Mengapa kegiatan Pramuka sangat baik untuk melatih sikap menghargai perbedaan dan keragaman

Mengapa kegiatan Pramuka sangat baik untuk melatih sikap menghargai perbedaan dan keragaman

Mengapa kegiatan Pramuka sangat baik untuk melatih sikap menghargai perbedaan dan keragaman
Lihat Foto

FREEPIK/PRESSFOTO

Ilustrasi anak-anak bermain dan tertawa di taman bermain.

KOMPAS.com – Isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) bukan tak mungkin akan ditemui anak selama ia berinteraksi bersama keluarga maupun teman-temannya.

Di era digital saat ini, kian banyak dijumpai tontonan-tontonan yang memperlihatkan berita hoak yang berbau SARA maupun sikap yang melanggar norma, merendahkan ras atau agama, serta perilaku buruk lainnya.

Padahal, sejatinya manusia dilahirkan berbeda-beda, mulai dari bentuk wajah, rambut, warna kulit.

Saat anak-anak tumbuh semakin besar, bahkan saat ia berada di jenjang sekolah dasar, anak akan lebih banyak mendapati lebih banyak perbedaan, mulai dari perbedaan suku dan bangsa, sosial ekonomi, hingga agama.

Baca juga: Berapa Usia Ideal Anak Belajar Bahasa Inggris?

Mengajarkan anak untuk mengenal ragam perbedaan dan menghormatinya, dapat menjadi bekal agar ia memiliki kemampuan komunikasi, sosialisasi, berkolaborasi dengan banyak orang, serta kepercayaan diri.

Pasalnya, sikap tak menghargai perbedaan dan keragaman bisa terjadi pada anak-anak, mengingat Indonesia merupakan negara yang penuh keberagaman.

Merangkum laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua dan guru untuk melatih anak menghormati perbedaan dan keragaman dalam lingkungan, antara lain:

Baca juga: Pendaftaran SMP Gratis Cendekia Baznas Dibuka, Bebas Biaya Hidup

1. Bersosialisasi dengan lingkungan

Beri kebebasan kepada anak untuk berteman dengan siapapun tanpa memandang agama, suku maupun ras.

Ajak anak bersosialisasi dengan lingkungan di rumah dengan cara mengundang anak-anak di sekitar rumah untuk bermain ke rumah, atau biarkan anak untuk berkunjung ke rumah tetangga. Ini akan sangat baik untuk perkembangan sosial anak.

2. Bacakan cerita tentang perbedaan dan keragaman

Di era digital yang bebas di media online banyak dijumpai tontonan-tontonan yang memperlihatkan berita hoak yang berbau SARA maupun sikap yang melanggar norma, merendahkan ras atau agama, serta perilaku buruk lainnya.

Mengapa kegiatan Pramuka sangat baik untuk melatih sikap menghargai perbedaan dan keragaman

Mengapa kegiatan Pramuka sangat baik untuk melatih sikap menghargai perbedaan dan keragaman
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi: Peringatan Hari Anak Nasional saatnya mengingat kembali pemenuhan hak-hak anak.

KOMPAS.com - Sejatinya manusia dilahirkan berbeda-beda, mulai dari bentuk wajah, rambut hingga warna kulit.

Saat anak-anak tumbuh semakin besar, ia akan mendapati lebih banyak perbedaan, mulai dari perbedaan suku dan bangsa, sosial ekonomi, hingga agama.

Mengajarkan anak untuk mengenal ragam perbedaan dan menghormatinya, dapat menjadi bekal anak agar mampu berkomunikasi, sosialisasi, berkolaborasi dengan banyak orang, serta memiliki kepercayaan diri.

Pasalnya, sikap tak menghargai perbedaan dan keragaman bisa terjadi pada anak-anak, mengingat Indonesia merupakan negara yang penuh keberagaman.

Baca juga: Unicef: 24 Juta Siswa di Dunia Terancam Putus Sekolah akibat Pandemi

Merangkum laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua dan guru untuk melatih anak menghormati perbedaan dan keragaman dalam lingkungan, antara lain:

Perkenalkan kepada anak bahwa keragaman yang ada di lingkungan sekitar adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Keragaman agama, adat istiadat, warna kulit, bahasa, budaya adalah anugerah Tuhan yang wajib disyukuri.

Berikan pemahaman bahwa dengan perbedaan dan keberagaman setiap orang bisa saling melengkapi.

Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar

Yakinkan kepada anak dengan keberagaman yang di miliki, Indonesia bisa menjadi negara yang aman dan damai.

2. Ajak bersosialisasi dengan lingkungan

Beri kebebasan kepada anak untuk berteman dengan siapapun tanpa memandang agama, suku maupun ras.

Admin disdikpora | 10 Maret 2021 | 324 kali

Mengapa kegiatan Pramuka sangat baik untuk melatih sikap menghargai perbedaan dan keragaman

SAHABAT KELUARGA - ”Ayah, Bagas tidak mau berteman dengan Irdi si rambut keriting! Sudah hitam, keriting lagi!” seru Bagas kepada ayahnya saat bertemu Irdi di jalan dekat rumah. Tentu saja mendengar ucapan Bagas, sang ayah merasa malu dan tidak enak pada Irdi. Sikap tak menghargai perbedaan dan keragaman bisa terjadi pada anak-anak kita. Karena itulah menjadi kewajiban orangtua untuk membimbingnya. Sebagai warga negara Indonesia, kita sudah terbiasa dan seharusya hidup dalam keragaman. Baik keragaman agama, adat istiadat, suku, budaya, dan bahasa. Hidup dalam keragaman membuat Indonesia bertahan menjadi negara yang mempunyai persatuan dan kesatuan yang kuat dan tangguh. Mengenalkan anak pada keragaman dapat dimulai sejak usia dini. Baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk melatih anak menghormati perbedaan dan keragaman dalam lingkungan, antara lain:.

Ajak berpikir kritis dan terbuka

Perkenalkan kepada anak tentang keragaman yang ada di lingkungan sekitar kita sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Keragaman agama, adat istiadat, warna kulit, bahasa, budaya adalah anugerah Tuhan yang wajib kita syukuri. Yakinkan kepada anak dengan keberagaman yang di miliki, negara Indonesia bisa menjadi negara yang aman dan damai. Berikan pemahaman kepada anak bahwa dengan perbedaan dan keberagaman kita bisa saling melengkapi. Untuk menambah wawasan orangtua bisa melalui beragam media, seperti koran, majalah, internet atau menonton televisi..

Ajak bersosialisasi dengan lingkungan

Bersosialisasi di sekolah maupun di rumah. Beri kebebasan kepada anak untuk berteman dengan siapapun tanpa memandang agama, suku maupun ras. Berkomunikasilah dengan guru tentang perkembangan sosial anak di sekolah. Ajak anak bersosialisasi dengan lingkungan di rumah dengan cara mengundang anak-anak di sekitar rumah untuk bermain ke rumah kita, atau kita ajak anak kita untuk berkunjung ke rumah tetangga. Mengenalkan anak-anak pada tetangga lingkungan sekitar rumah sangat baik untuk perkembangan sosial anak..

Bangun rasa percaya diri

Bangun rasa percaya diri anak dengan melatih mencintai dirinya sendiri, memotivasi untuk menonjolkan kelebihan yang ada pada diri mereka. Ikutkan anak pada kegiatan-kegiatan yang mendukung bakat dan minatnya. Seperti klub olahraga, sanggar tari, ataupun sanggar lukis. Dari sinilah anak akan mengenal banyak keberagaman dan dapat menambah semangat anak dalam mengembangkan bakat dan minatnya..

Bacakan cerita tentang perbedaan dan keragaman

Dampingi anak saat menonton media televisi, utamanya maupun internet. Di era digital yang bebas di media online banyak dijumpai tontonan-tontonan yang memperlihatkan berita hoak yang berbau SARA maupun sikap yang melanggar norma, merendahkan ras atau agama, serta perilaku buruk lainnya. Sebagai orangtua kita harus memberi pemahaman kepada mereka agar tidak terpengaruh pada perilaku yang melanggar norma. Bacakan cerita pembanding yang berisi tentang penghormatan terhadap perbedaan dan keragaman..

