Menurut henny tumbuhan paku termasuk tumbuhan yang dapat dibedakan antara akar, batang dan daunnya

(1)

TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Biologi Umum

Dosen Pengampu : Shinta, M.Si

Disusun Oleh :

1. Lama’ah Azzahra

(16620100)

2. Dedik Ferdianto

(16620106)

3. Haidar Nazaruddin Azwar (16620107)

4. Zadani Nabila Ashari

(16620116)

5. Zainatul Mukarramah

(16620127)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

(2)

BAB I mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu, tumbuhan juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan organ tubuh. Kelompok makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Plantae antara lain adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji.

Tumbuhan paku (Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satudevisi tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkanbiji untuk reproduksinya. Kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.

Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan laut.

Sedangkan, lumut merupakan tumbuhan tidak berpembuluh, yang termasuk dalam divisio bryophyta ( berasal dari bahasa yunani, bryum “lumut” ). Divisio ini mempunyai “daun” yang telah menyerupai daun tumbuhan berpembuluh Lumut (Briophyta) adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio. Bentuknya kecil, lembut, mempunyai talus yang tingginya kurang dari 15 cm, berspora tapi belum mempunyai akar, batang dan daun sejati. Divisio ini mempunyai anggota terbanyak, yaitu sekitar 10.000 spesies. Di dalam makalah ini, akan membahas tumbuhan lumut dan paku tentang bagaimana pengelompokan-pengelompokan, dan proses siklus hidupnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini dibuat adalah:

(3)(4)

BAB II ISI 2.1 Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku pernah merajai vegetasi zaman Paleozoikum periode karbon yang disebut zaman Paku. Tumbuhan paku yang dominan saat itu berbentuk pohon (paku tiang), misalnya Alsophila glauca.(Henny Riandari: 2011)

Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh di daratan yang tanahnya netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang hidup di air. Biasanya tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab dan teduh. Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yaitu: memiliki akar, batang dan daun sejati, memiliki pembuluh angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil, berkembang biak dengan spora dan pergiliran keturunan antara fase gametofit dan vegetatif (metagenesis). Tumbuhan paku juga banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari antara lain Sebagai bahan obat-obatan, Sebagai tanaman hias, Sebagai tanaman sayuran, Sebagai pupuk hijau dalam pertanian, dan Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara. (Henny Riandari: 2011)

A. Morfologi Tumbuhan Paku

Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m).

Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

B. Macam – Macam Paku Spora

(5)(6)

3. Paku peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile) .

C. Bagian – Bagian Tumbuhan Paku 1. AKAR

Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi menjadi :

 kuit luar (epidermis)  kulit dalam (korteks), dan

 silinder pusat, terdpat buluh pengangkut berupa xylem yang dikelilingi oleh floem.

(7)

2.BATANG

Pada sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang dinamakan ripang (rhizome). Jika muncul ke permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0.5 m. Namun, ada beberapa batang pohon paku yang tingginya mencapai 5 m atau lebih, misalnya cythea sp. Pada batang, terdapat pembuluh pengangkut berup xilem dikelilingi floem.

3. DAUN

Macam-Macam Daun :

 Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil

 Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)

(8)

D. Ciri-ciri Paku

Tumbuhan paku termasuk Kormophyta berspora karena sudah mempunyai akar, batang dan daun sejati serta berkembang biak dengan spora. Tumbuhan ini sudah mempunyai klorofil, akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku yang kita kenal dan dapat kita amati merupakan fase sporofit (Henny Riandari: 2011).

Pteridophyta hidup di habitat yang lembab sehingga disebut juga tumbuhan higrofit. Tumbuhan paku muda mempunyai ciri khas bakal daun yang muda menggulung. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan tropik dan subtropik. Habitatnya meliputi tepi pantai sampai ke lereng pegunungan, dan di sekitar kawah (Henny Riandari: 2011).

Batang tumbuhan paku sudah mempunyai pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem yang bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem). Akarnya berupa akar tongkat yang disebut rizom. Daunnya terdiri atas daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil). Daun yang digunakan untuk fotosintesis disebut tropofil. Adapun daun yang Annulus barfungsi untuk mengeluarkan spora dengan menekan sporangium. Operkulum adalah tutup kotak spora. Peristom adalah gigi yang melingkari operkulum(Henny Riandari: 2011).

E. Perkembangbiakan paku

(9)

F. Metagenesis Tumbuhan Paku

 Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

 Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.

(10)

G. Klasifikasi Tumbuhan Paku 1. Devisi Psilotophyta

Anggota devisi Psilotophya tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh rizoid. Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-ujung cabangnya. Psilotophyta merupakan kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir punah. Anggota devisi ini pernah dominan pada periode Silurian hinnga Devonian. Salah satu jenis devisi psilotophyyta yang masih ada hingga sekarang adalah Psilotum(Bagod Sudjadi: 2007).

