Perencanaan
(Shceduling) merupakan bagian
terpenting untuk mencapai keberhasilan
proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan
berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Hal ini dikuatkan dengan
berbagai kejadian dalam proyek konstruksiyang menyatakan bahwa perencanaan yang
baik dapat menghemat ± 40% dari biaya proyek, sedangkan perencanaan yang kurang
baik dapat menimbulkan kebocoran anggaran sampai ± 400%.
Pekerjaan pondasi meliputi:
Pekerjaan dinding meliputi:
Pekerjaan beton bertulang meliputi:
Pekerjaan atap meliputi:
Pekerjaan plafond meliputi:
Pekerjaan lantai meliputi:
Pekerjaan landcape meliputi:
Pekerjaan pintu dan jendela meliputi:
Dari masing-masing item pekerjaan tersebut dihitung analisa harga satuannya masing-masing kemudian dibuat rekapitulasi harga pekerjaan.
Contoh
rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya sebuah pembangunan rumah 1 lantai
berisi daftar jenis pekerjaan dan harga, yaitu:
Pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing meliputi:
Dari semua item pekerjaan tersebut kemudian dijumlahkan harga pekerjaan secara keseluruhan. Dari total harga keseluruhan kemudian dikalikan dengan pajak pertambahan nilai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan nilai Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 2,5%. Harga total kemudian ditambah dengan nilai PPN dan PPh. Dari harga yang sudah ditambah PPN dan PPh kemudian dibulatkan kebilangan bulat.
Contoh Rekapitulasi Biaya
Time Schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Time Schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk:
Setelah menghitung
Rencana Anggaran Biaya (RAB),
maka dilanjutkan ke pembuatan kurva S. Tapi sebelum itu, mari kita kenal dulu
apa itu kurva S atau S-Curve. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu
pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang
yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana dengan
kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan. Bobot
kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui
kemajuan proyek
tersebut.
Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:
Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart dan bobot kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan beton/dinding akan dilaksanakan selama enam minggu, maka bobot kegiatan beton/dinding per periode adalah:
Contoh Time Schedule di Sebuah Proyek Banyak orang bingung tentang bagaimana mengalokasikan waktu untuk tiap-tiap jenis kegiatan pekerjaan (dalam gambar tertera bahwa pekerjaan beton/dinding dialokasikan menjadi 6 minggu). Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara volume pekerjaan dinding keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi material batu bata merah, yaitu 6 – 8 m2/hari. Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka hasil pembagian volume pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan tujuh hari dalam satu minggu. Misalnya pada contoh proyek pada lantai satu memiliki volume pekerjaan dinding sebesar 51 m3. Maka langkah untuk menghitung alokasi pekerjaan, pertama adalah konversi satuan volume dari m3 menjadi m2, karena 1 m3 sama dengan 6,7 m2 (tebal bata pada umumnya), maka:
Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan kecepatan konstruksi dinding menggunakan pasangan batu bata merah:
Jika dalam Time Schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu, maka jumlah hari yang diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:
Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787%, maka persentase tersebut harus dibagi dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya dimasukkan pada chart pada Time Schedule dalam satuan persen yang telah ditemukan, yaitu 0,965%.
Beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan durasi waktu pekerjaan, antara lain: Pengalaman pekerjaan Pengalaman merupakan guru paling berharga, dari pengalaman dalam mengerjakan setiap item pekerjaan konstruksi tentunya dapat memperkirakan durasi waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Standar analisa harga pekerjaan/Standar Nasional Indonesia (SNI) Berdasarkan analisa harga satuan juga dapat diperoleh suatu durasi pekerjaan, contohnya dalam 1m2 pekerjaan membutuhkan 1 tukang yang dikerjakan dalam waktu beberapa hari, jika volume pekerjaan sebesar x maka dapat dikalikan kebutuhan durasi waktu pekerjaannya. |