Mengapa harga laba residu mendorong orientasi jangka pendek

Oleh: Harry Andrian Simbolon SE., M.Ak., QIA

Perusahaan yang memiliki banyak pusat pertanggung-jawaban biasanya memilih satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan: sentralisasi atau desentralisasi. Desentralisasi adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.

Desentralisasi biasanya diujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu cara pembedaan divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi,  garis geografis atau berdasarkan jenis pertanggungjawaban yaitu: pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Pusat Investasi mencerminkan tingkat tertinggi desentralisasi, karena manajernya memiliki kebebasan untuk membuat beragam keputusan penting.

Desentralisasi memiliki banyak keunggulan:

  1. Manajemen puncak bebas dari pemecahan masalah harian dan terkonsentrasi pada strategi, pembuatan keputusan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dan pada masalah koordinasi.
  2. Memberikan pengalaman berharga bagi manajemen lebih bawah dalam pembuatan keputusan
  3. Manajer lebih bawah memiliki informasi yang lebih rinci terutama informasi local.
  4. Untuk memudahkan evaluasi kerja dikarenakan adanya kebebasan bagi manajer tingkat bawah.
  5. Mendorong manajer tingkat bawah untuk menunjukan kerja terbaik mereka, hal ini muncul karena semangat kerja mereka meningkat sehubungan dengan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab.

Disamping itu desentralisasi juga mempunyai kelemahan:

  1. Memungkinkan manajer membuat keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran keseluruhan dari perusahaan dikarenakan pemahaman yang sedikit mengenai strategi perusahaan.
  2. Kurang koordinasi bagi manajer-manejer yang memiliki otonomi.
  3. Manajer tingkat bawah dimungkinkan mempunyai tujuan yang berbeda dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan

Terdapat empat istilah kunci dalam penerapan desentralisasi: delegasi, wewenang, tanggungjawab dan akuntabilitas. Delegasi adalah pembagian kebawah tugas-tugas pekerjaan dan kekuasaan pengambilan keputusan terkait pada manajer didalam sebuah organisasi. Wewenang/otoritas adalah hak untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas yang diemban. Tanggungjawab adalah kewajiban penerima otoritas untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Akuntabilitas/pertanggungjawaban mengacu pada ukuran pencapaian hasil yang biasanya dipenuhi dengan cara pembuatan laporan kinerja berkala.

Dalam organisasi sebuah perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertanggung-jawaban dan tolok ukur kinerjanya. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi  yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab..

Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang mengolah input menjadi output. Input dan output yang dapat diukur dengan satuan uang disebut dengan biaya dan pendapatan.

Terdapat empat pusat pertanggungjawaban:

1. Pusat Biaya (Cost Centre)

Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan biaya.

2. Pusat Pendapatan (Revenue Centre)

Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan.

3. Pusat Laba (Profit Centre)

Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan dan biaya.

4. Pusat Investasi (Investment Centre)

Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi  manajernya diukur berdasarkan pendapatan, biaya dan investasi.

Peran Informasi dan Akuntabilitas

Informasi penting untuk para manajer yang bertanggung jawab terhadap hasil. Hal ini karena manajer tidak hanya mengendalikan tetapi juga harus mengetahui dan memahaminya.. Tanggungjawab juga mencakup akuntabilitas. Akuntabilitas secaara tidak langsung mencerminkan pengukuran kinerja, yang berbarti bahwa hasil aktual dibandingkan dengan  hasil yang diperkirakan.

Peran Informassi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian Kinerja Pusat Pertanggungjawaban.

Penilaian Kinerja Pusat Biaya

Infomasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja pusat biaya adalah biaya. Dalam hal ini terdapat masalah bahwa tidak ada biaya yang 100% dapat dikendalikan oleh manajer pusat biaya. Masalajh yang timbul adalah: biaya, hubungan biaya dengan pusat biaya, jangka waktu dan tanggungjawab ganda. Kinerja  pusat biaya terutama diukur berdasarkan efisiensi dan mutu

Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan

Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja adalah pendapatan.

