Oleh: Harry Andrian Simbolon SE., M.Ak., QIA Show Perusahaan yang memiliki banyak pusat pertanggung-jawaban biasanya memilih satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan: sentralisasi atau desentralisasi. Desentralisasi adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Desentralisasi biasanya diujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu cara pembedaan divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi, garis geografis atau berdasarkan jenis pertanggungjawaban yaitu: pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Pusat Investasi mencerminkan tingkat tertinggi desentralisasi, karena manajernya memiliki kebebasan untuk membuat beragam keputusan penting. Desentralisasi memiliki banyak keunggulan:
Disamping itu desentralisasi juga mempunyai kelemahan:
Terdapat empat istilah kunci dalam penerapan desentralisasi: delegasi, wewenang, tanggungjawab dan akuntabilitas. Delegasi adalah pembagian kebawah tugas-tugas pekerjaan dan kekuasaan pengambilan keputusan terkait pada manajer didalam sebuah organisasi. Wewenang/otoritas adalah hak untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas yang diemban. Tanggungjawab adalah kewajiban penerima otoritas untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Akuntabilitas/pertanggungjawaban mengacu pada ukuran pencapaian hasil yang biasanya dipenuhi dengan cara pembuatan laporan kinerja berkala. Dalam organisasi sebuah perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertanggung-jawaban dan tolok ukur kinerjanya. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang mengolah input menjadi output. Input dan output yang dapat diukur dengan satuan uang disebut dengan biaya dan pendapatan. Terdapat empat pusat pertanggungjawaban: 1. Pusat Biaya (Cost Centre) Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan biaya. 2. Pusat Pendapatan (Revenue Centre) Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan. 3. Pusat Laba (Profit Centre) Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan dan biaya. 4. Pusat Investasi (Investment Centre) Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan, biaya dan investasi. Peran Informasi dan AkuntabilitasInformasi penting untuk para manajer yang bertanggung jawab terhadap hasil. Hal ini karena manajer tidak hanya mengendalikan tetapi juga harus mengetahui dan memahaminya.. Tanggungjawab juga mencakup akuntabilitas. Akuntabilitas secaara tidak langsung mencerminkan pengukuran kinerja, yang berbarti bahwa hasil aktual dibandingkan dengan hasil yang diperkirakan. Peran Informassi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian Kinerja Pusat Pertanggungjawaban. Penilaian Kinerja Pusat BiayaInfomasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja pusat biaya adalah biaya. Dalam hal ini terdapat masalah bahwa tidak ada biaya yang 100% dapat dikendalikan oleh manajer pusat biaya. Masalajh yang timbul adalah: biaya, hubungan biaya dengan pusat biaya, jangka waktu dan tanggungjawab ganda. Kinerja pusat biaya terutama diukur berdasarkan efisiensi dan mutu Penilaian Kinerja Pusat PendapatanInformasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja adalah pendapatan. Penilaian Kinerja Pusat LabaInformasi akuntansi yang digunakan untuk penilaian kenerja pusat laba adalah pendapatan dan beban. Pendapatan adalah ukuran moneter dari keluaran-keluaran (output) dan beban adalah ukuran moneter dari masukan (input) atau sumber daya yang dikonsumsi. Laba sebagai ukuran kinerja terutama berfaedah karena memungkinkan manajemen senior memakai ukuran yang lengkap. Setiap pusat laba merupakan unit yang relatip independen, manajer mempunyai pengendalian yang signifikan atas sebagian besar keputusan operasi yang berpengatuh terhadap laba. Penilaian Kinerja Pusat InvestasiInformasi akuntansi yang digunakan untuk penilaian kinerja pusat investasi adalah pendapatan, biaya dan investasi . Alat ukur yang biasa digunakan adalah ROI dan RI. Dalam pusat investasi manajer memiliki tanggungjawab dan otoritas pengambilan keputusan yang mempengaruhi biaya, pendapatan dan investasi. Manajer pusat investasi mempunyai ekstensif untuk tindakan-tindakan seperti pembelian asset jangka panjang, penentuan syarat-syarat kredit, penentuan tingkat persediaan dan penetapan harga jual. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT BIAYAUntuk dapat memberikan penilaian yang obyektip tentang biaya-biaya yang menjadi tanggungjawab pusat biaya, maka sistem pengendalian harus dibentuk dengan baik. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT LABALaporan pertanggungjawaban pusat laba dalam bentuk laporan Laba – Rugi. Kinerja pusat laba dinilai dari segi profitabilitasnya, hal ini untuk memotivasi manajer memusatkan perhatiannya pada cara-cara memaksimalkan profitabuilitas pusat laba.. Pada umumnya pelaporan laba dibatasi hanya pada unit organisasional yang mempunyai kendali atas pendapatan. Laporan Rugi-Laba harus membedakan antara unsur-unsur yang dapat dikendalikan langung oleh manajer dan unsur-unsur yang tidak dapat dikendalikan. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah beban Kantor Pusat yang berupa Jasa Kantor Pusat yang meliputi departemen Kantor Pusat yang menyediakan jasa bagi devisi-devisi perusahaan dan beban administrasi Kantor Pusat yang meliputi jasa yang memberikan faedah bagi perusahaan secara keseluruhan. Apabila biaya yang dikeluarkan pada tingkat Kantor Pusat dialokasikan kepada Pusat Laba dan Pusat Investasi, maka biaya tersebut menjadi beban yang mengurangi laba aktual dan laba dianggarkan dari pusat pertanggungjawaban tersebut. Jasa Kantor Pusat langsung dibebankan ke divisi-divisi, sedangkan biaya administrasi dialokasikan. Beban langsung dianggap terkendalikan. Maka dari itu laba operasi terkendalikan (controllable operating income) dihitung dengan mengurangkan beban langsung dari laba operasi divisi. Biaya yang dialokasikan dari Kantor Pusat dianggap tidak terkendalikan oleh manajer divisi, oleh karena itu untuk menentukan laba bersih divisi maka biaya alokasi tersebut dikurangkan dari laba operasi terkendalikan. Seringkali perusahaan besar memertahankan jasa tertentu dibawah administrasi kantor pusat dengan maksud mempertahankan skala ekonomis. Kadangkala manajer divisi memegang kendali atas kuantitas pembelian jasa pusat, tetapi tidak untuk sumber jasanya. Dalam situasi demikian biaya jasa pusat umumnya dianggap terkendalikan sekalipun manajer tidak mempunyai pilihan atas siapa yang akan melakukan jasa tersebut. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT INVESTASIKita perlu membedakan antara evaluasi terhadap pusat investasi dan evaluasi terhadap menejer yang mengelolanya. Kemampuan suatu divisi menghasilkan suatu kinerja yang baik tidak terlepas dari upaya-upaya manajernya. Manajer pusat investasi mengemban tanggung jawab atas pendapatan, baban dan laba operasi terkendalikan yang dihubungkan dengan investasi yang digunakan.. Karena beban tersebut maka manajer pusat investasi memikul tanggung jawab mendulang laba yang konsisten dengan besarnya aktiva yang ditanamkan dalam divisinya. Sebagian besar divisi perusahaan dapat diperlakukan sebagai pusat laba dan sekaligus pusat investasi. Seandainya manajer divisi dapat mempengaruhi secara signifikan keputusan-keputusan yang mempengaruhi investasi dalam aktiva divisional yang dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap sebagai pusat investasi. Apabila manajer divisi tidak dapat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, maka divisi tersebut diperlakukan sebagai pusat laba. Anak perusahaan biasanya diperlakukan sebagai pusat investasi. Ukuran yang biasa digunakan adalah Return on Investment dan Residual Income. Return On Investment (ROI) Divisi yang menjadi pusat investasi mempunyai laporan rugi-laba dan neraca sendiri. Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang bermanfaat, ukuran ini tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan dalam setiap pusat investasi. Karena manajer pusat investasi juga bertanggungjawab untuk mengendalikan asset yang ditanam dalam pusat pertanggungjawabannya, maka manajer harus memikul tanggungjawab atas penggunaan asset tersebut. ROI didifinisikan sebagai pendapatan operasi neto dibagi dengan rata-rata aktiva operasional R O I = Laba Neto Operasi / Rata-Rata Aktiva Opersional Laba Neto Operasi adalah pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) Aktiva operasional mencakup kas, piutang, inventasir, bangunan/pabrik dan peralatan, dan aktiva lain yang dipertahankan perusahaan dan digunakan untuk aktivitas produktif. Rumus ROI dapat dinyatakan sebagai berikut: R O I = Profit Margin X Perputaran Aktiva Laba Neto Operasi Penjualan = ————————– X ——————————- Penjualan Rata-rata Aset Operasi Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh manajer pusat investasi untuk menaikan ROI, yaitu:
