Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) selalu diperingati setiap tanggal 20 Mei. Tahun 2016 ini, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-108 dengan mengusung tema “Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata dan Berkarakter” . Kebangkitan nasional dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dimana ditandai dengan bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang tidak pernah muncul selama penjajahan berkuasa dan bumi pertiwi ini dikuasai oleh Belanda dan Jepang. Organisasi Boedi Oetomo didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji, serta digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pada awalnya Boedi Oetomo bukan organisasi politik, tetapi lebih kepada organisasi yang bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Namun seiring waktu, Boedi Oetomo kemudian menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia. Terbukti setelah Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908, berturut-turut berdiri organisasi-organisasi besar seperti Indische Partij , Partai Politik pertama di Indonesia pada tahun 1912, Sarekat Dagang Islam, Muhammadiyyah, dan dan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra pada tahun yang sama. Karena dianggap sebagai organisasi yang menjadi pelopor bagi organisasi kebangsaan lainnya, maka tanggal didirikannya Boedi Oetomo, 20 Mei, ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Sumber gambar : http://www.websitependidikan.com/2016/05/logo-hari-kebangkitan-nasional-2016.html Dr. Sutomo Bogor (20/5) Setelah masa perjuangan fisik berakhir, perjuangan bangsa Indonesia beralih ke masa perjuangan melalui organisasi modern dengan tujuan untuk perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal ini merupakan dampak dari pelaksanaan Politik Etis oleh Belanda yang secara tidak langsung telah melahirkan tokoh-tokoh intelektual pribumi yang menjadi penggagas pergerakan nasional. Sejak tahun 1908 sejarah Indonesia memasuki babak baru yaitu masa pergerakan nasional. Pergerakan nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Bangkitnya nasionalisme di Indonesia sendiri tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia yang ditandai dengan kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905. Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo sebagai organisasi pertama pada masa pergerakan nasional. Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yaitu Goenawan, Dr. Tjipto Mangoenkeosoemo, Soeraji, serta R.T. Ario Tirtokusumo, yang didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta tidak bersifat politik. Berdirinya Boedi Oetomo tidak bisa lepas dari peranan Dr. Wahidin Soedirohusodo. Walaupun bukan pendiri Boedi Oetomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi Dr. Soetomo dan kawan-kawan untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional ini. Dr. Wahidin Soedirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya dikemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan mereka pun menyambut baik gagasan mengenai organisasi tersebut. Boedi Oetomo sebagai organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan tanah Hindia, dimana jangkauan geraknya yang semula hanya terbatas pada Pulau Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama. Boedi Oetomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan. Berdirinya Boedi Oetomo sendiri tidak dapat dilepaskan dari STOVIA. STOVIA merupakan singkatan dari School tot Opleiding van Indische Artsen (Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera). Pada kurun akhir abad ke-19, di Pulau Jawa menyebar berbagai macam wabah penyakit. Pemerintah kolonial Belanda agak kesulitan mengatasi persoalan ini karena mendatangkan dokter dari Eropa harganya sangat mahal. Dari situlah muncul keinginan untuk mendidik kaum pribumi untuk menjadi mantri. Kemudian H.F. Roll, yang merupakan direktur Sekolah Dokter Jawa, mengusulkan ke pemerintah Belanda agar menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang dapat disetarakan dengan pendidikan kedokteran yang ada di Eropa (Belanda). Maka STOVIA pun didirikan pada tahun 1851, dimana gedungnya sendiri terletak di sebelah rumah sakit militer. STOVIA juga membebaskan mahasiswanya dari kewajiban membayar. Selain itu, mahasiswa juga mendapat alat-alat kuliah dan seragam gratis serta menerima uang saku sebesar 15 gulden per-bulan. Hal Ini untuk mendongkrak minat para pemuda untuk masuk ke sekolah dokter. Karena hal inilah, STOVIA sering disebut sebagai sekolah orang miskin. STOVIA tak hanya melahirkan banyak dokter yang piawai dalam bidang kesehatan dan medis kala itu, tetapi juga melahirkan aktivis pergerakan nasional. Di tengah kesibukan belajar, banyak di antara siswa yang tergabung dalam beberapa perhimpunan studen. Para mahasiswa itu aktif berorganisasi, mengembangkan