Menurut QS Al Baqarah ayat 83 kita dianjurkan berbuat baik ihsan kepada siapa saja?

Menurut QS Al Baqarah ayat 83 kita dianjurkan berbuat baik ihsan kepada siapa saja?

Isi Kandungan Al Qur’an Surat al Baqarah Ayat 83 Tentang Ihsan.

a. Pengertian Ihsan.
Dari sisi kebahasaan, kata Ihsan berasal dari kata kerja (fi’il) Hasuna-Yahsunu-Hasanan, artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu-Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik. Menurut istilah, Ihsan pada umumnya diberi pengertian dari kutipan percakapan Nabi Muhammad Saw. dengan malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna Ihsan, yaitu:

قَالَ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Artinya:

(Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah ihsan itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu".

Jadi, Ihsan adalah menyembah Allah Swt. seolah-olah melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka membayangkan bahwa sesungguhnya Allah Swt. melihat perbuatannya. Dengan kata lain, Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa ibadah khusus (seperti shalat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas sosial).

b. Lafal Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 83 dan Artinya.


وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ


“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah Swt., dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS. Al-Baqarah : 83)

c. Tafsir/Penjelasan Ayat.

Dalam ayat di atas Allah Swt. mengingatkan Nabi Muhammad Saw. atas janji Bani Israil yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah Swt.. Setelah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orangtua, amal kebajikan tertinggi, karena melalui kedua orangtua itulah Allah Swt. menciptakan manusia. Sesudah Allah Swt. menyebut hak kedua orangtua, disebutkan pula hak kerabat (kaum keluarga), yaitu berbuat kebajikan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. menyebut hak orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak yatim dan orang miskin. Allah Swt. mendahulukan menyebut anak yatim daripada orang miskin karena orang miskin dapat berusaha sendiri, sedangkan anak yatim karena masih kecil belum sanggup untuk itu. Setelah memerintahkan berbuat baik kepada orangtua, keluarga, anak yatim, dan orang miskin, Allah Swt. memerintahkan agar mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia. Kemudian Allah Swt. memerintahkan kepada Bani Israil agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Ruh shalat itu adalah keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Swt.. Tanpa ruh itu shalat tidak ada maknanya apa apa. Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh tersebut dari dulu hingga turun al-Qur'an, bahkan sampai sekarang. Demikian juga dengan zakat. Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israil juga mereka ingkari. Hanya sedikit orang-orang yang mau mentaati perintah Allah Swt. pada masa Nabi Musa dan pada setiap zaman.

Pada akhir ayat ini Allah Swt. menyatakan, “dan kamu (masih menjadi) pembangkang”. Ini menunjukkan kebiasaan orang-orang Bani Israil dalam merespons perintah Allah Swt., yaitu “membangkang”, sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka. Hadis yang terkait dengan perintah berbuat Ihsan juga banyak sekali. Setiap hadis yang mengandung perintah berbuat baik kepada sesama manusia, melarang berbuat kerusakan, atau perintah beribadah kepada Allah Swt., itu semua merupakan perintah berbuat Ihsan. Di antara hadis yang dengan tegas menyatakan agar kita berbuat Ihsan adalah sabda Rasulullah Saw. berikut:.


عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اثْنَتَيْنِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ ثُمَّ لِيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ


Artinya: Dari Syadad bin Aus, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat Ihsan atas segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik, dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya”. (HR. Muslim). Dalam hadis di atas Rasulullah Saw menegasan bahwa sikap dan perilaku Ihsan itu diperintahkan oleh Allah Swt. dalam semua bidang kehidupan. Pada surat al-Baqarah terdapat contoh pihak-pihak yang berhak mendapat perlakuan Ihsan. Lebih lanjut, dalam hadis ini Rasulullah Saw memberikan contoh lain tentang cara berlaku Ihsan. Jika harus membunuh (dalam peperangan), maka harus dilakukan dengan baik, dilakukan karena Allah Swt., bukan karena dendam atau yang lain, dan tidak pula menganiaya. Bahkan jika musuh menyerah, maka tidak boleh dibunuh. Kemudian pada bagian akhir dari hadis, Rasulullah Saw mengajarkan cara berlaku Ihsan kepada binatang dengan menjelaskan adab menyembelih, yaitu agar pisau ditajamkan, dan binatang yang mau disembelih pun dibuat senang, dengan memberikan makan yang cukup. Jika binatang saja harus dipelakukan demikian, apalagi sesama manusia.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian ihsan dan isi kandungan Al Qur’an surat al Baqarah ayat 83. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Menurut QS Al Baqarah ayat 83 kita dianjurkan berbuat baik ihsan kepada siapa saja?

