Kementerian perhubungan menetapkan enam trayek angkutan laut berjadwal yang dikenal sebagai tol laut

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memberikan penugasan kepada dua badan usaha milik negara (BUMN), yakni Pelni dan ASDP IndonesiaFerry, dalam penyelenggaraan Tol Laut pada 2018.

Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut, Dwi Budi Sutrisno, mengatakan sebanyak enam trayek bakal ditugaskan kepada Pelni, yaitu trayek T-2, T-4, T6, T-13, T14 dan T15, sedangkan untuk untuk ASDP Indonesia Ferry di dua trayek, yakni T-1 dan T-3.

KseSSementa""'''"aaaadfff"Adapun perusahaan pelayaran swasta diberikan kesempatan untuk trayek T-5, T-7, T-8, T-9, T-10, T-11 dan T-12 melalui mekanisme pelelangan umum," tutur Dwi Budi dalam siaran pers, Senin, 29 Januari 2018.

Baca juga: Kemenhub Tugaskan Pelni dan ASDP untuk Program Tol Laut

Berikut daftar 15 trayek Tol Laut di tahun 2018:

T-1: Teluk Bayur - P. Nias (Gn. Sitoli) - Mentawai (Sikakap) - P. Enggano - Bengkulu pp

T-2: Tanjung Priok - Tanjung Batu - Blinyu - Tarempa - Natuna (Selat Lampa) - Midai - Serasan - Tanjung Priok

T-3: Tanjung Perak - Belang-Belang - Sangatta - Nunukan - Pulau Sebatik (Sungai Nyamuk) - Tanjung Perak

T-4 (kapal utama): Tanjung Perak - Makassar - Tahuna - Tanjung Perak; (kapal penghubung): Tahuna - Kahakitang - Buhias - Tagulandang - Biaro - Lirung - Melangone - Kakorotan - Miangas - Marore - Tahuna

T-5 (kapal utama): Tanjung Perak - Makassar - Tobelo - Tanjung Perak; (kapal penghubung): Tobelo - Maba - P.Gebe - Obi - Sanana - Tobelo

T-6: Tanjung Perak - Tidore - Morotai - Tanjung Perak

T-7: Tanjung Perak - Wanci - Namlea - Tanjung Perak

T-8 (kapal utama): Tanjung Perak - Biak - Tanjung Perak; (kapal penghubung): Biak - Oransbari - Waren - Teba - Sarmi - Biak

T-9: Tanjung Perak - Nabire - Serui - Wasior - Tanjung Perak

T-10: Tanjung Perak - Fak Fak - Kaimana - Tanjung Perak

T-11 (kapal crossing): Tanjung Perak - Timika - Agats - Merauke - Tanjung Perak

T-12: Tanjung Perak - Saumlaki - Dobo - Tanjung Perak

T-13: Tanjung Perak - Kalabahi - Moa - Rote (Ba'a) - Sabu (Biu) - Tanjung Perak

T-14: Tanjung Perak - Larantuka - Adonara (Terong) - Lewoleba - Tanjung Perak

T-15: Tanjung Perak - Kisar (Wonreli) - Namrole - Tanjung Perak

Penugasan Tol Laut ini merupakan penugasan lanjutan bagi Pelni dan penugasan perdana bagi ASDP. Dwi Budi mengatakan penugasan akan diberikan untuk angkutan barang dan angkutan ternak.

BISNIS

Oleh:

kapal/penumpang/pelni.blogspot.co.id Kapal Penumpang Pelni Ciremai

Bisnis.com, JAKARTA -- PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) kembali mendapat penugasan program Tol Laut dengan enam trayek pada 2018.

Penugasan tersebut tertuang dalam Surat Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubugan Laut Nomor : AL.307/1/I/DTPL-18 tanggal 19 Februari 2018. ]

Corporate Secretary Pelni, Ridwan Mandaliko mengatakan Pelni akan mengangkut barang-barang prioritas ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan.

Distribusi barang-barang penting ditujukan guna menjamin keteresdiaan barang dan mengurangi disparitas harga. “Barang prioritas pertama yang dimuat adalah beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, dan semen," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (20/2/2018).