Bagi perusahaan yang melaporkan laba terkendali secara terpisah dari laba operasi bersih, maka kalkulasi tingkat imbalan haruslah memakai laba operasi terkendali sebagai factor pembilang rumus ROI. Kebaikan ROI:
Kelemahan ROI:
Laba ResiduAdalah laba neto operasi yang diperoleh pusat investasi diatas kembalian minimal dari aktiva operasional yang digunakan Tujuan penggunaan Laba Residual atau nilai tambah ekonomis (Economis Value Added/EVA) adalah memaksimalkan jumlah total laba redisu atau nilai tambah ekonomi, dan tidak untuk memaksimalkan ROI secara keseluruhan. Contoh: PT LEWE mempunyai total nilai rata-rata aktiva operasional sebesar Rp. 25.000.000,- dengan laba operasi neto Rp. 5.000.000,- dan tingkat pengembalian minimal yang ditetapkan 15%, maka besarnya laba residu dapat dihitung: Laba Neto Operasi Rp. 5.000.000,- Pengembalian Minimal 15 % 15% X Rp. 5.000.000,- Rp. 3.750.000,- Laba Residu Rp. 1.250.000,- Kebaikan RI:
Kelemahan RI:
PENGUKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA MANAJER Alasaan utama membedakan bahwa kinerja divisi tidak sama dengan kinerja manajer adalah bahwa kinerja divisi biasanya berkaitan dengan factor-faktor yang berada diluar kendali manajer. Jadi adalah perlu untuk mengkaitkan kompensasi manajerial dengan faktor-faktor yang berada dalam kendali manajer. Permasalahan yang sering terjadi adalah sering terjadi bahwa manajer tidak bekerja dengan kemampuan baiknya karena tiga alasan berikut:
Merlihat alasan tersebut maka perlu disusun satu sistem pembayaran insentif yang terstuktur dengan baik dan mampu membantu upaya-upaya menciptakan kesesuaian tujuan antara manajer dan pemilik. Tujuan kompensasi manajemen biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Beberapa bentuk penghargaan manajerial adalah: 1. Kompensasi Kas. Kompensasi ini meliputi gaji dan bonus. Komopensasi gaji lebih sulit untuk mengubahnya dibanding dengan bonus. Kompensasi bonus dianggap lebih flesibel. Dalam praktek banyak yang menggunakan kombinasi dari keduaanya. 2. Opsi Saham, yaitu suatu hak untuk membeli sejumlah tertentu saham perusahaan dengan harga tertentu. Pemberian opsi ini biasanya diikuti dengan syarat-syarat kinerja yang ketat. 3. Kompensasi berdasarkan laba. Ukuran kinerja tunggal seringkali memancing munculnya perilaku spekulatif manajerial. Bonus dalam bentuk kas dan opsi saham mampu mendorong terciptanya perilajku yang berorienatasi jangka pendek. Untuk mendorong orientasi jangka panjang, banyak perusahaan yang mendesak eksekutif puncaknya untuk membeli dan memiliki saham perusahaan dalam jumlah tertentu. 4. Kompensasi nonkas. HARGA TRANSFERDalam sebuah perusahaan yang terdesentraslisasi sering terjadi bahwa keluaran dari sebuah divisi akan digunakan sebagai masukan bagi divisi lain. Persoalan yang muncul adalah, bagaimanakah menentukan nilai keluaran yang ditransfer antar divisi dalam satu perusahaan tersebut? Harga transfer mengukur nilai produk yang diserahkan oleh pusat laba kepada pusat pertanggungjawaban/pusat laba lain dalam sebuah perusahaan. Harga transfer ditetapkan untuk produk-produk antara. Harga Transfer adalah harga jual atau biaya yang akan dipakai dalam pertukaran antar devisi penjual dan divisi pembeli. Bagi divisi penjual/pemasok, harga transfer tersebut akan merupakan pendapatan dan bagi divisi pembeli harga transfer tersebut akan merupakan biaya. Oleh karena itu harga transfer akan mempengaruhi laba baik bagi divisi penjual maupun divisi pembeli. Sistem penentuan harga transfer harus memenuhi 3 (tiga) tujuan berikut ini:
Karena setiap divisi yang dibentuk oleh perusahaan diukur kinerjanya berdasarkan pada laba yang diperoleh oleh masing-masing divisi yang bersangkutan, maka dalam penentuan harga transfer terdapat dua masalah yang harus dirundingkan:
