Mengapa beberapa penelitian tidak memerlukan hipotesis

 

Mengapa beberapa penelitian tidak memerlukan hipotesis



 
 
 
Hipotesis biasanya dijumpai dalam penelitian jenis kuantitatif. Dalam hal ini kami mencoba mengusulkan asumsi atau prediksi dalam penelitian jenis kualitatif bagi kepentingan artikel konsepual.
 
Sebut saja secara garis besar, artikel dibagi dua, yaitu artikel konseptual dan artikel eksperimen. Artikel koneptual dihasilkan dari pemikiran, sedangkan artikel eksperimen dihasilkan dari observasi. Dalam peraturan kinerja penelitian, baik pemikiran maupun observasi, keduanya merupakan kerja penelitian.
 
Kami berpendapat bahwa asumsi atau prediksi boleh saja diterapkan dalam penelitian pemikiran. Dalam hal ini, peneliti mengasumsikan atau memprediksi temuan penelitian yang ditopang dengan metode dan analisis atau pendekatan tertentu. Misalnya, diasumsukan atau diprediksi terdapat nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan metode living hadis dan pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di masyarakat Sunda.
 
Jika ide tentang adanya asumsi atau prediksi dalam jenis penelitian pemikiran dapat diterima, maka gagasan ini akan dilanjutkan pada aspek lain. Aspek lainnya ialah rumusan masalah. Dalam sebuah penelitian nisacya harus ada rumusan masalah. Dalam hal ini, kami akan menerapkan asumsi atau prediksi sebagai rumusan masalah. Berangkat dari contoh asumsi dan prediksi tadi berarti rumusan masalah penelitian ini adalah terdapat nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan metode living hadis dan pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di masyarakat Sunda.
 
Hemat kami, asumsi atau prediksi pasti mengandung rumus bagi penyelesaian atau untuk mengatasi masalah. Itu sebabnya, disebut rumusan masalah. Rumusan masalah pasti merupakan kalimat yang ajeg. Ajeg dalam arti logis, pelik dirobohkan karena terumuskan, dan clear (bersih dari kata-kata yang kurang perlu hingga mengaburkan makna). Kalimat rumusan masalah adalah kalimat pernyataan (statement), tepatnya kalimat pernyataan asumtif atau prediktif. Baru rumusan masalah (kalimat pernyataan asumtif atau prediktif) ini diturnkan ke dalam satu pertanyaan utama tunggal, yaitu bagaimana nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan metode living hadis dan pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di masyarakat Sunda.
 
Kalimat pernyataan rumusan masalah yang asumtif atau prediktif itu, juga paralel dengan tujuan utama penelitian. Berdasarkan contoh tadi berarti tujuan penelitian ini adalah membahas atau menganalisis nilai hadis yang hidup --melalui penggalian dengan metode living hadis dan pendekatan analisis etnografi-- pada tradisi “Gusaran” di masyarakat Sunda.
 
Pada beberapa kesempatan di Kelas Menulis, kami mengenalkan istilah “formula penelitian,” yakni himpunan yang mencakup tiga hal: 1) Rumusan masalah (yang tidak lain adalah kalimat pernyataan asumtif atau prediktif); 2) Pertanyaan penelitian; dan 3) Tujuan penelitian. Agar kalimat rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian tidak boros dan mengulang-ulang, maka bisa dilakukan reduksi. Misalnya, rumusan masalah penelitian ini adalah terdapat nilai hadis yang hidup melalui penggalian dengan metode living hadis dan pendekatan analisis etnografi pada tradisi “Gusaran” di masyarakat Sunda, hal ini pula yang menjadi pertanyaan dan tujuan penelitian ini.
 
Memang tidak ada hipotesis dalam penelitian jenis kualitatif untuk kepentingan artikel konseptual. Kecuali bila jurnal ilmiah menghendaki adanya semacam hipotesis maka bisa dilakukan dengan meniru dalam bentuk asumsi atau prediksi yang tidak lain adalah rumusan masalah (problems statement).
 
 
Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis Di UIN Sunan Gunung Djati Bandung
 

Mengapa beberapa penelitian tidak memerlukan hipotesis

Pengertian Hipotesis 

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Hipotesis atau hipotesa merupakan suatu pernyataan yang sifatnya sementara, atau kesimpulan sementara atau dugaan yang bersifat logis tentang suatu populasi.

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.

Artinya, hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berpikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Ketika berpikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.

Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.

Atas dasar definisi diatas, sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan.

Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli

Pengertian hipotesis menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  • (Fraenkel Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto, (1996: 13) Hipotesis adalah suatu prediksi tentang kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Lebih lanjut hipotesis ini merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan yang diajukan di dalam penelitian. Hipotesis ini belum tentu benar. Benar atau tidaknya sebuah hipotesis itu tergantung dari hasil pengujian data empiris.
  • Menurut Suharsimi Arikunto (1995:71) hipotesis ini didefinisikan adalah sebagai alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan di dalam penelitian. Dugaan jawaban itu adalah suatu kebenaran yang sifatnya sementara, yang tentu akan diuji kebenarannya itu dengan data yang dikumpulkan dengan melalui penelitian. Dengan kedudukan tersebut maka hipotesis tersebut dapat berubah menjadi kebenaran, namun juga tentu dapat tumbang dari kebenaran.
  • (John W.Best, di dalam Sanapiah Faisal, 1982 serta Yatim Riyanto, 1996). Penelitian yang dilakukan itu sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk menguji hipotesis yang diajukan, namun juga bertujuan menemukan fakta yang ada serta yang terjadi dilapangan. Pernyataan diterima atau juga ditolaknya hipotesis itu tidak dapat atau bisa diidentikkan dengan pernyataan keberhasilan atas kegagalan penelitian. Perumusan hipotesis tersebut ditujukan untuk landasan logis serta pemberi arah kepada suatu proses pengumpulan data dan juga proses penyelidikan itu sendiri
  • Secara etimologis, hipotesis ini berasal dari dua kata yakni hypo yang berarti “kurang dari” serta juga thesis yang artinya adalah pendapat. Jadi, hipotesis ini merupakan suatu pendapat atau juga kesimpulan yang belum final, yang harus diuji terlebih dahulu kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13).
  • (Donald Ary, 1992 : 120) Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang diajukan di dalam memecahkan suatu masalah, atau juga untuk dapat menerangkan suatu gejala .
  • (Moh.Nazir, 1998: 182) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya itu harus diuji dengan secara empiris.
  • (Sumadi Suryabrata, 1991 : 49) Secara teknis, hipotesis merupakan suatu pernyataan tentang keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya itu dengan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian
  • (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69) Secara statistik, hipotesis merupakan suatu pernyataan tentang keadaan parameter yang akan diuji dengan melalui statistik sampel.
  • Hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger,1973:18 dan Tuckman,1982:5). 
  • Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. 

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, diantaranya: 

  • Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. 
  • Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. 
  • Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. 

Hipotesis Dalam Penelitian

Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis. 

Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

  1. Untuk menguji teori,
  2. Mendorong munculnya teori,
  3. Menerangkan fenomena sosial,
  4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
  5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Pengujian hipotesis dapat terbagi menjadi: 

  1. Berdasarkan jumlah sampel 
    • Uji hipotesis sampel besar yang menggunakan jumlah sampel > 30 (n>30)
    • Uji hipotesis sampel yang menggunakan jumlah sampel < 30 (n<30) 
  1. Berdasarkan jenis distribusi probabilitas 
    • Uji hipotesis dengan distribusi Z, menggunakan tabel normal standar. 
    • Uji hipotesis dengan distribusi t, menggunakan tabel t-student. 
    • Uji hipotesis dengan distribusi Chi-square, menggunakan tabel  2 
    • Uji hipotesis dengan distribusi F, menggunakan tabel F-ratio. 

Kriteria Hipotesis yang baik:     

  • Dikembangkan dengan teori yang sudah ada, penjelasan logis atau hasil hasil penelitian sebelumnya. 
  • Hipotesis menunjukkan maksudnya dengan jelas. 
  • hipotesis dapat diuji 
  • Hipotesis ini lebih baik dibanding hipotesis kompetisinya.

Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal: 

  • Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian). 
  • Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).

Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:

  • Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat.
  • Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
  • Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.

Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut: 

  • Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas. 
  • Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
  • Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

Penelitian yang sudah pasti membutuhkan hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Sedangkan pada penelitian kualitatif belum tentu memiliki hipotesis. Kalaupun ada adalah hipotesis kira-kira. 

Kegunaan lain dari hipotesis penelitian adalah: 

  • Penelitian yang memiliki hipotesis yang kuat merupakan petunjuk bahwa peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian tersebut
  • Memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data 
  • Memberi petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data seperti apa yang harus dikumpulkan 
  • Memberikan kerangka dalam rangka melaporkan kesimpulan penelitian 

Tahap-tahap untuk melakukan uji hipotesis antara lain: 

  • menentukan hipotesis; 
  • menentukan nilai α dan β; 
  • menentukan metode statistik yang dipakai; 
  • menentukan kriteria penolakan/penerimaan
  • membuat kesimpulan. 

Prosedur Uji Hipotesis

Rangkaian prosedur yang sistematik dalam menguji dugaan penelitian terdiri dari: 

  • Merumuskan hipotesis penelitian, yang bertujuan agar dapat dihitung statistik sampelnya (seperti: rata-rata, proporsi, dsb).
  • Menentukan nilai α dan β yang akan digunakan Nilai α disebut juga kesalahan tipe 1 atau derajat kemaknaan atau significance level. 
  • Menentukan metode statistik yang digunakan 
  • Menentukan kriteria untuk menolak dan menerima hipotesis nol (H0) sesuai dengan nilai α yang telah ditentukan pada prosedur nomor 2 di atas 
  • Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil uji statistik Seperti dijelaskan di atas, uji hipotesis tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis namun hanya memutuskan apakah hipotesis ditolak atau diterima. 

Sumber: