Show Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin yang bertujuan untuk membentuk daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu. Imunisasi rutin lengkap merupakan salah satu cara yang efektif dalam mencegah penyebaran penyakit. Di Indonesia, imunisasi rutin lengkap terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi ini diberikan sejak lahir dan dilanjutkan sesuai jadwal. Cakupan imunisasi wajib di Indonesia saat ini berkurang 17% untuk imunisasi dasar dan 12,9% untuk imunisasi lanjutan, bila dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Hal ini karena masyarakat cemas terinfeksi virus Corona bila datang ke fasilitas kesehatan. Akses menuju fasilitas kesehatan yang sulit akibat protokol pembatasan sosial juga diduga menghambat imunisasi. Selain imunisasi wajib, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan izin pemberian vaksin COVID-19 untuk anak-anak berusia 6–11 tahun. Tujuan ImunisasiImunisasi bertujuan untuk melindungi diri dari berbagai penyakit yang berbahaya atau berisiko menyebabkan kematian. Imunisasi juga bisa menjadi cara untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Hal ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit pada orang yang tidak bisa menjalani imunisasi. Dengan kata lain, makin banyak orang yang mendapatkan imunisasi berarti makin sedikit pula orang yang terinfeksi penyakit. Penting untuk diingat, seseorang yang pernah mengalami reaksi alergi parah pada imunisasi sebelumnya atau alergi terhadap bahan yang terkandung dalam vaksin, tidak boleh mendapatkan imunisasi. Penderita kanker atau penyakit autoimun yang memiliki daya tahan tubuh rendah juga tidak boleh menjalani imunisasi. Jenis dan Efek Samping ImunisasiAda beberapa jenis vaksin yang direkomendasikan dalam program imunisasi wajib. Setiap jenis vaksin tersebut bisa menimbulkan efek samping atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Berikut adalah jenis-jenis vaksin serta KIPI yang ditimbulkan: 1. Hepatitis BVaksin hepatitis B diberikan untuk mencegah penularan virus hepatitis B. KIPI yang dapat terjadi pada vaksin hepatitis B adalah:
2. PolioImunisasi polio diberikan untuk mencegah penyakit polio. Reaksi KIPI polio antara lain:
3. BCGVaksin BCG diberikan untuk melindungi tubuh dari penyakit tuberkulosis (TB). KIPI pada vaksin BCG adalah:
4. DPTVaksin DPT merupakan vaksin gabungan untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan (pertusis), dan tetanus. Pemberian DPT dapat menyebabkan KIPI, seperti:
5. HibVaksin Hib bertujuan untuk mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe B. Infeksi bakteri ini dapat memicu penyakit, seperti radang selaput otak (meningitis), radang paru-paru (pneumonia), radang sendi (septic arthritis), dan radang pada lapisan pelindung jantung (perikarditis). Reaksi KIPI Hib meliputi:
6. CampakImunisasi campak aman dan efektif untuk mencegah campak. Reaksi KIPI campak di antaranya:
7. MMRVaksin MMR merupakan vaksin kombinasi untuk melindungi anak dari campak, gondongan, dan rubella. Ketiga kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti meningitis, pembengkakan otot, atau hilang pendengaran (tuli). Reaksi KIPI MMR adalah:
8. PCVVaksin PCV (pneumokokus) diberikan untuk mencegah pneumonia, meningitis, dan septikemia, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Reaksi KIPI PCV antara lain:
9. RotavirusImunisasi ini diberikan untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus. Sama seperti vaksin lain, vaksin rotavirus juga bisa menyebabkan KIPI, seperti:
10. InfluenzaVaksin influenza diberikan untuk mencegah flu. Vaksin ini dapat menimbulkan reaksi KIPI, seperti:
11. TipesVaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit tipes, yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Reaksi KIPI tipes antara lain:
12. Hepatitis ASesuai namanya, imunisasi ini bertujuan untuk mencegah hepatitis A yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A. KIPI yang bisa terjadi adalah:
13. VariselaImunisasi varisela diberikan untuk mencegah penyakit cacar air, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. KIPI yang bisa terjadi meliputi:
14. HPVVaksin HPV diberikan kepada remaja perempuan untuk mencegah kanker serviks. KIPI HPV dapat berupa:
15. Japanese encephalitisJapanese encephalitis (JE) adalah infeksi virus pada otak, yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi JE. Beberapa KIPI yang dapat muncul adalah:
16. DengueImunisasi dengue dilakukan untuk mengurangi risiko demam berdarah. KIPI yang dapat terjadi adalah:
17. COVID-19Meski bukan termasuk dalam daftar imunisasi dasar untuk anak, vaksin COVID-19 mulai direkomendasikan untuk anak-anak usia 6–11 tahun. Vaksin COVID-19 bisa menimbulkan beberapa reaksi KIPI berikut:
Jadwal ImunisasiImunisasi rutin lengkap terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Berikut adalah rincian jadwal imunisasi rutin lengkap sesuai usia anak: Imunisasi dasar
Imunisasi lanjutan
Kapan harus ke dokterSebelum menjalani imunisasi, beri tahu dokter bila anak memiliki riwayat alergi, penyakit autoimun, atau kanker. Selain itu, lakukan pemeriksaan anak ke dokter apabila muncul gejala berat atau bila keluhannya memburuk setelah imunisasi, seperti:
Penanganan Efek Samping ImunisasiImunisasi sudah dipastikan aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan akan muncul efek samping atau KIPI seperti yang telah disebutkan di atas. Namun, Anda tidak perlu khawatir, karena KIPI dapat ditangani secara mandiri sesuai gejalanya. Beberapa cara mengobati efek samping imunisasi pada anak adalah:
Terakhir diperbarui: 29 November 2021 |