2. Devisi Lycopodophyta

Jumlah anggota devisi ini mencapai sekitar 1000 spesies. Mereka memiliki daun berupa mikrofil yang tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang muncul dari ketiak daun yang berkumpul membentuk strobilus (bentuk seprti pentungan kayu. Bersifat epifit. Contohnya Lycopodium dan Selaginella(Bagod Sudjadi: 2007).

(11)

Jumlah anggota devisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies. Mereka bisa tumbuh subur di tempat-tempat yang lembab, daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada setiap buku. Rizom dapat menghasilkan batang yang menjulang ke atas hingga mencapai ketinggian 1,3 meter. Pada ujung batang terdapat stobilus berwarna kekuning-kuningan. Contohnya Equisetum (Bagod Sudjadi: 2007).

4. Devisi Pteridophyta

Devisi ini meliputi tumbuhan paku menurut kita sehari-hari. Mereka memiliki makrofil dengan tulang-tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan paku ini bervariasi, mulai dari yang pendek dan tampak lumut hingga tinggi menjulang seperti pohon. Anggota devisi ini ada yang tingginya mencapai enam kaki. Contoh: Alsophilla glauca (paku tiang), Gleichenia linearis (paku resam), Adiantun cuneatum (suplir), dan Marsilea crenata (semanggi)(Bagod Sudjadi: 2007).

H. Peranan Tumbuhan Paku

(12)

(Adiantum cuneatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) dan pakis (Nephrolepis sp.). Sebagai bahan penggosok untuk mencuci bahan dari gelas, yaitu: paku ekor kuda (Equisetum debille). Sebagai bahan baku obat-obatan, yaitu species Dyopteris filix-mas (paku picisan) dan Lycopodium clavatum. Sebagai bahan makanan, yaitu semanggi (Marsilea crenata) dan berbagai jenis tumbuhan paku yang daunnya masih muda (pakis). Sebagai media tumbuh tumbuhan anggrek, yaitu paku tiang (Alsophilla glauca). Sebagai pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang hidup bersama dengan Annabaena azollae (kelompok ganggang biru). Annabaena azollae mengikat unsur nitrogen yang ada di udara bebas menjadi senyawa nitrogen yang yang dapat diserap oleh tumbuhan lain sehingga dapat menyuburkan tanah. (Arif Priadi: 2007)

2.2 Lumut

Lumut merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang masih sederhana. Secara khusus, lumut dikenal sebagai tumbuhan tidak berpembuluh. Mereka tidak memiliki organ tubuh sebenarnya. Tumbuhan tersebut hanya memiliki organ yang menyerupai akar, batang dan daun. Misalnya, rizoid merupakan organ pengganti akar pada lumut. Organ tersebut memungkinkan lumut dapat menempel pada substrat dan menyerap air (mineral) dari dalam tanah. (Arif Priadi: 2007)

(13)

A. Bagian-Bagian Tumbuhan Lumut

1. AKAR

Lumut mempunyai rizoid (akar semu) yang berfungsi untuk melekat pada tempat tumbuh, serta menyerap air dan zat hara. Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xylem dan floem).

2. BATANG

Batang tidak memiliki pembuluh pengangkut (xilem dan floem). Daun kecil, sempit, mengandung kloroplas berisi klorofil. Lumut hati dan lumut tanduk tanpa batang dan tanpa pembuluh angkut. Tubuh berupa talus. Irisan melintang talus :

1. Selapis sel epidermis atas

2. Jaringan parenkim, tempat asimilasi

3. Selapis epidermis bawah, ada yang menjadi rizoid

4. Lumut daun memiliki batang sederhana dengan pembuluh angkut tunggal

3. DAUN

(14)

 Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.

 Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.

Pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut (ibu tulang daun). Air masuk secara imbibisi dan didistribusikan secara difusi.

B. Metagenesis Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut mengalami metagenesis, yaitu mengalami pergiliran yang teratur antara fase vegetatif dan generatif dalam daur hidupnya. Reproduksi tumbuhan lumut secara vegetatif membentuk spora haploid (n) yang dihasilkan oleh fase sporofit, yaitu sporogonium. Reproduksi secara generative dengan peleburan antara spermatazoid yang dihasilkan anteridium (alat kelamin jantan) dengan ovum yang dihasilkan oleh arkegonium (alat kelamin betina).

C. Reproduksi Lumut

Lumut dapat bereproduksi dengan 2 macam yaitu secara aseksual dan seksual: 1. Reproduksi aseksual (vegetatif) dapat dilakukan dengan beberapa macam

cara, misalnya melalui pembentukan gemma atau kuncup, penyebaran spora, dan fregmentasi.

2. Reproduksi seksual (generatif) dilakukan dengan cara peleburan antara sel gamet jantan (spermatozoid) dengan gamet betina (ovum). Spermatozoid dihasilkan oleh anteridium (alat kelamin jantan), sedangkan ovum dihasilkan oleh arkegonium (sel kelamin betina). (Bagod Sudjadi,2007)

(15)

1. Lumut homotalus, merupakan kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada satu tubuh (talus). Lumut demikian disebut juga lumut berumah satu.

