Mengapa darah yang ada di dalam tubuh kita perlu disaring?

Mengapa darah yang ada di dalam tubuh kita perlu disaring?
09 Maret 2022, 26205 kali dilihat Index

Ginjal kita, yaitu sistem penyaringan alami tubuh kita, melakukan banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, sisa senyawa kimia disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan) sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut sebagai glomeruli. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit ginjal, lihat Lembaran Informasi (LI) 651.

Banyak kerusakan dapat berpengaruh pada kemampuan ginjal kita dalam melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban (kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun) dalam darah.

Adalah sulit mengukur kerusakan ini secara langsung. Oleh karena itu, dibentuk beberapa tes laboratorium yang memberi gambaran mengenai kesehatan ginjal. Tes ini disebut sebagai tes fungsi ginjal atau faal ginjal, dan dapat membantu menentukan penyebab dan tingkat masalah ginjal. Tes dilakukan pada contoh air seni dan darah.

Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit ginjal, dia akan meminta kita melakukan tes fungsi ginjal untuk membantu diagnosis. Kemudian, tes fungsi ginjal dapat dilakukan untuk memantau ginjal kita, agar melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun pulih.

Kecepatan Penyaringan Glomeruli

Tes ini, yang umumnya disebut sebagai GFR (glomerular filtration rate) atau LFG (laju filtrasi glomerulus), mengukur jumlah darah yang disaring oleh ginjal setiap menit. Walau GFR ini dapat diukur, prosesnya rumit dan hanya dilakukan dalam sarana penelitian.

Tes Keluaran Kreatinin

Sebagai alternatif yang lebih mudah, GFR dapat diperkirakan berdasarkan keluaran kreatinin (creatinine clearance). Tes keluaran kreatinin mengukur tingkat salah satu bahan ampas, yaitu kreatinin, “dibersihkan” dari darah oleh ginjal. Kreatinin dihasilkan dari metabolisme protein ketika otot membakar energi. Kemudian kebanyakan kreatinin disaring dari darah oleh ginjal dan dibuang dalam air seni.

Pengukuran keluaran kreatinin dilakukan dengan mengumpulkan semua air seni yang dibuang dalam 24 jam. Jumlah kreatinin yang ada dalam air seni tersebut diukur dan dibandingkan dengan jumlah kreatinin yang beredar dalam darah. Jika jumlah kreatinin yang dikeluarkan oleh ginjal tidak cukup, tingkat kreatinin dalam air seni akan menurun. Akibatnya tingkat kreatinin dalam darah akan meningkat.

eGFR

Tes keluaran kreatinin membutuhkan waktu, dan dapat muncul keraguan apakah semua air seni yang dikeluarkan dalam 24 jam benar-benar dikumpul oleh pasien. Oleh karena itu, sekarang umumnya GFR diestimasikan (eGFR) berdasarkan tingkat kreatinin dalam darah. Kemudian, eGFR dihitung dengan memakai salah satu dari beberapa rumusan, yang memakai variabel terkait usia, jenis kelamin dan (kadang) ras dan/atau berat badan. Juga ada rumusan khusus untuk anak, yang memakai variabel lain. Hasil diungkap sebagai volume darah yang disaring dalam mL/menit. Namun ada keraguan mengenai rumusan terbaik untuk rangkaian dan ras yang berbeda, dan untuk Odha.

Tes Lain yang Penting

Ada beberapa tes lain yang penting untuk memastikan fungsi hati:

  • Analisis air seni: Contoh air seni diperiksa secara fisik untuk ciri termasuk warna, bau, penampilan, dan kepadatan; diperiksa secara kimia untuk unsur termasuk protein, glukosa, dan pH; dan di bawah mikroskop untuk keberadaan unsur sel (sel darah merah dan putih, dll.), bakteri, kristal, dsb.
  • Tekanan darah: Tekanan darah tinggi dapat menjadi salah satu faktor yang menekankan penyakit ginjal. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa ginjal sudah dirusakkan.
  • Keberadaan protein dalam air seni: Ginjal yang sehat menyaring semua protein dari darah dan menyerapnya kembali, sehingga tingkat protein dalam air seni tetap rendah. Ditemukan protein dalam air seni adalah tanda penyakit ginjal.

