Mengapa ilmu kimia tidak dapat disebut sebagai ilmu induk

Mungkin teman-teman kalau mendengar sesuatu yang berhubungan dengan matematika, pasti akan berpikir bahwa hal itu merupakan suatu aktivitas perhitungan yang sangat rumit. Hal tersebut memang benar adanya sih. Tapi apakah teman-teman pernah berpikir untuk apa sih kita mempelajari ilmu matematika? Banyak rumus yang telah kita pelajari selama ini, mulai dari trigonometri, kalkulus, aljabar, dan lain sebagainya. Apakah akan berguna bagi kehidupan kita ini? Mayoritas teman-teman semua akan menjawab tidak tentunya. Tapi pada kenyataannya, matematika yang selama ini kita anggap tidak terlalu terlihat penerapannya, ternyata telah banyak sekali membantu para ilmuwan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan alam atau yang lebih kita kenal sebagai sains. Yang membuat kita dapat menikmati banyak sekali teknologi serta penemuan-penemuan sains pada saat ini.

Sains merupakan suatu cara yang digunakan untuk dapat mempelajari segala aspek mengenai alam semesta secara terorganisir, sistematik dan juga dapat melalui segala metode dengan saintifik. Sains itupun sendiri secara umum dapat kita bedakan menjadi dua yaitu ilmu pengetahuan alam serta ilmu pengetahuan sosial. Mungkin mayoritas orang beranggapan bahwa matematika merupakan sebuah rumpun ilmu yang dapat dikategorikan ke dalam ilmu pengetahuan alam, lalu apakah hal tersebut benar adanya? Sebelumnya mari kita pahami secara lebih mendalam tentang apa itu matematika.

Kalau teman-teman yang membaca tulisan ini pada awalnya berpendapat bahwa matematika adalah kegiatan yang sekedar melakukan perhitungan angka, luas, volume dan sebagainya rasanya hal tersebut masih kurang tepat untuk mendeskripsikan apa itu matematika. Secara definisi, matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dalam mempelajari semua yang berkaitan dengan penalaran. Definisi lain menyebutkan juga bahwa matematika merupakan salah satu pengetahuan tertua dan dianggap sebagai induk atau alat dan Bahasa dasar dari banyak ilmu. Maksud dari matematika mempelajari segala hal yang berkaitan dengan penalaran adalah dalam matematika kita dituntut untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis dan logis, yang dimana artinya dalam bermatematika kita juga mempelajari bagaimana caranya berlogika dengan baik dan benar serta menyelesaikan suatu permasalahan matematika dengan cara yang terstruktur dan dapat diterima dengan logika.

Lalu bagaimana caranya matematika dapat membantu kita dalam mengenal sains secara lebih baik dan mendalam? Mari kita bahas bersama-sama. Matematika dikatakan merupakan induk dari ilmu pengetahuan dan Bahasa dasar dari banyak ilmu. Artinya, kita dapat memandang matematika sebagai sebuah bahasa yang membantu kita dalam mempelajari sains, dari sini dapat kita simpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang membantu kita dalam mengenal sains secara lebih mendalam. Di dalam ilmu Fisika kita dapat menemukan banyak sekali penerapan matematika dalam menjelaskan fenomena-fenomena alam yang terjadi, seperti menghitung kecepatan jatuhnya sebuah benda, percepatan jatuhnya sebuah benda, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Ataupun dalam ilmu kimia kita sangatlah perlu menguasai ilmu perhitungan persentase agar kita dapat menghitung reaksi zat-zat kimia secara tepat. Bahkan di ilmu biologi yang mungkin kita semua berpikir tidak perlu menggunakan ilmu matematika padahal ternyata ilmu matematika masih dapat ditemukan di dalamnya. Oleh karena itu semua, ternyata matematika memiliki peran yang sangat besar dalam membantu kita untuk lebih mengenal sains. Kesimpulannya memiliki kemampuan bermatematika yang baik dapat membantu kita mempelajari sains dengan lebih mudah.

Hai Quipperian, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat, ya!

Jika mendengar istilah reaksi kimia, apa yang ada di benak kamu? Pasti menyeramkan, berbahaya, rumit, atau justru menyenangkan? Tidak semua orang suka dengan kimia. Hal itu disebabkan oleh adanya zat-zat kimia yang sering diidentikkan dengan zat-zat beracun atau berbahaya. 

Meskipun demikian, hampir seluruh produk yang digunakan oleh manusia saat ini melibatkan reaksi kimia di dalamnya, misalnya saja parfum, sabun, detergen, obat-obatan, pembakaran LPG, dan masih banyak lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Quipperian untuk tahu lebih dalam tentang ilmu kimia atau hakikat ilmu kimia. Pembahasan selengkapnya mengenai hakikat ilmu kimia bisa kamu temukan di artikel Quipper Blog kali ini. Check this out!

