Kolaborasi atau bentuk kerjasama seperti apa yang dapat kamu lihat dari perangkat teknologi

Kolaborasi merupakan suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama yang berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Kolaborasi terjadi karena adanya tujuan yang sama, persamaan persepsi, rasa keinginan untuk saling berkompromi, dan tekad untuk mencari solusi bersama-sama. Kolaborasi semakin dimudahkan dengan kemajuan teknologi yang ada untuk dapat berkomunikasi meski terpisah jarak.

Fenomena Kolaborasi muncul dikalangan Sahabat Rumah Belajar (SRB) di tahun 2020. Ketika 30 SRB terpilih dari masing-masing provinsi ditugaskan untuk mensosialisasikan pemanfaatan portal Rumah Belajar. Atas dasar tujuan yang sama tersebut, dalam kondisi pandemi memunculkan kreatifitas para SRB untuk berkolaborasi.

Kolaborasi atau bentuk kerjasama seperti apa yang dapat kamu lihat dari perangkat teknologi

Flayer Kolaborasi 30 SRB Lampung

Kolaborasi bukan hanya pada wilayah provinsinya, namun meluas hingga kolaborasi secara nasional. Sebut saja kolaborasi Parade SRB Lampung, Parade SRB Provinsi Riau, Obrolan Santai SRB Sumut (ObSeSS), SRB Kalbar Berbagi dan lainnya yang terbentuk ditingkat provinsi. Sedangkan secara nasional, kolaborasi ditunjukkan melalui kelompok SRB Nusantara Berbagi, SRB Sumbagsel Berbagi, KOLaborasi AsyiK RUMah BELajar (Kolak Rumbel), SRB Lintas Nusantara, Kolaborasi Indonesia Raya dan masih banyak lagi.

Kolaborasi dapat berjalan berdasarkan persamaan persepsi dan keinginan untuk saling berkompromi. Kolaborasi SRB memiliki persamaan persepsi untuk berbagi Praktik Baik Pemanfaatan Portal Rumah Belajar. Kompromi untuk saling membantu antar SRB menuntaskan tugas pada level 4, yaitu level Berbagi. Tahap dimana SRB telah melalui proses 3 level dan dinyatakan lolos ke level 4 pada pelatihan Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) tahun 2020. Suatu pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan kompetensi Guru agar melek teknologi, berupa Program Peningkatan Kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi (4i leveling). Kesempatan belajar, berkreasi, mengimplemantasi dan berbagi menjadi tantangan yang harus dituntaskan. Dalam masa pandemi, dimana pembelajaran dilakukan jarak jauh, maka kolaborasi menjadi inovasi para SRB untuk menuntaskan tugas tersebut.

Kolaborasi atau bentuk kerjasama seperti apa yang dapat kamu lihat dari perangkat teknologi
Kolaborasi atau bentuk kerjasama seperti apa yang dapat kamu lihat dari perangkat teknologi
Kolaborasi atau bentuk kerjasama seperti apa yang dapat kamu lihat dari perangkat teknologi

       Flayer Berbagai Bentuk Kolaborasi SRB Nusantara Tahun 2020

Kolaborasi merupakan kegiatan yang yang dilakukan bersama-sama. Kerja sama, itu kuncinya. Hindari rasa ego, memunculkan diri sendiri, merasa paling berperan, atau bahkan pasif “yang penting ada”. Kegiatan kerja sama ini lebih pada bekerja secara bersama-sama, mau mendengarkan, berpartisipasi secara aktif, mengomunikasikan tiap tahap pekerjaan yang telah dan belum dilaksanakan, termasuk kendala dalam melaksanakannya sehingga tiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam kegiatan ini. Pelaksanaannya tentu tidak mudah, perlu kedewasaan diri dan kematangan sikap untuk bisa bekerjasama dalam bentuk kolaborasi ini.

Hal penting yang harus dipertimbangkan dalam kolaborasi adalah memastikan bahwa seluruh anggota tim memang benar-benar dilibatkan dalam setiap proses pekerjaan. Jangan biarkan mereka merasa tertinggal atau merasa left out. Selain itu, kolaborasi tim yang baik dapat terjadi melalui komunikasi dengan teratur. Frekuensi komunikasi yang sering dilakukan melibatkan semua anggota tim untuk saling mengobrol, berinteraksi, mendengarkan satu sama lain agar mereka semua dapat membagikan ide-ide atau karya kreatifnya. Dengan demikian, fungsi komunikasi sangat penting dalam menjalankan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk berkelompok ini. Pembagian fungsi tugas dan keterlaksanaannya menjadi bagian yang terus dikomunikasikan pelaksanaannya.

Jangan lelah untuk terus belajar, berinovasi dan berbagi para Guru Hebat Indonesia. Mari bergabung dengan simpatik.kemdikbud.go.id untuk kita para guru mengembangkan prefesi. Bersama sahabat guru kami berbagi.. dengan siswa kami mengimplementasi…

Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia

Digitalisasi mengubah banyak sisi kehidupan, termasuk pendidikan. Salah satu bentuknya adalah platform pendidikan online yang memudahkan setiap orang menimba ilmu.

Ini kisah sepuluh tahun lalu, ketika teknologi digital belum berkembang sepesat saat ini. Internet sudah dikenal sebagai gudang informasi, yang menawarkan kemudahan akses kapanpun dan dari manapun. Di masa itu, sudah ada Wikipedia. Meski sudah ada cukup banyak media sosial, namun banyak orang masih rajin menuangkan ide, pendapat, dan pengetahuannya—termasuk curhat—di blog. Blogwalking masih menjadi sebuah hobi yang rajin dilakukan oleh para pengguna internet.

Kala itu belum ada Instagram. Facebook, Youtube, dan Twitter belum populer. Untuk berinteraksi dengan sesama pengguna internet yang memiliki ketertarikan yang sama, banyak orang menggunakan Yahoo! Groups, layanan mailing list (milis) yang juga berfungsi sebagai forum yang masih populer pada masa itu. Kaskus—yang berdiri pada tahun 1999—baru melakukan perubahan wajah dan dikelola secara serius pada tahun 2008.

Sepuluh tahun lalu, ponsel berbasis Android pertama baru mulai dijual. Begitu pula dengan ponsel berbasis iOS alias iPhone. Teknologi internet dan telekomunikasi belum secanggih sekarang, dan istilah aplikasi atau platform lebih banyak diasosiasikan dengan software berbasis web pada desktop. Singkat kata, untuk menjadi pintar dan mendapatkan pengetahuan baru melalui internet, orang banyak mengandalkan mesin pencari Google, Wikipedia, forum, dan blogwalking. Selain internet, di masa itu buku masih menjadi sumber informasi yang paling dipercaya untuk menambah pengetahuan baru.

——————————

Baca Juga:

——————————

Bandingkan dengan kondisi saat ini. Internet sebagai tempat penyimpanan informasi semakin gemuk, dan orang harus pintar memilah mana informasi yang baik, benar, dan bermanfaat; serta mana informasi yang merupakan hoax atau kebohongan.

Meski Google dan Wikipedia masih menjadi sumber informasi andalan, kebanyakan orang kini menjadikan media sosial sebagai sumber informasi yang utama. Orang membuka Facebook dan Twitter untuk membaca berita—bukan hanya berita tentang perkembangan dunia terkini, tapi juga update tentang kegiatan teman-teman dan kerabat.

Memiliki dua smartphone, Android ataupun iOS, kini sudah jadi hal biasa. Perkembangan dunia telekomunikasi, mobile, dan digital memudahkan kita mengakses dan berbagi informasi, menikmati hiburan, sekaligus melakukan pekerjaan lewat perangkat genggam. Karena jumlah pengguna smartphone di Indonesia lebih banyak ketimbang jumlah pengguna desktop, istilah aplikasi pun lebih lekat untuk software yang dibenamkan pada perangkat genggam.