Penilaian Kinerja Pusat Laba

Informasi akuntansi yang digunakan untuk penilaian kenerja pusat laba adalah pendapatan dan beban. Pendapatan adalah ukuran moneter dari keluaran-keluaran (output) dan beban adalah  ukuran moneter dari masukan (input) atau sumber daya yang dikonsumsi. Laba sebagai ukuran kinerja terutama berfaedah karena memungkinkan manajemen senior memakai ukuran yang lengkap. Setiap pusat laba merupakan unit yang relatip independen, manajer mempunyai pengendalian yang signifikan atas sebagian besar keputusan operasi yang berpengatuh terhadap laba.

Penilaian Kinerja Pusat Investasi

Informasi akuntansi yang digunakan untuk penilaian kinerja pusat investasi adalah pendapatan, biaya dan investasi . Alat ukur yang biasa digunakan adalah ROI dan RI. Dalam pusat investasi manajer memiliki tanggungjawab dan otoritas pengambilan keputusan yang mempengaruhi biaya, pendapatan dan investasi. Manajer pusat investasi mempunyai ekstensif untuk tindakan-tindakan seperti pembelian asset jangka panjang, penentuan syarat-syarat kredit, penentuan tingkat persediaan dan penetapan harga jual.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT BIAYA

Untuk dapat memberikan penilaian yang obyektip tentang biaya-biaya yang menjadi tanggungjawab pusat biaya, maka sistem pengendalian harus dibentuk dengan baik.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT LABA

Laporan pertanggungjawaban pusat laba dalam bentuk laporan Laba – Rugi. Kinerja pusat laba dinilai dari segi profitabilitasnya, hal ini untuk memotivasi manajer memusatkan perhatiannya pada cara-cara memaksimalkan profitabuilitas pusat laba.. Pada umumnya pelaporan laba dibatasi hanya pada unit organisasional yang mempunyai kendali atas pendapatan. Laporan Rugi-Laba harus membedakan antara unsur-unsur yang dapat dikendalikan langung oleh manajer dan unsur-unsur yang tidak dapat dikendalikan.

Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah beban Kantor Pusat yang berupa Jasa Kantor Pusat yang meliputi departemen Kantor Pusat yang menyediakan jasa bagi devisi-devisi perusahaan dan beban administrasi Kantor Pusat yang meliputi jasa yang memberikan faedah bagi perusahaan secara keseluruhan. Apabila biaya yang dikeluarkan pada tingkat Kantor Pusat dialokasikan kepada Pusat Laba dan Pusat Investasi, maka biaya tersebut menjadi beban yang mengurangi laba aktual dan laba dianggarkan dari pusat pertanggungjawaban tersebut.

Jasa Kantor Pusat langsung dibebankan ke divisi-divisi, sedangkan biaya administrasi dialokasikan. Beban langsung dianggap terkendalikan. Maka dari itu laba operasi terkendalikan (controllable operating income) dihitung dengan mengurangkan beban langsung dari laba operasi divisi. Biaya yang dialokasikan dari Kantor Pusat dianggap tidak terkendalikan oleh manajer divisi, oleh karena itu untuk menentukan laba bersih divisi maka biaya alokasi tersebut dikurangkan dari laba operasi terkendalikan.

Seringkali perusahaan besar memertahankan jasa tertentu dibawah administrasi kantor pusat dengan maksud mempertahankan skala ekonomis. Kadangkala manajer divisi memegang kendali atas kuantitas pembelian jasa pusat, tetapi tidak untuk sumber jasanya. Dalam situasi demikian biaya jasa pusat umumnya dianggap terkendalikan sekalipun manajer tidak mempunyai pilihan atas siapa yang akan melakukan jasa tersebut.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT INVESTASI

Kita perlu membedakan antara evaluasi terhadap pusat investasi dan evaluasi terhadap menejer yang mengelolanya. Kemampuan suatu divisi menghasilkan suatu kinerja yang baik tidak terlepas dari upaya-upaya manajernya.

Manajer pusat investasi mengemban tanggung jawab atas pendapatan, baban dan laba operasi terkendalikan  yang dihubungkan dengan investasi yang digunakan.. Karena beban tersebut maka manajer pusat investasi memikul tanggung jawab mendulang laba yang konsisten dengan besarnya aktiva yang ditanamkan dalam divisinya.

