Kenapa tinta tersebut memiliki kecepatan pemisahan/penguraian paling cepat?

Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan Pemurnian

Laporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Larutan

Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi

Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri

Laporan Praktikum Kimia Dasar Laju Reaksi

Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur

Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat digunakan pada skala kecil seperti laboratorium.

Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan  kromatografi partisi. Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kertas.

Dalam kromatografi pemisahan komponen komponennya dapat kita lihat dengan cara menghitung faktor retensi (Rf). Rf itu sendiri adalah nilai dari pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarutnya. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis pelarutnya, suhu, sifat dari campuran itu sendiri, serta properti dari fase diamnya. Seperti misalnya dalam kromatografi kertas jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya.

Kromatografi memiliki peran besar dalam industri yang berbasiskan ilmu kimia terutama dalam bidang industri kimia seperti pembuatan pupuk, pestisida, dan insektisida seperti DDT di air tanah dan PCB (polychlorianated biphenyls). dikeluarkan dengan bantuan kromatografi lapis tipis.

Oleh karena itu perlu kita lakukan praktikum kali ini untuk mengetahui komponen-komponen dan dari tinta spidol biru hijau dan merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi dan mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas.

1.2  Tujuan Praktikum

  1. Untuk mengetahui jarak masing-masing benda setelah pelarut merembet ke atas.
  2. Untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi.
  3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana (Sastroamidjojo, 1985).

Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks (Chang, 2005).

Fase diam (Fase Stasioner) dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi (Rf) dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya (Basri,2003).

Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.) Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat.

2.) Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk selulosa.Kemudian dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organik

dan air.

3.) Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan pada.suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada.

4.) Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop

(Khopkar, 2008).

Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula (Basri, 2003).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf (Kromatografi kertas), Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Pelarut
Nilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi.

b) Suhu
Suhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.

c) Ukuran dari bejana
Redensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf.

d) Kertas
Pengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri.

e) Sifat dan CampuranBerbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.

(Chang, 2005).

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat – alat

  • Gelas kimia 100 Ml
  • Penjepit tabung Reaksi
  • Gunting
  • Penggaris
  • Pensil
  • Stopwatch
  • Bulb
  • Pipet volume 10 mL
  • Botol semprot

3.1.2 Bahan – bahan

  • Tinta spidol biru
  • Tinta spidol hijau
  • Tinta spidol merah
  • Kertas saring
  • Aquadest
  • Alkohol
  • n-heksana

3.2  Prosedur Percobaan

  1. Dipotong kertas persegi panjang (kertas saring) dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cm
  2. Diberi garis batas sekitar 1 cm dari batas bawah dan batas atas kertas
  3. Diberi noda (titik) titik spidol warna biru pada garis batas bawah.
  4. Dimasukkan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan aquadest yang tinnginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tercelup dengan aquadest
  5. Dibiarkan hingga aquadest merembes naik selama 3 menit, hingga 1 cm di bawah batas atas kertas, ambil dan keringkan.
  6. Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang terpisahkan.
  7. Dihitung harga Rf dari masing-masing noda.
  8. Diulangi langkah diatas untuk tinta warna hijau dan merah.
  9. Diulangi langkah diatas pula dengan menggunakan pelarut masing-masing    alkohol dan n-heksana.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

Kenapa tinta tersebut memiliki kecepatan pemisahan/penguraian paling cepat?

4.2 Perhitungan

4.2.1 Pelarut Aquadest

a. Tinta Biru

Noda Biru

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,777 \end{aligned}

Noda Ungu

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned}

b. Tinta Hijau

Noda Biru

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 934 \end{aligned}

Noda Hijau

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,739 \end{aligned}

Noda Kuning

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,326 \end{aligned}

c. Tinta Merah

Noda Merah Muda

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,155 \end{aligned}

Noda Jingga

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,444 \end{aligned}

4.2.2 Pelarut Alkohol

a. Tinta Biru

Noda Biru Muda

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,277 \end{aligned}

Noda Biru Tua

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned}

b. Tinta Hijau

Noda Biru Muda

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,882 \end{aligned}

Noda Hijau Muda

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,294 \end{aligned}

Noda Hijau Tua

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,588 \end{aligned}

c. Tinta Merah

Noda Merah Muda

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,7 \end{aligned}

Noda Jingga

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,25 \end{aligned}

4.2.3 Pelarut n-heksana

a. Tinta Biru

Noda Biru Tua

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned}

b. Tinta Hijau

Noda Hijau Tua

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned}

c. Tinta Merah

Noda Merah

\begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned}

4.3  Pembahasan

Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada percobaan dengan menggunakan tinta.

Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, digunakan warna merah, biru, dan hijau. Pada praktikum kali ini, dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan bahan pelarut aquades dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm. Serta telah diberi garis batas dengan jarak 1 cm dari batas bawah. Kemudian, diberi noda pada garis tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 3 menit. Pada percobaan pertama, tinta biru menghasilkan noda berwarna biru dan ungu. Tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru, hijau, dan kuning. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu, jingga, dan kuning. Pada percobaan kedua, dilakukan langkah langkah yang sama seperti pada percobaan pertama, namun dengan menggunakan alkohol sebagai pelarutnya. Pada percobaan kedua, tinta biru menghasilkan noda biru muda dan biru tua, tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru muda, hijau muda, dan hijau tua. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu dan jingga. Pada percobaan yang ketiga, Dilakukan langkah yang sama, dan n-heksana Yang berperan sebagai pelarutnya. Tinta biru menghasilkan noda berwarna biru, tinta hijau menghasilkan sudah berwarna hijau, dan tinta merah menghasilkan noda berwarna merah.

Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda biru sebesar 0,777, noda ungu sebesar 0,333. Pada tinta hijau dihasilkan Rf dari noda biru sebesar 0,934, noda hijau sebesar 0,739, dan noda kuning sebesar 0,326. Pada tinta merah, dihasilkan 3 Rf, Yang pertama noda merah jambu sebesar 0,155, noda jingga sebesar 0,444, dan noda kuning sebesar 0,666. Kedelapan Rf tadi merupakan Pelarut aquades. pada pelarut alkohol, Dihasilkan tujuh nilai Rf. Pada tinta biru, noda biru muda memiliki nilai Rf sebesar 0,277, dan noda biru tua sebesar 0,666. Pada tinta hijau, dihasilkan 3 Rf, yaitu noda biru muda sebesar 0,802, noda hijau muda sebesar 0,294, dan noda hijau tua sebesar 0,588. Pada pelarut n-heksana, diperoleh tiga harga Rf yaitu noda biru tua bernilai 0, noda hijau tua juga 0, dan noda merah memiliki Rf sebesar 0.

Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang non polar juga.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut:

a) Pelarutb) Ukuran dari bejanac) Kertas

d) Sifat dari campuran

Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil 10 ml larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk mengambil larutan.

Dalam praktikum kali ini, terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi yaitu tinta spidol merah, biru, dan hijau berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring sebagai tempat berjalannnya noda, aquades berfungsi sebagai pelarut, alkohol sebagai pelarut, & n-heksana juga berfungsi sebagai pelarut dalam percobaan kali ini.

Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan berbagai macam pelarut yang berbeda adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi.

Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah saat akan mencelupkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang sudah diisi dengan aquades 10 ml, kertas saring menempel pada dinding kelas kimia, sehingga pada saat aquades merembes naik ke atas kertas saring, komponen menyebar tidak merata dan hasilnya kurang akurat, sehingga praktikkan harus mengulang lagi proses mencelupkan kertas saring nya. Hal ini terjadi karena kurangnya berhati hati saat praktikum berlangsung.

BAB VPENUTUP

5.1  Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap kesimpulan sebagai berikut

  1. Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada pelarut aquades jarak pelarut yaitu 4,5 cm, 4,5 cm, dan 4,5 cm. Dengan jarak noda biru 3,5 cm dan 1,5 cm, noda hijau 4,3 cm, 3,4 cm, dan 1,5 cm, dan jarak roda merah 0,7 cm, 2 cm, dan 3 cm. Pada pelarut alkohol jarak pelarut yaitu 1,8 cm, 1,7 cm dan 2 cm. Dengan jarak noda biru 0,5 cm dan 1,2 cm, jarak noda hijau 1,5 cm, 0,5 cm, dan 1 cm, dan jarak noda merah 1,4 cm dan 0,5 cm. Pada pelarut n-heksana jarak larutan yaitu 2,1 cm 2,5 cm dan 1,9 cm. Dengan jarak noda biru 0 cm, noda hijau 0 cm, dan noda merah 90 cm.
  2. Karena tinta spidol bersifat polar maka semakin polar pelarut maka akan semakin mudah larut dan jarak migrasi komponen akan semakin jauh. Hal ini dikarenakan prinsip like dissolves like pada pelarut dan zat tinta bila noda tinta dan pelarut memiliki sifat sama polar atau nonpolar maka jarak yang ditempuh mobil terhadap laut akan semakin jauh.
  3. Pada prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas. Dimana like dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam.

5.2  Saran

Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya kita dapat menerapkan metode kromatografi yang seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom.

DAFTAR PUSTAKA

Basri, S.2003. Kamus Kimia. Kineka Cipta: Jakarta.

Chang, R.2005. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press: Bandung. Sastroamidjojo, H.1985. Kromatografi. Liberty: Jakarta.