Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

Pasar persaingan sempurna adalah sebuah struktur pasar di mana terdapat banyak penjual atau perusahaan yang menghasilkan barang. Pasar persaingan sempurna juga diartikan sebagai pasar yang mempunyai banyak perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada pembeli di pasar. Pada pasar persaingan sempurna, jenis produk yang dijual relatif sama atau bersifat homogen. Setiap perusahaan menawarkan barang yang identik. Perusahaan lain dapat berperan sepenuhnya dalam saling menggantikan penjualan produk satu sama lain. Harga produk terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan. Pasar yang menjadi penentu harga secara penuh. Sedangkan penjual dan pembeli di pasar persaingan tidak sempurna tidak dapat mempengaruhi harga.[1]

Pasar persaingan sempurna secara struktur pasar dianggap ideal karena terdapat banyak penjual maupun pembeli. Mekanisme pasar yang demikian mengakibatkan secara otomatis harga pasar terbentuk dengan sendirinya. Harga pasar ini berlaku terhadap suatu barang atau jasa apapun yang ditawarkan di dalam pasar. Pada pasar persaingan sempurnakekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara leluasa. Adapun harga yang terbentuk benar-benar sesuai dengan keinginan produsen dan konsumen. Keinginan dari konsumen atau pembeli terpenuhi melalui berbagai macam permintaan yang dapat dilakukan dalam jumlah banyak. Sementara itu, keinginan produsen atau penjual juga terpenuhi melalui jumlah penawaran yang dapat dilakukan dalam jumlah yang banyak pula.[2]

Pasar persaingan sempurna dapat terbentuk jika di dalam pasar diterapkan prinsip penerimaan terhadap jumlah penjual yang sangat banyak. Dalam arti lain, di dalam pasar tidak ada satu penjual tunggal. Dalam pasar persaingan sempurna, tidak ada perusahaan yang mempunyai sumber daya yang cukup banyak untuk dapat mempengaruhi harga produk di pasar. Pasar persaingan sempurna hanya akan terbentuk jika sumber daya variabel mempunyai mobilitas yang tinggi untuk berbagai harga pasar. Selain itu, penggunaan sumber daya di dalam pasar juga harus relatif fleksibel.[3] Sehingga dengan prinsip-prinsip tersebut, pembentukan pasar persaingan sempurna memiliki syarat-syarat sebagai berikut:[3]

  1. Jumlah produsen di mana volume produksi hanya bagian kecil dari total volume transaksi pasar, sehingga dengan kata lain secara individual tidak bisa mempengaruhi harga pasar atau baik produsen maupun konsumen bertindak sebagai penerima harga.
  2. Produk homogen baik dari jenis maupun kualitas
  3. Konsumen dan produsen sama-sama mengetahui info pasar
  4. Bentuk kurva permintaan horizontal, karena tidak terdapat perubahan harga berapa pun jumlah barang yang akan diminta oleh konsumen atau ditawarkan oleh produsen
  5. Untuk mencapai keuntungan maksimum pada suatu perusahaan adalah dengan melihat besar volume barang atau jasa yang akan dihasilkan.

Dalam pasar persaingan sempurna, setiap perusahaan merupakan penerima harga. Kondisi penerimaan harga teramati melalui kurva pendapatan perusahaan. Kurva ini menggambarkan tentang perusahaan yang mengadakan persaingan usaha di dalam pasar. Masing-masing perusahaan menjadikan harga pasar sebagai standar. Setelah harga pasar ditetapkan, perusahaan akan menyesuaikan jumlah produk yang akan dipasarkan. Kondisi penerimaan harga kemudian membentuk kurva elastisitas sempurna. Kurva ini berlaku pada keseluruhan pendapatan dan permintaan yang terjadi di dalam perusahaan.[4]

Dalam pasar persaingan sempurna, konsumen telah mengetahui informasi tentang harga dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Selain itu, dalam pasar persaingan sempurna, produk yang ditawarkan merupakan produk sejenis. Harga produk tidak akan naik di perusahaan manapun karena konsumen akan berpindah ke perusahaan lain dengan harga yang lebih murah. Kondisi harga yang merata membuat produsen dapat memasuki atau keluar dari pasar tanpa ada hambatan persaingan harga. Dalam pasar persaingan sempuran, tiap perusahaan dapat mencapai harga keseimbangan pasar dengan mudah. Selain itu, laba maksimum juga mudah dicapai dengan memperbanyak jumlah produk yang dijual.[5]

Dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan tidak dapat menentukan harga produk yang ditawarkan secara sendiri. Harga produk yang dijual oleh perusahaan harus berdasarkan kepada ketetapan harga yang ditetapkan pasar. Harga yang ditentukan oleh pasar wajib diterima oleh setiap perusahaan yang turut serta di dalam pasar tersebut. Perusahaan hanya memperoleh laba secara maksimum dengan menyesuaikan jumlah produknya. Pasar persaingan sempurna tidak dapat terbentuk secara ideal dalam dunia nyata. Pasar persaingan sempurna hanya hampir dicapai oleh beberapa jenis industri makanan tertentu, seperti industri tempe, industri tahu, dan industri kerupuk. Selain itu, terdapat beberapa jenis produk jasa tertentu yang hampir mencapai kondisi pasar persaingan sempurna. Misalnya jasa fotokopi dan beberapa produk pertanian.[6]

  1. ^ Pustikom Universitas Bung hatta (8 Oktober 2020). "Apa itu Pasar Persaingan Sempurna?". ekonomi.bunghatta.ac.id. Diakses tanggal 17 Juli 2021. 
  2. ^ Bhakti, Rizki Tri Anugrah (2015). "Analisis Yuridis Dampak Terjadinya Pasar Oligopoli Bagi Persaingan Usaha Maupun Konsumen di Indonesia". Jurnal Cahaya Keadilan. 3 (2): 65. ISSN 2339-1693. 
  3. ^ a b Yenni Samri Julianti, Nasution (2012). "Mekanisme Pasar dalam Perskpektif Ekonomi Islam". Media Syari'ah. 14 (1): 249–250. ISSN 1411-2353. 
  4. ^ Panorama, Maya (2016). Struktur Pasar: Analisis Mennggunakan Kurva (PDF). Yogyakarta: Idea Press. hlm. 15. ISBN 978-602-0850-95-5.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Nikensari, Sri Indah (2018). Ekonomi Industri: Teori dan Kebijakan (PDF). Bantul: Samudra Biru. hlm. 94. ISBN 978-602-5960-27-7.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  6. ^ Lubis, dkk. (2017). Hukum Persaingan Usaha (PDF). Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha. hlm. 47.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pasar_persaingan_sempurna&oldid=18691963"

Pada beberapa materi sebelumnya kita telah belajar tentang konsep permintaan dan penawaran, serta perilaku konsumen dan produsen.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

Dalam materi tersebut kita juga sedikit menyinggung perihal pasar persaingan sempurna (perfectly-competitive market).

Kali ini kita akan membahas lebih detil terkait karakteristik pasar persaingan sempurna dan analisa pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek (short-run analysis), termasuk terbentuknya kurva permintaan dan penawaran, serta ekuilibrium permintaan-penawaran.



1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PASAR PERSAINGAN SEMPURNA.

Pada dasarnya, pasar persaingan sempurna dimaknai sebagai pasar yang didalamnya terdapat banyak pembeli dan penjual, dengan produk ditawarkan yang bersifat homogen (identik); sehingga pembeli dan penjual tidak memiliki kuasa untuk mempengaruhi harga. Dengan kata lain, baik pembeli maupun penjual bertindak sebagai price taker.

Contoh sederhana adalah pasar untuk produk minuman dalam botol. Karena banyaknya produk-produk yang identik, maka tidak satupun produsen minuman yang memiliki kuasa untuk mengendalikan harga. Disisi lain, karena konsumen hanya mengkonsumsi sebagian kecil dari produk tersebut (jika dibandingkan dengan seluruh persediaan yang ada di pasar), maka konsumen juga tidak memiliki kuasa untuk menentukan harga.

Dari pengertian diatas terdapat beberapa kata kunci yang menjadi karakteristik pasar persaingan sempurna, yakni:


  • terdapat banyak pembeli dan penjual, yang masing-masing bertindak sebagai price taker.
  • produk yang ditawarkan bersifat homogen.
  • produsen memiliki kebebasan untuk masuk-keluar pasar, kapanpun mereka mau.

Selain itu, karena produsen tidak mampu menentukan harga (harga ditentukan oleh pasar), maka kurva permintaan yang dihadapi produsen selalu berbentuk garis lurus mendatar (horizontal). Dengan demikian, berapapun banyaknya permintaan produk, harga per unit produk tersebut selalu sama. Gambar 1. menjelaskan bentuk kurva permintaan di pasar persaingan sempurna.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

keterangan:
  • berapapun jumlah permintaan produk, karena harga per unit tidak berubah, maka kurva yang terbentuk adalah garis lurus mendatar (kurva elastis sempurna).
  • ingat bahwa karena harga tidak berubah, maka tambahan keuntungan dari setiap tambahan satu unit produk yang terjual, selalu sama dengan harga produk. Dalam hal ini P = MR (lihat kembali materi sebelumnya).

Untuk maksimalisasi laba di pasar persaingan sempurna bisa dipelajari pada materi Konsep Penerimaan (Revenue), Laba (Profit), dan Maksimalisasi Laba (Profit Maximization).