Tes Penunjang

Ada beberapa tes lain yang dapat dilakukan:

  • Keluaran urea. Urea adalah bahan ampas dari metabolisme protein, dan dikeluarkan dalam air seni. Seperti keluaran kreatinin, tes ini mengukur jumlah urea yang dikeluarkan ke air seni selama beberapa jam, dan juga membutuhkan pengukuran tingkat urea dalam darah.
  • Osmologi air seni. Tes ini mengukur jumlah partikel (bibit) yang dilarutkan dalam air seni, untuk menilai kemampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagaimana konsumsi air meningkat atau menurun.
  • Nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN). Darah mengangkut protein ke sel di seluruh tubuh. Setelah protein dipakai oleh sel-sel, sisa produk buangan dikembalikan ke darah sebagai urea, yang mengandung nitrogen. Ginjal yang sehat menyaring urea dari darah dan mengeluarkannya ke air seni. Bila ginjal tidak berfungsi dengan baik, urea ini yang disebut sebagai BUN) akan tetap ditahan dalam darah. Oleh karena itu, tingkat BUN yang tinggi dalam darah dapat menandai masalah ginjal. Namun masalah ini juga terpengaruh oleh fungsi hati (lihat LI 135), sehingga tes BUN harus dilakukan bersamaan dengan pengukuran kreatinin, yang lebih khusus menandai masalah ginjal.
  • Tes lain. Pengukuran tingkat zat lain, yang seharusnya diatur oleh ginjal, dalam darah dapat membantu menilai fungsi hati. Zat ini termasuk zat natrium, kalium, klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium, fosforus, protein, asam urat dan glukosa.

Dalam keadaan tertentu, mungkin dokter akan mengusulkan dilakukan tes pengamatan, termasuk ultrasonik (USG), dan MRI atau CT scan, atau pun biopsi ginjal.

Hasil Tes

LI 120 menunjukkan nilai normal atau nilai rujukan untuk beberapa tes di atas. Harus ditekankan bahwa nilai ini berbeda tergantung pada alat yang dipakai pada laboratorium yang melakukan tes dan cara penggunaannya. Laporan laboratorium yang kita terima setelah melakukan tes menunjukkan nilai rujukan yang berlaku. Bila kita ingin dapat komentar mengenai hasil tes, sebaiknya kita menyebut hasil tes serta nilai rujukan.

Apa Arti Hasil Tes?

Hasil tes GFR menunjukkan kerusakan pada ginjal, sebagaimana berikut:

Karena dipengaruhi oleh masalah lain, tingkat BUN yang tinggi secara sendiri tidak tentu menandai masalah ginjal, tetapi memberi kesan adanya masalah. Sebaliknya, tingkat kreatinin yang tinggi dalam darah sangat spesifik menandai penurunan pada fungsi ginjal.

Ketidakmampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagai tanggapan pada perubahan dalam konsumsi cairan, yang ditandai oleh tes osmologi dapat menandai penurunan pada fungsi ginjal. Karena ginjal yang sehat tidak mengeluarkan protein pada air seni, tetap ada protein dalam air seni juga menandai beberapa jenis penyakit ginjal.

Diperbarui 1 Juni 2013 berdasarkan beberapa sumber, termasuk HATIP 171 27 Januari 2011

Halodoc, Jakarta - Pernah membayangkan sebuah mesin penyaring berliter-liter cairan yang bekerja tanpa henti? Bisa dibilang, seperti itulah gambaran ginjal manusia. Fungsi utama ginjal dalam tubuh adalah menyaring darah, agar tubuh tetap sehat. 

Karena tugasnya berat, manusia dibekali dengan dua buah ginjal, yang terletak di sisi kanan dan kiri bawah tulang rusuk bagian belakang. Bentuknya menyerupai kacang, sebesar kepalan tangan, dan dilengkapi dengan sepasang ureter, kandung kemih, dan uretra. Ingin tahu lebih lanjut tentang fungsi ginjal? Simak pembahasan berikut ini, yuk!

Baca juga: 6 Tanda Fungsi Ginjal Terganggu

Penjelasan tentang Fungsi Ginjal untuk Tubuh

Ginjal terbagi menjadi tiga bagian, yaitu korteks, medula, dan pelvis. Korteks adalah bagian terluar dari ginjal, yang berfungsi untuk melindungi struktur dalam ginjal dari kerusakan. 

Lalu, ada juga medula, yaitu jaringan halus di dalam ginjal, yang berfungsi untuk mengangkut cairan yang masuk dan mengeluarkan urine dari ginjal. Sementara itu, pelvis ginjal adalah ruang berbentuk corong, yang terletak di bagian paling dalam. Fungsinya adalah sebagai jalur untuk cairan menuju kandung kemih. 

