Menurut Stott, gereja yang berada pada pusat rencana kekal Allah haruslah menjadi


Gereja Sebagai Institusi Sosial

   Indtitusi sosial adalah suatu perkumpulan yang dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan  atau juga dapat berarti perkumpulan, paguyuban, organisasi sosial yang berkenaan dengan masyarakat. Dilihat dari definisi tersebutmaka gereja dapat digolongkan sebagai institusi atau lembaga. Gereja  dibangun  diatas visi dan misi yang jelas, memiliki aturan serta sejarah yang turut mempengaruhi arah dan lahkah Gereja.

    Gereja adalah sebuah realitas yang konkret. Dengan demikian, ada dimensi Gereja yang dapat diindera atau sering disebut juga :gereja yang kelihatan :. Gereja yang kelihatan itu dilihat sebagai komunitas yang hadir diruang dan waktu tertentu. Gereja yang konkret dan tampak itu terdapat dibanyak tempat diduniaini.

      Anda juga sudah belajar dikelas 9 bahwa didalam Perjanjian Baru kata “ gereja “ merupakan terjemahan dari kata eklesia , yang artinya dipanggil keluar dari dunia  mereka yang lama dan dikuduskan atau “ diasingkan “dari persekutuan – persekutuan laian didunia ini. Gereja digunakan oleh Allah sebagai “ alat “  dalam karya penyelamatan-Nya, yakni unntuk menyampaikan kabar baik kepada orang – orang miskin, memberi-takan pembebasan kepada orang – oranng tawanana, dan penglihatan bagi orang – orang buta,  membebaskan orang – orang yang tertindas  untuk memberitakan  tahun rahmat Tuhan telah datang ( Luk 4:18-19)  

    Roh kudus yang memimpin orang-orang percaya tidak mulai  dengan pribadi yang hidup sendiri-sendiri, tetapi selalu dengan orang- orang sebagai suatu persekutuan. Persekutuan ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang terjadi antara anggota – anggota Gereja dan Kristus ( sebagai Kepala Gereja ) dan antara anggota-anggota gereja dengan sesamanya.

Menurut John Stott, Gereja adalah komunitas baru milik Allah dan bahwa Kristus wafat bagi manusia bukan hanya untuk membebaskan manusia dari segala dosa dan kejahatan, melainkan untuk menguduskan mereka bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nyayang tekun berbuat baik. Orang percaya yang dipanggil keluar dari dalam dunia untuk dikuduskan sebagai umat kepunyaan-Nya. Dengan anugerah itu, orang percaya kembali kedalam dunia untuk memberitakan tanda-tanda Kerajaan Allah.

 Gereja Yang Hidup

     Menurut Stott, gereja yang berada pada  pusat Rencana kekal Allah, haruslah menjadi gereja yang hidup. Untuk menjadi gereja yang hidup,ada empat hal yang dilakukan oleh Gereja, yaitu :

1.     Gereja yang belajar

2.     Gereja yang mengasihi ( melayani, Diakonia )

3.     Gereja yang beribadan ( bersekutu, Koinonia )

4.     Gereja yang mengabarkan injil ( bersaksi, Marturia )

a.   Gereja yang belajar

       Dalam Kitab Para Rasul 2:42, dikatakan bahwa mereka bertekun dalam pengajaran para rasul. Dimasa kini,  ajaran para rasul tertulis dalam alkitab, maka para pendeta dan penatua mengajarkan ajaran Alkitab, para orang tua mengajarkan isi Alkitab pada anak-anaknya dirumah seperti yang diperintakan Tuhan dalam Kitab Ulangan, bahwa orang tua bertugas mengajarkan tentang kasih Allah kepada anak-anaknya. Jemaat membaca Alkitab setiap hari, merenungkannya supaya imannya bertumbuh,kemudian menjalankan isi ajaran itu. Bahwa Roh Allahmemimpin jemaatnya dalam ajarannya.