Sebagian besar divisi perusahaan dapat diperlakukan sebagai pusat laba dan sekaligus pusat investasi. Seandainya manajer divisi dapat mempengaruhi secara signifikan keputusan-keputusan yang mempengaruhi investasi dalam aktiva divisional yang dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap sebagai pusat investasi. Apabila manajer divisi tidak dapat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, maka divisi tersebut diperlakukan sebagai pusat laba. Anak perusahaan biasanya diperlakukan sebagai pusat investasi.

Ukuran yang biasa digunakan adalah Return on Investment dan Residual Income.

Return On Investment (ROI)

Divisi yang menjadi pusat investasi mempunyai laporan rugi-laba dan neraca sendiri. Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang bermanfaat, ukuran ini tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan dalam setiap pusat investasi. Karena manajer pusat investasi juga bertanggungjawab  untuk mengendalikan asset yang ditanam dalam pusat pertanggungjawabannya, maka manajer harus memikul tanggungjawab atas penggunaan asset tersebut.

ROI didifinisikan sebagai pendapatan operasi neto dibagi dengan rata-rata aktiva operasional

R O I    = Laba Neto Operasi / Rata-Rata Aktiva Opersional

Laba Neto Operasi adalah pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) Aktiva operasional mencakup kas, piutang, inventasir, bangunan/pabrik dan peralatan, dan aktiva lain yang dipertahankan perusahaan dan digunakan untuk aktivitas produktif.

Rumus ROI dapat dinyatakan sebagai berikut:

R O I            = Profit Margin      X          Perputaran Aktiva

Laba Neto Operasi                        Penjualan

=  ————————–     X    ——————————-

Penjualan                         Rata-rata Aset Operasi

Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh manajer pusat investasi untuk menaikan ROI, yaitu:

  1. Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya guna meningkatkan profit margin.
  2. Mengurangi aktiva guna meningkatkan rasio perputaran aktiva.
  3. Meningkatkan penjualan yang dengan sendirinya akan mengatrol laba bersih.

Bagi perusahaan yang melaporkan laba terkendali secara terpisah dari laba operasi bersih, maka kalkulasi tingkat imbalan haruslah memakai laba operasi terkendali sebagai factor pembilang rumus ROI.

Kebaikan ROI:

  1. ROI mendorong manajer Devisi memperhatikan hubungan antara penjualan, biaya dan investasi.
  2. ROI mendorong manajer Devisi untuk menghemat biaya.
  3. ROI mencegah investasi yang dipandang berlebihan, dalam hal ini manajer akan mengurangi aktiva yang tidak produktif yang diharapkan akan mengurangi biaya operasi.

Kelemahan ROI:

  1. ROI mendorong manajer untuk tidak melakukan investasi yang menurunkan ROI rata-rata Divisi meskipun investasi tersebut sebenarnya akan menaikkan laba perusahaan secara keseluruhan.
  2. ROI mendorong manajer untuk menfokuskan laba jangka pendek yang akan merugikan perusahaan dalam jangka panjang.

Laba Residu

Adalah laba neto operasi yang diperoleh pusat investasi diatas kembalian minimal dari aktiva operasional yang digunakan Tujuan penggunaan Laba Residual atau nilai tambah ekonomis (Economis Value Added/EVA) adalah memaksimalkan jumlah total laba redisu atau nilai tambah ekonomi, dan tidak untuk memaksimalkan ROI secara keseluruhan.

Contoh:

PT LEWE mempunyai total nilai rata-rata aktiva operasional sebesar Rp. 25.000.000,- dengan laba operasi neto Rp.  5.000.000,- dan tingkat pengembalian minimal yang ditetapkan 15%, maka besarnya laba residu dapat dihitung:

Laba Neto Operasi                                 Rp. 5.000.000,-

Pengembalian Minimal 15 %

15% X Rp. 5.000.000,-                       Rp. 3.750.000,-

Laba Residu                                              Rp. 1.250.000,-

Kebaikan RI:

  1. Keunggulan utama dari RI adalah dapat diterimanya usulan investasi yang telah ditolak dengan ROI, walaupun investasi tersebut dapat menaikan laba perusahaan secara keseluruhan tetapi ROI rata-rata Divisi turun.
  2. RI dapat menggunakan kembalian minimum yang berbeda-beda untuk berbagai jenis aktiva.