Mencari ilmu dan pengetahuan baru menjadi lebih mudah, apalagi dengan tumbuhnya banyak layanan berbasis teknologi, termasuk startup, yang membuka akses pada pendidikan online serta menyediakan ruang bagi para pengajar untuk berkolaborasi. Hal ini tentunya menjadi solusi bagi orang-orang yang serius ingin belajar tentang berbagai hal, tapi terkendala oleh jarak dan waktu.

Ragam Platform

Di era digital, kolaborasi menjadi salah satu kunci untuk berkembang. Dalam dunia pendidikan, kolaborasi pun diperlukan. Misalnya kolaborasi antara institusi pendidikan, guru/pengajar dan para praktisi yang memiliki keahlian khusus, serta pemerintah dan dunia usaha. Bukan hanya membuka peluang kerja sama yang lebih luas, kolaborasi juga memungkinkan dunia pendidikan dan usaha (dengan model bisnis sosial) bergerak lebih cepat dalam menjangkau target yang lebih luas.

Kolaborasi ini antara lain sudah bisa dilihat dalam bentuk platform-platform pendidikan online yang menawarkan beragam training atau kursus, baik gratis maupun berbayar. Beberapa platform tersebut antara lain Coursera, edX, Udemy, Lynda, RuangGuru, dan IndonesiaX. Meski semua tersedia online, namun kolaborasi di zaman ini tidak terbatas dalam platform teknologi saja, melainkan juga bisa diwujudkan secara offline.

RuangGuru misalnya, menyediakan berbagai fitur belajar online yang menarik, seperti video belajar berlangganan, marketplace les privat, layanan bimbingan belajar berdasarkan pesanan, serta tryout ujian online. Layanan ini mempertemukan pelajar dengan guru. Target pelajar di RuangGuru adalah para siswa, mulai dari siswa TK/PAUD, SD, SMP, SMA, hingga mahasiswa universitas, dan umum. Meski tersedia dalam platform online, pengguna juga bisa mencari guru berdasarkan kebutuhan dan lokasi, serta memesan les dengan guru pilihannya itu.

Salah satu fitur menarik yang tersedia di RuangGuru adalah RuangKelas. Fitur ini memungkinkan guru untuk mengundang murid-muridnya, memberika tugas dan soal-soal ujian kepada murid secara online, memonitor hasil tugas murid, serta mengevaluasi kemampuan murid untuk setiap mata pelajaran.

RuangKelas juga memungkinkan para guru untuk mengundang rekan-rekan sesama pengajar untuk bergabung, menciptakan dan berbagi konten belajar-mengajar dengan para guru di daerah lainnya.

Sementara itu, IndonesiaX menawarkan sesuatu yang sedikit berbeda dari RuangGuru. Platformn ini menawarkan beragam kursus online, yang disediakan oleh mitra-mitra pendidikan mereka, yaitu universitas, institusi, serta para praktisi di berbagai bidang.

Itu adalah beberapa contoh kolaborasi di dunia pendidikan, yang memungkinkan generasi ini mendapatkan akses ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

Terkait dengan pendidikan—karena anak-anak dan generasi muda merupakan prioritas untuk membangun masa depan yang lebih baik, dan perubahan (termasuk perkembangan teknologi) adalah hal yang perlu kita hadapi bersama. Oleh karena itu kolaborasi merupakan salah satu strategi untuk menghadapi perubahan dan membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Mengutip Helen Keller, “Alone we can do so little. Together we can do so much.”

Sumber: Info Komputer

Websis for Edu adalah konsultan untuk adopsi dan integrasi teknologi dalam pendidikan.

Dapatkan berita terkini, tips-tips praktis, serta fakta-fakta menarik seputar pendidikan dan teknologi dengan mengikuti channel Telegram @PendidikanAbad21 atau kunjungi websis.co.id jika Anda tertarik mengetahui program Smart Classroom lebih jauh.