b.   Gereja Yang Mengasihi

Kisah Para Rasul 2:44-45 menceritakan tentang bagaimana jemaat mula-mula bersekutu dalam kasih.persekutuan kasih dalam bahasa Yunani “ Diakonia “jemaat Kristen pertamabenar-benar mempraktikkan persekutuan kasih dimana mereka yang kaya menolong yang miskin. Mereka saling berbagi secara sukarela dalam kasih. Semua orang secara sukarela saling berbagi.

c.    Gereja Yang Beribadah

      salah satu ciri yang menarik dari jemaat pertama adalah, mereka bertekun dalam doa dan memecahkan roti. Ada keseimbangan dalam ibadah jemaat, yaitu ibadah formaldan ibadah kehidupan. Artinya mereka melakukan Ibadah dan berdoa juga mempraktikkan ibadah dalam bentuk kasih persaudaraan dengan saling menolong dan menopang. Ibadah jemaat berlangsung secara khidmat dan dalam kegembiraan dan sukacita.

d.   Gereja Memberitakan Injil

       Injil Kerajaan Allah haruslah disampaikan kepada segala bangsa. Ini tidak sama dengan “  Kristenisasi “ atau sekedar menjadikan seseorang “ Kristen “. Injil adalah kabar baik, maka Gereja bertugas memberitakannya. Pemberitaan injil dilakukan dalam bentuk Khotba dan pengajaran, tetapi juga melalui praktik kehidupan dimana tiap  orang pecaya terpanggil untuk memberitakan serta  melakukan kasih, kebenaran, keadilan serta perdamaian.

Gereja Sebagai Persekutuan

    Gereja adalah sesuatu yang konkret dan kelihatan. Ditinjau dari sudut sosiologis ia tidak berbeda dengan lembaga-lembaga lain yang terdapat didunia ini. Ia mempunyai anggota – anggota, peraturan – peraturan, pengurus, dan sebagainya. Tetapi ia tidaksama dengan lembaga – lembaga itu. Ia lebih daripada itu. Ia juga adalah persekutuan.

   Gereja memiliki pengakuan bahwa terbentuknya Gereja adalah karena Allah telah memanggil dan bukan karena orang – orang berkepentingan sama merasa perlu untuk bersatu.  Gereja berbeda dengan persekutuan – persekutuan atau lembaga – lembaga lain itu. Ia mempunyai hakikat yang lain. Ia berada didalam dunia, tetapi ia berasal dari dunia. ( Yoh 17:11 ). Oleh karena itu, muncul istilah “ gereja yang tidak kelihatan “, yakni gereja yang ada didalam iman.

    Ciri Gereja yang benar adalah suatu persekutuan yang ditempatkan Allah didunia untuk melayani Allah dan manusia. Dalam rangka persekutuan inilah gereja melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya, yakni bersekutu, melayani, bersaksi,dan mengajar. Ketika orang – orang Kristen bersekutu, mereka melaksanakan perayaan – perayaan ibadah pengembalaan, mendengar pemberitaan firman Tuhan dan menerima sakramen. Didalam persekutuan itu mereka melayani satu sama lain, sebagai bentuk ucapan syukurnya atas pelayanaanyang telah Yesus lakukan terlebih dahulu kepadanya ( Mrk 10:45 ).  Mereka bersaksi melalui seluruh hidupnya, baikkepada sesame anggota gereja maupun kepada orang – orang diluar gereja ( Rm. 1:16-17 ). Mengajar juga merupakan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada Gereja-Nya agar waga jemaat bertumbuh menjadi dewasa  penuh sesuai kepenuhan Kristus sehingga mereka senantiasa siap memberi pertanggungjawaban atas iman dan pengharapan mereka dalam Kristus ( Ef. 4:11-16 ).

      Didalam persekutuan inilah seharusnya berlangsung hidup yang saling memperhatikan, menguatkan, mendorong, menasihati, menerima dan memberi. Sudah barang tentu,  orang – orang yang terlibat didlam persekutuan ini berasal dari berbagai latar belakang suku, etnis, golongan sosial dan ekonomi.  Namun yang perlu diperhatikan dan dikembangkan adalah bagaimana persekutuan ini sungguh – sungguh menjadi alat dan rekan sekerja Allah ( 1Kor. 3:9 ) dalam menghadirkan Kerajaan-Nya.