Kelemahan RI:

  1. RI, sebagaimana ROI dapat mendorong manajer untuk berpandangan jangka pendek.
  2. RI adalah ukuran profitabilitas absolut, hal ini akan menghasilkan penilaian prestasi yang tidak adil apabila kedua  Divisi tersebut mempunyai Investasi yang berbeda. Untuk mengatasinya maka diperlukan mengukur Residual Return yang menghubungkan RI dengan Investasi.

PENGUKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA MANAJER

Alasaan utama membedakan  bahwa kinerja divisi tidak sama dengan kinerja manajer adalah bahwa kinerja divisi biasanya berkaitan dengan factor-faktor yang berada diluar kendali manajer. Jadi adalah perlu untuk mengkaitkan kompensasi manajerial dengan faktor-faktor yang berada dalam kendali manajer. Permasalahan yang sering terjadi adalah sering terjadi bahwa manajer tidak bekerja dengan kemampuan baiknya karena tiga alasan berikut:

  1. Manajer mungkin kurang mempunyai kemampuan
  2. Manajer mungkin lebih suka bekerja kurang dari yang dibutuhkan
  3. Manajer mungkin bekerja hanya untuk memanfaatkan perkuisit

Merlihat alasan tersebut maka perlu disusun satu sistem pembayaran insentif yang terstuktur dengan baik dan mampu membantu upaya-upaya menciptakan kesesuaian tujuan antara manajer dan pemilik.

Tujuan kompensasi manajemen biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Beberapa bentuk penghargaan manajerial adalah:

1. Kompensasi Kas. Kompensasi ini meliputi gaji dan bonus. Komopensasi gaji lebih sulit untuk mengubahnya dibanding dengan bonus. Kompensasi bonus dianggap lebih flesibel. Dalam praktek banyak yang menggunakan kombinasi dari keduaanya.

2. Opsi Saham, yaitu suatu hak untuk membeli sejumlah tertentu saham perusahaan dengan harga tertentu. Pemberian opsi ini biasanya diikuti dengan syarat-syarat kinerja yang ketat.

3. Kompensasi berdasarkan laba. Ukuran kinerja tunggal seringkali memancing munculnya perilaku spekulatif manajerial. Bonus dalam bentuk kas dan opsi saham mampu mendorong terciptanya perilajku yang berorienatasi jangka pendek. Untuk mendorong orientasi jangka panjang, banyak perusahaan yang mendesak eksekutif puncaknya untuk membeli dan memiliki saham perusahaan dalam jumlah tertentu.

4. Kompensasi nonkas.

HARGA TRANSFER

Dalam sebuah perusahaan yang terdesentraslisasi sering terjadi bahwa keluaran dari sebuah divisi akan digunakan sebagai masukan bagi divisi lain. Persoalan yang muncul adalah, bagaimanakah menentukan nilai keluaran yang ditransfer antar divisi dalam satu perusahaan tersebut?

Harga  transfer mengukur nilai produk yang diserahkan oleh pusat laba kepada pusat pertanggungjawaban/pusat laba lain dalam sebuah perusahaan. Harga transfer ditetapkan untuk produk-produk antara.

Harga Transfer adalah harga jual atau biaya yang akan dipakai dalam pertukaran antar devisi penjual dan divisi pembeli.  Bagi divisi penjual/pemasok, harga transfer tersebut akan merupakan pendapatan dan bagi divisi pembeli harga transfer tersebut akan merupakan biaya. Oleh karena itu harga transfer akan mempengaruhi laba baik bagi divisi penjual maupun divisi pembeli.