Tanamkan nasionalisme dan karakter kebangsaan

Orangtua ataupun guru dapat mengajak anak mengikuti kegiatan-kegiatan yang memberikan semangat untuk tumbuhnya rasa nasionalisme dan karakter kebangsaan. Seperti melalui kegiatan pramuka, lomba-lomba memperingati HUT RI baik disekolah maupun di rumah, dan lain sebagainya. 

Berikan keteladanan dan contoh nyata

Orangtua maupun guru memberi contoh langsung bagaimana sikap baik ucapan maupun perbuatan yang menunjukan toleransi dan menghormati keberagaman. Seperti misalnya mau berteman dengan orang yang lain agama, saling memberi hadiah kepada orang yang berbeda agama. Mengajak anak berkunjung ke panti-panti sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dapat menumbuhkan jiwa anak untuk menghormati dan mencintai kehidupan yang penuh dengan keberagaman. (Siti Munfarijah, M.Pd - Kepala TK Diponegoro 146 Kalibogor, Purwokerto Barat).

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=249900361

Jakarta, NU Online

Gerakan Pramuka dinilai dapat meneguhkan kesatuan berpikir, kesatuan berbangsa dan kesatuan bersosial serta menghargai perbedaan di kalangan pelajar Indonesia. Hal itu juga yang mempengaruhi pramuka Indonesia menjadi pribadi yang memiliki moral dan berperadaban tinggi sebagai anak bangsa. 


Pernyataan terkait karakter pramuka tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, H Asrorun Niam Soleh saat membuka secara resmi kegiatan Kemah Pelajar 4.0 (KEPPO) yang diselenggarakan oleh Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Ma’arif NU di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (17/12) siang. 


Ia mengatakan, makna Bhinneka Tunggal Ika adalah menyadari perbedaan antar individu antarlembaga pendidikan dan antardaerah. Namun, kesadaran tersebut justru menguatkan pemahaman kaitannya dengan hubugan sosial kemasyarakatan. 


“Empat hari ke depan kalian akan berkumpul meneguhkan kesatuan kita yang diikat sesama Pramuka Nahdliyin dan sesama Indonesia. Meski kita berbeda asal sekolah beda gugus depan tetapi kita tetap satu. Inilah makna bhinneka tunggal ika. Perbedaan adalah fitrah kemanusiaan, tapi meski berbeda tidak ada skat yang memisahkan kita,” kata Asrorun Niam saat memaparkan kata sambutannya. 


Ia menuturkan, sebagai seorang pelajar penerus kepemimpinan bangsa Indonesia jangan mempersolakan perbedaan tetapi harus memposisikan persamaan sebagai modal untuk membangun bangsa menjadi maju dan unggul. 


Asrorun Niam berharap KEPPO oleh PP LP Ma’arif NU dapat mengasah kepribadian pelajar menjadi sosok individu yang kuat mental dan memiiki jiwa sosial yang tinggi. Jika ada yang mempersoalkan perbedaan, lanjutnya, maka hal tersebut adalah tantangan kita sebagai generasi penerus bangsa. 


“Saya berharap kegiatan ini dapat mengasah kepribadian menjadin sosok individu yang kaut mental dan bersosial tinggi,” tuturnya. 


Untuk diketahui, Kegiatan KPPO diselenggarakan untuk memperkuat akidah  Ahlussunnah wal Jamaah dan kelembagaan Sako Pramuka LP Ma'arif NU. 


Perkemahan akan berlangsung sampai Jum’at (20/12) mendatang, peserta adalah pelajar sekolah dan madrasah yang dinaungi oleh PP LP Ma'arif NU di Jawa Barat, Jakarta dan Banten.

Pada pertemuan itu ratusan peserta  akan  dididik, dilatih dan diarahkan menjadi pribadi yang unggul, anggota pramuka yang mencintai agama bangsa dan negaranya.


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Fathoni Ahmad