2. EKUILIBRIUM DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA.

Pada hakikatnya terdapat dua tingkat ekuilibrium di pasar persaingan sempurna, yakni:


  1. ekuilibrium produsen secara individual.
  2. ekuilibrium pasar secara keseluruhan.
Dalam pasar persaingan sempurna, produsen dikatakan mencapai ekuilibrium apabila memperoleh keuntungan maksimal (maximum profit).

Sementara pasar secara keseluruhan akan mencapai ekuilibrium jika seluruh output dari tiap produsen berada dalam ekuilibrium, dan jumlah output tersebut sama dengan jumlah permintaan konsumen.

Adapun jika dilihat dari periode waktu, ekuilibrium di pasar persaingan sempurna dibedakaan menjadi dua, yakni:


  • ekuilibrium jangka pendek (short-run equilibrium), dengan asumsi bahwa produsen tidak bisa menambah kapasitas produksi dan tidak ada produsen baru yang memasuki pasar.
  • ekuilibrium jangka panjang (long-run equilibrium), dimana produsen mampu menambah kapasitas produksi dan disaat yang sama terdapat kesempatan bagi produsen baru untuk memasuki pasar.

3. EKUILIBRIUM PRODUSEN DALAM JANGKA PENDEK.

Ekuilibrium jangka pendek tercapai apabila produsen memperoleh laba maksimal dalam jangka pendek (short-run maximum profit), atau jika produsen mendapatkan kerugian minimum jangka pendek (short-run minimum lost).

3.1. Keseimbangan Jangka Pendek – Terpenuhinya Keuntungan Maksimum.

Keuntungan maksimum jangka pendek tercapai jika:


  1. Marginal Cost (MC) sama dengan Marginal Revenue (MR). Ingat bahwa di pasar persaingan sempurna, P = MR; Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa laba maksimum jangka pendek tercapai ketika MC = P = MR.
  2. Kurva MC harus dalam posisi naik (dari bawah keatas); sebab jika sebaliknya, yang didapatkan adalah kerugian maksimal (maximum lost).
  3. Harga (P) lebih besar daripada Average Cost (AC).
Secara sederhana, syarat tercapainya keuntungan maksimum jangka pendek terlihat seperti berikut.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

Untuk lebih memahami pengertian diatas, kita bisa melihatnya melalui Gambar 2.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

keterangan:
  • keuntungan maksimum jangka pendek terpenuhi ketika MC = MR (titik D). Titik F sebenarnya juga bersinggungan dengan MR, namun posisi MC saat itu menurun.
  • titik C merupakan titik yang memenuhi syarat P > AC, kemudian tarik garis sejajar dengan sumbu horizontal, sehingga didapatkan garis BC.
  • hasilnya, dengan harga sebesar P dan output sebanyak Q1, produsen akan memperoleh keuntungan maksimum sebesar area ABCD.

3.2. Keseimbangan Jangka Pendek – Terpenuhinya Kerugian Minimum.

Syarat terpenuhinya kerugian minimum di pasar persaingan sempurna sebenarnya sama dengan terpenuhinya keuntungan maksimum, kecuali syarat ketiga yang berubah, yakni harga (P) lebih besar daripada Average Variable Cost (AVC).

Ingat bahwa TC = FC + VC; dan FC akan tetap menjadi biaya bagi produsen meskipun tidak berproduksi. Prinsipnya adalah: produsen bersedia mengalami kerugian dalam jangka pendek, asalkan biaya variabel (VC) yang dikeluarkan produsen masih tertutupi oleh hasil penjualan.

Dengan demikian syarat-syarat terpenuhinya kerugian minimum jangka pendek adalah sebagai berikut.


Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

Penjelasan lebih detil bisa dilihat pada Gambar 3.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

keterangan:
  • pada Gambar 3. diatas, harga jual lebih rendah daripada AC, dimana P bersinggungan dititik terendah AC (titik J); dari situ ditarik garis sejajar dengan sumbu horizontal dan didapatkan garis JK.
  • hasilnya, area ADJK merupakan area kerugian minimum jangka pendek.

Perlu dicatat sekali lagi bahwa kurva permintaan pada pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek berbentuk garis lurus mendatar (P = MR); sedangkan kurva penawaran adalah sama dengan kurva MC, tepatnya saat posisi naik keatas (berada diatas kurva AVC) .

3.3. Break-even Point dan Shut-down Point.

Break-even point atau titik impas adalah titik dimana produsen tidak memperoleh keuntungan dari penjualan produk. Kondisi ini terjadi apabila harga produk sama dengan titik minimum average cost, atau P = minimum AC.

Gambar 2. diatas menjelaskan ketika harga produk turun ke titik minimum AC (titik H), saat itulah produsen berada dalam titik impas.