Sistem penentuan harga transfer harus memenuhi 3 (tiga) tujuan berikut ini:

  1. Evaluasi prestasi divisi secara akurat, yang berarti tidak satupun manajer divisi yang memperoleh keuntungan dengan mengorbankan manajer divisi lain.
  2. Keselarasan tujuan antara divisi dan perusahaan,. Dalam arti bahwa manajer divisi mengambil keputusan yang akan memaksimumkan laba perusahaan dengan memaksimumkan laba divisinya.
  3. Tetap terjaganya otonomi divisi, dalam arti tidak ada campur tangan manajemen puncak terhadap kebebasan manajer divisi dalam pengambilan keputusan.

Karena setiap divisi yang dibentuk oleh perusahaan diukur kinerjanya berdasarkan pada laba yang diperoleh oleh masing-masing divisi yang bersangkutan, maka dalam penentuan harga transfer terdapat dua masalah yang harus dirundingkan:

  1. Dasar yang digunakan sebagai landasan penentuan harga transfer
  2. Besarnya laba yang akan diperhitungkan dalam penetuan harga transfer.

Dasar Penentuan Harga Tranfer

Penentuan harga tranfer dapat mendasarkan pada harga pasar,  dan harga transfer atas dasar biaya. Jika harga transfer didasarkan pada biaya, maka dasar biaya yang digunakan adalah biaya penuh standar atau biaya penuh sesungguhnya.

Laba yang diperhitungkan dalam harga Transfer

Dalam menentukan besarnya laba yang akan diperhitungkan dalam harga transfer, maka  baik divisi penjual maupun divisi pembeli harus memperhatikan dua faktor berikut:

  1. Dasar yang digunakan untuk menentukan laba. Hal ini dapat dinyatakan dalam prosentase tertentu dari biaya penuh atau aktiva penuh.. Jika aktiva penuh yang digunakan sebagai dasar, maka yang harus dipertimbangkan adalah: jenis aktiva yang diperhitungkan dan cara penilaian aktiva yang digunakan sebagai dasar.
  2. Besarnya laba yang akan diperhitungkan dalam penentuan harga transfer tersebut.

Metode Penentuan Harga Transfer

Sesui dengan dasar yang digunakan dalam penetuan harga transfer, maka terdapat dua metode yang digunakan dalam menghitung harga transfer:

1. Harga Pasar

Harga pasar akan digunakan sebagai dasar jika produk yang ditransfer tersebut mempunyai harga pasar. Harga pasar tersebut merupakan biaya kesempatan baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli

Pada umumnya harga transfer ditetapkan berdasarkan harga pasar minus, karena hal-hal berikut:

  1. Kuantitas produk yang ditransfer antar divisi tersebut umumnya cukup besar, sehingga menimbulkan penghematan bagi divisi penjual, untuk itu potongan volume seringkali digunakan.
  2. Divisi penjual tidak akan mengeluarkan biaya iklan, promosi penjualan, komisi penjualan, biaya penagihan, sehingga biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari harga pasar.
  3. Jika transfer langsung dikirim dari departemen produksi divisi penjual, maka biaya simpan (gudang) tidak perlu diperhitungkan dalam penentuan harga transfer tersebut.

Kelemahan yang ada pada harga transfer berdasar harga pasar adalah:

  1. Tidak semua produk mempunyai harga pasar
  2. Harga pasar tidak selalu sama dengan harga yang tercantum dalam daftar harga. Kesulitan muncul kalau harga pasar sangat berfluktuasi.
  3. Divisi penjual mempunyai pasar yang pasti. Oleh karena itu penghematan biaya yang muncul sebaiknya tidak dinikmati oleh divisi penjual saja tetapi juga harus dinikmati oleh divisi pembeli.

2. Harga Transfer atas dasar Biaya

Biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer dapat berupa biaya penuh standar atau biaya penuh sesungguhnya.

Jika biaya penuh standar yang digunakan, hal ini  akan memberikan keuntungan bagi duivisi pembeli karena divisi pembeli tidak dibebani dengan kemungkinan terjadinya ketidakefisienan biaya yang terjadi di divisi penjual . Harga transfer ini dapat menimbulkan keengganan divisi penjual untuk menaikan efisiensi produksinya. Efisiensi divisi penjual akan mengakibatkan turunnya harga transfer dan hal ini akan mengakibatkan laba divisi penjual akan turun.   Agar memberikan dorongan bagi divisi penjual untuk menaikan efisiensi produksinya, maka penurunan biaya standar tidak segera digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer. Divisi penjual diberi kesempatan untuk menikmati tambahan laba dari hasil peningkatan efisiensi produksinya.