Dia menerangkan, barang prioritas kedua yang bisa diangkut mencakup bahan kebutuhan pokok, seperti kedelai dan bahan baku tempe, cabe, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Selanjutnya ikan segar mencakup bandeng, ikan kembung dan tuna, tongkol, cakalang.

Sementara itu, barang prioritas ketiga antara lain padi, jagung, pupuk, Elpiji ukuran 3 kg, triplek, besi baja konstruksi dan baja ringan. Menurut Ridwan, pengguna jasa subsidi Tol Laut didominasi oleh badan usaha milik negara (BUMN) yang mendapat penugasan oleh Menteri Perhubungan untuk membeli dan mendistribusikan barang kebutuhan pokok.

BUMN yang mengemban tugas tersebut yakni PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), Perum BULOG, PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), PT. Semen Indonesia (Persero), dan PT. Pos Logistik Indonesia. Selanjutnya PT. Pertamina (Persero), PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Perum DAMRI. Anak usaha empat BUMN kepelabuhanan juga mendapat tugas serupa.

Ridwan menambahkan, guna memantau distribusi barang kebutuhan pokok, penggunaan ruang muat bersubsidi oleh pihak selain BUMN harus mendapat rekomendasi dari Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan dan Dinas Perdagangan Daerah 3TP tujuan barang.

Di sisi lain, Pelni segera melaksanakan Notice Of Readiness (NOR) untuk enam trayek Tol Laut yang ditugaskan pada perseroan. Enam trayek tersebut yakni T-2, T-4, T-6, T-13, T-14, dan T-15. Untuk diketahui, di 2018 pola operasi Tol Laut menggunakan skema pengumpul dan pengumpan atau hub and spoke..

Berikut rute pada masing-masing trayek :

1. Trayek T-2 melayani Tanjung Priok-Tanjung Batu-Belinyu-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Tanjung Priok dengan armada KM. Caraka Jaya Niaga III-4.

2. Trayek T-4 melayani Tanjung Perak-Makasar-Tahuna PP dengan KM. Logistik Nusantara 1 dan Trayek Feeder melayani Tahuna-Kahaktuang-Burias-Tagulandang-Blaro-Lirung-Melongoane-Miangas-Marore dengan KM. Kandhaga Nusantara 1.

3. Trayek T-6 melayani Tanjung Perak-Tidore-Morotai-PP dengan KM. Caraka Jaya Niaga III-2.

4. Trayek T-13 melayani Kalabahi-Moa-Rote (Baa)-Sabu (Bu) PP dengan KM. Logistik Nusantara 3.

5. Trayek T-14 melayani Tanjung Perak-Lewoleba-Adonara/Tenong-Larantuka PP dengan KM. Logistik Nusantara 4

6. Trayek T-15 melayani Tanjung Perak-Kisar-Namrole-PP dengan KM. Logistik Nusatara 2

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Kementerian perhubungan menetapkan enam trayek angkutan laut berjadwal yang dikenal sebagai tol laut

