang medis dan kesahatan misalnya penggunaan mikroorganisme pada antibiotik atau vaksin, penggunaan mikroorganisme pada hormon pada penyakit diabetes mellitus, bayi tabung, Antibodi Monoklonal, penggunaan sel intuk untuk pengibatan penyakit sroke, dan terapi gen untuk penyembuhan penyakit genetis. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian dan Peternakan Bioteknologi ini bioteknologi hijau, dilakukan dengan memodifikasi genetik dan rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, kandungan gizi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Hal ini memberikan sumbangan besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan tanaman (plant breeding) dan kehidupan manusia bahkan berdampak pada kemajuan ekonomi manusia itu sendiri. Penerapan Bioteknologi dalam bidang pertambangan (biometalurgi) Di bidang pertambangan berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijihnya yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus ferroxidans. Bakteri ini merupakan bakteri kemolitotrof yang mampu memisahkan logam dari bijihnya. Energy yang digunakan Thiobacillus ferroxidans dalam memisahkan logam dari bijihnya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam dari bijihnya. Berikut ini adalah tahapan bakteri dalam memisahkan tembaga dari bijihnya, yaitu : a) Bakteri bereaksi dengan melarutkan senyawa belerang dan besi dalam batuan. Selanjutnya, bakteri mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. b) Unsure S dalam FeS2 bereakasi dengan ion hydrogen dan molekul oksigen membentuk H2SO4. c) Ion Fe3+ pada bijih yang mengandung CuSO4 mengoksidasi ion Cu+ menjadi Cu2+ dan bereaksi dengan SO42- dari H2SO4 sehingga membentuk CuSO4. d) Reaksi selanjutnya adalah sebagai berikut : CuSO4 + 2Fe + H2SO4 → 2FeSO4 + Cu + 2H+ Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Lingkungan (Biromediasi) a) Pengolahan Limbah Cair Limbah cair organic dapat diuraikan oleh bakteri anaerob menghasilkan bahan bakar alternative (biogas). Limbah cair yang mengandung protein, lemak, dan karbohidrat difermentasikan oleh metanobakterium secara anaerob sehingga mampu menghasilkan biogas. b) Pengolahan Sampah/Limbah padat Pengolahan sampah dengan bantuan mikroba adalah dengan cara pengomposan sampah-sampah organic. Pengomposan dapat dilakukan dengan aerobic maupun anaerobik. c) Plastik Biodegradable Salah satu usaha untuk mengurangi limbah plastic yang menimbulkan pencemaran adalah dengan cara memproduksi plastic yang mudah terurai (biodegradable) melalui bioteknologi. Mikroba yang mampu membuat plastic biodegradable antara lain Alxaligenes eutrophus. Plastic biodegradable lainnya adalah pululan yang diproduksi oleh Aureobasidium pullulans. d) Pengolahan Limbah Minyak Mikroorganisme yang berperan dalam mengatasi limbah minyak, yaitu :
Bioteknologi memiliki dampak positif dan juga dampak negatif.
Dampak positif dari bioteknologi adalah dihasilkannya produk-produk yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan manusia.
Gen-gen yang mengkode untuk pembentukan antibiotic dapat saja mengalami kecelakaan di dalam tubuh bakteri sehingga menyebabkan penyakit pada manusia.
Timbulnya alergi yang disebabkan karena mengkomsumsi produk transgenic.
Jagung hasil rekayasa genetik dapat membunuh ulat yang tidak berbahaya. Rekayasa genetika dapat menghasilkan gluma-gluma super. Tanaman rekayasa genetika dapat membahayakan burung yang memakannya. Menyebabkan kepunahan sebagian plasma nuftah asli karena yang dikembangkan sekarang hanya produk rekayasa genetika saja.
Beberapa orang mungkin dengan sengaja menciptakan kombinasi gen-gen baru untuk kepentingan perang (semacam senjata kimia dan senjata biologi). Share This Post To : Kembali ke Atas Artikel Lainnya :Komentar :
Kembali ke Atas |