Mengapa kita tidak boleh panik ketika terjadi gempa

Gempa yang kekuatannya cukup signifikan mengguncang wilayah Banten, Jawa Barat, pada hari Jumat (2/8) lalu. Gempa berkekuatan 6,9 SR ini juga dilaporkan berpotensi tsunami di beberapa titik, seperti di Pandeglang, Lampung, Ujung Genteng, Bengkulu, dan Serang. Sudah pasti serangan panik yang datang saat gempa pun dialami oleh warga yang berada di wilayah tersebut.

Cemas atau panik merupakan respons alami pada situasi mengerikan, sebagai cara tubuh mempersiapkan diri menghadapi bahaya. Meski demikian, panik yang berlebihan bisa memicu serangan panik yang dapat memecah konsentrasi, sehingga Anda bisa kebingungan dan tak bisa berpikir jernih.

Seseorang yang mengalami serangan panik biasanya mengalami sesak napas, nyeri di dada, dan wajah kemerahan. Dalam kasus terburuk, penderita juga bisa mengalami hilang kendali. Oleh sebab itu, mereka yang mengalami serangan panik wajib tahu beberapa cara untuk bisa mengontrolnya.

Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan dari KlikDokter, ada beberapa upaya yang bisa meredam serangan panik saat gempa terjadi.

1. Mengatur Napas

“Ketika serangan panik terjadi, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengatur napas. Memang sulit harus mengatur napas saat panik, apalagi jika sedang dilanda gempa. Namun, mengatur napas itu penting agar rasa panik, cemas, dan takut mereda,” ujar dr. Iqbal.

Saat panik, napas cenderung cepat dan pendek. Hal ini menyebabkan oksigen yang masuk ke dalam tubuh jadi sedikit, sehingga membuat Anda jadi sulit bernapas.

“Kalau sulit bernapas, Anda pasti jadi makin panik dan cemas. Jika tidak segera ditangani, bukan tak mungkin Anda bisa pingsan atau kejang-kejang,” tambah dr. Iqbal.

2. Cari Tempat yang Aman

Serangan panik bisa bikin tubuh lebih lemas dan susah digerakkan, sehingga menyulitkan Anda untuk keluar dari kerumunan atau ke tempat yang lebih aman. Saat ini terjadi, kerahkan tenaga sekuat mungkin untuk bergerak dan berpindah ke tempat yang lebih aman, seperti di bawah meja atau keluar ke jalan raya.

“Kalau serangan panik datang, usahakan untuk tetap bergerak dan berpikir jernih untuk mencari tempat berlindung yang aman, misalnya di bawah meja. Jika Anda berada di lantai atas, perhatikan atap, lalu berpindah menjauhi objek yang mungkin bisa jatuh menimpa kepala.”

3. Jika Perlu, Minta Bantuan

Jika pasca gempa Anda masih mengalami serangan panik, jangan segan untuk meminta bantuan. Mungkin saja serangan panik tersebut bertambah parah. Minta bantuan orang-orang di sekitar untuk mengelus punggung atau mengambilkan Anda air putih.

4. Minum Air Putih

“Air putih bisa membantu meredam rasa panik ketika gempa berlangsung. Pasca gempa, pastikan Anda minum 1-2 gelas air putih untuk menenangkan pikiran dan tubuh sehabis terguncang,” kata dr. Iqbal.

Selain air putih, Anda juga bisa mengonsumsi camilan manis untuk mengganti gula darah yang hilang. Jika gempa sudah berhenti dan kondisi di sekitar aman, Anda bisa berjalan santai untuk meredakan serangan panik yang Anda rasakan.

5. Pakai Headset

Memakai headset mendengarkan musik adalah salah satu cara untuk mengatasi serangan panik, apalagi jika serangan terjadi di tempat yang bising. Sebab, keributan justru dapat memperburuknya. Mendengarkan musik juga salah satu cara yang baik untuk mengalihkan fokus Anda dari hal-hal yang memicu panik.

6. Hindari Kafein

Saat panik hindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi. Kafein dapat menyebabkan jantung berdebar, sehingga mencetuskan panik, terutama jika Anda minum kopi sebelum saat-saat genting.

Mengingat Indonesia masuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik, artinya wilayah ini akan sering mengalami letusan gunung berapi dan gempa. Meski serangan panik saat gempa sangat mungkin terjadi, tetapi usahakanlah agar Anda tetap bisa tenang dan berpikir jernih saat menghadapi situasi genting.

(RN/ RVS)

Gempa Bumi merupakan salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi, namun gempa berkekuatan besar biasanya akan ditandai dengan gempa/getaran-getaran berskala kecil. Seperti halnya yang dialami Kab. Majene dan Kab. Mamuju, sebelum gempa berkekuatan M 6,2 yang mengguncang kedua kabupaten pada (15/01) pukul 04.15 Wita, gempa juga terjadi  (14/01)  pukul 15.00 Wita dengan kekuatan gempa M 5,9 .

Berdasarkan hal tersebut di atas kami ingin berbagi pengalaman, hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapi gempa susulan, antara lain:

1.    Perkuat iman

Dengan iman yang kuat, akan membuat kita yakin bahwa segala sesuatu akan terjadi atas seizin Tuhan. Bencana yang datang dapat berupa teguran maupun ujian, Iman yang kuat berbanding lurus dengan mental yang kuat, jadi mengahdapi bencana harus dengan penuh kesabaran dan perbanyak doa agar kita selamat.

2.    Memasang aplikasi gempa dari BMKG

Aplikasi dari BMKG sangat kita butuhkan untuk mengetahui wilayah mana yang aman untuk kita datangi. Belum tentu daerah ketinggian itu lebih baik, karena ditakutkan akan terjadi tanah longsor atau mungkin sudah penuh dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Aplikasi ini dapat membantu memberikan informasi terkait wilayah mana yang masih berzona hijau atau kuning yang dapat kita kunjungi, karena bisa jadi didaerah/dikompleks perumahan kita sendiri itu berzona kuning sehingga kita tidak perlu jauh-jauh mendatangi tempat yang sama zonanya dengan zona di sekitar kita.

3.    Jangan panik

Panik menghadapi sesuatu yang tiba-tiba itu hal yang wajar terlebih lagi menghadapi bencana alam. Namun paniknya jangan keterusan karena akan memicu ketakutan yang berlebihan sehingga kita bisa mengalami trauma bahkan stress dan tidak dapat melakukan sesuatu yang dapat menyelamatkan diri ketika akan terjadi bencana susulan.

4.    Mencari tempat yang aman

Tempat yang aman bukan hanya didatara tinggi, atau sesuai aplikasi BMKG berada di zona hijau dan kuning, namun tempat yang aman juga di tempat yang terbuka, hamparan tanah kosong, seperti lapangan, halaman, yang jelas jauh dari bangunan-bangunan tua, besar dan tinggi.

5.    Saling menguatkan satu sama lainnya

Kerjasama satu sama yang lain juga sangat dibutuhkan, kita dapat bersama-sama melakukan pekerjaan sehingga dapat meringankan beban satu sama lainnya, sepeti menyiapkan tenda, makanan sehingga kebutuhan selama kondisi bencana dapat terpenuhi, dengan bersama kita merasa tidak sendiri, sehingga kita tidak sempat memikirkan hal-hal yang membuat kita semakin sedih. Hal ini sesuai dengan pepatah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. 

6.    Amankan barang berharga dan barang yang dibutuhkan

Seperti pengalaman sebelumnya, setelah mengalami gempa pertama, pastinya akan ada gempa susulan. Terkait kekuatan gempa apakah semakin besar atau kecil tidak ada yang dapat memprediksinya, namun yang perlu kita siapkan barang-barang apa saja yang kita butuhkan seperti kita harus selalu berpakaian lengkap, persiapkan tas pinggang atau tas selempang yang berisi barang-barang berharga seperti uang tunai, kartu ATM (Debit dan Kredit), HP, perhiasan, biskuit/roti, dan air mineral (terlebih lagi ketika malam hari/saat tidur)

7.    Siapkan persediaan makanan, pakaian dan obat-obatan

Selain tas pinggang yang melekat dibadan, perlu juga mempersiapkan makanan, obat-obatan, dan pakaian secukupnya dalam tas ransel, usahakan tas tersebut disimpan ditempat yang mudah diambil ketika gempa, seperti diruang tamu dekat pintu, tidak salah juga menyiapkan pakaian dan makanan ringan di travel bag dan dipersiapkan di kendaraan (jika ada). Jika kekuatan gempanya besar, kemungkinan tas ransel atau travel bag tidak dapat terangkut namun setidaknya tas pinggang yang melekat ditubuh masih ada.

8.    Membuat akses untuk keluar dari rumah lebih mudah

Pada saat gempa perlu kiranya kita keluar dari rumah karena dikhawatirkan bangunan gedung rumah rubuh dan menimpah kita sehingga akses keluar  rumah sangat penting terutama dimalam hari. Usahakan akses tersebut lebih  dipermudah dengan cara jangan pernah mengunci pintu kamar, kunci pintu utama rumah tidak dilepas, dan sebaiknya jangan tidur di kamar yang akses ke pintu utama sangat jauh atau sulit. Untuk sementara cari tempat yang aksesnya mudah untuk keluar rumah, misalkan tidur di ruang tamu namun tetap memperhatikan kesehatan, selain itu ruang tamu sedikit agak dikosongkan, hindari barang-barang yang mudah jatuh dan pecah, karena saat gempa datang lampu padam dan  bisa jadi barang-barang yang ringan atau yang berbahan kaca akan mudah jatuh sehingga dapat membahayakan kaki kita.

9.    Siapkan Payung/Jas Hujan

Bencana alam seperti gempa selalu disertai dengan hujan sehingga penting kita menyiapkan payung / jas hujan di depan rumah sehingga ketika diluar rumah kita dapat segera mengambil alat tersebut, terlebih lagi jika kejadiannya di malam hari atau dini hari, selain dingin, perut kosong dan air hujan dapat membuat kita mudah terserang penyakit.

10. Jangan biarkan perut kosong

Sebelum terjadi gempa susulan, sebaiknya perut jangan dibiarkan kosong, karena kita tidak dapat memprediksi waktu gempa susulan, bisa malam hari atau dini hari. Penyakit lebih mudah menyerang saat perut kosong, selain itu jika sudah kejadian agak susah mencari makanan.

11. Segera menyebar mencari, membeli sembako

Jika gempa terjadi dimalam hari/dinihari, sebaiknya segera menyebar mencari dan membeli sembako untuk bertahan hidup beberapa hari, karena setelah gempa susulan dengan kekuatan yang besar maka akan susah untuk mendapatkan sembako karena akses akan lumpuh/terputus sehingga logistik susah tembus.

Semoga sebelas tips yang penulis uraikan di atas dapat menambah pengetahuan dan membantu teman-teman saat mengalami hal yang sama. Kami hanya berdoa semoga kita tetap dalam kondisi sehat, selamat, dan dalam lindungan_Nya.

(Penulis : Mudrika Jaya Rapi, Kepala Seksi HI KPKNL Mamuju)