Keterkaitan antara surat Al qoriah dan surat Al Zalzalah terdapat pada kalimat di bawah ini yaitu

Tafsir Surat Al-Zazalah ayat 1-3 menurut Prof Quraish Shihab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Al-Zalzalah yang berarti kegoncangan terdiri dari delapan ayat. Surat ini tergolong surat Madaniyyah. Tema yang diceritakan dalam surat ini adalah uraian tentang hari kiamat dan apa yang akan dialami manusia saat itu.

Dikutip dari Tafsir Al-Mishbah oleh M.Quraish Shihab, berikut tafsir surat Al-Zalzalah ayat 1 hingga 3 :

(3) إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا

iżā zulzilatil-arḍu zilzālahā. wa akhrajatil-arḍu aṡqālahā. yauma`iżin tuḥaddiṡu akhbārahā

Artinya : “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?"

Allah berfirman : Apabila – dan itu pasti terjadi – bumi digoncangkan dengan goncangannya yang dahsyat yang terjadi sekali dalam kedahsyatan seperti itu, dan persada bumi di seluruh penjurunya tanpa kecuali telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikandung-nya. Baik manusia yang telah meninggal maupun barang tambang yang dipendamnya atau apapun selainnya dan ketika itu manusia sempat mengalaminya bertanya – dalam hatinya keheranan : “Apa yang terjadi baginya sehingga dia bergoncang demikian dahsyat dan mengeluarkan isi perutnya?”

Kata idzâ digunakan Alquran untuk sesuatu yang pasti akan terjadi. Berbeda dengan kata in yang biasa digunakan untuk sesuatu yang belum atau jarang terjadi. Kata lau juga berbeda yang digunakan untuk mengandaikan sesuatu yang mustahil terjadi. Dengan demikian ayat di atas mengisyaratkan kepastian terjadinya goncangan bumi.

Sementara penggunaan kata al-ardh atau bumi pada ayat kedua mengisyaratkan goncangan dan pengeluaran isi perut bumi terjadi di seluruh belahan bumi tanpa kecuali. Serta ini adalah salah satu yang membedakan di antara goncangan atau gempa yang pernah terjadi selama ini. Sebab, gempa tersebut hanya terjadi pada wilayah yang terbatas di bumi. 

Keterkaitan antara surat Al qoriah dan surat Al Zalzalah terdapat pada kalimat di bawah ini yaitu

sumber : Tafsir Al-Misbah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

  • بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

    اَلْقَارِعَةُۙ

    1. Hari Kiamat,

  • مَا الْقَارِعَةُ ۚ

    2. Apakah hari Kiamat itu?

  • وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ

    3. Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

  • يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ

    4. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

  • وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ

    5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

  • فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ

    6. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

  • فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ

    7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

  • وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ

    8. Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

  • فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ  ۗ

    9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

  • وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ

    10. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

  • نَارٌ حَامِيَةٌ ࣖ

    11. (Yaitu) api yang sangat panas.

Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia

Keterkaitan antara surat Al qoriah dan surat Al Zalzalah terdapat pada kalimat di bawah ini yaitu

Alam diciptakan oleh Allah Swt dan berjalan sesuai  dengan yang telah ditentukanNya, sesuai dengan hukum-hukum yang diberlaklukanNya (sunnatullah). Allah Swt Maha Pemelihara. Ia memelihara seluruh mahlukNya, insan , hewan dan tumbuh-tumbuhan, semua  dalam pengawasanNya, tidak satupun daun yang jatuh dari pohonnya tanpa pengawasan dan pemeliharaanNya.

Kesetabilan alam dan kehancurannya semua dalam genggamanNya. Dalam pembahasan ini kita akan mempelajari aneka macam fenomena yang terjadi di alam ini.

1. Al-Qur’an Surat Al Qari’ah.
a. Surat Al-Qari’ah Ayat 1-11.

الْقَارِعَةُ . مَا الْقَارِعَةُ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ . يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ . وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ . فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ . فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ . وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ . فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ

1. Hari kiamat,2.  Apakah hari selesai zaman itu?3.  Tahukah kau apakah hari selesai zaman itu?4.  Pada hari itu insan yakni mirip anai-anai yang bertebaran,5.  Dan gunung-gunung yakni mirip bulu yang dihambur-hamburkan.6.  Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,7.  Maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8.  Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,9.  Maka kawasan kembalinya yakni neraka Hawiyah.10.  Tahukah kau apakah neraka Hawiyah itu?11.  (yaitu) api yang sangat panas.

b. Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Qari’ah.
Surah Al-Qari’ah yakni surah ke-101 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan setelah surah Quraisy. Nama Al-Qari’ah diambil dari kata Al-Qari’ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya menggebrak atau mengguncang, kemudian kata ini digunakan untuk nama hari kiamat.