Pengertian Ilmu Kimia

Ilmu Kimia adalah bagian dari IPA yang fokus pada pembahasan tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Apa yang dimaksud susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi?

1. Susunan materi

Susunan materi yang dimaksud adalah tentang unsur, senyawa, dan campuran.

  1. Unsur adalah zat paling sederhana yang sudah tidak bisa dibagi lagi, contohnya Na, H, O, Fe, dan C.
  2. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur dengan perbandingan tertentu. Contoh senyawa adalah CO2, H2O, dan CaCO3.
  3. Campuran adalah gabungan antara dua zat atau lebih di mana sifat penyusunnya tidak berubah. Contoh campuran adalah larutan gula, susu, air kanji, dan sebagainya.

2. Struktur materi

Struktur materi menjelaskan tentang ikatan yang terjadi antaratom sampai terbentuk molekul unsur, molekul senyawa, atau ion.

  1. Contoh molekul unsur adalah O2, N2, H2, dan P4.
  2. Contoh molekul senyawa adalah CO2, H2O, dan CaCO3.
  3. Contoh ion adalah Na+, Cl, dan Ca2+.

3. Sifat materi

Sifat materi yang dimaksud lebih mengarah ke sifat-sifat kimia suatu zat, misalnya mudah terbakar, mudah mengalami korosi, mudah bereaksi dengan zat lain, dan sebagainya.

4. Perubahan materi

Perubahan materi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, contohnya lilin yang dibakar, es mencair, dan sebagainya.
  2. Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru akibat adanya reaksi kimia, contohnya besi berkarat, kayu dibakar menjadi abu, dan nasi menjadi basi.

Prinsip Dasar Hakikat Ilmu Kimia

Prinsip dasar yang menjadi acuan perkembangan ilmu Kimia adalah adanya perubahan bentuk atau susunan partikel menjadi bentuk lain dengan sifat yang berbeda. Contohnya zat A direaksikan dengan zat B, reaksi antara keduanya pasti menghasilkan zat baru, sebut saja zat C, di mana sifat zat C ini berbeda dengan sifat zat A maupun B.

Ruang Lingkup Kimia

Ruang lingkup Kimia meliputi susunan, struktur, sifat, serta perubahan materi dan yang menyertainya. Secara umum, kimia dibedakan menjadi dua, yaitu kimia deskriptif dan kimia teoritis.

  1. Kimia deskriptif adalah ilmu Kimia yang didapatkan melalui pengamatan sifat zat.
  2. Kimia teoritis adalah ilmu kimia yang membahas tentang materi. Adapun contoh Kimia teoritis adalah sebagai berikut.
    1. Kimia Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara Kimia dan Fisika. Bahasan dalam Kimia Fisika adalah zat secara makroskopis, atomik, maupun subatomik ditinjau berdasarkan hukum-hukum dalam Fisika.
    2. Kimia Organik adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan komposisi senyawa organik.
    3. Kimia anorganik adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan komposisi senyawa anorganik.
    4. Kimia Analitik adalah ilmu yang mempelajari tentang kandungan suatu zat.
    5. Kimia Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang dampak pencemaran lingkungan, metode penghitungan kadar pencemaran, dan sebagainya.
    6. Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi-materi di dalam proses metabolisme tubuh.

Metode Ilmiah

Penting bagi ilmuwan untuk memahami metode ilmiah yang baik dan benar. Gagasan yang mereka usulkan hanya bisa terjawab melalui metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut.

  1. Merumuskan masalah dengan cara fokus pada bahasan tertentu atau tema tertentu.
  2. Mengkaji teori atau penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk menghindari tumpang tindih penelitian. Artinya, jangan sampai penelitian yang dilakukan ternyata sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain.
  3. Mengajukan hipotesis bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan sementara berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
  4. Melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis.
  5. Mengumpulkan data.
  6. Mengolah dan menganalisis data-data hasil penelitian.
  7. Membuat kesimpulan.
  8. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah.

Hubungan antara Ilmu Kimia dan Ilmu Lain

Sebagai salah satu ilmu terapan, Kimia masih membutuhkan ilmu-ilmu pendukung lainnya. Adapun hubungan antara ilmu Kimia dan ilmu lainnya adalah sebagai berikut.

1. Bidang kedokteran

Ilmu Kimia digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit, teknologi rekayasa genetika, dan radiologi.

2. Bidang farmasi

Di bidang farmasi, ilmu Kimia dijadikan dasar dalam pembuatan obat.

3. Bidang kriminologi

Ilmu Kimia juga berperan di bidang kriminologi, lho. Contoh kegunaan Kimia di bidang kriminologi adalah untuk proses visum, pemeriksaan urine, dan sebagainya.

4. Bidang pertanian

Di bidang pertanian, Kimia berfungsi sebagai dasar pembuatan pupuk, pestisida, dan pemulihan tanaman.

5. Bidang biologi

Kimia ternyata juga berperan di bidang Biologi, lho. Contohnya untuk mempelajari reaksi-reaksi dalam tubuh makhluk hidup.

6. Bidang seni

Siapa bilang seni itu anti ilmu pengetahuan. Untuk menentukan keaslian suatu lukisan ternyata dibutuhkan ilmu Kimia.

7. Bidang arkeologi

Peran Kimia di bidang arkeologi adalah untuk menentukan umur fosil melalui peluruhan inti radioaktif.

Manfaat Mempelajari Kimia

Jangan menganggap bahwa ilmu Kimia hanya digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan nilai di sekolah. Lebih dari itu, banyak manfaat yang bisa Quipperian dapatkan dengan mempelajari Kimia. Apa saja manfaatnya?

  1. Memahami alam beserta prosesnya, sebagai contoh saat bernapas oksigen akan masuk ke dalam tubuh. Di dalam tubuh, oksigen akan mengalami proses pembakaran agar dihasilkan energi.
  2. Memahami produk-produk yang berguna dalam kebutuhan sehari-hari, contohnya detergen, sabun, obat-obatan, dan sebagainya.
  3. Memahami berbagai jenis produk teknologi, contohnya pesawat terbang, mobil, kulkas, dan sebagainya.
  4. Memahami produk Kimia yang dapat menimbulkan masalah, contohnya DDT, CFC, unsur-unsur radioaktif, dan merkuri.
  5. Memahami bahan-bahan Kimia beracun, contohnya formalin.

Keselamatan Kerja

Sebagai seorang yang bekerja di bagian laboratorium, penting kiranya untuk memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium. Adapun tata tertib dan peringatan lainnya adalah sebagai berikut.

1. Tata tertib di laboratorium

Tata tertib di laboratorium yang harus dipatuhi adalah sebagai berikut.

  1. Menggunakan jas laboratorium, kacamata pengaman, dan sepatu tertutup.
  2. Membaca petunjuk praktikum dengan cermat.
  3. Tidak makan dan minum di laboratorium.
  4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan setelah praktikum.
  5. Tidak menggaruk kulit yang terkena bahan kimia.

2. Penggunaan bahan kimia

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan bahan-bahan kimia adalah sebagai berikut.

  1. Jangan menggunakan bahan kimia yang tidak jelas labelnya.
  2. Jangan menyentuh bahan kimia dengan tangan.
  3. Gunakan pipet untuk mengambil larutan.
  4. Dilarang memanaskan atau menguapkan cairan organik di tempat terbuka.
  5. Dilarang mencium aroma zat kimia secara langsung.

3. Penanganan alat dan bahan kimia

  1. Jika bahan kimia atau uap beracun telah memenuhi ruangan, segera lakukan evakuasi.
  2. Zat kimia yang tumpah di meja praktikum atau lantai harus segera dinetralkan sebelum dibersihkan.
  3. Untuk membaca tinggi larutan pada buret, posisi mata harus sejajar.
  4. Mengambil bahan-bahan yang menghasilkan gas berbahaya harus dikerjakan di lemari asam.
  5. Bahan kimia yang diambil, tidak boleh dikembalikan ke wadah penyimpanan.

4. Alat-alat laboratorium

Adapun alat-alat yang biasa ada di laboratorium adalah sebagai berikut.

  1. Gelas kimia, untuk menyiapkan larutan.
  2. Labu erlenmeyer, untuk mereaksikan larutan dan titrasi.
  3. Gelas ukur, untuk mengukur volume larutan.
  4. Bunsen, untuk memanaskan larutan.
  5. Buret, digunakan untuk titrasi.
  6. Pipet tetes, untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.
  7. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi, digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
  8. Statif, untuk menegakkan buret, corong, dan peralatan gelas lainnya.

5. Simbol-simbol berbahaya pada bahan kimia

Inilah arti simbol yang biasa Quipperian lihat di bahan kimia.

1. Simbol eksplosif (mudah meledak)

2. Simbol mudah terbakar

3. Simbol toksik atau beracun

4. Simbol korosif (mudah berkarat)

5. Simbol iritatif (mudah menyebabkan iritasi)

Itulah ulasan Quipper Blog mengenai hakikat ilmu Kimia. Bagaimana Quipperian, sudah paham kan ternyata Kimia itu sangat bermanfaat? Seluruh produk yang biasa kamu gunakan juga tidak akan lepas dari Kimia, contohnya kosmetik. Belajar Kimia akan jauh lebih mudah jika diimbangi dengan seringnya berlatih mengerjakan soal. Untuk itu, silahkan gabung bersama Quipper Video karena di dalamnya menyediakan ribuan soal beserta pembahasannya. Bersama Quipper Video, belajar jadi lebih mudah dan menyenangkan. Salam Quipper!

Penulis: Eka Viandari