wawasan pengetahuan tentang medis, dan juga mempelajari tentang situasi politik tanah air. Para pelajar STOVIA yang kebanyakan berasal dari kota-kota kecil itu memperoleh dorongan intelektual dari kota besar dan modern di lingkungan sekolahnya. Batavia yang menjadi kediaman suatu kelompok intelektual non-politik pribumi, yang tidak besar tetapi sedang tumbuh. Oleh karena itu wajar jika para pelajar STOVIA bergaul dengan para intelektual itu pada akhirnya terpengaruh oleh ide-ide mereka. Keberadaan STOVIA pun sangat berperan penting dalam perkembangan nasionalisme di Indonesia. Di samping kemampuan individu para pelajar STOVIA, pendidikan yang menanamkan disiplin tinggi bagi para pelajarnya ini mampu menyatukan pelajarnya dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Selain itu, keberadaannya di pusat kota menjadikan sekolah ini menjadi tempat persemaian nasionalisme yang bagus bagi para pelajarnya. Lahirnya Boedi Oetomo menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir penjajah, perjuangan yang selama ini bersifat kedaerahan berubah menjadi bersifat nasional dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka. Perjuangan mengusir penjajah yang semula hanya mengandalkan kekuatan fisik dan bergantung pada seorang pemimpin, diganti dengan perjuangan baru yang memanfaatkan kekuatan pemikiran. Perubahan bentuk perjuangan ini menjadikan usaha untuk mengusir penjajah terus berkesinambungan, karena tidak bergantung pada satu orang pemimpin. Boedi Oetomo mempelopori perjuangan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran, karena organisasi-organisasi pergerakan yang muncul pada masa berikutnya memiliki keterkaitan dengan Boedi Oetomo. Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij dan Muhammadiyah merupakan organisasi-organisasi yang lahir setelah menjalin interaksi dan komunikasi secara rutin dengan Boedi Oetomo. Meskipun memiliki ideologi yang berbeda, organisasi pada masa pergerakan memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Beragamnya organisasi pada masa pergerakan mempercepat tercapainya kemerdekaan, karena pada dasarnya organisasi-organisasi tersebut saling melengkapi. Jakarta - Hari Kebangkitan Nasional diperingati pada hari ini. Lantas mengapa tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional? Dikutip dari laman Kemendikbud, peringatan Hari Kebangkitan Nasional sama dengan tanggal lahirnya organisasi Budi Utomo. Budi Utomo menjadi tonggak kebangkitan nasional Indonesia. Inilah yang menjadi alasan mengapa tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pada 20 Mei 1908, di ruang Kelas Anatomi STOVIA, diselenggarakan pertemuan dan menghasilkan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo dengan Ketua R Soetoemo, Wakil Ketua M Soelaiman, Sekretaris I Soewarno, Sekretaris II M Goenawan Mangoenkoesoemo, dan Bendahara R Angka.
Di antara semua tokoh itu, ada satu sosok yang berperan penting dan menginspirasi, dr Wahidin Soedirohusodo, yang juga alumni STOVIA. dr Wahidin sering pergi ke kota-kota besar di Jawa untuk mengkampanyekan gagasan mengenai bantuan dana bagi pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu sekolah. Saat itulah ia bertemu dengan pendiri Budi Utomo. dr Wahidin mencetuskan ide untuk mencerdaskan bangsa melalui 'studiefonds' atau dana pendidikan agar tidak mudah diadu oleh penjajah, sementara Soetomo dan kawannya yang memiliki rasa nasionalisme perjuangan yang tinggi menyepakati pembentukan Budi Utomo, yang menjadi cikal bakal dibentuknya Hari Kebangkitan Nasional. Ide Penetapan Harkitnas Ide penetapan Hari Kebangkitan Nasional bermula setelah dua tahun Indonesia merayakan kemerdekaan. Pada 1947, Belanda melakukan agresi militer sehingga membuat gejolak sosial dan politik sehingga ibu kota negara sempat dipindah ke Yogyakarta. Tak lama, pihak oposisi pemerintah muncul. Oposisi yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin ini diberi nama Front Demokrasi Rakyat, yang menjadi gabungan organisasi 'sayap kiri'. Tak hanya itu, pasokan beras juga sempat mengguncang sehingga menyebabkan krisis ekonomi. Sukarno pun mencari simbol untuk mempersatukan bangsa di tengah kondisi yang terjadi kala itu. "Bung Karno mencari jejak sejarah yang bisa menjelaskan asal-usul gerakan bangsa Indonesia. Budi Utomo jelas masih bersifat kedaerahan awalnya, tetapi yang membedakan dengan organisasi lainnya saat itu adalah unsur modernitasnya. Bagaimana ada mekanisme pemilihan ketua dalam organisasi," kata sejarawan Hilmar Farid. Pada 1948, Sukarno akhirnya menetapkan tanggal kelahiran Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas. Jadi, demikian alasan mengapa 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Selamat Harkitnas 2021! Lihat Video: Hari Kebangkitan Nasional, Addie MS: Bangkit untuk Bersatu [Gambas:Video 20detik] (rdp/imk) |