Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim

+ OM Swastyastu
Semangat Pagi anak-anak, semoga sehat dimanapun berada. Bertemu kembali pada pembelajaran daring Geografi. Pada pembelajaran sebelumnya, kalian telah menonton video mengenai konsep atmosfer serta struktur lapisan atmosfer. Tugas berupa pesan suara yang kalian kirim sangat bagus dan sesuai dengan harapan dan kriteria penilaian dari Pak. Hari ini kita move on ke palajaran selanjutnya yaitu cuaca dan iklim. Silahkan baca materi berikut ini, pada bagian akhir, anak-anak mendapat tugas untuk menganalisis cuaca yang terjadi di rumah kalian. Mengapa cuaca di rumah, karena kita sedang #dirumahaja. Kalian dapat menggunakan smartphone untuk memperoleh situasi cuaca berupa: suhu udara, arah angin dan jenis awan.

A.  Pengertian Cuaca dan Iklim

Di Yogyakarta pada suatu pagi hari nampak udara cerah, bersih tidak berawan, suhu udara 26OC, angin berhembus sepoi-sepoi dengan kecepatan 8 km/jam. Pada jam 14.00 di Yogyakarta sinar matahari tertutup awan yang tebal, suhu udara 280C dan angin bertiup dengan kecepatan 25 km/jam serta kelembaban udara relatif 90 %. Di Bantul, pada hari yang sama dengan Yogyakarta menunjukkan bahwa pada pagi hari berawan, suhu 27OC, kelembapan udara 95 % dan kecepatan angin 30 km/jam. Pada siang hari suhu udara 28OC dan hujan cukup lebat.


Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim

Sumber: https://www.weather-forecast.com/maps/Indonesia

29 Maret 2020


Pembicaraan mengenai suhu udara, angin, kelembaban udara, awan, dan hujan merupakan pembicaraan tentang cuaca. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa cuaca merupakan keadaan udara pada suatu saat dan suatu tempat tertentu. Hal ini dapat dilihat bahwa antara pagi dan siang kondisi udara sudah berbeda yang berarti waktunya pendek dan juga pada waktu yang sama pada daerah yang relatif dekat, tetapi keadaan udaranya berbeda. Ini berarti bahwa cuaca meliputi wilayah yang sempit. Ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut meteorologi. 

Keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama (30 tahun) disebut dengan iklim. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi.

B. Unsur-unsur Cuaca atau Iklim

1) Radiasi Matahari

Radiasi matahari menyebabkan terjadinya panas yang ada di bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Daerah yang paling banyak menerima panas (radiasi matahari) adalah daerah tropis (antara 23 ½0 LU – 23 ½0 LS) semakin ke arah kutub energi yang diterima semakin sedikit sehingga semakin ke arah kutub semakin dingin. Radiasi matahari merupakan unsur cuaca yang paling penting. Tanpa adanya radiasi matahari maka tidak akan terjadi variasi dan perubahan cuaca. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Radiasi matahari yang sampai ke atmosfer adalah 100 %, kemudian dipantulkan oleh benda-benda yang ada di atmosfer 37 %, diserap oleh atmosfer 20 % dan yang mencapai permukaan bumi adalah 43 %.

Intensitas radiasi matahari terbesar terjadi di daerah tropis (23 ½0 LU – 23 ½0 LS) dan semakin ke arah kutub semakin kecil. Hal ini dipengaruhi oleh sudut datang sinar matahari. Lama radiasi matahari di daerah tropis 12 jam sedang di daerah kutub akan mendapatkan radiasi matahari selama 6 bulan (6 bulan siang dan 6 bulan malam). Radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi matahari dan lama radiasi matahari berlangsung. Intensitas radiasi matahari secara kualitatif dan lama radiasi matahari berlangsung dapat diukur dengan alat sunshine recorder (Gumble stock)

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


2) Temperatur Udara (Temperature)