2. Lumut heterotalus, merupakan kelompok lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja. Lumut demikian disebut juga lumut berumah dua. (Bagod Sudjadi: 2007).

D. Ciri-Ciri Lumut

Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (Sphagnum sp). Walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Kormofita). Lumut merupakan tumbuhan berpembuluh dan disebut tumbuhan berkormus karena memiliki akar berupa rizoma, batang, dan daun yang menyerupai tumbuhan sempurna. Namun tumbuhan ini masih tergolong tumbuhan tingkat rendah karena tidak menghasilkan buah seperti tumbuhan pada umumnya. Tumbuhan paku berkembang biak secara seksual dan aseksual dan mengalami pergiliran keturunan. (Arif Priadi: 2007)

Didalam tumbuhan lumut terdapat istilah berumah dua (lumut heterotalus) yang artinya kelompuk lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja, sedangkan berumah satu (homotalus) artinya kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada satu tubuh (talus). Peranan lumut bagi kehidupan sehari-hari yaitu mencegah terjadinya banjir pada musim hujan dan mampu menyediakan air pada musim kemarau, digunakan sebagai bahan bakar, dan dapat diolah menjadi kapas. (Arif Priadi: 2007)

E. Klasifikasi Lumut

Berdasarkan bentuk morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokan atas lumut hati, lumut tanduk dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut menempati takson yang sama. Tetapi penempatannya dalam sistem taksonomi mengalami perkembangan. (Bagod Sudjadi: 2007)

(16)

(lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (lumut sejati). Berikut ini saya akan membahas tentang kelompok lumut tersebut:

1. Lumut Hati

hepaticopsida

Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk lembaran. Lumut ini tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya sehingga disebut tumbuhan talus. Struktur talus pada tumbuhan ini disebut lobus. Salah satu jenis tumbuhan hati yang terkenal adalah Marchantia . Setiap lobus lumut memiliki ukuran panjang 1cm atau lebih. Permukaan atas lobus licin, sedangkan bawahnya terdapat rizoid yang dapat tertanam kedalam tanah. Contoh lumut adalah Marchantia polymorpha dan Marchantia geminata. (Bagod Sudjadi: 2007)

2. Lumut Tanduk

anthocerotaceae

Lumut ini dapat ditemukan disepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Struktur tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya, ada sebagian ahli mengelompokkan kedalam lumut hati. Seperti halnya lumut hati, lumut tamduk juga mengalami pergiliran keturunan. Salah stu spesies lumut ini adalah Anthoceros sporophytes. (Bagod Sudjadi: 2007)

3. Lumut Sejati atau Lumut Daun

(17)

Lumut sejati banyak ditemukan didaerah yang lembab dan teduh. Lumut ini dapat saja ditemukan didaerah kutub, tropis, atau gurun. Lumut sejati merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang semu yang dapat tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral. (Bagod Sudjadi: 2007)

F. Peranan Tumbuhan Lumut

(18)

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus.

2. Berdasarkan letak gametangium, tumbuhan lumut ada yang berupa homotalus (berumah satu) dan heterotalus (berumah dua).

3. Tumbuhan lumut dapat dapat dikelompokan atas lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun atau sejati.

4. Tumbuhan paku adalah tumbuhan berpembuluh. Pada bagian organ tubuhnya sudah ditemukan jaringan angkut berupa xilem dan floem.

5. Tumbuhan paku sudah mengalami diferensasi. Artinya, tumbuhan tersebut sudah dapat dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun.

6. Paku dapat berupa homospora, heterospora, dan peralihan homospora dan heterospora.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Fried, George H. 2005. Biologi Edisi II. Jakarta: Erlangga. Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Priadi, Arif. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.

Riandari, Henny. 2011. Theory and Application of Biology 1. Solo: Tiga Serangkai. Sembiring, L. dkk. 2005. Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Sudjadi, Bagod. 2007. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira

http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut di akses tanggal 17 Maret 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_paku di akses tanggal 17 Maret 2015

http://wapedia.mobi/id/Paku-pakuan di akses tanggal 17 Maret 2015

http://gista.student.umm.ac.id/category/tumbuhan-paku-pakuanpteridophyta/ di akses tanggal 17 Maret 2015

http://www.google.co.id/imglanding?

q=daur+hidup+homospora&um=1&hl=id&biw=1024&bih=677&tbs=isch:1&tbnid=L qJQvYDi2UImvM:&imgrefu di akses tanggal 17 Maret 2015

http://isheti.files.wordpress.com/2010/05/daur-hidup-paku-secara-heterospora.jpg

di akses tanggal 17 Maret 2015

http://sitimunawarohcr7.wordpress.com/ipa-1/metgenesis-pada-bryophyta-dan-pteridophyta/ di akses tanggal 17 Maret 2015

http://lygu05.blog.com/2009/06/14/pterydophyta/ di akses tanggal 17 Maret 2015