Sama halnya seperti organ-organ vital lain dalam tubuh, fungsi ginjal penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Fungsi utama organ ini adalah menyaring zat-zat sisa dan cairan dalam tubuh, yang berasa dari makanan, obat-obatan, dan zat beracun. 

Setiap harinya, ginjal dapat menyaring sekitar 120-150 liter darah. Dari proses penyaringan tersebut, biasanya ada 2 liter limbah yang dihasilkan, dan perlu dikeluarkan lewat urine. Itulah sebabnya ginjal dilengkapi dan terhubung dengan sepasang ureter, kandung kemih, dan uretra. 

Apakah fungsi ginjal hanya itu saja? Tentu tidak. Selain membuang zat sisa dalam tubuh, ginjal juga berfungsi untuk menyerap zat yang dibutuhkan tubuh, seperti natrium, gula, asam amino, dan nutrisi lainnya. Proses ini dipengaruhi oleh kelenjar adrenal yang berada di bagian atas ginjal. 

Baca juga: Panduan Hidup Sehat untuk Menjaga Fungsi Ginjal

Kelenjar tersebut bertugas memproduksi hormon aldosteron, untuk menyerap kalsium dari urine ke pembuluh darah. Dengan begitu, kalsium yang diserap dapat dimanfaatkan kembali oleh tubuh. 

Selain itu, ginjal juga memproduksi hormon-hormon lain yang penting bagi tubuh, seperti:

  • Eritropoetin (EPO), yaitu hormon yang bertugas merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah.
  • Renin, yaitu hormon yang berfungsi mengontrol tekanan darah.
  • Kalsitriol, yaitu bentuk aktif vitamin D yang bertugas membantu menjaga kesehatan tulang.

Cara dan Tahapan Kerja Ginjal

Ginjal yang sehat memiliki satu juta nefron, yang berperan dalam penyaringan darah, mengurai nutrisi, menyebarkan limbah dari hasil penyaringan. Setiap nefron memiliki penyaring bernama glomerulus dan tubulus, yang bekerja melalui empat tahap, yaitu:

1.Tahap Pertama: Menyaring Darah

Dalam menjalankan fungsinya, tahap pertama yang dilakukan ginjal adalah menyaring darah. Proses ini dibantu oleh glomerulus. Darah dari aorta akan melewati arteri ginjal, menuju ke badan malpighi untuk disaring. 

Zat sisa hasil penyaringan tersebut dinamakan urine primer. Cairan ini biasanya mengandung air, glukosa, garam, dan urea. Ketiga senyawa tersebut akan masuk dan disimpan untuk sementara di dalam kapsul Bowman. 

2.Tahap Kedua: Pembentukan Urine Sekunder

Setelah selesai tahap pertama, urine primer di dalam kapsul Bowman akan bergerak menuju saluran pengumpul. Proses pembentukan urine akan terjadi melalui tahapan reabsorpsi, yang akan menyerap kembali zat-zat yang masih bisa digunakan, seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu. 

Proses reabsorpsi ini dilakukan oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Kemudian, proses tersebut menghasilkan urine sekunder, yang memiliki kadar urea dalam jumlah yang tinggi. 

Baca juga: Mitos Atau Fakta, Puasa Bisa Membersihkan Ginjal

3.Tahap Ketiga: Pengeluaran Zat

Setelah menghasilkan urine sekunder, tahap selanjutnya adalah pengeluaran zat atau augmentasi. Urine sekunder tersebut akan dialirkan menuju tubulus distal, melewati pembuluh kapiler darah, untuk melepaskan zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Jadi, urine yang nantinya dikeluarkan tubuh pun dapat terbentuk dari hasil penyaringan darah. 

4.Tahap Keempat: Urine Ditampung di Kandung Kemih

Urine yang siap dikeluarkan tubuh akan ditampung di kandung kemih. Jika kandung kemih sudah penuh, sinyal akan dikirim ke otak untuk memberitahu kamu agar segera ke toilet. Saat buang air kecil, urine akan dikeluarkan melalui uretra. 

Itulah sedikit penjelasan mengenai fungsi ginjal untuk tubuh dan cara kerjanya. Jaga selalu kesehatan ginjal dengan minum air putih yang cukup dan terapkan gaya hidup sehat, serta gunakan aplikasi Halodoc jika perlu membeli vitamin atau suplemen.

Mengapa darah yang ada di dalam tubuh kita perlu disaring?

Referensi:
National Kidney Foundation. Diakses pada 2021. How Your Kidneys Work.
Health Pages. Diakses pada 2021. Kidney Anatomy and Function.
Healthline. Diakses pada 2021. Kidney Overview.