Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat

Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat
TEMPO.CO | 03/11/2018 11:21

Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat
Tacun Kasser, perajin batu akik di Pekanbaru, Riau. TEMPO/Riyan Nofitra.

TEMPO.CO, Pekanbaru - Pekikan mesin gerinda mendesir dari balik rumah papan sederhana di Jalan Tugu Pembangunan, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru. Seorang pria paruh baya tampak cekatan mengikis sebongkah batu akik menggunakan alat dalam genggamannya itu. Tidak berselang lama bongkahan batu mulai berbentuk benda seperti gelas.

"Ini cangkir, tapi belum sempurna," kata Tacun Kasser, lelaki itu, kepada Tempo yang menemuinya beberapa waktu lalu. Tangannya lalu melicinkan benda itu menggunakan kertas amplas.

Kejayaan batu akik memang meredup akhir-akhir ini. Namun di tangan Tacun Kasser, nilai seni bongkahan batu alam yang pernah menjadi primadona masyarakat Indonesia itu tiada habisnya. Pria 48 tahun ini mampu mempertahankan eksistensi batu akik menjadi karya yang bernilai. Bukan sekedar dijadikan batu cincin, tetapi ia isulap menjadi sebuah karya seni rupa yang menairk.

Tacun menyulap batu-batu akik menjadi miniatur cantik seperti kapal lancang kuning, patung naga dan pesawat tempur. Buah tangan Tacun saat paling digemari para kolektor saat ini adalah pisau sangkur dan tongkat komando. Keduanya terbuat dari akik jenis Giok Aceh.

Kata Tacun, peminatnya kebanyakan dari kalangan militer. Sejauh ini dia sudah menjual empat pisau komando dengan harga satuannya Rp 2,5 juta.

Sementara miniatur kapal lancang kuning di banderol Rp 80 juta. "Tapi ini masih harga pembuka, masih bisa nego sesuai kesepakatan," tuturnya.

Bakat seni rupa sebenarnya sudah terpendam pada dirinya sejak masih kecil. Namun saat itu Tacun lebih senang menjadi pengasah batu cincin sebagai mata pencariannya. Pada tahun 2015, eksitensi batu akik redup, permintaan menurun. "Bahkan sempat menganggur."

Kondisi sulit memaksanya untuk berpikir kreatif. Berbekal kemampuan seni rupa di masa kecil, Tacun mulai berinovasi. Dia mencoba membentuk batu akik menjadi berbagai macam miniatur. "Ternyata hasilnya sangat bagus," ujarnya.

Meski demikian, hasil kerajinan tangannya ini belum mampu sepenuhnya membantu perekonomian keluarga. Sebagai pengrajin tradisional, Tacun masih kesulitan memasarkan hasil karyanya. Sejauh ini, jual beli masih mengandalkan informasi dari mulut ke mulut para kolektor.

Keterbatasan modal juga masih menjadi kendala bagi Tacun. Cita-cita memiliki sebuah outlet terpaksa ia pendam. Akibatnya, karya-karyanya yang bernilai seni itu banyak yang tersimpan rapi di sebuah rumah kayu yang ia tempati.

Tacun sangat berharap uluran tangan pemerintah untuk mengembangkan usahanya. "Jika nanti pemerintah mau membantu saya, saya siap menularkan kepandaian ini kepada masyarakat lainnya," tuturnya.

RIYAN NOFITRA (Pekanbaru)

Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat
Batu Akik. ©REUTERS/Beawiharta

NEWS | 7 Januari 2015 07:06 Reporter : Al Amin

Merdeka.com - Selama dua tahun belakang, Indonesia digandrungi demam batu akik. Batu yang biasanya digemari orang tua tersebut mulai digandrungi kaum muda. Batu akik tak henti dibicarakan, diburu dan dipamerkan.

Cincin batu akik memiliki banyak jenis. Harganya pun beragam, mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal disesuaikan dengan kombinasi warna dan bentuknya.

Seorang penjual batu akik di Pasar Tebet menjual cincin batu akik dengan jenis bacan dengan harga Rp 700 ribu. Batu jenis ini diakui oleh salah satu penggemar sebagai salah satu jenis yang paling banyak diincar karena memiliki latar belakang mistis dan keindahan di dalamnya.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kadistamben) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau, Yusmar Yusuf, ditantang untuk mengelola potensi batu akik di Rohul. Yusmar diberi uji coba dalam mengelola bebatuan mulia yang kini jadi incaran banyak orang.

Berikut fenomena batu akik, dari kisah mistis hingga dibuatkan Perda.

2 dari 5 halaman

Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat
Batu akik. ©2014 Merdeka.com

Dalam beberapa bulan belakang ini kembali muncul tren baru yang digemari anak muda. Batu cincin atau lebih dikenal dengan sebutan batu akik tak henti dibicarakan, diburu dan dipamerkan.Biasanya para anak muda cenderung tertarik dengan benda-benda yang bernuansa futuristik dengan teknologi canggih di dalamnya. Bahkan dulu anak muda bisa dikatakan malu menggunakan aksesoris yang satu ini, karena kemasan cincin yang terlihat jadul dan sangat identik dengan dukun.