Surat Al Baqarah ayat 83 adalah ayat yang mengajarkan untuk berbuat baik (ihsan). Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.

Surat Al Baqarah termasuk madaniyah. Surat terpanjang dalam Al Quran ini mengatur banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Di antaranya melalui kisah Bani Israil. Bahkan surat ini dinamakan Al Baqarah karena kisah Bani Israel yang diperintahkan menyembelih seekor sapi betina (baqarah).

Demikian pula ayat 83 ini juga tergolong madaniyah. Ia juga berisi kisah Bani Israil. Yakni perjanjian Bani Israil untuk bertauhid kepada Allah dan berbuat baik (ihsan). Tak hanya untuk Bani Israil, perintah-perintah ini juga berlaku bagi kaum muslimin.

Surat Al Baqarah Ayat 83 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Baqarah Ayat 83 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ

(Wa idz akhodznaa miitsaaqo banii isroo-iila laa ta’buduuna illallooha wabil waalidaini ihsaanaa wadzil qurbaa wal yataamaa wal masaakiini waquuluu linnaasi husnaa wa aqiimush sholaata wa aatuz zakaata tsumma tawallaitum illaa qoliilam minkum wa antum mu’ridluun)

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 83

Tafsir Surat Al Baqarah ayat 83 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

1. Allah Mengambil Janji Bani Israel

Poin pertama dari Surat Al Baqarah ayat 83, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil janji dari Bani Israil.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala (melalui Nabi-Nya) telah mengambil perjanjian dari Bani Israil. Bahkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, Allah mengambil sumpah Bani Israil untuk melaksanakan poin-poin isi perjanjian itu. Namun pada akhirnya mayoritas Bani Israil mengkhianati janjinya.

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, perjanjian Allah dengan Bani Israil ditetapkan atas mereka di bawah bayang-bayang gunung (yang diangkat di atas mereka).

“Mereka diperintahkan untuk memegangnya teguh-teguh dan harus selalu mereka ingat. Karena perjanjian ini mengandung kaidah-kaidah yang kokoh bagi agama Allah,” kata Sayyid Qutb.

2. Bertauhid kepada Allah

Isi perjanjian atau sumpah ini merupakan pokok-pokok agama Allah. Pertama adalah tauhid, hanya menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ

Janganlah kamu menyembah selain Allah,

Ibnu Katsir menjelaskan, Bani Israil diperintah untuk menyembah-Nya dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hal yang sama telah diperintahkan kepada seluruh manusia. Aqidah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sama dengan ini yakni tauhid.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya:25)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl: 36)

3. Berbuat Ihsan kepada Manusia

Setelah hak paling tinggi dan paling besar yaitu hak Allah berupa tauhid, barulah isi perjanjian berikutnya perintah untuk berbuat baik (ihsan) kepada manusia. Dimulai dari kedua orang tua.

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ

dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,

Allah memerintahkan untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Ar Raghib Al Ashfahani menjelaskan, ihsan (إحسان) digunakan untuk dua hal. Pertama, memberi nikmat kepada pihak lain. Kedua, perbuatan baik. Menurutnya, ihsan lebih tinggi dari adil. Adil adalah memperlakukan orang lain dengan perlakuannya kepada diri Anda. Sedangkan ihsan adalah memperlakukan orang lain lebih baik dari perlakuannya kepada diri Anda.

Dalam hadits dijelaskan bahwa ihsan adalah beribadah yang terbaik, seakan-akan melihat Allah. Minimal menyadari bahwa Allah selalu melihat kita.

قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Jibril bertanya, “terangkanlah kepadaku tentang ihsan”. Rasulullah menjawab, “engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tak bisa melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)

Setelah bertauhid kepada Allah, manusia diperintahkan berbuat baik kepada ibu bapaknya. Dua orang paling berjasa yang dengan perantaraan keduanya ia lahir, tumbuh dan berkembang. Orang tua yang membesarkan dan mendidiknya.

Ia juga harus berbuat baik kepada kerabatnya, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Yatim (اليتامى) adalah anak yang ditinggal ayahnya meninggal. Sedangkan miskin (المساكين) adalah orang yang tidak memiliki apa yang harus dibelanjakan buat diri sendiri dan keluarganya.

4. Berbicara yang baik

Selain perbuatan yang baik, Bani Israil juga diperintahkan dalam perjanjian itu untuk berbicara yang baik kepada orang lain.

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,

Kata husna (حسنا) mencakup “segala sesuatu yang menggembirakan dan disenangi.” Tak hanya kata-kata indah, tetapi ia harus kata-kata yang benar. Sehingga terkandung di dalamnya perintah amar ma’ruf nahi munkar.

Ibnu Katsir menjelaskan maksud kalimat ini: “berkatalah kepada mereka dengan baik dan lemah lembut termasuk dalam hal ini amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang ma’ruf.”

5. Sholat dan Zakat

Isi perjanjian ini berikutnya adalah mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ

dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.

Sholat dan zakat adalah ibadah yang sejak awal sudah diperintahkan Allah kepada manusia. Bahkan sejak Nabi Adam. Termasuk kepada Bani Israil hingga umat Islam hari ini. Meskipun tata cara dan ukurannya berbeda sesuai syariat di zamannya.

6. Bani Israil Melanggar Perjanjian

Bagian terakhir dari Surat Al Baqarah ayat 83 ini menjelaskan karakter Bani Israil yang suka mengkhianati perjanjian. Kecuali sedikit dari mereka.

ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ

Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Bani Israil diperintah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mereka malah menyembah patung sapi emas. Diperintahkan untuk berbuat ihsan kepada manusia, mereka justru menzalimi orang-orang lemah di antara mereka. Diperintahkan untuk berkata yang baik dan amar ma’ruf nahi munkar, justru banyak kata-kata negatif dan melakukan amar munkar nahi ma’ruf. Meninggalkan sholat dan tidak mau mengeluarkan zakat. Bahkan membunuh sebagian Nabi-Nya.

“Perjanjian ini telah diikat antara Allah dengan Bani Israil, tercatat dalam Taurat, diperingatkan berulang kali oleh Musa dan Harun lalu diteruskan Nabi Yusa’, tetapi mereka berpaling. Satu demi satu janji itu dipungkiri,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

Sayyid Qutb menjelaskan, ayat ini menunjukkan sifat Bani Israil yang suka melanggar dan mengingkari janji. Sifat ini ditunjukkan Allah kepada kaum muslimin agar mereka mewaspadai orang-orang Yahudi dan jangan sampai menirunya. Dan ternyata kaum Yahudi di Madinah juga tak ada bedanya. Yahudi Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah semuanya berkhianat dan melanggar perjanjian.

Kandungan Surat Al Baqarah ayat 83

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Baqarah ayat 83:

Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan mereka telah mensepakati untuk memenuhi isi perjanjian itu. Berupa pokok-pokok agama yang harus diamalkan.

Kewajiban untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

Wajib berbuat baik kepada orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Wajib mengucapkan kata-kata yang baik kepada orang lain.

Wajib mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

Perintah-perintah dalam isi perjanjian ini juga berlaku bagi kaum muslimin. Mulai dari tauhid hingga berbuat ihsan serta mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

Melalui ayat ini Allah mengungkap sifat Bani Israil yang suka melanggar perjanjian.

Demikian Surat Al Baqarah ayat 83 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat mengokohkan tauhid kita, berbuat ihsan kepada sesama manusia serta tidak mengikuti Bani Israil yang suka mengingkari janji. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]