Mengapa orang jawa memilih tajuk sebagai atap rumah joglo

Rumah adat jawa tengah – Indonesia identik dengan keunikan budayanya. Tidak heran bila semua daerah di Indonesia punya ciri khas masing-masing. Hal ini juga terlihat dari beragamnya pakaian adat, upacara adat, senjata tradisional, dan bentuk rumah adat.

Kali ini kita akan membahas tentang provinsi Jawa Tengah, yang pasti identik dengan tujuan wisata. Padahal, daerah ini menyimpan banyak sejarah dan keunikan, termasuk rumah adat Jawa Tengah, yang terdiri dari beberapa bentuk.

Yuk, simak 5 macam rumah adat Jawa Tengah dan penjelasannya berikut ini.

Rumah Adat Jawa Tengah Joglo

Mengapa orang jawa memilih tajuk sebagai atap rumah joglo
id.pinterest.com/pin/652318327259893660

Pada dasarnya, orang Jawa Tengah dahulu membangun rumah berlandaskan fungsi dan status sosial.

Rumah adat Joglo ini dikenal sebagai rumah untuk para bangsawan atau orang kaya. Tidak heran bila rumah ini berbahan utama kayu yang mahal dan berkualitas.

Rumah ini memiliki ciri-ciri, yaitu terdapat empat tiang utama pada depan rumah. Di dalam ruangan juga terdapat 2 bagian.

Pada bagian rumah induk terdapat, seperti Pendopo, Emperan, pringgitan, Senthong Tengah, Senthong Kiwa, Senthong engen. Sedangkan bagian rumah tambahan, terdapat ruangan Gandhok. 

Baca Juga:   8 Tips Desain Rumah Minimalis Modern Yang Menawan

Rumah Adat Jawa Tengah Limasan

Mengapa orang jawa memilih tajuk sebagai atap rumah joglo
babe.news

Rumah adat Limasan ini memiliki atap berbentuk limas. Atap rumah adat ini memiliki 4 sisi dan sekilas mirip dengan rumah adat Sumatra Selatan.

Namun, rumah adat ini terdiri berbagai macam juga, yaitu Lawakan, Gajah Mungkur, Klabang Nyander, dan Semar Pindohong.

Rumah adat ini biasanya terbuat dari material bata yang kokoh. Uniknya, meski rumah adat Limasan ini tidak dicat atau dibalut lapisan lainnya, tetapi tetap terlihat indah dan sederhana.

Rumah Adat Tajug

Mengapa orang jawa memilih tajuk sebagai atap rumah joglo
medium.com

Berbeda dengan konsep rumah lainnya, rumah adat Tajug dibuat bukan sebagai tempat tinggal, melainkan untuk melaksanakan ibadah.

Jadinya, rumah adat ini tidak boleh dibangun sembarangan. Salah satu contoh rumah adat Tajug yang sangat populer di Indonesia ialah Masjid Agung Demak.

Rumah adat Tajug juga terdapat beberapa macam, yaitu Lambang Sari, Mangkurat, Semar Tinandhu, dan Semar Sinongsong. 

Sedangkan bagian atap rumah adat ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan atap rumah adat Joglo. Ujung atap rumah adat Tajug juga berbentuk segitiga, yang melambangkan keabadian dan keesaan Tuhan.

Baca Juga:   Fakta Unik Rumah Adat Aceh Krong Bade, Wajib Tahu!

Rumah Adat Panggang Pe

Mengapa orang jawa memilih tajuk sebagai atap rumah joglo
medium.com

Dibandingkan dengan rumah adat lain, rumah yang satu ini termasuk paling sederhana. Rumah adat Panggang Pe memiliki bentuk dasar dari berbagai bangunan rumah adat yang lain.

Memiliki tiang penyangga berjumlah 4 atau 6 yang sederhana. Biasanya, rumah adat ini hanya berfungsi sebagai warung untuk berjualan dan pos penjaga.

Rumah Adat Kampung

Mengapa orang jawa memilih tajuk sebagai atap rumah joglo
babenews.com

Rumah adat Kampung berfungsi sebagai tempat tinggal seperti rumah adat Joglo. Namun, rumah adat Kampung biasanya hanya ditinggali oleh rakyat biasa atau kalangan sosial menengah kebawah, seperti petani, pekerja pasar, dan peternak.

Ciri khusus rumah kampung adalah jumlah tiang yang berkelipatan empat. Sedangkan bangunan rumahnya, berbentuk persegi panjangd an memiliki 2 lapis tiang untuk menyangga atap rumah.

Tiang penyangganya sendiri terbuat dari usuk, balok, dan kayu reng yang sifatnya kuat. Biasanya, rumah ini memiliki teras di depan dan belakang rumah.

Itu dia 5 macam rumah adat Jawa Tengah dan penjelasanya. Selain rumah adat Jawa Tengah, masih banyak lagi rumah adat yang sangat unik yang perlu Anda ketahui. Tentunya, ini akan menambah wawasan Anda dalam mengenal budaya Indonesia yang sangat kaya.

VIVA – Rumah joglo ialah rumah tradisional Jawa yang umumnya dibuat dari kayu jati. Atap joglo berbentuk tajug, semacam atap piramida yang mengacu pada format gunung. Dari sinilah nama joglo itu muncul. Istilah joglo berasal dari dua kata, ‘tajug’ dan ‘loro’ yang bermakna penggabungan dua tajug.

Bentuk atap tajug ini dipilih sebab menyerupai format gunung. Sedangkan masyarakat Jawa memercayai bahwa gunung adalah simbol segala urusan yang sakral. Di antaranya karena gunung dipercaya merupakan tempat tinggal semua dewa.

Bangunan Rumah Joglo

Atap joglo ditopang oleh empat tiang utama yang dinamakan Soko Guru. Jumlah ini mewakili adanya kekuatan yang diandalkan berasal dari empat penjuru mata angin. Berdasarkan konsep spiritual ini, insan berada di tengah perpotongan ke empat arah mata angin tersebut. Suatu lokasi yang konon berisi getaran magis tingkat tinggi. Titik perpotongan ini disebut pun sebagai pancer atau manunggaling kiblat papat.

Ada tiga unsur dalam susunan lokasi tinggal joglo. Pertama ialah ruang pertemuan yang dinamakan pendapa. Kedua ialah ruang tengah yang dinamakan pringgitan dan ketiga ialah ruang belakang (dalem) yang bermanfaat sebagai ruang keluarga.

Pendapa Rumah Joglo

Pendapa ini terletak di depan. Dibuatnya tanpa dinding, karena sehubungan dengan karakter orang Jawa yang ramah dan terbuka. Ruangan menerima tamu ini seringkali tidak diberi meja ataupun kursi. Melulu tikar yang digelar supaya antara tamu dan tuan lokasi tinggal dapat berkata dalam kesetaraan.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.