Jika biaya penuh sesungguhnya yang dugunakan sebagai dasar penentuan harga transfer, maka akan terjadi bahwa divisi pembeli akan menikmati ketidakefisienan yang terjadi di divisi penjual. Oleh karena itu biaya ini sebaiknya tidak digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer.

Jika biaya digunakan sebagai penentuan harga transfer, maka tiga hal dibawah ini perlu dipertimbangankan oleh manajer:

  1. Metode penentuan harga transfer tersebut harus senantiasa mendorong divisi penjual meningkatkan efiseinsi produksinya.
  2. Metode tersebut harus dapat memisahkan tanggungjawab masing-masing divisi yang terlibat dalam penentuan harga transfer
  3. Harus dilakukan negosiasi antar divisi yang terlibat.

Kelemahan harga transfer atas dasar biaya adalah:

  1. Harus ada persetujuan antar divisi penjual dan divisi pembeli  tentang biaya apa yang boleh dimasukkan sebagai dasar.
  2. Perhitungan Return On Investment

Harga Transfer Negosiasi

Dalam beberapa organisasi memperkenankan divisi penjual dan divisi pembeli untuk menegosiasikan harga transfer. Hal ini terjadi karena bahwa pasar dengan persaingan sempurna jarang ada. Harga transfer negosiasi  mencerminkan perspektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggung-jawaban, karena setiap divisi akhirnya bertanggungjawab atas harga transfer yang dinegosiasikannya.

Harga transfer negosiasi seharusnya ditetapkan tidak lebih murah dari biaya variable  dan tidak lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar (apabila ada). Harga transfer negosiasi biasanya dipengaruhi oleh apakah biaya tetap sudah tertutupi atau belum, apakah divisi penjual beroprasi pada kapasitas penuh atau tidak, dan seberapa kuat daya tawar menawar divisi penjual dan divisi pembeli.

Kelemahan Harga Transfer Negosiasi:

  1. Manajer divisi tertentu dapat mengambil manfaat dari manajer divisi lain, sehingga manajer divisi lain tersebut dapat dirugikan. Hal ini terjadi apabila manajer tertentu mempunyai informasi pribadi yang lebih lengkap dibandingkan informasi yang dimiliki manajer divisi lain.
  2. Ukuran kinerja bisa terdistorsi oleh kecakapan negosiasi manajer-manajer tertentu.
  3. Negosiasi memungkinkan memakan banyak waktu, tenaga dan biaya.

Keunggulan Harga Transfer Negosiasi:

Terlepas dari kelemahan  yang dimilikinya, harga transfer negosiasi menawarkan harapan untuk mencapai tiga tujuan penentuan harga transfer, yaitu:

  1. Evaluasi prestasi divisi secara akurat
  2. Keselarasan tujuan antara divisi dan perusahaan secara keseluruhan
  3. Tetap terjaganya otonomi divisi.

Bagaimana cara menghitung residual income sebagai ukuran kinerja pusat investasi?

Cara Menghitung Residual Income.
RI = laba operasi bersih – (tingkat pengembalian minimal x aktiva operasi).
RI = laba operasi bersih – (biaya modal rata-rata tertimbang x aktiva operasi).

Apa yang dimaksud dengan laba residu?

Residual income adalah laba dari usaha yang diperoleh dari dana yang berkembang di atas harta yang dimiliki perusahaan atau didapatkan dari pusat investasi yang sebanding. Kita juga bisa menyebutnya dengan laba residu.

Mengapa perusahaan menggunakan ROI untuk menilai kinerja pusat investasi?

– Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan, sehingga dapat mengurangi investasi pada penggunaan aset yang berlebihan.

Apa kelemahan ROI sebagai ukuran kinerja pusat investasi?

Namun, penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROI (Return on Investment) memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya (laba perusahaan) sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah ...