Bagi orang-orang yang menyembah selain allah akan mendapat

Jakarta -

Umat Islam meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT. Bahkan, orang yang menyekutukan Allah termasuk melakukan dosa besar.

Dalam surat An Nisa ayat 48 Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا - ٤٨

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisa: 48).

Menurut tafsir Kemenag, ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni perbuatan syirik yang dilakukan oleh hamba-Nya, kecuali apabila mereka telah bertaubat sebelum mati.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas XI oleh Bachrul Ilmy, syirik merupakan perbuatan menyekutukan Allah dengan hal-hal selain-Nya. Syirik dilakukan secara sadar dan dipahami oleh pelakunya.

Perbuatan syirik mempunyai beberapa tingkatan. Mulai dari yang samar atau berskala kecil hingga terlihat jelas. Syirik yang terlihat jelas di antaranya menyembah atau mengabdi kepada selain Allah juga kepada makhluk-Nya.

Sedangkan yang dimaksud syirik kecil atau tersamar adalah perilaku yang seolah melakukan perbuatan baik dengan niat atau motivasi yang bukan karena Allah, tetapi sebenarnya karena selain Dia.

Dalam Syarah Riyadhu Shalihin dijelaskan bahwa orang yang menyekutukan Allah tidak bisa disebut jujur. Karena secara lahir orang tersebut menampakkan dirinya mengesakan Tuhan, padahal tidak.

Sebutan orang yang menyekutukan Allah

Klik halaman selanjutnya

(kri/nwy)

Sesungguhnya di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahihah, terdapat banyak dalil yang menunjukkan kewajiban beribadah hanya kepada Allah dan kebatilan beribadah kepada selain Allah. Hal ini menunjukkan bahwa dalil-dalil kewajiban bertauhid itu banyak jumlahnya. Demikian pula dalil-dalil ini sangatlah kuat, karena disebutkan tidak hanya dalam satu macam dalil saja.

Oleh karena itu amatlah kasihan para pelaku kesyirikan. Betapa tidak! Dalil-dalil yang demikian kuat dan gamblang, tidak mampu mereka pahami atau tidak mau menerimanya, padahal untuk memahaminya, tidak dibutuhkan kecerdasan yang tinggi dan konsentrasi yang berat. Jika seseorang itu benar-benar berhati bersih dan bersungguh-sungguh mencari kebenaran, maka dengan mudah mereka akan memahami kewajiban bertauhid dari dalil-dalil tersebut, atas izin Allah.

Allah Ta’ala mengingatkan kita,

Bagi orang-orang yang menyembah selain allah akan mendapat
Bagi orang-orang yang menyembah selain allah akan mendapat

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

(22) Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur`an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qomar: 22).

Imam Ath-Thabari rahimahullah menafsirkan ayat tersebut,

ولقد سهلنا القرآن وهوّناه لمن أراد التذكر به والاتعاظ { فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ} يقول: فهل من متعظ ومنـزجر بآياته

“Sungguh Kami telah memudahkan dan tidak menyulitkan (lafadz dan makna) Al-Qur`an bagi orang yang menginginkan peringatan dan pelajaran darinya maka adakah orang yang mengambil pelajaran. Allah mengingatkan bahwa adakah orang yang mengambil pelajaran dan menahan diri (dari melakukan larangan)?”

Dua metode pendalilan untuk kewajiban bertauhid

Perlu diketahui bahwa di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahihah terdapat dua metode pendalilan yang menunjukkan kewajiban beribadah kepada Allah (Tauhid) dan kebatilan beribadah kepada selain Allah (syirik), yaitu pendalilan dengan dalil-dalil umum dan dengan dalil-dalil khusus.

1. Dalil-dalil Umum

Yaitu dalil-dalil yang menunjukkan bahwa ibadah apapun tidak boleh dipersembahkan kepada selain Allah, namun harus dipersembahkan kepada Allah semata. Barangsiapa yang mempersembahkannya kepada selain Allah, maka ia musyrik kafir. Misalnya beberapa firman Allah berikut ini,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah selain Dia (QS. Al-Israa`: 23).

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu hanyalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kalian menyembah apapun (di dalamnya) di samping (menyembah) Allah” (QS. Al-Jin: 18).

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (QS. An-Nisa`: 36).

وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada Tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu” (QS. Al-Mu`minun: 117).

Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa satu saja dari peribadatan, apapun bentuknya, jika dipersembahkan kepada selain Allah, maka itu adalah kesyirikan dan pelakunya disebut musyrik kafir. Dengan demikian, kelompok dalil-dalil umum ini mencakup semua bentuk peribadatan.

[bersambung]

***

Penulis: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

[serialposts]

🔍 Tafsir Al Zalzalah, Kafir Setelah Beriman, Anak Yg Durhaka, Cara Mensucikan Najis Mugholadoh, Cara Mengirim Alfatihah Kepada Seseorang

Oleh :

Yudi Yansyah S.Pd.i

Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng

Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi

Assalamu`alaikum Wr. Wb

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ،  أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin rohimakumulloh

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah Swt yang telah memberikan kepada kita semua kesehatan, nikmat iman dan islam.

Kemudian tak lupa kita haturkan shalawat dan salam atas junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW., kepada keluarganya,shohabatnya dan kita sebagai umatnya.

Kemudian, saya mengajak segenap hadirin untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan agar kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung.

Hadirin rohimakumulloh

Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat, mudharat, membuat hukum syariat dan lain-lainnya. Syirik adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah yang meliputi tiga hal : uluhiyah, rububiyah, asma’ dan sifat.