Pokok isi surah ini yakni kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu insan bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan insan ditimbang dan bahaya Neraka Hawiyah.

Ayat 1-3 ini berisi pemberitahuan akan datangnya hari kiamat, dan pertanyaan apakah hari selesai zaman itu.  Pertanyaan bukan berarti ketidaktahuan Allah Swt melainkan untuk menarik perhatian siapa saja yang mendengarkan.

Ayat 4-5 menjelaskan insiden yang terjadi pada hari selesai zaman keadaan insan sangat panik, ketakutan dan kebingung. Mereka berlarian tak tentu arah sehingga mereka digambarkan mirip anai-anai yang bertebaran. Diantara para mufassir ada yang menjelaskan makna anai-anai yakni laron-laron yaitu hewan yang terbang tak tentu arah, ia hanya terbang apakah ia akan selamat tau celaka. Ada yang memaknai anai-anai dengan hewan atau serangga kecil yang  sering bertebarang mengelilingi lampu.

Sedangkan gunung-gunung digambarkan mirip bulu yang berhamburan. Gunung yakni sesuatu yang bermateri berat dan bulu yakni sesuatu yang sangat ringan. Bisa dibayangkan kedahsyatan selesai zaman pada dikala itu sehingga gunung diibaratkan mirip bulu yang dihambur-hamburkan sehingga menyebabkan insan menjadi kebingungan.

Kita biasa memikirkan, ada satu gunung berapi mengalami erupsi, sudah menyebabkan insan kebingungan, mencari pertolongan dan kawasan yuang aman, mereka mengungsi dan meninggalkan harta bendanya. Apa lagi ketika gunung-gunung berapai semua berhamburan, mengeluarkan llahar panas tentu akan menyebabkan situasi yang tidak menentu.

Ayat 6-9 menjelaskan adanya dua golongan manusia, yaitu golongan orang-orang yang mempunyai timbangan kebaikannya lebih berat dan orang-orang yang mempunyai timbangan kebaikannya ringan. Setelah hari selesai zaman ada yang disebut dengan yaumul ba’as  yang artinya hari dibangkitkannya insan dari kubur. (ba’ast = bangkit) sedangkan yaumul mahsyar yaitu dikumpulkannya insan di padang mahsyar setelah itu insan mendapatkan catatan amalnya selama di dunia. Dengan catatan amal itu insan dihisab (dihitung) dan dimizan (ditimbang) semua amalnya. Hal tersebut dinamakan yaumul hisab.

Setelah itu insan mendapatkan reward dan punishment atas seluruh perbuatannya di dunia pada dikala yaumul jaza’ (jaza’=pahala) orang yang mempunyai timbangan amal kebaikan yang banyak akan mendapatkan kehormatan dengan dimasukkannya ke dalam kehidupan yang memuaskan (surga). Dan kebalikannya orang yang mempunyai timbangan amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah Swt ke dalam Neraka Hawiyah.

Ayat 10-11 menjelaskan wacana neraka Hawiyah. Hawiyah artinya yang turun. Maka orang yang mempunyai amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah Swt ke dalam neraka Hawiyah. Apakah dan bagaimanakah neraka hawiyah itu? Adalah api yang panas. Api yang panas, (bergejolak).

2. Al-Qur’an Surat Al Zalzalah.
a. Surat Al-Zalzalah Ayat 1-8.

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا .وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا . وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا . يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا . بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا . يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ . فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), 2.  Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, 3.  Dan insan bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”,4.  Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, 5.  Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. 6.  Pada hari itu insan ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,  7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, pasti ia akan melihat (balasan)nya. 8.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, pasti ia akan melihat (balasan)nya pula.

b. Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Zalzalah.
Surat ini juga dinamai dengan Al Zilzal yang berarti goncangan yang dahsyat.