Dasar Penentuan Harga TranferPenentuan harga tranfer dapat mendasarkan pada harga pasar, dan harga transfer atas dasar biaya. Jika harga transfer didasarkan pada biaya, maka dasar biaya yang digunakan adalah biaya penuh standar atau biaya penuh sesungguhnya. Laba yang diperhitungkan dalam harga TransferDalam menentukan besarnya laba yang akan diperhitungkan dalam harga transfer, maka baik divisi penjual maupun divisi pembeli harus memperhatikan dua faktor berikut:
Metode Penentuan Harga TransferSesui dengan dasar yang digunakan dalam penetuan harga transfer, maka terdapat dua metode yang digunakan dalam menghitung harga transfer: 1. Harga Pasar Harga pasar akan digunakan sebagai dasar jika produk yang ditransfer tersebut mempunyai harga pasar. Harga pasar tersebut merupakan biaya kesempatan baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli Pada umumnya harga transfer ditetapkan berdasarkan harga pasar minus, karena hal-hal berikut:
Kelemahan yang ada pada harga transfer berdasar harga pasar adalah:
2. Harga Transfer atas dasar Biaya Biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer dapat berupa biaya penuh standar atau biaya penuh sesungguhnya. Jika biaya penuh standar yang digunakan, hal ini akan memberikan keuntungan bagi duivisi pembeli karena divisi pembeli tidak dibebani dengan kemungkinan terjadinya ketidakefisienan biaya yang terjadi di divisi penjual . Harga transfer ini dapat menimbulkan keengganan divisi penjual untuk menaikan efisiensi produksinya. Efisiensi divisi penjual akan mengakibatkan turunnya harga transfer dan hal ini akan mengakibatkan laba divisi penjual akan turun. Agar memberikan dorongan bagi divisi penjual untuk menaikan efisiensi produksinya, maka penurunan biaya standar tidak segera digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer. Divisi penjual diberi kesempatan untuk menikmati tambahan laba dari hasil peningkatan efisiensi produksinya. Jika biaya penuh sesungguhnya yang dugunakan sebagai dasar penentuan harga transfer, maka akan terjadi bahwa divisi pembeli akan menikmati ketidakefisienan yang terjadi di divisi penjual. Oleh karena itu biaya ini sebaiknya tidak digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer. Jika biaya digunakan sebagai penentuan harga transfer, maka tiga hal dibawah ini perlu dipertimbangankan oleh manajer:
Kelemahan harga transfer atas dasar biaya adalah:
Harga Transfer NegosiasiDalam beberapa organisasi memperkenankan divisi penjual dan divisi pembeli untuk menegosiasikan harga transfer. Hal ini terjadi karena bahwa pasar dengan persaingan sempurna jarang ada. Harga transfer negosiasi mencerminkan perspektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggung-jawaban, karena setiap divisi akhirnya bertanggungjawab atas harga transfer yang dinegosiasikannya. Harga transfer negosiasi seharusnya ditetapkan tidak lebih murah dari biaya variable dan tidak lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar (apabila ada). Harga transfer negosiasi biasanya dipengaruhi oleh apakah biaya tetap sudah tertutupi atau belum, apakah divisi penjual beroprasi pada kapasitas penuh atau tidak, dan seberapa kuat daya tawar menawar divisi penjual dan divisi pembeli. Kelemahan Harga Transfer Negosiasi:
Keunggulan Harga Transfer Negosiasi: Terlepas dari kelemahan yang dimilikinya, harga transfer negosiasi menawarkan harapan untuk mencapai tiga tujuan penentuan harga transfer, yaitu:
Bagaimana cara menghitung residual income sebagai ukuran kinerja pusat investasi?Cara Menghitung Residual Income. RI = laba operasi bersih – (tingkat pengembalian minimal x aktiva operasi). RI = laba operasi bersih – (biaya modal rata-rata tertimbang x aktiva operasi). Apa yang dimaksud dengan laba residu?Residual income adalah laba dari usaha yang diperoleh dari dana yang berkembang di atas harta yang dimiliki perusahaan atau didapatkan dari pusat investasi yang sebanding. Kita juga bisa menyebutnya dengan laba residu.
Mengapa perusahaan menggunakan ROI untuk menilai kinerja pusat investasi?– Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan, sehingga dapat mengurangi investasi pada penggunaan aset yang berlebihan.
Apa kelemahan ROI sebagai ukuran kinerja pusat investasi?Namun, penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROI (Return on Investment) memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya (laba perusahaan) sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah ...
|