Derajad panas dan dingin udara disebut dengan temperatur udara. Temperatur udara di berbagai tempat tidak sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur udara suatu daerah adalah:

a) Sudut datang sinar

Semakin tegak sudut datang sinar matahari maka energi panas yang diterima semakin besar.

b) Cerah tidaknya cuaca

Semakin cerah, energi yang sampai ke permukaan bumi semakin banyak.

c) Lama penyinaran matahari

Daerah yang lebih lama menerima radiasi maka daerah tersebut akan semakin panas.

d) Letak lintang

Makin dekat dengan equator suhu udara semakin panas.

e) Ketinggian tempat

Semakin mendekati daerah pantai maka suhu akan semakin panas (di daerah pegunungan semakin dingin).

Alat untuk mengukur temperatur udara adalah termometer.

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


Termometer yang dapat di gunakan untuk mengukur temperatur udara antara lain termometer dinding dan termometer maksimum-minimum. Termometer yang dapat mencatat sendiri adalah termograph, sedangkan hasil catatannya disebut termogram. Garis yang menunjukan tempat-tempat yang mempunyai suhu udara sama disebut dengan garis isoterm.

3) Tekanan Udara (Air Pressure)

Tekanan yang diberikan oleh udara pada setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer di sebut tekanan udara. Makin tinggi suatu tempat makin rendah kerapatan udaranya, sehingga tekanan udara semakin ke atas semakin rendah. Sebaran tekanan udara di suatu daerah dapat

di gambarkan dalam peta yang ditunjukkan oleh garis isobar. Isobar merupakan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama. Tekanan udara dapat diukur dengan alat barometer.

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


Barometer yang dapat mencatat sendiri disebut dengan barograph. Hasil pencatatanya disebut barogram. Besarnya tekanan udara di permukaan bumi adalah satu atmosfer atau 76 cm Hg. Dalam meteorologi satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah  milibar (mb). Tekanan udara 76 cm Hg sama dengan 1013 mb.

Tekanan udara antara tempat yang satu dengan tempat yang lain di permukaan bumi berbeda-beda. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekanan udara adalah temperatur udara. Daerah yang

mendapatkan panas secara intensif merupakan daerah yang mempunyai tekanan udara minimum (-). Hal ini disebabkan oleh adanya pengembangan udara jika kena panas. Daerah yang pemanasannya kurang merupakan daerah yang bertekanan maksimum (+). Udara akan bergerak dari daerah yang

bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Gerakan udara secara vertikal dinamakan konveksi; Gerakan udara secara horizontal dinamakan adveksi, sedangkan gerakan udara yang tidak teratur disebut dengan turbulensi. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Sedang garis yang menghubungkan daerah-daerah yang memiliki tekanan udara sama disebut garis isobar.

4) Angin (Wind)

Pada dasarnya jenis angin dapat dibedakan menjadi angin tetap, angin muson (musim) dan angin lokal.

a) Angin tetap

Angin yang bergerak terus menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap disebut dengan angin tetap. Contoh angin pasat, angin barat, dan angin timur.

   (1) Angin pasat

Angin yang bergerak dari daerah maksimum sub-tropik ke daerah minimum di equator disebut dengan angina pasat.

  (2) Angin barat

Angin yang bergerak dari arah barat ke timur, yaitu dari daerah maksium sub-tropik ke daerah minimum sub-polar disebut dengan angina barat.

  (3) Angin timur

Angin yang berhembus sepanjang tahun dari arah timur ke barat. Angin timur ini bergerak dari daerah kutub ke daerah minimum sub-polar.

b) Angin muson (angin musim)

Angin yang bergerak ke arah yang sama dalam waktu 6 bulan dan ke arah yang berlawanan selama 6 bulan pula disebut dengan angin muson. Perubahan arah angin ini disebabkan oleh adanya perubahan posisi relatif matahari terhadap bumi. Contoh dari angin ini adalah sebagai berikut.

  (1) Angin barat daya, yaitu angin yang menyebabkan musim penghujan di Indonesia yang bergerak dari Asia ke Australia. Angin ini terjadi pada bulan Oktober – April.

  (2) Angin timur laut, yaitu angin yang menyebabkan musim kemarau di Indonesia. Angin ini berasal dari benua Australia dan menuju ke Asia. Terjadi bulan April –Oktober.

c) Angin periodik

Angin yang secara periodik terjadi perubahan arah antara siang dan malam disebut dengan angina periodik. Contoh dari angin priodik ini antara lain :

  (1) Angin darat dan angin laut

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


Pada siang hari wilayah darat dan laut sama-sama menerima energi panas dari radiasi matahari. Daratan merupakan benda padat sehingga yang menerima panas hanya lapisan tipis dari permukaan daratan. Energi panas yang diterima di laut akan diteruskan sampai kedalaman kurang lebih 200 m dan energi ini juga dimanfaatkan untuk penguapan. Dengan demikian pada siang hari di daratan lebih panas (tekanaan minimum) daripada di laut (tekanan maksimum). Oleh karena itu pada siang hari

terjadi gerakan udara dari laut ke darat yang disebut dengan angin laut. Pada malam hari terjadi gerakan angin dari darat ke laut. Nelayan memanfaatkan angin darat untuk berlayar (melaut) terutama untuk nelayan tradisional sedangkan untuk nelayan modern tidak tergantung dari angin darat untuk melaut.

  (2) Angin Lembah dan Angin Gunung

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


Pada siang hari lereng gunung lebih banyak menerima panas dari pada bagian lembah. Akibatnya lereng bagian atas lebih panas sehingga bertekanan minimum, sedangkan pada bagian lembah lebih dingin dan bertekanan maksimum. Dengan demikian akan terjadi gerakan udara dari lembah ke lereng yang disebut dengan angin lembah. Pada malam hari udara di puncak gunung lebih dingin (bertekanan maksimum) dibandingkan dengan daerah lembah. Akibatnya udara akan bergerak dari puncak gunung ke arah lembah sehingga disebut dengan angin gunung.

d) Angin lokal

Angin yang terjadi di daerah tertetu saja disebut dengan angin lokal. Contoh dari angin lokal adalah Angin Fohn. Angin fohn merupakan angin yang bergerak menuruni lereng yang mempunyai sifat panas dan kering. Angin fohn sering disebut dengan angin jatuh atau angin api. Ada 5 angin fohn yang dikenal di Indonesia yaitu: Angin Gending, terjadi di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.

   (1) Angin Kumbang, terjadi di Cirebon Jawa Barat dan Tegal Jawa Tengah

   (2) Angin Brubu, terjadi di Makasar Sulawesi Selatan

   (3) Angin Puting Beliung dan angin Bahorok, terjadi di Medan Sumatra Utara

   (4) Angin Wambrau terjadi di Biak Papua

5) Kelembaban Udara (Humidity)

Tahukah Saudara bahwa udara di sekitar kita ini banyak mengandung uap air? Marilah kita buktikan bersama. Ambillah sebuah gelas yang berisi air, kemudian berilah es batu dan tunggulah beberapa menit. Setelah itu amatilah bagian luar dari gelas, disitu akan terlihat basah. Ini bukan berarti bahwa gelasnya bocor, tetapi uar air di sekitar gelas karena dingin lalu mengembun. Banyaknya kandungan uap air di dalam udara disebut dengan kelembaban udara. Kandungan uap air yang ada di udara dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu Higrometer atau Psychrometer. Kelembapan udara dapat dinyatakan dalam bentuk kelembapan relatif dan kelembaban udara absolut.

6) Awan

Awan terjadi sebagai akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Dengan demikian awan merupakan titik-titik air yang melayang-layang di atmosfer. Awan yang mencapai permukaan bumi disebut dengan kabut. Jenis-jenis awan meliputi:

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


a) Berdasarkan bentuknya

(1) Awan cair

Awan yang terbentuk dari bahan cair (air) disebut dengan awan cair.

(2) Awan es (salju)

Awan yang terbentuk dari bahan es atau salju disebut dengan awan es (salju).

(3) Awan campuran

Awan yang terbentuk dari bahan air dan es (salju) disebut dengan awan campuran.

b) Berdasarkan ketinggiannya

Berdasarkan ketinggiannya awan dapat dibedakan menjadi:

(1) Awan tinggi, dengan ketinggian > 6000 m

Kelompok awan tinggi selalu berupa kristal-kristal es lantaran keberadaanya di ketinggian. Kelompok awan ini meliputi:

(a) Cirrus; awan tipis seperti bulu ayam.

(b) Cirrostratus; awan putih tipis seperti tabir.

(c) Cirrocumulus; awan seperti bulu domba yang tipis.

(2) Awan sedang, dengan ketinggian 2000 – 6000 m. Kelompok awan ini mencakup:

(a) Altostratus; awan berlapis-lapis tebal menutupi sebagian besar langit dengan warna kelabu.

(b) Altocumulus; awan bergumpal-gumpal seperti bulu domba yang tebal.

(c) Stratocumulus; awan yang tebal, luas, dan bergumpal-gumpal seperti bulatan atau gulungan. Awan ini melantarkan fenomena cuaca yang disebut virga.

(3) Awan rendah, dengan ketinggian < 2000 m

Kelompok awan rendah meliputi:

(a) Cumulus; awan putih bergumpal-gumpal yang dasarnya rata dan terbentuk secara vertikal.

(b) Nimbostratus; awan yang berlapis-lapis meluas dan sebagian telah menjadi hujan.

(c) Stratus; awan berlapis-lapis merata, datar, dan berada dekat di permukaan Bumi (rendah).

c) Berdasarkan morfologinya

Berdasarkan morfologinya awan dapat dibedakan menjadi :

(1) Awan sirus

Awan yang berwarna putih, tipis, dan pada siang hari kelihatan mengkilat karena banyak mengandung kristal es disebut dengan awan sirus.

(2) Awan stratus

Awan yang berlapis-lapis seperti kabut tipis disebut dengan awan stratus.

(3) Awan kumulus

Awan yang berkembang secara vertikal, berbentuk kubah-kubah menyerupai bunga kol dengan lengkungan bulat berwarna putih cemerlang jika terkena sinar matahari, disebut dengan awan kumulus.

(4) Awan nimbus

Awan yang berwarna gelap, kelihatan basah dan sering menyebabkan terjadinya hujan, disebut dengan awan nimbus.

7) Hujan

Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara alami disebut dengan hujan. Sebelum hujan terjadi, didahului adanya penguapan yang kemudian mengalami kondensasi sehingga membentuk awan. Dari awan ini karena pengaruh angin atau konveksi maka terjadilah hujan. Hujan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Berdasarkan bentuknya

(1) Hujan air (rain), yaitu hujan yang jatuh dalam bentuk cair. Kebanyakan bentuk hujan di Indonesia adalah bentuk cair.

(2) Hujan salju (snow) yaitu hujan yang jatuh dalam bentuk salju. Kebanyakan terjadi di daerah yang beriklim sedang.

(3) Hujan es (hail stone) yaitu hujan yang jatuh dalam bentuk es. Kebanyakan terjadi di daerah yang beriklim sedang, namun demikian di daerah tropis juga sering terjadi meskipun setelah mencapai permukaan tanah sudah mencair.

b) Berdasarkan proses terjadinya

(1) Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadI di daerah pegunungan.

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


(2) Hujan konveksi, yaitu hujan yang terjadi karena pengaruh arus konveksi.

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim


(3) Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi di daerah subtropis dan terjadi sebagai akibat adanya pertemuan antara massa udara yang panas dan dingin.

Mengapa keadaan awan dapat dikatakan sebagai unsur cuaca dan iklim

Akhirnya kalian tiba pada ujung materi pembelajaran cuaca dan iklim, jika ada pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar. Bagi yang menulis pertanyaan di kolom komentar akan Pak berikan nilai plus

Sekarang silahkan klik DISINI untuk mengerjakan tugas kalian. 

OM Santhi Shanti Shanti OM