Ayat 1-2 menjelaskan citra hari kiamat. yaitu ketika bumi digoncangkan dengan goncangannya yang belum pernah terjadi sama sekali sebelumnya.  Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya. Yang dimaksud semua itu yakni seluruh isi bumi baik berupa lahar yang pijar, barang tambang, timbunan harta maupun bangkai termasuk pula orang-orang yang telah terkubur di dalamnya.

Pada ayat 3-6 diceritakan bahwa setiap orang yang menyaksikan akan mendapatkannya sangat jauh berbeda dengan peristiwa-peristiwa serupa yang pernah terjadi sebelumnya dan secara rasional mereka tidak akan sanggup mengetahui apa penyebabnya sehingga mereka gundah dan tercengang kemudian berkata “apa gerangan yang terjadi pada bumi ini?”

Pada waktu terjadinya guncangan itu bumi mengungkapkan segala yang telah terjadi padanya, pemberitaan oleh bumi itu yakni rekonstruksi yakni semua perubahan dan kerusakan yang terjadi akan memberitahu orang yang bertanya dan menjelaskan keterangan yang ada padanya dan apa yang mereka lihat bukan alasannya proses alamiah belaka melainkan alasannya Allah Swt telah memerintahkan pada bumi untuk menjadi demikian.

Pada hari terjadi gempa besar itu, insan keluar dari kuburnya dalam keadaan yang majemuk (ada diantara mereka yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya).

Dengan kata lain mereka keluar dengan kelompok-kelompok yang terpisah-pisah. Setiap kelompok akan mengarah ke tempatn masing-masing (surga atau neraka). Dengan kata lain mereka keluar berbondong-bondong kemudian diperlihatkan kepada mereka tanggapan amal sesuai yang mereka lakukan di dunia menurut kitab/suhuf (catatan amal perbuatan semasa di dunia) yang mereka terima setelah melewati hisab.

Ayat 7-8 menjelaskan bahwa semua amal akan diperhitungkan, tidak akan hilang sekalipun sangat sedikit. Barang siapa yang berbuat kebaikan sebesar dzarroh Allah Swt akan memperlihatkan tanggapan yang setimpal begitu pula untuk amal buruk. Dzarroh yakni semut yang paling kecil ada juga yang menyampaikan bubuk yang bertebangan yang terlihat pada sinar matahari yang memasuki kamar. Kaprikornus benar bahwa seluruh insan akan mendapatkan tanggapan yang setimpal dengan apa yang pernah ia lakukan di dunia. Disinilah Allah Swt memperlihatkan sifatnya Yang Maha Adil.

3. Fenomena Alam dalam QS. AL-Qaari’ah dan QS.Az-Zalzalah.

Surat Al-Qaari’ah dan Surat Az-Zalzalah mempunyai kesamaan dan keterkaitan yang erat. Keduanya sama-sama menjelaskan fenomena alam pada dikala terjadinya kiamat. Diantaranya hancurnya alam semesta, gunung meletus, gempa bumi, angin ribut, angin kencang dan lain-lain dalam waktu yang bersamaan dan maha dahsyat. Yang demikian dinamakan selesai zaman kubro.  Walau hal tersebut merupakan citra keadaan alam pada hari kiamat namun fenomena alam tersebut mungkin terjadi jauh sebelum selesai zaman itu terjadi, dengan tempat, skala dan rentang waktu yang tidak bersamaan.  Seperti banyak bencana-bencana alam yang sering kita saksikan, yang demikian dinamakan selesai zaman sughro.

Kedua surat tersebut seutuhnya yakni peringatan akan adanya keguncangan bumi dan alam semesta. Di dalamnya juga perintah untuk memperbanyak amal sholih dan tidak meremehkan amal sekecil apapun alasannya akan ada yaumul hisab.

Seluruh fenomena alam yang terungkap pada kedua ayat tersebut merupakan sunnatullah atau aturan alam yaitu aturan yang berlaku sesuai dengan kodrat alam. Sehingga seluruh yang ada di alam semesta ini mengikuti kehendak Allah Swt, dan tak ada seorangpun yang mengetahui kapan berakhirnya kehidupan ini.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana kandungan ayat Al Qur’an Surat Al Qari’ah dan surat Al Zalzalah wacana fenomena alam. Kunjungilah selalu percetakanalquran.com semoga bermanfaat. Aamiin.