5 Oktober 2015 15:00 WIB
JAKARTA JITUNEWS.COM – Nila merupakan ikan sungai atau danau yang cocok dipelihara di perairan tawar yang tenang, kolam dapat berkembang pesat pada perairan payau misalnya tambak. Kebiasaan makan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan air yang lunak serta caing. Usaha pembesaran Nila dapat dilakukan pada dataran rendah sampai agak tinggi hingga 500 mdpl. Sumber air juga harus tersedia sepanjang tahun dengan kualitas air tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kedalaman air minimal 5 meter dari dasar jaring pada saat surut terendah, dengan kekuatan arus 20 – 40 cm/detik. Persyaratan kualitas air untuk pembesaran ikan nila adalah pH air antara 6,5 – 8,6, suhu air berkisar antara 25 – 30 0C. Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/l,kadar garam air 0 – 28 ppt, dan Ammoniak (NH3) kurang dari 0,02 ppm.Persyaratan lokasi pemeliharaan pada kolam atau tambak sebagai berikut :
Setidaknya, dua minggu sebelum dipergunakan kolam harus dipersiapkan dengan baik. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan, dicangkul dan diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai terjadi kebocoran, saluran air diperbaiki agar pasokan air menjadi lancar. Saringan dipasang pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hama. Untuk itu, dapat digunakan kapur tohor sebanyak 100 – 300 kg/ha atau kapur pertanian dengan dosis 500 – 1.000 kg/ha. Setelah itu, pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam, dengan dosis 1 – 2 ton/ha. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan, agar bila air dimasukkan, maka dapat tersebar secara merata. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5 – 10 cm dan dibiarkan 2 – 3 hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 75 – 100 cm. Kolam siap untuk ditebari bibit ikan hasil pendederan jika fitoplankton telah terlihat tumbuh dengan baik. Terobosan Baru, KKP Berhasil Produksi Massal Ikan Bubara
13 Jan, 2014
Dalam membudidayakan ikan atau organisme air lainnya dapat digunakan berbagai wadah budidaya, seperti bak, kolam, tambak atau karamba. Pemilihan wadah yang akan digunakan umumnya didasarkan pada jenis ikan yang akan dipelihara, lokasi budidaya serta biaya yang dimiliki pengelola.
Kolam atau tambak merupakan suatu genangan air atau perairan buatan manusisa yang luasnya terbatas, mudah dikuasai dan digunakan untuk memelihara biota air. Kolam atau tambak terbuat dari tanah dan dibangun diatas hamparan tanah. Wadah ini mudah dikuasai, artinya mudah diisi air, mudah dikeringkan dan mudah diatur penggunaannya sesuai dengan tujuan budidaya. Keuntungan kolam tanah yaitu pembiayaannya relatif murah dan sangat mendukung pertumbuhan pakan alami atau plankton. Sementara itu, biaya pembuatan kolam tembok atau beton relaitf mahal, tetapi awet dan risiko kebocoran akibat hama kecil. Kelemahan kolam tembok adalah jika seluruh bagiannya ditembok (termasuk dasar kolam), tidak mendukung petumbuhan pakan alami. Karena itu, sebaiknya dasar kolam tidak ditembok. Bagian yang ditembok cukup pematangnya saja.
Memilih lokasi budidaya ikan merupakan langkah awal dalam usaha budidaya ikan . Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah aspek sosial, ekonomi, budaya maupun aspek teknis. Aspek Sosial Ekonomi dan Budidaya
a. Topografi (Ketinggian Tempat)
Topografi adalah bentuk keseluruhan dari permukaan tanah (datar, bergelombang atau curam). Apabila tanahnya terlalu miring, terpaksa harus membuat pematang yang lebar, tinggi dan sangat kuat agar dapat menahan massa air besar yang dikumpulkan dibagian yang terendah. Demikian pula sebaliknya apabila tanahnya terlalu datar harus menggali tanah yang banyak, untuk memperoleh dasar kolam yang miring. ada 6 tipe area menurut kemiringan tanah :
Tanah merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budidaya , khususnya untuk kegiatan pendederan dan pembesaran. Untuk membuat suatu unit usaha harus memperhatikan sifat – sifat tanah. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah tanah pematang kolam harus kokoh sehingga dapat menahan massa air.
c. Kuantitas dan Kualitas Air Sumber air untuk kolam budidaya dapat berasal dari saluran irigasi teknis (buatan), sungai, kali, atau sumber air lainnya. Meskipun tidak membutuhkan sumber air yang selalu mengalir sepanjang waktu, tetapi untuk unit pembenihan (hatchery) kondisi airnya harus benar – benar bersih. Karena itu, jika sulit mendapatkan sumber air irigasi yang baik, petani dapat memanfaatkan air tanah yang diperoleh melalui sumur biasa atau sumur pompa.
Menurut R. Rustami Djayadiredja mengemukakan bahwa kebutuhan air untuk pemeliharaan ikan sebagai berikut :
Air harus mencukupi atau tersedia sepanjang tahun atau sepanjang musim pemeliharaan. Di musim kering sering terjadi bahaya yang timbul karena kekeringan dimana pada musim ini air sangat kurang. Untuk menjaga kontinuitas air sehingga dapat terhindar dari bahaya kekeringan pada kompleks perkolaman itu harus ada sumur atau sumber yang lainnya. 4) Warna hijau jernih, kecerahan 35 cm 5) Alklainitas yang produktif 50 – 500 ppm CaCO2 organik 6) Phospat lebih kecil dari 0,002 ppm 7) Cadmium (Cd) lebih kecil dari 0,002 ppm 8) Plumbum (Pb) lebih kecil dari 0,002 ppm 9) Kandungan H2S toxio maksimum 1 ppm 10) Temperatur air optimal 25o – 300C 11) Kandungan oksigen dan Karbondioksida Termasuk salah satu jenis ikan yang tahan terhadap kekurangan oksigen karena mampu mengambil langsung oksigen dari udara bebas. Pada usaha intensif, kandungan oksigen yang baik minimum 5 – 6 mg/liter air, minimal 2 ppm. Sementara kandungan karbondioksida sebaiknya. 12) Derajat keasaman (pH) untuk budidaya adalah 5 – 9. Optimum 6,7 – 8,6. Salah satu senyawa beracun didalam air yang berbahaya bagi kehidupan adalah amoniak. Ada dua jenis amoniak, yakni amoniak bukan ion (NH3) dan NH4 (amonium). Gas yang berbau menyengat ini berasal dari proses metabolisme ikan dan proses pembusukkan bahan organik yang dilakukan oleh bakteri. Batas konsentrasi kandungan amoniak yang dapat menyebabkan kematian adalah 0,1 – 0,3 mg/liter air. Kekeruhan suatu perairan merupakan kebalikan dari kecerahan air. Penyebab kekeruhan adalah partikel – partikel lumpur, bahan organik, sampah atau plankton. Akibat kekeruhan, cahaya matahari yang masuk kedalam air akan terhambat. Kekeruhan yang baik disebabkan oleh plakton tersedia cukup banyak.
|