Namun sepertinya kecanggihan teknologi dan pemikiran kolot dari kalangan muda-mudi mulai sedikit terkikis dengan keindahan alami yang dihasilkan oleh batu cincin. Keindahan warna dan bentuknya yang beragam menjadi faktor utama mengapa mereka yang berjiwa muda turut mencintai batu cincin akik ini.

3 dari 5 halaman

Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat
Batu Akik. ©blogspot.com

Bagi kalangan penggemar batuan alam, batu akik memiliki tempat tersendiri dan diperlakukan sangat istimewa. Hal itu terkait dengan kekuatan alami dipercayai terkandung di batu tersebut. Jika dimanfaatkan dengan benar dan sesuai dengan karakter penggunanya, batu akik dipercaya dapat memberikan kelebihan baik berupa karisma maupun kekuatan tertentu, salah satunya penolak bala.Keyakinan ini tersebar hampir di semua masyarakat. Mulai dari tukang becak hingga petinggi negara pun meyakini aspek mistik batu akik jika digunakan. Bahkan, sebagian ulama juga menggunakan cincin batu akik untuk menambah karisma.Beberapa jenis batu yang diakui bertuah salah satunya adalah mustika macan putih. Batu ini berbentuk oval dengan warna dominan putih seperti susu. Batu jenis ini dipercaya dapat memberikan manfaat dan membuat pribadi seseorang baik juga menyenangkan. Selain itu, batu jenis ini dipercaya dapat melancarkan karir seseorang.

Batu akik yang mempunyai kekuatan gaib bukan batu sembarangan. Batu akik yang memiliki unsur magis berasal dari alam, bukan buatan manusia. Sebut saja mirah delima yang dipercaya memiliki segudang khasiat bagi pemiliknya.

4 dari 5 halaman

Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat
Bambang Soesatyo . merdeka.com/Imam Buhori

Beberapa pejabat Indonesia juga terlihat menggunakan batu akik. Di beberapa kesempatan misalnya, Presiden Soeharto juga Presiden SBY sempat tertangkap kamera menggunakan cincin batu akik.Bukan hanya pejabat setingkat presiden yang menggunakan cincin batu akik. Para anggota DPR juga banyak yang menggunakan cincin batu akik.Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo misalnya. Hampir setiap hari, wakil bendahara umum Partai Golkar ini menggunakan cincin batu akik. Bambang mengaku, cincin itu dipakai hanya sekadar hiasan agar tampil modis, bukan untuk jimat atau menambah percaya diri."Saya enggak terlalu maniak dengan batu akik. Saya pakai sekedarnya saja sebagai pemantas," kata Bambang saat berbincang santai dengan merdeka.com.Bambang bahkan tidak peduli dengan jenis batu akik yang dipakai di jarinya. Yang terpenting, warna di batu itu senada dengan baju yang dikenakan. Berbagai jenis batu akik itu didapatnya dari dalam negeri.

"Dan saya tidak pernah terlalu perhatikan jenis dan nama batu akik. Saya lebih pada warna agar serasi dengan baju yang saya kenakan," jelas dia.

5 dari 5 halaman

Mengapa benda kerajinan dari batu akik sempat digemari masyarakat
Batu Akik. ©blogspot.com

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kadistamben) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau, Yusmar Yusuf, ditantang untuk mengelola potensi batu akik di Rohul. Yusmar diberi uji coba dalam mengelola bebatuan mulia yang kini jadi incaran banyak orang."Itu sudah ada inisiatif Anggota DPRD Rohul untuk membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang batu akik atau mulia itu, sehingga itu bisa dipatenkan sebagai kerajinan milik Rohul," ujar Sekdakab Rohul, Damri Harun, Selasa (6/1).Menurut Damri, Perda itu bermanfaat selain melindungi, juga menjadikan batu mulia itu lebih berharga. Jika selama ini batu mulia jenis solar dijual hanya dengan harga Rp 3 juta per Kg, maka kedepannya, batu mulia akan lebih bernilai lagi di masyarakat.

"Karena potensi cukup bagus di Rokan Hulu, seperti Batu Mulia dari Bukit Serombo, Kecamatan Rambah Hilir, Batu Mulia dari Desa Sialang, Rambah, Batu Mulia dari Rokan IV Koto dan lainnya," ujarnya. (mdk/tts)

Baca juga:
Demam akik, Pemda Rohul sampai usulkan Perda Batu Akik
Kontes batu cincin di gelar di Aceh untuk tekan harga
Pangdam: Pertahankan kualitas batu giok Aceh yang sudah mendunia
Kontes dan pameran batu akik meriahkan HUT Tangerang Selatan
Jokowi dilantik, pengrajin batu akik gelar asah batu gratis
Batu berlafaz Allah ditemukan dalam kepala sapi kurban di Medan