Sedangkan shut-down point adalah titik dimana harga produk sama dengan minimum average variable cost (AVC), atau P = minimum AVC.

Gambar 3. menunjukkan titik shut-down point (titik M). Kondisi tersebut merupakan titik krusial dimana produsen mesti mengambil keputusan apakah akan menghentikan produksi atau tidak, mengingat hanya variable cost saja yang ter’cover dalam hasil penjualan.

Dari seluruh uraian diatas, maka ringkasan terkait produksi dan keuntungan produsen di pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut:


  1. P > minimum AC. Pada kondisi demikian, produsen memperoleh keuntungan, sehingga produsen bisa memasuki pasar untuk jangka panjang.
  2. P = minimum AC. Ini adalah saat produsen mengalami impas (break-even). Untuk jangka panjang produsen sebaiknya tidak masuk atau keluar pasar.
  3. P < minimum AC. Dalam situasi seperti ini, produsen mengalami kerugian, sehingga sebaiknya keluar pasar. 
  4. P > minimum AVC, maka untuk jangka pendek produsen bisa melakukan produksi. 
  5. P = minimum AVC. Produsen bisa melakukan produksi atau memilih berhenti untuk jangka pendek, karena hanya VC yang ter’cover. Kondisi ini disebut sebagai titik henti produksi (shut-down point).
  6. P < minimum AVC. Produsen semestinya melakukan penghentian produksi , karena VC tidak ter’cover pada hasil penjualan.

4. KURVA PENAWARAN JANGKA PENDEK.

Ingat kembali bahwa kurva penawaran jangka pendek untuk produsen individual merupakan kurva MC saat posisi naik (diatas kurva AVC).

Sedangkan kurva penawaran jangka pendek secara total merupakan penjumlahan dari seluruh kurva produsen yang ada di pasar.

Contoh: misalnya di pasar persaingan sempurna terdapat produsen A dan B, maka terbentuknya kurva penawaran masing-masing produsen bisa dilihat pada Gambar 4. berikut.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

keterangan:
  • kurva penawaran produsen secara individual bisa dilihat di masing-masing kurva.
Sedangkan terbentuknya kurva penawaran keseluruhan pasar bisa dilihat pada Gambar 5.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

keterangan:
  • kurva penawaran pasar secara keseluruhan merupakan gabungan dari setiap kurva penawaran produsen yang ada di pasar persaingan sempurna.

5. EKUILIBRIUM PERMINTAAN-PENAWARAN. Ekuilibrium pasar terpenuhi ketika jumlah penawaran secara keseluruhan sama dengan jumlah permintaan konsumen.

Tercapainya ekuilibrium di pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek dimulai dari terpenuhinya ekuilibrium pasar secara keseluruhan, kemudian setiap produsen menyesuaikan kuantitas output mereka dengan harga pasar yang telah terbentuk.

Dengan demikian siklusnya akan kembali seperti pada bagian yang telah diterangkan diatas. Penjelasannya bisa dilihat di Gambar 6. berikut.

Mengapa kurva demand pada pasar persaingan sempurna cenderung sejajar dengan sumbu horizontal sedangkan pasar persaingan monopolistik tidak?

keterangan:
  • dimulai dari terbentuknya titik ekuilibrium di pasar secara keseluruhan (saat harga sebesar P2 dan kuantitas sebesar QT).
  • dengan harga yang sudah terbentuk (P2), masing-masing produsen menyesuaikan kuantitas output, yakni sebesar Qe, sehingga terbentuklah ekuilibrium produsen secara individual.
Demikian ulasan tentang karakteristik dan analisa pasar persaingan sempurna untuk jangka pendek, termasuk terbentuknya kurva permintaan dan penawaran, serta ekuilibrium permintaan-penawaran. Untuk analisa pasar persaingan sempurna dalam jangka panjang akan kita kupas pada materi berikutnya. * Referensi:
  1. Krugman, Paul, and Robin Wells. (2011). Economics, Second Edition, Worth Publishers.
  2. Mankiw, Gregory N. (2008). Principles of Microeconomics, Fifth Edition, South-Western Cengage Learning.
  3. Samuelson, Paul A., and William D. Nordhaus. (2002). Economics, Seventeenth Edition, McGraw-Hill.
Materi sebelumnya:
Konsep Penerimaan (Revenue), Laba (Profit), dan Maksimalisasi Laba (Profit Maximization)
Konsep Biaya (Cost) dalam Ilmu Ekonomi

Materi selanjutnya:


Kurva Penawaran dan Ekuilibrium Jangka Panjang di Pasar Persaingan Sempurna
Karakteristik, Maksimalisasi Laba, dan Ekuilibrium di Pasar Monopoli