Pertama, bentuk syirik di dalam Al Uluhiyyah

Yaitu kalau seseorang meyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Allah Swt  menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja. Firman Allah Swt :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)

“Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah : 21-22)

Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb nya dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain syahadat, shalat, zakat, shaum, haji, thawaf, doa, tawakal, khauf (takut), raja’ (berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari sesuatu), khusu’, khasyah, isti’adzah (berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar dan lain lain dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kedua, syirik di dalam Ar Rububiyyah

Yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat daripada orang-orang kafir terdahulu. Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan Latta. Sebagaimana Allah kisahkan mereka :

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗفَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).  (QS. Al-Ankabut : 61)

Firman Allah Ta’ala : Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.  (QS. Luqman : 25).

Ayat ini menunjukan orang musyrik terdahulu mengakui Allah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainya. Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.

Ketiga, bentuk syirik di dalam Al Asma’ wa Ash Shifat

Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya, meyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib. Firman Allah Swt :

عٰلِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلٰى غَيْبِهٖٓ اَحَدًاۙ

(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.? (QS. Al-Jin : 26)

Hadirin rohimakumulloh

Jenis-jenis syirik, yaitu : Pertama, syirik akbar

Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.

Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti :

takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya. Memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati. Mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah

Macam Syirik Besar:

a. Syirik dalam berdoa, Yaitu meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya.

Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya : “Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.  (QS.Faathir: 13-14)

b. Syirik dalam sifat Allah

Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta’ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya :

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59)

Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.

c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)

Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta’ala. Mengenai hal ini Allah Swt berfirman : “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).

Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubudiyah (cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.

d. Syirik dalam ketaatan

Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalalkan apa yang diharamkan Allah Ta’ala, atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya.

Mengenai hal ini Allah Swt berfirman : Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah.

(QS. At-Taubah: 31).

Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).

e. Syirik khauf (takut), yaitu :

1. Khauf Sirri;  yaitu takut kepada selain Allah Swt, berupa berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Swt berfirman : Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman. (QS. Ali Imran: 175).

2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya

Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah seseorang dari kamu menghinakan dirinya!” Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: “Yaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?”. Ia menjawab: “Karena takut kepada manusia!”. Allah berkata: “Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut”. (HR. Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih).

3. Takut secara tabiat

Takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.

f. Syirik Hulul ialah Percaya bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem.

g. Syirik Tasharruf ialah Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai pencipta dan pengatur alam semesta.

h. Syirik Hakimiyah

Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.

i. Syirik tawakkal, jenisnya yaitu:

1.Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk Musyrik.

2.Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk syirik ashghar.

3.Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah SWT, meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk.

j. Syirik niat dan maksud

Yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah SWT  berfirman : “Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Hud: 15-16).

Syirik ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.

k. Syirik Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Manusia.

Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepadaKu dan beriman kepada bintang”. (HR, Bukhari)

Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti yang banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya pengaruh bintang dan planet-planet tersebut maka dia telah musyrik. Jika ia membacanya sekedar untuk hiburan maka ia telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan dengan membaca hal-hal syirik. Disamping setan terkadang berhasil menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya kepada hal-hal syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan jalan menuju kemusyrikan.

Kedua, syirik ashghar yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak mengeluarkan dari agama, merupakan dosa besar yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar.

Macam-macam syirik asghar:

a. Zhahir (nyata)

Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad, Shahih).

Sabda Nabi SAW yang lain : “Janganlah kamu berkata: Atas kehendak Allah dan kehendak Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak Allah , kemudian kehendak Fulan”. (HR. Ahmad, Shahih).

Berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain ra menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat di tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya (yang terjemahannya): “Apakah ini?”.

Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi pun bersabda: “Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”. (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa diterima).

Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu (yang terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan wadaah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain: Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik.(Tamimah adalah sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat).

b. Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.

Hadirin rohimakumulloh

Adapun bahayanya syirik, yaitu: Pertama, syirik Ashghar (tidak mengeluarkan dari agama).

a. Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar.

Dari Abu Hurairah ra marfu (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Aku tidak butuh sekutu-sekutu dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (Riwayat Muslim)   

b. Terkena ancaman dari dalil-dalil tentang syirik, karena salaf menggunakan setiap dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk syirik ashghar.

c. Termasuk dosa besar yang terbesar.

Kedua, bahaya syirik akbar

a.            Kezhaliman terbesar.

“Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).

b.            Menghancurkan seluruh amal.

Firman Allah Ta’ala :  “Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65).

c.             Jika meninggal dalam keadaan syirik, tidak akan diampuni oleh Allah

Firman Allah Swt : Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, 116).

d.            Pelakunya diharamkan masuk surga.

Firman Allah Ta’ala :  “Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun”. (QS. Al-Maidah: 72).

e.            Kekal di dalam neraka.

Firman Allah Swt : “Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al-Bayyinah: 6).

f.             Syirik adalah dosa paling besar.

Firman Allah Ta’ala : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa: 116).

g.            Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah.

Allah Swt berfirman : “Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Araaf: 33).

h.            Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah.

Firman Allah Swt. : Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). ( QS. Al-Anam: 151 )

i.              Pelakunya adalah orang-orang najis (kotor) akidahnya.

Allah Swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis”. (QS. At-Taubah: 28).

Demikianlah mudah-mudahan  bermanfaat bagi para jamaah. Mohon maaf atas segala kekuranganya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Dibaca: 91 Kali