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan 6 trayek angkutan laut berjadwal atau familiar disebut 'tol laut' gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan beroperasinya 6 trayek ini, Kemenhub akan membiayai operasional kapal pembawa barang yang berlayar secara terjadwal. Trayek ini akan menghubungkan pelabuhan besar dan kecil di penjuru negeri."Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok," kata Dirjen Perhubungan Laut Bobby M. Mamahit dalam siaran pers, Jumat (30/10/2015). Untuk merealisasikan pengoperasian trayek ini, Kemenhub menunjuk PT Pelni (Persero) sebagai operator. Pelni akan mengoperasikan 6 kapal barang untuk berlayar ke 6 rute."Pemerintah memberikan penugasan kepada penyedia jasa angkutan laut untuk menyelenggarakan kewajiban pelayanan kepada masyarakat dalam hal ini pelaksanaannya ditugaskan kepada Pelni," jelasnya.Pelni akan memperoleh subsidi alias Public Service Obligation (PSO) senilai Rp 257 miliar untuk menjalankan penugasan itu."Kemenhub mengusulkan anggaran biaya subsidi untuk pelaksanaan program tol laut melalui DIPA tanggal 20 Oktober 2015, dengan besaran subsidi senilai Rp 257.907.959.000 untuk 6 unit kapal," sebutnya.Keenam jaringan trayek 'tol laut' tersebut antara lain:1. Tanjung Perak (Jawa Timur) – Tual (Maluku) – Fakfak (Papua Barat) – Kaimana (Papua) – Timika (Papua) – Kaimana – Fak-Fak – Tual – Tanjung Perak2. Tanjung Perak – Saumlaki (Maluku) – Dobo ­(Maluku) – Merauke (Papua) – Dobo – Saumlaki – Tanjung Perak3. Tanjung Perak – Reo (Nusa Tenggara Timur/NTT) – Maumere (NTT) – Lewoleba (NTT) – Rote (NTT) – Sabu (NTT) – Waingapu (NTT) – Sabu – Rote – Lewoleba – Maumere – Reo – Tajung Perak4. Tanjung Priok (DKI Jakarta) – Biak (Papua) – Serui (Papua) – Nabire (Papua) – Wasior (Papua Barat) – Manokwari (Papua Barat) – Wasior – Nabire – Serui – Biak – Tanjung Priok5. Tanjung Priok – Ternate (Maluku Utara) – Tobelo (Maluku Utara) – Babang (Maluku Utara) – Tobelo – Ternate – Tanjung Priok6. Tanjung Priok – Kijang (Kepulauan Riau) – Natuna (Kepulauan Riau) – Kijang – Tanjung Priok

(feb/ang)

Kementerian perhubungan menetapkan enam trayek angkutan laut berjadwal yang dikenal sebagai tol laut
Kementerian perhubungan menetapkan enam trayek angkutan laut berjadwal yang dikenal sebagai tol laut
kapal kontainer [foto: pico]Jakarta – Selama ini, angkutan laut khususnya ke kawasan timur Indonesia belum memiliki jadwal yang tetap. Hal ini kemudian berdampak pada harga barang di kawasan tersebut yang cenderung lebih mahal.

Hal itu kemudian yang menjadi latar belakang munculnya gagasan tol laut yang diusung oleh Presiden Joko Widodo. Kini, upaya melancarkan program tersebut terus dilakukan dan baru-baru ini, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan 6 trayek angkutan laut berjadwal.

“Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara,” kata Dirjen Perhubungan Laut Bobby M. Mamahit dalam siaran pers, seperti dilansir DetikCom, (30/10).

Menurutnya, dengan beroperasinya 6 trayek ini, maka pihaknya akan membiayai operasional kapal pembawa barang yang berlayar secara terjadwal.

“Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa trayek ini akan menghubungkan pelabuhan besar dan kecil di penjuru negeri. Dan untuk merealisasikan pengoperasian trayek ini, pihaknya telah menunjuk PT Pelni (Persero) sebagai operator.

“Pelni akan mengoperasikan 6 kapal barang untuk berlayar ke 6 rute,” sambungnya.

Adapun keenam trayek tersebut adalah (1) Tanjung Perak (Jawa Timur) – Tual (Maluku) – Fakfak (Papua Barat) – Kaimana (Papua) – Timika (Papua) – Kaimana – Fak-Fak – Tual – Tanjung Perak. (2) Tanjung Perak – Saumlaki (Maluku) – Dobo (Maluku) – Merauke (Papua) – Dobo – Saumlaki – Tanjung Perak. (3) Tanjung Perak – Reo (Nusa Tenggara Timur/NTT) – Maumere (NTT) – Lewoleba (NTT) – Rote (NTT) – Sabu (NTT) – Waingapu (NTT) – Sabu – Rote – Lewoleba – Maumere – Reo – Tajung Perak. (4) Tanjung Priok (DKI Jakarta) – Biak (Papua) – Serui (Papua) – Nabire (Papua) – Wasior (Papua Barat) – Manokwari (Papua Barat) – Wasior – Nabire – Serui – Biak – Tanjung Priok. (5) Tanjung Priok – Ternate (Maluku Utara) – Tobelo (Maluku Utara) – Babang (Maluku Utara) – Tobelo – Ternate – Tanjung Priok. (6) Tanjung Priok – Kijang (Kepulauan Riau) – Natuna (Kepulauan Riau) – Kijang – Tanjung Priok. (as)